Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BP.

F DI RT 000 RW 00 DESA BAMBU, DUSUN SALULAYANG

KECAMATAN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

OLEH : JOIS

NIM : 111200150059

PROGRAM STUDI
SI. KEPERAWATAN 2020
UNIVERSITAS WALLACEA
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengertian ISPA

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan
saluran pernafasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang host, apabila
ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Penyakit ISPA ini paling banyak di temukan pada anak di bawah lima tahun karena
pada kelompok usia ini adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai
penyakit. (Karundeng Y.M, et al. 2016)

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran
napas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan andeksanya, seperti sinus, rongga
telinga tengah, dan pleura. ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari. Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada balita dan anak-anak mulai dari ISPA ringan
sampai berat. ISPA yang berat jika masuk kedalam jaringan paru-paru akan menyebabkan Pneumonia. Pneumonia
merupakan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak (Jalil, 2018).

B. Etiologi ISPA

Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa bakteri dari genus streptokokus, stafilokokus, pneumokokus,
hemofillus, bordetella, dan korinebakterium dan virus dari golongan mikrovirus (termasuk didalamnya virus para influenza
dan virus campak), adenoveirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus ke dalam tubuh manusia melalui partikel udara
(droplet infection). Kuman ini akan melekat pada sel epitel hidung dengan mengikuti proses pernapasan maka kuman tersebut
bisa masuk ke bronkus dan masuk ke saluran pernapasan yang mengakibatkan demam, batuk, pilek, sakit kepala dan
sebagainya. (Marni,2014)

Selain bakteri dan virus ISPA juga dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu kondisi lingkungan (polutan udara seperti
asap rokok dan asap bahan bakar memasak, kepadatan anggota keluarga, kondisi ventilasi rumah kelembaban, kebersihan,
musim, suhu), ketersediaan dan efektifitas pelayanan kesehatan serta langkah-langkah pencegahan infeksi untuk pencegahan
penyebaran (vaksin, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas ruang isolasi), faktor penjamu (usia, kebiasaan
merokok, kemampuan penjamu menularkan infeksi, status gizi, infeksi sebelumnya atau infeksi serentak yang disebabkan
oleh pathogen lain, kondisi kesehatan umum) dan karakteristik pathogen (cara penularan, daya tular, faktor virulensi misalnya
gen, jumlah atau dosis mikroba). (WHO,2007:12).

C. Patofisiologi ISPA

Menurut Amalia Nurin, dkk, (2014) Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :

1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa.

2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan
daya tahan sebelumnya rendah.

3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit, timbul gejala demam dan batuk.

4. Tahap lanjut penyaklit, dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh dengan atelektasis, menjadi kronis
dan meninggal akibat pneumonia.

Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem
pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di
udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak
mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi. Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya
telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
12 keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara),
sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau lebih). Makrofag banyak terdapat di alveoli dan akan
dimobilisasi ke tempat lain bila terjadi infeksi. Asap rokok dapat menurunkan kemampuan makrofag membunuh bakteri,
sedangkan alkohol akan menurunkan mobilitas sel-sel ini.

Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A. Antibodi ini banyak ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi
ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita yang rentan
(imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi.
Penyebaran infeksi pada ISPA dapat melalui jalan hematogen, limfogen, perkontinuitatum dan udara nafas.
D. Menifestasi Klinis ISPA

Gambaran klinis secara umum yang sering didapat adalah rinitis, nyeri tenggorokan, batuk dengan dahak kuning/ putih
kental, nyeri retrosternal dan konjungtivitis. Suhu badan meningkat antara 4-7 hari disertai malaise, mialgia, nyeri kepala,
anoreksia, mual, muntah dan insomnia. Bila peningkatan suhu berlangsung lama biasanya menunjukkan adanya penyulit.
(Suriani, 2018).

Gambaran klinis secara umum yang sering didapat adalah rinitis, nyeri tenggorokan, batuk dengan dahak kuning/ putih kental,
nyeri retrosternal dan konjungtivitis. Suhu badan meningkat antara 4-7 hari disertai malaise, mialgia, nyeri kepala, anoreksia, mual,
muntah dan insomnia. Bila peningkatan suhu berlangsung lama biasanya menunjukkan adanya penyulit. (Suriani, 2018)

Gejala ISPA berdasarkan tingkat keparahan adalah sebagai berikut Rosana (2016):

a. Gejala dari ISPA ringan Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala
sebagai berikut :

1) Batuk.

2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (pada waktu berbicara atau menangis).

3) Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.

4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37°C atau jika dahi anak diraba dengan punggung tangan terasa panas.

b. Gejala dari ISPA sedang Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan
disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :

1) Pernapasan cepat (fast breathing) sesuai umur yaitu: untuk kelompok umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas
60 kali per menit atau lebih untuk umur 2 -< 5 tahun.

2) Suhu tubuh lebih dari 39°C.

3) Tenggorokan berwarna merah.


4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.

5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.

6) Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).

c. Gejala dari ISPA berat Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan
atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :

1) Bibir atau kulit membiru.

2) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.

3) Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah.

4) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.

5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.

6) Tenggorokan berwarna merah.

E. Penatalaksanaan ISPA

Terapi untuk ISPA atas tidak selalu dengan antibiotik karena sebagian besar kasus ISPA atas disebabkan oleh
virus. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) atas yang disebabkan oleh virus tidak memerlukan antiviral, tetapi
cukup dengan terapi suportif.

a. Terapi Suportif Berguna untuk mengurangi gejala dan meningkatkan performa pasien berupa nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin.

b. Antibiotik Hanya digunakan untuk terapi penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, idealnya
berdasarkan jenis kuman penyebab, utama ditujukan pada pneumonia, influenza, dan aureus. (Kepmenkes
RI, 2011)
F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang lazim dilakukan adalah :

a. Pemeriksaan kultur/biakan kuman (swab) : hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai jenis kuman

b. Pemeriksaan hidung darah (deferential count) : laju endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa
juga disertai dengan adanya thrombositopenia

c. Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan (Saputro, 2013)

G. Komplikasi

Penyakit ini sebenarnya merupakan self limited disease, yang sembuh sendiri 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman
lainnya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis paranasal, penutupan tuba eusthacii dan penyebaran infeksi.
(Windasari, 2018)

a. Sinusitis paranasal

Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar karena pada bayi dan anak kecil sinus paranasal belum tumbuh. Gejala
umum tampak lebih besar, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya didaerah sinus frontalis dan
maksilaris. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan foto rontgen dan transiluminasi pada anak besar.

b. Penutupan tuba eusthachii.

Tuba eusthachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat menembus langsung kedaerah telinga tengah dan
menyebabkan otitis media akut (OMA). Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan yang tinggi
(hiperpireksia) kadang menyebabkan kejang demam.
c. Penyebaran infeksi.

Penjalaran infeksi sekunder dari nasofaring kearah bawah seperti laryngitis, trakeitis, bronkitis dan
bronkopneumonia. Selain itu dapat pula terjadi komplikasi jauh, misalnya terjadi meningitis purulenta.

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

b. Usia

c. Jenis Kelamin

d. Alamat

2. Analisa Data.

Dari hasil pengkajian kemudian data terakhir dikelompokkan lalu dianalisa data sehingga dapat ditarik kesimpulan masalah
yang timbul dan dapat dirumuskan diagnosa masalah.

3. Diagnosa Keperawatan.

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons pasien terhadap suatu masalah kesehatan atau
proses kehidupan yang didalamnya baik berlangsung aktual maupun potensial yang bertujuan untuk mengidentifikasi respon
pasien baik individu, keluarga ataupun komunitas, terhadap situasi yang berkaitan mengenai kesehatan.

4. Intervensi Keperawatan.

Keperawatan Intervensi Keperawatan yang digunakan pada pasien ISPA menggunakan perencanaan keperawatan menurut
(SIKI) standar intervensi keperawatan Indonesia serta untuk tujuan dan kriteria hasil menggunakan standar luaran keperawatan
Indonesia (SLKI). (Tim Pokja SLKI, 2018).
5. Implementasi Keperawatan.

Implementasi adalah proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Sebelum
mengimplementasikan intervensi keperawatan, gunakan pemikiran kritis untuk menentukan ketepatan intervensi terhadap situasi
klinis. Persiapan proses implementasi akan memastikan asuhan keperawatan yang efisien, aman, dan efektif. Lima kegiatan
persiapan tersebut adalah pengkajian ulang, meninjau dan merevisi rencana asuhan keperawatan yang ada, mengorganisasikan
sumber daya dan pemberian asuhan, mengantisipasi dan mencegah komplikasi, serta mengimplementasikan intervensi
keperawatan. (Potter & Perry, 2010).

6. Evaluasi.

Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil
meningkatkan kondisi klien. Selama evaluasi, lakukan berfikir kritis dalam membuat keputusan dan mengarahkan asuhan
keperawatan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien. Pencapaian tujuan keperawatan dilakukan dengan membandingkan antara
respon klien dengan hasil yang diharapkan. (Potter & Perry,2010)
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BP. F DI RT 000 RW 00 DESA BAMBU, DUSUN SALULAYANG

KECAMATAN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

OLEH : JOIS

NIM : 111200150059

PROGRAM STUDI
SI. KEPERAWATAN 2020
UNIVERSITAS WALLACEA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BP. F DI RT 000 RW 00 DESA BAMBU, DUSUN SALULAYANG

KECAMATAN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

I. DATA UMUM
1. Nama KK : Bp. F
2. Usia : 30 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Pekerja Swasta
5. Alamat : Jl. Trans Mamuju-Kalukku
6. Komposisi anggota keluarga :

No Nama Jenis Hub dg TTL / Pendidikan Pekerjaan Status


Kelamin KK Umur Imunisasi

1. Bp.F Laki-laki Suami/KK 30 tahun SMP Wiraswasta Tidak tahu

2. Ibu.J Perempuan Isteri 28 tahun SMP IRT Tidak tahu

3. Anak P Laki-laki Anak 8 tahun SD Pelajar BlmLengkap

4. Anak S Laki-laki Anak 3 tahun Belum - Lengkap


sekolah

Genogram :

50th 6666
55thn Keterangan gambar :
n ttht
th hn
Perempuan

30th 28th Laki-laki

8th 3th Tinggal Serumah

7. Tipe Keluarga
Keluarga Bp.F adalah tipe keluarga inti, yaitu ayah, ibu dan anak

8. Suku
Keluarga Bp.F adalah suku Sunda, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, kadang-kadang bahasa Sunda, karena
memang berasal dari Bogor, isterinya (Ibu J) juga dari suku yang sama. Bp F dan Ibu J mempunyai pola makan yang
biasa ada di daerah Bogor, yaitu lauk pauk dan sayur. Bp F dan ibu J jarang mengikuti kerja bakti dan pengajian meskipun
rumahnya dekat dengan pos karang taruna dan musholla, karena harus mengurus kedua anaknya. Kebiasaan dalam
keluarga apabila ada yang sakit, maka berobat ke puskesmas ataupun langsung membeli obat di warung, misalnya kalau
anaknya batuk pilek

9. Agama
Keluarga menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban sholat lima waktu, kadang-kadang mereka sholat
berjamaah Semua aktifitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama Islam.

10. Status Sosial ekonomi keluarga


Ibu J mengatakan penghasilan suaminya di bawah Rp.600.000,- cukup untuk keperluan sehari-hari,meskipun kadang-
kadang dirasa kurang cukup,kel.tidak mempunyai tabungan, bila kekurangan kel. biasanya meminta bantuan kepada
orang tuanya.

11. Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluarga, biasanya hanya menonton televisi sambil bercerita.
Untuk saling kunjungan ke keluargapun jarang dilakukan, kecuali bila ada acara penting

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dengan anak usia sekolah dengan tugas perkembangan keluarga :
a. Menyatukan masing-masing dengan anggota keluarga meliputi ruangan ( kamar ), dan keamanan. Saat ini anak masih
tidur dengan orangtua, karena kondisi rumah yang memungkinkan kamar ditambah lagi.
b. Menyatukan keinginan anak-anak yang berbeda. Ibu J mengatakan jarak kelahiran anknya cukup/sesuai, sehingga
mereka jarang berantem/berkelahi dan bisa bermain bersama
c. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga, komunikasi suami isteri tidak ada masalah dan hubungan
dalam keluarga Bp F baik

13. Tahap Perkembangan dalam Keluarga yang Belum Terpenuhi


Anak masih tidur dalam satu kamar dengan orang tua. Ibu mengakui bahwa anak P kurang diperhatikan dalam
pertumbuhannya (stimulasi tumbuh kembang) karena ibu sibuk berjualan kue/gorengan untuk membantu suaminya yang
belum mendapat pekerjaan.

14. Riwayat Keluarga Inti


Ibu mengatakan bahwa waktu di SMP pernah satu sekolah dengan suami, dan suami adalah pilihan sendiri serta disetujui
oleh orang tua dan akhirnya menikah.

15. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Riwayat orang tua dari pihak suami/isteri tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai, pemabuk, ataupun berjudi.
III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
16.1 Perumahan
16.1.1 Jenis rumah : Semi permanen
16.1.2 Luas Bangunan : 30 m2
16.1.3 Status rumah : Milik pribadi
16.1.4 Atap rumah : Genteng
16.1.5 Ventilasi rumah : Tidak ada
16.1.6 Cahaya sedikit yang masuk ke dalam rumah
16.1.7 Penerangan : Listrik
16.1.8 Lantai : Ubin
16.1.9 Kondisi rumah cukup bersih meskipun kecil dan kurang ventilasi

16.2 Denah Rumah

dapur
8 5m
Pintu Ruang
masuk keluarg
a
kamar
k kmrwcmandi/w
rmm
mndi
keluarg
6m
aaa

kelurga
16.3 Pengolahan sampah
16.3.1 Keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah terbuka
16.3.2 Pengolahan sampah rumah tangga diambil petugas
16.4 Sumber air
16.4.1 Sumber air yang digunakan oleh keluarga : pompa tangan
16.4.2 Sumber air minum yang digunakan keluarga : pompa tangan
16.5 Jamban keluarga
16.5.1 Keluarga mempunyai WC sendiri
Jenis jamban keluarga : leher angsa
16.5.2 Jarak sumber air dengan penampungan tinja : < 10 m
16.6 Pembuangan air limbah
16.6.1 Keluarga mempunyai air pembuangan limbah, dibuang ke saluran air (selokan) yang ada di depan rumah
16.7 Fasilitas social dan fasilitas kesehatan
16.7.1 Perkumpulan social dalam kegiatan di masyarakat setempat : karang taruna, pengajian
16.7.2 Fasilitas kesehatan yang ada : puskesmas
16.7.3 Keluarga kadang-kadang menggunakan fasilitas puskesmas
16.7.4 Fasilitas kesehatan tersebut jaraknya terjangkau oleh keluarga.

17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Rt 002 Rw 09 berpenduduk cukup padat, khusus tetangga Bp F sebagian besar berjualan gado-gado dan gorengan,
walaupun ada yang bekerja sebagai pegawai dan guru ngaji. Keluarga Bp F tinggal di satu blok, dekat dengan pasar dan
musholla dimana terdapat 15 rumah dan sebagian besar masih berstatus keluarga/saudara berasal dari daerah yang sama.
Kehidupan antar tetangga terjalin akrab dan saling mengunjungi.

18. Mobilitas Geografi Keluarga


Keluarga Bp.F pada awal menikah pernah tinggal di rumah kontrakan, dan karena mendapat warisan orang tua Ibu J,
akhirnya membeli rumah tersebut sampai mempunyai anak kedua.
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Bp F tidak aktif untuk kegiatan di wilayahnya karena bekerja di bengkel kadang-kadang sampai larut malam baru pulang,
dan Ibu J tidak mengikuti arisan karena menurutnya lebih baik digunakan untuk kepentingan sehari-hari.

20. Sistem Pendukung Keluarga


Keluarga Bp F tinggal tidak jauh dari rumah orang tuanya, dan merasa sangat terbantu apabila ada kebutuhan yang
mendesak bisa dibantu oleh orang tuanya yang mempunyai warung klontong.

IV. Struktur Keluarga


21. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam kegiatan Bp F apabila ada masalah didiskusikan bersama Ibu B, dan
terkadang minta nasihat dari orang tua. Dalam keluarga bebas menyatakan keputusan, dan pernyataan keputusan adalah
Bp F sebagai kepala keluarga dengan cara diskusi.
22. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Bp F saling menghargai satu sama lain dan saling mendukung. Bp A dan Ibu J mampu untuk merawat diri
sendiri, karena kondisi tubuh mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk anak P dan anak S apabila sedang sakit
sering dibantu oleh orang tua Bp F. Apabila ada masalah ibu J diskusi dengan suami dan juga minta nasihat kepada orang
tua.
23. Struktur Peran (Formal dan Informal)
Bp F adalah kepala keluarga dan bekerja di bengkel sejak pagi sampai malam hari untuk mencari nafkah, apabila ada di
rumah turut membantu mengasuh kedua anaknya.
Ibu J adalah seorang ibu rumah tangga dan merawat kedua anaknya dan kadang-kadang membantu suami dengan berjualan
gorengan.
Dalam melkukan peran masing-masing tidak ada masalah.

24. Nilai dan norma Budaya


Keluarga Bp.F menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran islam dan mengharapkan kedua anaknya nanti menjadi
anak yang taat dalam menjalankan agama. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum
makan.

V. Fungsi Keluarga
25. Fungsi Afektif
Semua keluarga Bp.F saling menyayangi satu sama lain, tempat tinggal saudara saling berdekatan, kakak-kakak dan ibu
J bersebelahan tinggalnya. Apabila ada yang menderita sakit mereka saling membantu apabila terjadi kesusahan, bantuan
berupa pinjaman dana.
26. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bp.F menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain,mereka membiasakan anak-anak mereka bermain
dengan temannya.
27. Fungsi Perawatan Kesehatan
- Ibu J mengatakan anak P sering batuk pilek. Untuk keadaan saat ini batuk pilek terjadi selama satu minggu, ibu J
mengatakan anak P tidak panas sehingga ibu J merasa tenang dan tidak perlu berobat. Karena sudah sering batuk pilek
ibu mengaku sudah terbiasa dengan kondisi tersebut. Apabila demam biasanya dikompres dan bila kondisi panas baru
ibu J membeli obat panas di warung. Ibu mengatakan belum mengetahui anaknya sering batuk pilek. Ibu mengatakan
pernah disarankan oleh tetangganya untuk diberikan perasan jeruk nipis dan kecap kemudian diteteskan di mulut
anaknya dan hal ini dilakukan pada anaknya, mengenai ukuran pemberian ibu lupa. Tetapi biasanya didiamkan saja
dan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, ibu J mengatakan apabila batuk pileknya hebat barulah dibawa ke
puskesmas. Ibu J menanyakan bagaiman cara mencegah batuk pilek yang terjadi pada anaknya.
Ibu mengatakan anak S tangannya terasa gatal-gatal juga di aderah sekitar leher. Ibu mengatakan pernah berobat dan
dikatakan alergi. Setelah berobat tidak ada perubahan, sehingga ibu J sudah malas lagi untuk berobat. Ibu mengakui
bahwa handuk yang dipakai mandi anaknya dipakai bersama-sama, karena dapat mengurangi cucian dan tidak
mengetahui kalau hal itu dapat menyebabkan gatal-gatal, ibu mengatakan biasanya diberikan bedak gatal biasa beli di
warung.
VI. Stress dan koping keluarga
28. Stressor jangka pendek
Keluarga mengakui bahwa anak P sering batuk pilek dan berharap supaya cepat sembuh. Ibu J mengatakan ingin berusaha
sendiri tanpa merepotkan orang tua dan saudara yang lain.

29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah


Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami. Apabila perlu nasihat biasanya keluarga bapak F
minta nasihat orang tuanya yang tinggal tidak jauh dari orang tuanya.
30. Strategi koping yang digunakan
Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam keluarga sehingga masukan dari keluarga (terutama
orang tua) dapat membantu menyelesaikan masalahnya.
31. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga mengatasi masalah secara maladaptive.

VII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


Keluarga menyatakan merasa senang dengan kehadiran perawat dan berharap dapat membantu keluarga mencegah penyakit
pada keluarga
VIII. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Anak P Anak S Ibu J Bapak F

• Kepala Rambut:hitam, Rambut:hitam, Rambut:hitam, Rambut:hita


bersih, tdk ada bersih, tdk ada bersih m, bersih
benjolan benjolan
• Tanda2 N : 88x/menit N : TD : 120/80 TD : 120/70
vital Rr : 28x/menit 100x/menit mmHg mmHg
Sh : 370C Rr : N : 84x/menit N 80x/menit
30x/menit Sh Rr : 20x/menit Rr:24x/meni
: 360 Sh : 36,50C t Sh : 360C
• BB, TB BB : 20 kg BB : 14 kg BB : 58 kg BB :70 kg
TB : 115 cm TB : 95 cm TB : 155 cm TB : 165 cm
• Mata Tdk anemis, tdk Tdk anemis, Tdk anemis Tdk anemis
ada sekret tdk ada secret
• Hidung Ada sekret, Tidak Tidak Tidak
warna bening bersekret bersekret bersekret
• Mulut Mukosa lembab, Mukosa Mukosa Mukosa
sakit menelan lembab, tidak lembab lembab
ada stomatitis
• Leher Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
benjolan, ada benjolan, tdk benjolan,tdk benjolan,
pembesaran ada ada tdk ada
kelenjar limfe pembesaran pembesaran pembesaran
kel.limfe, kel.limfe kel.limfe
gatal2.
• Dada Bunyi jantung & Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi
paru normal & paru normal & paru normal jantung &
paru normal
• Abdome Tdk ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
n kembung kembung kembung kembung
• Tangan Tidak ada Bintik2 Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, merah, gatal- keluhan keluhan
turgor baik gatal.
• Kaki Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkaka pembengkakan pembengka
turgor baik n, turgor baik , turgor baik kan, turgor
baik
• Keluhan Sakit menelan - - -
umum

ANALISA DATA

NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. DS :
▪ Ibu mengatakan anak P sering batuk pilek Ketidak efektifan bersihan
▪ Batuk pilek saat ini terjadi selama 1 minggu jalan nafas pada keluarga
▪ Ibu mengatakan anak P tidak demam sehingga bapak F, khususnya anak P bd
merasa tenang dan tidak perlu berobat KMK merawat anggota
▪ Ibu mengatakan apabila anak P batuk pilek tanpa keluarga dengan ISPA
demam biasanya didiamkan saja dan biasanya
dapat sembuh sendiri
▪ Ibu menanyakan anaknya mengapa sering batuk
pilek
▪ Ibu J mengatakan pernah memberikan perasan
jeruk nipis dan kecap kepada anaknya apabila
batuk pilek, diberikan dengan cara diteteskan,
ukuran pemberian ibu lupa
▪ Ibu J mengatakan suaminya mempunyai
kebiasaan merokok ½ bungkus setiap hari
termasuk di dalam rumah
▪ Ibu mengatakan anak P suka sekali minum es
▪ Anak P mengatakan sakit tenggorokan saat
menelan

DO :
▪ Tanda-tanda vital :
N : 88x/menit
Rr : 28x/menit
Sh : 370C
▪ Hidung : ada secret, warna bening
▪ Leher : ada pembesaran kelenjar limfe

2. DS : Gangguan integritas kulit pada


• Ibu mengatakan bahwa tangan anak S terasa kel Bapak F, khususnya anak
gatal-gatal juga di daerah sekitar leher S bd KMK merawat anggota
• Ibu pernah mengatakan anak S pernah berobat keluarga dengan Milliaria
dan dikatakan alergi (biang keringat)
• Ibu mengakui bahwa handuk yang dipakai untuk
mandi dipakai bersama-sama dengan
orangtuanya
• Ibu mengatakan anaknya biasanya diberikan
bedak gatal biasa beli di warung.

DO :
• Tampak merah-merah pada tangan dan bintik-
bintik, juga pada daerah leher

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga bapak F adalah :

✓ Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga bapak F, khususnya pada anak P b.d KMK merawat anggota
keluarga dengan ISPA
✓ Gangguan integritas kulit; gatal gatal pada keluarga bapak F, khususnya pada anak S bd KMK merawat anggota keluarga
dengan Milliaria (biang keringat).

SKORING
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga bapak F, khususnya pada anak P b.d KMK merawat anggota
keluarga dengan ISPA
NO KRITERIA BOBO SKORE PEMBENARAN
T
1. Sifat masalah : 1 3/3 x 1 = 1 Masalah batuk pilek
aktual pada anak P sdh sering
terjadi
2. Kemungkinan 2 2/2x2 = 2 Masalah ini dapat
diubah: diubah dengan mudah,
mudah dilihat dari sumber
daya, dana yang
menunjang, orang tua
bekerja, dan jarak ke
puskesmas dekat,
biaya berobat
terjangkau, lingkungan
rumah bersih
3. Potensi dicegah: 1 2/3x1 = 2/3 Masalah ini dapat
cukup dicegah dengan
tindakan keperawatan;
penyuluhan cara
merawat anggota
keluarga yang sakit,
namun dipengaruhi
juga dengan daya
tahan tubuh anak dan
makanan yang bergizi
4. Menonjolnya 1 2/2x1 = 1 Menurut ibu anaknya
masalah: sudah sering batuk
ada masalah,tetapi pilek, jadi apabila
tidak perlu segera

JUMLAH 5 4 2/3

2. Gangguan integritas kulit; gatal-gatal pada keluarga bapak F,khususnya Anak S bd KMK merawat anggota
keluarganya dengan Milliaria (biang keringat)

NO KRITERIA BOBOT SKORE PEMBENARAN


1. Sifat masalah: 1 3/3x1 =1 Masalah gangguan
Aktual integritas kulit sudah
terjadi yaitu keluhan
gatal-gatal dan
bintik2 pada tangan
dan leher

2. Kemungkinan masalah 2 1/2x2 =1 Keluhan gatal-gatal


dapat diubah : pada anak S sudah
Sebagian lama terjadi dimana
perilaku
menggunakan
handuk secara
bersama-sama sudah
lama dilakukan
dalam keluarga
Bapak F, sehingga
perlu mengubah
perilaku ke arah
hidup sehat yang
membutuhkan waktu
yang lama
3. Potensial dicegah : 1 2/3x1 = 2/3 Keluhan gatal-gatal
Cukup sudah lama terjadi
dan memerlukan
waktu yang lama
karena terkait pula
dengan perilaku
hidup sehat
4. Menonjolnya masalah 1 1/2x1 = 1/2 Ibu merasakan ada
: masalah gatal-gatal
Ada masalah tapi pada dirinya namun
tidak segera perlu saat ini belum
ditangani berobat lagi, karena
pernah berobat
namun tidak sembuh
JUMLAH 5 3 1/6

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Bapak F, khususnya Anak P bd KMK merawat anggota keluarga
dengan ISPA.

2. Gangguan integritas kulit; gatal-gatal pada keluarga bapak F,khususnya pada Anak S
bd KMK merawat anggota keluarga dengan Milliaria (biang keringat)
PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA BP.F, KHUSUSNYA ANAK P

N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI INTERVENSI


O KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERI STANDAR
A
1. Tidak efektifnya Selama 3x 1. Selama 1x60 Respon ISPA adalah infeksi saluran 1.1.1 Diskusikan bersama
bersihan jalan nafas kunjungan mnt knjungan verbal pernafasan akut yang ditandai dg keluarga pengertian ISPA dng
pada kel. Bp.F, rumah, kel.mampu batuk & pilek menggunakan lembar balik
khususnya An. P bd bersihan mengenal 1.1.2 Tanyakan kembali pd
KMK merawat jalan nafas masalah ISPA kel.ttg pengertian ISPA
anggota keluarga efektif pd kel pd angg.kel.dg 1.1.3 Berikan pujian atas
dengan ISPA Bp.A,khusus cara : jawaban yg tepat
nya pd An.P
1.1
Menyebutkan
pengertian ISPA

1.2 Respon Menyebutkan 2 dari 4 penyebab 1.2.1 Diskusikan dengan


Menyebutkan verbal iSPA : keluarga tentang penyebab
penyebab ISPA - tertular ISPA dengan menggunakan
penderita batuk lembar balik
- belum 1.2.2 Motivasi keluarga untuk
imunisasi menyebutkan kembali
lengkap penyebab ISPA
- kurang gizi 1.2.3 Beri reinforcement
- lingkungan positif atas usaha yang
tempat tinggal dilakukan keluarga
yg tidak sehat
1.3 Respon Menyebutkan penyebab ISPA 1.3.1 Dorong keluarga untuk
Mengidentifikas verbal pada anak mengidentifikasi penyebab
i penyebab ISPA ISPA pada anak
1.3.2 Beri reinforcement positif
atas kemampuan keluarga
mengidentifikasi penyebab
ISPA pada anak
1.4 Respon Menyebutkan 3 dari 5 tanda-tanda 1.4.1 Diskusikan dengan
Menyebutkan verbal ISPA : keluarga tentang tanda-tanda
tanda-tanda ISPA
ISPA - Batuk, 1.4.2 Motivasi keluarga untuk
pilek, demam nafas cepat menyebutkan kembali tanda-
- Nafas tanda ISPA
sesak/tarikan 1.4.3 Beri reinforcement
dinding dada positif atas usaha yang
dilakukan keluarga

1.5 Respon Menyebutkan 3 dari 5 pencegahan 1.5.1 Dorong keluarga untuk


Mengidentifikas verbal ISPA : mengidentifikasi tanda-tanda
i tanda-tanda . jauhkan anak dari penderita ISPA pada anak
ISPA pada batuk 1.5.2 Beri reinforcement positif
keluarga .Imunisasi lengkap atas kemampuan keluarga
.Berikan makanan bergizi setiap mengidentifikasi ISPA pada
hari anak
.jagalah kebersihan tubuh,
makanan serta lingkungan
1.6 Respon Lingkungan An.P mengalami 1.6.1 Bantu keluarga
Mengidentifikas verbal masalah batuk pilek ISPA membandingkan apa yang telah
i masalah ISPA dijelaskan dg kondisi An P
yang terjadi 1.6.2 Motivasi keluarga untuk
pada anggota mengidentifikasi masalah yang
keluarga timbul pd an.P
1.6.3 Bersama keluarga
menyimpulkan masalah yang
dihadapi oleh anggota keluarga
1.6.4 Beri reinforcement positif
atas usaha yang dilakukan
keluarga
2. Setelah 1x60 Respon Menyebutkan 1 dari 3 akibat 2.1.1 Jelaskan pada keluarga
mnt kunjungan verbal lanjut dari ISPA yg tidak diobati : akibat lanjut apabila ISPA tidak
keluarga mampu .gangguan pertumbuhan & diobati dengan menggunakan
mengambil perkembangan lembar balik
keputusan .bronkitis 2.1.2 Motivasi keluarga untuk
untuk merawat .kematian menyebutkan kembali akibat
anggota lanjut dari ISPA yang tidak
keluarga yang diobati
menderita ISPA 2.1.3 Beri reinforcement positif
dengan cara : atas jawaban keluarga yang
2.1 tepat
Menyebutkan
akibat lanjut
tidak diobatinya
ISPA

2.2 Memutuskan Respon Keluarga memutuskan untuk 2.2.1Diskusikan kembali


untuk merawat verbal merawat anggota keluarga dengan dengan keluarga tentang
An.P dengan ISPA keinginan keluarga untuk
masalah ISPA merawat anggota keluarga
dengan ISPA
2.2.2Beri reinforcement positif
atas keputusan keluarga untuk
merawat anggota keluarga
dengan ISPA
3. Setelah 1x60 Respon Menyebutkan 3 dari 5 pencegahan 3.1.1Diskusikan dengan
menit kunjungan verbal ISPA : keluarga tentang pencegahan
keluarga mampu . jauhkan anak dari penderita ISPA
merawat batuk 3.1.2Motivasi keluarga untuk
anggota . berikan makanan bergizi setiap menyebutkan kembali
keluarga dengan hari pencegahan ISPA
ISPA dengan .jagalah kebersihan tubuh, 3.1.3Beri reingorcement positif
cara : makanan, lingkungan atas usaha yang dilakukan
3.1 . jika hidung tersumbat karena keluarga
Menyebutkan pilek, bersihkan dengan sapu
cara perawatan tangan bersih
ISPA di rumah . selama anak dirawat di rumah :
Beri minum lebih banyak dari
biasanya
Jangan pakaikan pakaian tebal
selama badan anak masih panas
Awasi tanda penyakit bertambah
parah, anak tidak mau minum,
nafas sesak dan cepat
3.2Melakukan Psikomoto Keluarga dapat 3.2.1Demonstrasikan pada
kompres dingin r mendemonstrasikan cara keluarga tentang cara
melakukan kompres dingin melakukan kompres dingin
3.2.2Beri kesempatan keluarga
untuk mencoba melakukan
kompres dingin
3.2.3Beri reunforcemient
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
3.2.4Pastikan keluarga akan
melakukan tindakan yang
diajarkan jika diperlukan
3.3 Membuat Psikomoto Keluarga dapat 3.3.1Demonstrasikan pada
obat tradisional r mendemonstrasikan cara keluarga cara membuat obat
meringankan membuat obat tradisional ; 1 sdk tradisional
batuk kecap : 1 sdk teh perasan jeruk 3.3.2Beri kesempatan keluarga
nipis untuk membuat obat tradisional
3.3.3Beri reinforcement positif
atas usaha yang dilakukan
keluarga
3.3.4Pastikan keluarga untuk
melakukan tindakan yang
diajarkan jika anak batuk pilek
3.4 Psikomoto Keluarga dapat 3.4.1Demonstrasikan pada
Membersihkan r mendemonstrasikan cara keluarga cara membersihkan
hidung yang membersihkan hidung yang hidung tersumbat
tersumbat tersumbat Karena batuk pilek 3.4.2Beri kesempatan keluarga
dengan sapu tangan bersih untuk mencoba
3.4.3Beri reinforcement positif
atas usaha yang dilakukan
keluarga
3.4.4Pastikan keluarga akan
melakukan tindakan yang
diajarkan jika hidung anak
tersumbat karena pilek
4. Setelah 1x60 Respon Menyebutkan 2 dari 3 cara 4.1.1Jelaskan lingkungan yang
menit keluarga verbal memodifikasi lingkungan untuk dapat mencegah ISPA
mampu mencegah ISPA 4.1.2Motivasi keluarga untuk
memodifikasi mengulang penjelasan yang
lingkungan yang telah diberikan
dapat mencegah 4.1.3Beri reinforcement positif
ISPA : atas jawaban yang diberikan
4.1Menyebutka keluarga
n cara-cara
memodifikasi
lingkungan
4.2Melakukan Respon Pada kunjungan tidak terencana 4.2.1Observasi
modifikasi verbal keluarga dapat memodifikasi lingkunganrumah pada
lingkungan lingkungan kunjungan tidak terencana
yang tepat bagi 4.2.2Diskusikan dengan
anak keluarga hal positif yang sudah
dilakukan keluarga
4.2.3Beri reinforcement positif
yang telah dilakukan keluarga
5. Setelah 1x60 Respon Manfaat kunjungan ke fasilitas 5.1.1Informasikan mengenai
menit kunjungan verbal kesehatan : pengobatan & pendidikan
keluarga mampu .mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperoleh
memenfaatkan kesehatan pengobatan ISPA keluarga di klinik/balai
pelayanan .mendapatkan pendidikan pengobatan/puskesmas
kesehatan kesehatan tentang ISPA 5.1.2Motivasi keluarga untuk
dengan cara : menyebutkan kembali hasil
5.1Menyebutka diskusi
n kembali 5.1.3Beri reinforcement positif
manfaat atas hasil yan gbtelah dicapai
kunjungan ke keluarga
fasilitas
kesehatan
5.2Memanfaatk Respon .keluarga membawa anggota 5.2.1Motivasi keluarga untuk
an pelayanan verbal keluarga dengan ISPA apabila membawa anak apabila
kesehatan dalam kondisi ; sesak nafas, nafas cepat kondisinya tidak bisa ditangani
merawat ISPA dan kondisi yang bertambah parah di rumah
.adanya kartu berobat 5.2.2Temani keluarga ke
klinik/BP/puskesmas apabila
diperlukan
5.2.3Beri reinforcement positif
atas hasil yang dicapai
keluarga.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO DIGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya Tgl 10-10-2008 jam 15.00-16.00 S:
bersihan jalan nafas • mengucapkan salam
• Keluarga menjawab
pada keluarga Bp F • memvalidasi keadaan keluarga
salam
khususnya pada anak • mengingatkan kontrak
• Ibu mengatakan
S bd KMK merawat • menjelaskan tujuan
anggota keluarga anaknya sudah tidak
dengan ISPA batuk pilek
TUK 1 • Ibu menyetujui
pertemuan saat ini
1.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga selama 60 menit tentang
tentang pengertian ISPA:Infeksi batuk pilek
Saluran Nafas Akut yang ditandai • Ibu menyebutkan
dengan batuk dan pilek pengertian ISPA adalah
1.1.2 Menanyakan kembali pada keluarga Infeksi Saluran
tentang pengertian ISPA Pernafasan Akut yang
1.1.3 Mendiskusikan dengan keluarga ditandai dengan batuk
tentang penyebab ISPA yaitu tertular pilek
penderita batuk, belum imunisasi,
• Ibu mengatakan
kurang gizi, lingkungan tempat tinggal
penyebab ISPA adalah
yang kurang sehat
tertular penyakit batuk,
1.1.4 Memotivasi keluarga untuk imunisasi belum
menyebutkan kembali penyebab ISPA lengkap, kurang gizi,
1.1.5 Mendorong keluarga untuk lingkungan tempat
mengidentifikasi penyebab ISPA pada tinggal yang tidak sehat
anak • Ibu menagatakan
1.1.6 Mendiskusikan bersama keluarga penyebab ISPA pada
tentang tanda-tanda ISPA yaitu batuk anaknya adalah tertular
pilek, demam, nafas cepat, sesak penderita batuk (karena
nafas/tarikan dinding dada anaknya sering
1.1.7 Mendorong keluarga untuk digendong oleh banyak
mengidentifikasi tanda-tanda ISPA orang dan keluarga tidak
pada anak enak melarang anaknya
1.1.8 Membantu keluarga membandingkan digendong oleh orang
apa yang telah dijelaskan dengan lain, walaupun orang
kondisi anak tersebut sedang batuk),
1.1.9 Memotivasi keluarga untuk makanan yang belum
mengidentifikasi masal;ah yang timbul selesai(sebelum diberi
pada anak penjelasan anak S belum
1.1.10 Bersama keluarga menyimpulkan diberikan lauk dan
masalah yang dihadapi keluarga hanya makan makan
1.1.11 Memberikan reinforcement positif atas nasi dan sayuran)
usaha yang dilakukan keluarga • Ibu mengatakan bahwa
tanda-tanda ISPA adalah
batuk pilek, demam,
nafas cepat dan sesak
• Ibu mengatakan bahwa
tanda ISPA yang sering
terjadi pada anaknya
adalah batuk dan pilek,
apabila demam
diberikan obat penurun
panas
• Ibu mengatakan pada
anaknya tidak pernah
terjadi sesak nafas
• Ibu mengatakan
anaknya sering batuk
pilek
• Ibu mengatakan setelah
dijelaskan jadi
menambah ilmu tentang
batuk pilek yang terjadi
pada anaknya

O:

• Ibu kooperatif dan aktif


saat dijelaskan
• Keluarga mendengarkan
penjelasan yang
diberikan

A:

• Ibu dapat menyebutkan


pengertian, penyebab
dan tanda-tanda ISPA
• Ibu dapat
mengidentifikasi
penyebab dan tanda-
tanda ISPA yang terjadi
pada anaknya
• Ibu dapat
menyimpulkan anaknya
sering menderita iSPA

P:

• Lanjutkan ke TUK
berikutnya

TUK 2

2.1.1 Menjelaskan pada keluarga


akibat lanjut apabila ISPA
tidak diobati yaitu dapat
berakibat fatal sampai S :
kematian • Ibu mengatakan akibat
2.1.2 Memotivasi keluarga untuk ISPA bila tidak diobati
menyebutkan kembali
dapat menyebabkan
akibat lanjut dari ISPA kematian
2.1.3 Mendiskusikan kembali
• Ibu mengatakan akan
dengan keluarga tentang
merawat anaknya bila
keinginan keluarga untuik
batuk pilek sesuai
merawat anggota keluarga
denagn anjuran dan
dengan ISPA
mersa kasihan bila
2.1.4 Memberikan reinforcement anaknya batuk pilek
positif atas jawaban serta rewel
keluarga dan keputusan
untuk merawat anggota O :
keluarga dengan iSPA • Keluarga mendengarkan
penjelasan yang
diberikan
• Ibu kooperatif dan aktif
saat diskusi

A:

• Ibu dapat menyebutkan


akibat lanjut bila ISPA
tidak diobati
• Ibu memutuskan untuk
merawat anak bila batuk
pilek, bersama dengan
keluarga

TUK 3 : P:
• Lanjutkan ke TUK
3.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga tentang berikutnya
pencegahan ISPA , jauhkan anak dari penderita
batuk, berikan makanan bergizi setiap setiap hari, S :
jagalah kebersihan tubuh, makanan dan
• Ibu mengatakan cara
lingkungan
mencegah ISPA
3.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan menjauhkan anak dari
kembali pencegahan ISPA penderita batuk, makan
makanan bergizi serta
3.1.3 Menjelaskan cara perawatan ISPA di rumah lingkungan harus bersih
yaitu jika panas berikan obat panas sesuai aturan
• Ibu mengatakan akan
atau atau kompres air dingin, jika batuk berikan
mencoba menjauhkan
obat tradisional, campuran jerik nipis : kecap
anak dari penderita
manis 1:1, jika hidung tersumbat karena pilek
batuk
bersihkan lubang hidung dengan kain bersih,
• Ibu mengatakan cara
selama anak dirawat di rumah beri makan sedikit
perawatan ISPA di
tapi sering, minum banyak dari biasanya, jangan
rumah memberikan obat
pakaikan selimut selama anak masih panas, awasi
panas sesuai resep atau
tanda penyakit bertambah parah : mis, anak tidak
kompres dingin
mau minum, nafas sesak dan bila bertambah parah
• Ibu mengatakan bila
membawa anak ke klinik/puskesmas
anak batuk bisa
3.1.3 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan diberikan campuran
kembali cara perawatan ISPA di rumah jeruk nipis dengan kecap
1:1
3.1.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga • Ibu mengatakan jika
untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat anak pilek hidung
3.1.5 Memberikan reinforcement positif atas dibersihkan dengan kain
kemampuan keluarga menjelaskan cara bersih
pencegahan dan cara perawatan ISPA • Ibu mengatakan se3lama
anak di rumah tetap
diberkan makanan
sedikit tapi sering, beri
minum banayk dan tidak
memakaikan selimut
bila anak panas
• Ibu mengatakan apabila
anak panas anak
diberikan obat penurun
panas
• Ibu mengatakan bila
anak panas selalu
diberikan selimut agar
berkeringat tetapi
setelah dijelaskan akan
mengubah hal tersebut
• Ibu mengatakan akan
membawa anaknya
apabila sesak dan tidak
mau minum obat ke
klinik/puskesmas

O:

• Ibu mendengarkan saat


dijelaskan tentang cara
merawat anak dengan
ISPA
• Ibu kooperatif saat
pelaksanaan diskusi

A:

• Keluarga mampu
menyebutkan cara
pencegahan ISPA
• Keluarga mampu
menjelaskan cara
TUK 4
perawatan ISPA di
4.1.1 Mendemonstrasikan cara membuat obat rumah
tradisional
P:
4.1.2 Memberikan kesempatan keluarga untuk
• Lanjutkan ke TUK
mencoba membuat obat tradisional jeruk nipis :
berikutnya
kecap manis 1:1

4.1.3 Memberikan reinforcement positif atas


kemampuan keluarga S:

4.1.4 Memastikan kelurga untuk melakukan • Ibu mengatakan pernah


tindakan yang diajarkan jika anak batuk pilek mencoba membuat obat
tradisional pada anak
pertama naming
perbandingannya tidak
tahu antara jeruk nipis
dan kecap manisnya
• Ibu mengatakan akan
memberikan obat
tradisional bila anaknya
batuk

O:

• Ibu mendemonstarsikan
pembuatan obat
tradisional pelega
tenggorokan

A:

• Ibu mampu
mendemonstrasikan
cara pembuatan obat
tradisional pelega
tenggorokan

P:

• Ingatkan kembali hal-


hal yang telah
didiskusikan
• Motivasi keluarga untuk
terus melakukan hal
dalam merawat anak
dengan ISPA

Anda mungkin juga menyukai