Penularan
ISPA dapat ditularkan melalui bersin dan udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya.
Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus,
sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
ISPA bermula pada saat mikriorganisme atau zat asing seperti tetesan cairan
yang dihirup, memasuki paru dan menimbulkan radang. Bila penyebabnya virus
atau bakteri, cairan digunakan oleh organisme penyerang untuk media
perkembangan.
6
Faktor risiko lingkungan yang berpengaruh terhadap penyakit ISPA :
1. Rumah
Rumah merupakan stuktur fisik, dimana orang menggunakannya untuk tempat
berlindung yang dilengkapi dengan fasilitas dan pelayanan yang diperlukan,
perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani, rohani dan keadaan
sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu (WHO, 2007). Anak-anak yang
tinggal di apartemen memiliki faktor resiko lebih tinggi menderita ISPA daripada
anak-anak yang tinggal di rumah culster di Denmark. Adanya ventilasi rumah
yang kurang sempurna dan asap tungku di dalam rumah seperti yang terjadi di
Negara Zimbabwe akan mempermudah terjadinya ISPA anak.
2. Kepadatan hunian (crowded)
Kepadatan hunian seperti luas ruang per orang, jumlah anggota keluarga, dan
masyarakat diduga merupakan faktor risiko untuk ISPA. Penelitian oleh Koch et
al (2003) membuktikan bahwa kepadatan hunian (crowded) mempengaruhi
secara bermakna prevalensi ISPA berat.
3. Status sosio-ekonomi
Telah diketahui bahwa kepadatan penduduk dan tingkat sosio-ekonomi yang
rendah mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan masyarakat. Tetapi
status keseluruhan tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan insiden
ISPA, akan tetapi didapatkan korelasi yang bermakna antara kejadian ISPA berat
dengan rendahnya status sosio-ekonomi (Darmawan,1995).
4. Kebiasaan merokok
Pada keluarga yang merokok, secara 7tatistic anaknya mempunyai kemungkinan
terkena ISPA 2 kali lipat dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak
merokok. Selain itu dari penelitian lain didapat bahwa episode ISPA meningkat 2
kali lipat akibat orang tua merokok (Koch et al, 2003)
5. Polusi udara
Diketahui bahwa penyebab terjadinya ISPA dan penyakit gangguan pernafasan
lain adalah rendahnya kualitas udara didalam rumah ataupun diluar rumah baik
secara biologis, fisik maupun kimia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh pusat penelitian kesehatan Universitas Indonesia untuk mengetahui efek
pencemaran udara terhadap gangguan saluran pernafasan pada siswa sekolah
dasar (SD) dengan membandingkan antara mereka yang tinggal di wilayah
pencemaran udara tinggi dengan siswa yang tinggal di wilayah pencemaran
udara rendah di Jakarta. Dari hasil penelitian tidak ditemukan adanya perbedaan
7
kejadian baru atau insiden penyakit atau gangguan saluran pernafasan pada
siswa SD di kedua wilayah pencemaran udara. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat pencemaran menjadi tidak berbeda dengan wilayah dengan tingkat
pencemaran tinggi sehingga tidak ada lagi tempat yang aman untuk semua
orang untuk tidak menderita gangguan saluran pemafasan. Hal ini menunjukkan
bahwa polusi udara sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit ISPA.
Pencegahan ISPA
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA pada anak
antara lain :
1. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik, mengusahakan agar anak memperoleh gizi
yang baik, diantaranya dengan cara memberikan makanan kepada anak yang
mengandung cukup gizi.
2. Immunisasi, memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan
tubuh terhadap penyakit baik.
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, menjaga kebersihan perorangan
dan lingkungan agar tetap bersih.
4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA, salah satu cara adalah
memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan anggota
keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit ISPA.
8
Jadi setidaknya terdapat upaya untuk mencegah ISPA, misalnya:
• Cucilah tangan secara teratur, apalagi setelah beraktivitas di tempat umum.
• Menghindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata dengan
tangan agar terhindar dari penyebaran virus dan bakteri.
• Menghindari merokok.
• Mengonsumsi makanan kaya serat dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan
tubuh.
• Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau tangan ketika bersin untuk mencegah
penyebaran penyakit kepada orang lain.
• Berolahraga secara teratur untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
• Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau pneumonia. Diskusikan
dengan dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko dari vaksinasi ini.
Diagnosis ISPA
Seperti penyakit pada umumnya, dokter akan memulai dengan wawancara medis
dan pemeriksaan fisik. Setelah itu, bila dirasa perlu dokter juga akan melakukan
pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis ISPA. Contohnya:
Pemeriksaan darah di laboratorium.
Pengambilan sampel dahak untuk diperiksa di laboratorium.
Pencitraan dengan x-ray atau CT scan, kedua pemeriksaan ini berutujuan untuk
menelisik lebih jauh kondisi paru-paru.
Perawatan ISPA
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
1. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
2. Meningkatkan makanan bergizi
3. Bila demam beri kompres dan banyak minum
4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih
5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat.
6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menyusui.
9
Komplikasi ISPA
Komplikasi yang dapat terjadi akibat ISPA, antara lain gagal napas karena paru-paru
berhenti berfungsi, dan gagal jantung kongestif. Hal yang perlu digarisbawahi,
komplikasi ISPA yang serius bisa mengakibatkan kerusakan permanen bahkan
kematian.
Pengobatan ISPA
Beberapa pengobatan yang dianjurkan dokter, antara lain:
Obat untuk meredakan demam dan nyeri di tubuh.
Obat untuk mengatasi hidung berair dan tersumbat.
Obat untuk mengurangi batuk.
Obat untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan saluran pernapasan
bagian atas.
Obat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi jika disebabkan oleh bakteri.
Penutup
Demikianlah upaya kesehatan yang dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan lingkungan dan berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk
menghilangkan faktor risiko tertularnya penyakit leptospirosis khususnya di
Sumatera Selatan. Sejalan dengan Promosi Kesehatan adalah proses untuk
memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi
dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan
perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat
kesehatan yang optimal (Permenkes Nomor 74, 2015). Serta sejalan juga dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yaitu Peningkatan Edukasi Hidup Sehat
dan Peningkatan Perilaku Hidup Sehat (Inpres Nomor 1, 2017).
10