Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PEMBERIAN AIR KENCUR TERHADAP

KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RUANG ANAK


RSUD ULIN KOTA BANJARMASIN TAHUN 2020
Dosen Pengampu : Nurhikmah, SST, MPH

Disusun Oleh

Nama : Erma Apriani

Kelas :6B

NPM : 1714201110071

No Absen : 21

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

BANJARMASIN

2020
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori ISPA
2.1.1 Pengertian ISPA
Menurut WHO, ISPA adalah penyakit menular dari saluran pernapasan atas atau
bawah yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit berkisar dari infeksi
ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen
penyebabnya, faktor pejamu dan faktor lingkungan. Lingkungan berperan
penting terhadap terjadinya gangguan pernapasan (Tria dalam Ardiyanto 2018).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi pada saluran pernapasan
baik saluran pernapasan atas atau bawah, dan dapat menyebabkan berbagai
spektrum penyakit dari infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan
mematikan, yang dipengaruhi oleh patogen penyebab, faktor lingkungan, dan
faktor pejamu. Penyakit ini dapat menyerang saluran napas mulai dari hidung
sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).2
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas dan
menimbulkan reaksi inflamasi. Virus yang paling sering menyebabkan ISPA
pada balita adalah influenza-A, adenovirus, parainfluenza virus. Proses
patogenesis terkait dengan tiga faktor utama, yaitu keadaan imunitas inang, jenis
mikroorganisme yang menyerang pasien, dan bernagai faktor yang berinteraksi
satu sama lain. ISPA termasuk golongan Air Borne Disease yang penularan
penyakitnya melalui udara. Patogen yang masuk dan menginfeksi saluran
pernafasan dan menyebabkan inflamasi. Penyakit infeksi ini dapat menyerang
semua golongan umur, akan tetapi bayi, balita, dan manula merupakan yang
paling rentan untuk terinfeksi penyakit ini. Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular,
yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit
tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan,
tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
Namun demikian, di dalam pedoman ini, ISPA didefinisikan sebagai penyakit
saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan
dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu
beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan
sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan
bernapas. Contoh patogen yang menyebabkan ISPA yang dimasukkan dalam
pedoman ini adalah rhinovirus, respiratory syncytial virus, paraininfluenzaenza
virus, severe acute respiratory syndromeassociated coronavirus (SARS-CoV),
dan virus Influenza.

2.1.2 Etiologi ISPA


ISPA disebabkan oleh adanya infeksi pada bagian saluran pernafasan. ISPA dapat
disebabkan oleh bakteri, Virus, jamur dan polusi udara :
2.1.2.1 Pada umumnya ISPA disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang dapat
menyebablan pneumonia adalah streptococcus pneumonia, mycoplasma
pneumonia, staphylococcus aureus, dan bakteri yang paling sering
menyebabkan ISPA adalah streptococcus pneumonia
2.1.2.2 ISPA yang disebabkan oleh virus dapat disebabkan oleh virus sinsisial
pernafasan, hantavirus, virus influenza, virus parainfluenza, adenivirus,
rhinovirus, virus herpes simpleks, sitomegalovirus, rubeola, varisella.
2.1.2.3 ISPA yang disebabkan oleh jamur dapat disebabkan oleh candidiasis,
histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido myeosis, cryptococosis,
pneumocystis carinii
2.1.2.4 ISPA yang disebabkan oleh polusi, antara lain disebabkan oleh asap
rokok, asap pembakaran di rumah tangga, asap kendaraan bermotor dan
buangan industry serta kebakaran hutan dan lain-lain

2.1.3 Tanda gejala ISPA


Penyakit ISPA pada balita dapat menimbulkan bermacammacam tanda dan
gejala seperti batuk, kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, sakit telinga
dan demam. Berikut gejala ISPA dibagi menjadi 3 antara lain sebagai berikut :
2.1.3.1 Gejala dari ISPA ringan Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA
ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Batuk
b. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan
suara (pada waktu berbicara atau menangis)
c. Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37°C.
2.1.3.2 Gejala dari ISPA sedang Seseorang balita dinyatakan menderita
ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau
lebih gejala-gejala sebagai berikut
a. Pernapasan cepat (fast breathing) sesuai umur yaitu : untuk
kelompok umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali
per menit atau lebih untuk umur 2-< 5 tahun.
b. Suhu tubuh lebih dari 39°C
c. Tenggorokan berwarna merah
d. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak
campak
e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
f. Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
2.1.3.3 Gejala dari ISPA Berat Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA
berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang
disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Bibir atau kulit membiru
b. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
c. Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak
gelisah
d. Sela iga tetarik ke dalam pada waktu bernafas
e. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
f. Tenggorokan berwarna merah

2.1.4 Patofisiologi ISPA


Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus
dengan tubuh. Masuknyavirus sebagai antigen ke saluran pernafasan
menyebabkan silia yang terdapat pada permukaansaluran nafas bergerak ke atas
mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu tangkapanrefleks spasmus
oleh laring.Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel
danlapisan mukosa saluran pernafasan (Kending dan Chernick, 1983).
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk
kering (Jeliffe, 1974).Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran pernafasan
menyebabkan kenaikan aktifitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada
dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairanmukosa yang melebihi
noramal. Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk
(Kending and Chernick, 1983). Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang
paling menonjol adalah batuk.
Adanya infeksi virus predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri
akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang
merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernafasan terhadap infeksi
bakteri sehingga memudahkan bakteri pathogen yang terdapat pada saluran
pernafasan atas seperti streptococcus pneumonia, haemophylus influenza dan
staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut
Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus
bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul
sesak nafas dan juga
menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan adany
a fakor-faktor sepertikedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian
menyebutkan bahwa dengan adanya suatuserangan infeksi virus pada saluran
nafas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dananak (Tyrell, 1980).
Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-
tempat yang lain dalamtubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan
juga bisa menyebar ke saluran nafas bawah (Tyrell, 1980). Dampak infeksi
sekunder bakteripun bisa menyerang saluran nafas bawah,sehingga bakteri-
bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan atas,
sesudahterjadinya infeksi virus, dapat menginfeksi paru-paru sehingga
menyebabkan pneumonia bakteri(Shann, 1985).Penanganan penyakit saluran
pernafasan pada anak harus diperhatikan aspek imunologis salurannafas
terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran nafas yang sebagian besar
terdiri darimukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik pada umumnya.
Sistem imun saluran nafasyang terdiri dari folikel dan jaringan limfoid yang
tersebar, merupakan ciri khas system imunmukosa. Ciri khas berikutnya adalah
bahwa IgA memegang peranan pada saluran nafas atassedangkan IgG pada
saluran nafas bawah. Diketahui pula bahwa sekretori IgA (sIgA) sangat berperan
dalam mempertahankan integritas mukosa saluran nafas (Siregar, 1994).Dari
uraian di atas, perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi menjadi empat
tahap, yaitu :
1. Tahap prepatogenesis, penyebab telah ada tetapi penderita belum
menunjukkan reaksi apa-apa
2. Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh men
jadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya memang
sudah rendah.
3. Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala penyakit.Timbul gejala
demam dan batuk.

Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat, yaitu dapat sembuh sempurna,
sembuh denganateletaksis, menjadi kronis dan dapat meninggal akibat
pneumonia.

2.1.5 Pemeriksaan ISPA


2.1.5.1 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium dan test diagnostic ISPA menurut Betz dan souwden (2000)
a. Pemeriksaan Radiologi (Foto Torak) adalah untuk mengetahui penyebab
dan mendiagnosa secara cepat
b. Pemeriksaan RSV adalah untuk mendiagnosis RSV (Respiratory sinisial
virus)
c. Gas darah Arteri yaitu untuk mengkaji perubahan pada system saluran
pernafasan kandungan oksigen dalam darah
d. Jumlah sel darah putih normal atau meningkat
2.1.5.2 Pemeriksaan Diagnostik
Fokus utama pada pengkajian pernafaan ini adalah pola, kedalaman, usaha
serta irama dari pernafasan
a. Pola cepat (tachypnea) atau normal
b. Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya
dapat kita amati melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan
abdomen
c. Usa, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan
adanya bersin
d. Irama pernafasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman
pernafasan
e. Observasi lainnya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing.
Bisa juga didapati adanya cyanosis, nyeri pada rongga dada dan
peningkatan produksi dari sputum
2.1.6 Penatalaksanaan ISPA
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang
benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program
(turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan
obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA). Pedoman
penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan
penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk
kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang
kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk
tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan
penunjang yang penting bagi pederita ISPA . Penatalaksanaan ISPA meliputi
langkah atau tindakan sebagai berikut :
a. Penanganan pertama di rumah Penanganan ISPA tidak harus di tempat
pelayanan kesehatan saja, tetapi penangan ISPA sebelum berobat ke
pelayanan kesehatan harus ditangani. Menurut Simanjutak (2007)
penanganan demam sebelum ke tempat pelayanan kesehatan yaitu meliputi
mengatasi panas (demam), pemberian makanan yang cukup gizi, pemberian
cairan, memberikan kenyamanan dan memperhatikan tanda-tanda bahaya
ISPA ringan atau berat yang memerlukan bantuan khusus petugas kesehatan
b. Penatalaksanaan oleh tenaga kesehatan menurut R.Hartono (2012) adalah :
- Pemeriksaan Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit
anak dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat
dan mendengarkan anak. Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak
tidak menangis (bila menangis akan meningkatkan frekuensi napas),
untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung
napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila baju anak tebal,
mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat gerakan dada. Untuk
melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak harus dibuka sedikit. Tanpa
pemeriksaan auskultasi dengan steteskop penyakit pneumonia dapat
didiagnosa dan diklassifikasi.
c. Pengobatan
- Klasifikasi ISPA dibagi menjadi 3 kategori dan intervensi dari ketiga
kategori ISPA berbeda-beda yaitu salah satunya ISPA berat.
Penatalaksanaan ISPA berat yaitu dirawat di rumah sakit, diberikan
antibiotik parenteral, oksigen dan sebagainya.
- Selain ISPA berat ISPA sedang pun memiliki penatalaksanaan tersendiri.
Penatalaksanaan ISPA sedang yaitu diberi obat antibiotik kotrimoksasol
peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata
dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat
dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau
penisilin prokain
- Menurut Depkes RI tahun 2012 Penatalaksanaan ISPA ringan yaitu tanpa
pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk
dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak
mengandung zat yang merugikan seperti kodein, dekstrometorfan dan
antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu
parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan
tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran
kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh
kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10
hari.
- Istirahat yang Cukup Anak yang mempunyai penyakit febrile akut
seharusnya mendapat tempat tidur istirahat. Ini biasanya tidak sulit untuk
suhu yang ditinggikan tetapi menjadi sulit ketika anak merasa baik.
Sering anak banyak mengeluh dengan tempat istirahat ketika mereka
diijinkan untuk berbohong untuk sesuatu agar mereka dapat menonton
TV atau aktifitas lain secara diam diam. Jika anak protes, diijinkan
mereka untuk bermain secara diam-diam untuk mencapai istirahat lebih
baik daripada membuat mereka menangis melampui batas tempat tidur.
- Mengembangkan kenyamanan Anak yang lebih tua biasanya mampu
untuk mengatur keluarnya bunyi sengau dengan kesulitan yang kecil.
Orang tua memerintahkan untuk membenarkan mengelola obat tetes
hidung dan irigasi kerongkongan jika dipesan. Untuk setiap anak muda,
yang normalnya melewati hidung, pengisap sengau bayi atau alat
pembersih telinga berbentuk syringe yang menolong berpindahnya
keluaran sengau sebelum memberinya. Praktek ini diijinkan dengan
membangkitkan obat tetes hidung yang dapat membersihkan sengau dan
mendukung pemberiannya. Obat tetes hidung dapat disiapkan di rumah
dengan membuat 1 sendok teh garam kedalam 1 takaran air panas.
- Menurunkan Suhu Jika anak mempunyai suhu tinggi yang signifikan,
mengatur demam sangat tinggi. Orang tua mengetahui cara merawat
suhu anak dan membaca thermometer dengan akurat.
- Pencegahan penyebaran infeksi Berhati-hati dalam mencuci tangan
dengan melakukan ketika merawat anak yang terinfeksi pernafasan.
Anak dan keluarga mengajarkan untuk menggunakan tisu atau tangannya
untuk menutup hidung dan mulutnya ketika mereka batuk / bersin dan
mengatur tisu dengan pantas seperti sebaiknya mencuci tangannya.
Penggunaan tisu dapat saja dibuang ke bak sampah dan tisu dianjurkan
mengakumulasi ke tumpukan, anak yang terinfeksi pernafasan tidak
berbagi cangkir minuman, baju cuci / handuk.
- Mengembangkan Hidrasi Dehidrasi terutama ketika muntah atau diare.
Cukupnya cairan yang diterima mendorong yang berlebihan jumlah
cairan pada frekuensi. Cairan tinggi kalori seperti colas, jus buah air
pewarna dan pemanis pada jagung mencegah katabolisme dan dehidrasi
terapi akan mencegah diare yang muncul.
- Pemenuhan Nutrisi Hilangnya nafsu makan adalah karakter anak yang
terinfeksi akut dan pada banyak kasus anak diijinkan untuk menentukan
miliknya yang dibutuhkan untuk makan.

Dukungan Keluarga dan Rumah Asuh Orang tua memberi anak antibiotik
oral yang membutuhkan untuk pemahaman begitu penting untuk mengelola
secara teratur dan selanjutnya obat untuk mengukur jarak pada waktu
anaknya sakit. Orang tua juga secara kontinyu memberi banyak pengobatan
pada anak yang tidak diterima oleh praktek kesehatan. Ketidakcocokan efek
telah diterangkan pada anak yang menerima bekal persiapan untuk dewasa
(seperti aktifitas panjang obat tetes hidung (Neo-synephrine II),
Dextromethorphan, batuk squares (kehilangan untuk anak). Mereka juga
berkelanjutan untuk memberi gambaran antibiotik yang tertimbun pada
penyakit sebelumnya.

2.2 Tanaman Kencur


2.2.1 Pengertian Kencur
Kencur merupakan terna tahunan, berbatang basal tidak begitu tinggi, lebih
kurang 20 cm dan tumbuh dalam rumpun. Daun tunggal, berwarna hijau dengan
pinggir merah kecoklatan bergelombang. Bentuk daun jorong lebar sampai
bundar, panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, ujung runcing, pangkai berlekuk, dan
tepinya rata. Permukaan daun bagian atas tidak berbulu, sedangkan bagian bawah
berbulu halus. Tangkai daun pendek, berukuran 3-10 cm, pelepah terbenam dalam
tanah, panjang 1,5-3,5 cm, berwarna putih. Jumlah daun tidak lebih dari 2-3
lembar dengan susunan berhadapan
Bunga tunggal, bentuk terompet, panjang sekitar 2,5-5 cm. Benang sari panjang
sekitar 4 mm, berwarna kuning. Putik berwarna putih atau putih keunguan. Bunga
tersusun setengah duduk, mahkota bunga berjumlah 4-12 buah dengan warna
putih lebih dominan. Tanaman kencur berbeda dengan famili Zingiberaceae
lainnya, yaitu daunnya merapat ke permukaan tanah, batangnya pendek, akar
serabut berwarna coklat kekuningan, rimpang pendek berwarna coklat, berbentuk
jari dan tumpul, bagian luarnya atau kulit rimpangnya berwarna coklat mengkilat,
memiliki aroma yang spesifik, bagian dalamnya berwarna putih dengan daging
lunak, dan tidak berserat
2.2.2 Kandungan Kencur
Kencur memiliki banyak kandungan, mulai dari vitamin C, vitamin B kompleks,
beta karoten dan kalsium. Selain itu, kencur juga dikenal memiliki beberapa
kandungan kimia yang bisa membantu penyembuhan penyakit, seperti senyawa
aromatik, monoterpen, dan seskuiterpen, yang juga bermanfaat untuk meredakan
rasa nyeri.Rimpang kencur paling banyak mengandung alkaloid dan minyak
atsiri, yang terdiri atas sineol, asam sinamat, etil ester, kamphene, paraeumarin
dan asam anisat
Flavonoid menyebabkan perubahan komponen organik dan transport nutrisi yang
akhirnya akan mengakibatkan timbulnya efek toksik terhadap jamur. Senyawa
alkaloid sebagai antibakteri mampu menghambat sintesis dinding sel bakteri, jika
dinding sel bakteri tidak terbentuk dengan sempurna maka sel bakteri akan lisis
dan hancur. Ekstrak etanol rimpang kencur juga mengandung saponin dan
steroid. Saponin juga merupakan senyawa aktif yang mempunyai aktivitas
antifungi. Mekanisme kerja saponin sebagai antijamur adalah menurunkan
tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau
kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar.
Senyawa ini berdifusi melalui membran luar dan dinding sel yang rentan, lalu
mengikat membran 9 sitoplasma dan mengganggu dan mengurangi kestabilan itu.
Hal ini menyebabkan sitoplasma bocor keluar dari sel yang mengakibatkan
kematian sel, Senyawa steroid dapat mengakibatkan kebocoran pada lisosom
bakteri. Interaksi steroid dan membran fosfolipid bakteri akan menyebabkan
menurunnya integritas membrane dan terjadi perubahan morfologi membran
bakteri.
Rimpang kering dari Kaempferia galanga L. mengandung 2,5 sampai 4% minyak
esensial yang banyak digunakan dalam penyedap makanan, wewangian, dan
obat-obatan. Penelitian barubaru ini menunjukkan potensi antijamur, antibakteri,
antibiofilm, antioksidan dan aktivitas antitumor dari minyak esensial yaitu
minyak atsiri yang diisolasi dari rimpang Kaempferia galanga L.
Ethyl cinnamate dan ethyl-p-methoxycinnamate dan merupakan golongan ester
yang memiliki peran sebagai nematisida, antikanker, antituberkulosis, anti-
inflamasi, antifungal and larvisida

2.2.3 Manfaat Kencur


Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan
minuman, rempah, serta bahan campuran saus, rokok pada industri rokok kretek.
Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi
bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut.
Kencur juga juga memiliki bermacam-macam kegunaan lain, diantaranya sebagai
antibakteri, antifungi, analgesik, 11 anti-inflamasi, antioksidan, antivirus,
antihipertensi, antikarsinogenik, antinosiseptif, antituberkulosis dan larvasida.
Minyak atsiri rimpang kencur juga digunakan sebagai bahan parfum, obat-
obatan, dan untuk aromaterapi inhalan dan pijat untuk mengurangi kecemasan,
stres, dan depresi
a. Antioksidan Tubuh kita membutuhkan antioksidan untuk mengusir radikal
bebas berbahaya dan virus. Antioksidan ini salah satunya bisa diperoleh dari
kencur. Ini juga menjelaskan mengapa Kencur baik untuk meningkatkan
kekebalantubuh.
b. Peningkatan energi Kencur baik untuk meningkatkan energi. Rebus 2 cm
Kencur dengan satu gelas air, dan minum setiap malam sebelum tidur. Di
pagi berikutnya Anda akan menemukan diri Anda segar dan energik. Banyak
formula dupa Tibet dan Jepang masih mengandung kencur, terutama dalam
formula untuk meningkatkan energi dan kesadaran, mengatasi kelelahan, dan
menciptakan lingkungan internal yang damai dan kontemplatif.
c. Meningkatkan nafsu makan Kencur juga dikenal mampu meningkatkan nafsu
makan. Senyawa berkhasiat etil p-metoksisinamat dari rimpang kencur
bekerja dengan merangsang hati untuk menghasilkan empedu lebih banyak
dan mengaktifkan enzim pencernaan sehingga mempercepat pencernaan dan
absorbsi lemak. Oleh karena itu umum bagi anak-anak Indonesia untuk
mengkonsumsi Jamu Beras Kencur, karena diyakini dapat meningkatkan
nafsu makan mereka
d. Mengurangi kolesterol jahat Penelitian dari Fakultas Kedoktoran Universitas
Tanjungpura menunjukkan, jamu gendong beras kencur memiliki aktivitas
anti-diabetes yang ditunjukkan dengan adanya penurunan kadar glukosa
darah. Jamu yang terbuat dari Kencur dapat mempromosikan produksi
empedu dalam tubuh kita. Empedu bertanggung jawab untuk penyerapan
nutrisi dan menghilangkan toksin, termasuk kolesterol jahat.
e. Obat batuk Kencur dipercaya mampu mengobati batuk. Orang-orang
biasanya meminum sari dari kencur untuk mengurangi batuk mereka. Kencur
ditemukan mengandung senyawa flavonoid, saponin, polifenol dan minyak
atsiri yang dipercaya memiliki kemampuan sebagai anti-bakteri.
2.3 KERANGKA TEORI

Pemberian Air Kencur Kandungan Kencur


Manfaat Kencur
- Zat besi
- Antioksidan tubuh
- Mineral
- Peningkatan
Air Kencur mampu - Alkolid
Energi
memberikan sensasi - Asam Anisat
- Meningkatkan
hangat serta - Kamphane
nafsu makan
mengencerkan - Sinoel
- Mengurangi dahak
- Minyak eatsin
kolestrol jahat
- Obat batuk
- Pengencer dahak

Air Kencur Asam Anisat


melegakan pada Mampu
anak dengan Ispa mengencerka dahak

Dahak Berkurang Jalan Nafas tidak


terhambat

Kejadian Penyakit Ispa


pada Anak

2.4 HIPOTESIS
h.a : Air Kencur berpengaruh terhadap pengenceran dan pengeluaran dahak
DAFTAR PUSTAKA
Factorrahman Aziz. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Penyakit Ispa.

Karya Tulis Ilmiah. Ump

Halim Fitria.2012. Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Dengan Kejaddian Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (Ispa). Skripsi. Universitas Indonesia

Lebuan Anthony Widyanata , Agus Somia. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan

Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Siswa Taman Kanak-Kanak Di Kelurahan

Dangin Puri. E-Jurnal Medika, Vol. 6 No.6

Linda Purnama Sari Dan Dewi Wulandari.2015. Kajian Asuhan Keperawatan Pada

Anak Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Indonesian Journal On Medical

Science Vol 2 No 2

Nurarif Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperaatan

Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC NOC jilid 1 2 3. Yogyakarta :

MediAction

Wijayanti Tria dan Sofwan Indarjo. 2018. Gambaran Karakteristik Dan Pengetahuan

Penderita Ispa. Journal Of Heatlh 3 (1)

Soleh, Sandra Megantara. 2019. Karakteristik Morfologi Tanaman Kencur (Kaempferia

Galanga L.) Dan Aktivitas Farmakologi. Jurnal Farmaka 256 Volume 17 Nomor

Yatman, D. 2016. Konsep Dasar medis Ispa Departemen Keperawatan Anak.

https://www.academia.edu/7997406/ISPA ( Diakses pada tanggal 18 maret 2020

jam : 14.45)

Anda mungkin juga menyukai