Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL PADA


PENDERITA ISPA NON PNEUMONIA

Disusun Oleh :

Nama: Salmawaty S, S.Farm.Apt

NIP : 19670917 198911 2 002

PUSKESMAS MACCINI SAWAH


LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH/PEDOMAN DI BIDANG FARMASI

Diajukan sebagai salah satu bahan pendukung penilaian angka kredit untuk
pengembangan profesi

Judul Makalah : Penggunaan obat yang rasional pada penderita ispa non
pneumonia

Nama Penulis : Salmawaty S, S.Farm.Apt

NIP : 19670917 198911 2 002

Pangkat /Golongan : Apoteker

Jabatan : Penanggung jawab Farmasi

Instansi : Puskesmas Maccini Sawah

Telah di buat sesuai pedoman penulisan Makalah

Makassar,............

Pejabat Yang Mengesahkan

Plt.Kepala Puskesmas
Maccini sawah

Dr.dr.Hj.Adriati alisakti, Mkes.DK


NIP 19700521 200212 2 006
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran pernafasan


yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Secara klinis ISPA ditandai dengan
gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan dengan
berlangsung tidak lebih dari 14 hari. Infeksi saluran pernafasan akut merupakan
kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh 300 lebih
jenis virus, bakteri, serta jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan
miksovirus yang meliputi virus influensa, virus pra-influensa dan virus campak.
Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 menempatkan
ISPA sebagai penyebab kematian terbesar di Indonesia dengan persentase
22,30% dari seluruh kematian. Bukti bahwa ISPA merupakan penyebab utama
kematian adalah banyaknya penderita ISPA yang terus meningkat. Menurut
WHO, ISPA merupakan peringkat keempat dari 15 juta penyebab pada setiap
tahunnya. Jumlah tiap tahun kejadian ISPA di Indonesia 150.000 kasus atau dapat
dikatakan seorang meninggal tiap 5 menitnya, bahkan 20-30% kematian
disebabkan oleh ISPA. Faktor penting yang mempengaruhi ISPA adalah
pencemaran udara. Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak
mekanisme pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan
pernapasan. Tingginya tingkat pencemaran udara menyebabkan ISPA memiliki
angka yang paling banyak diderita oleh masyarakat dibandingkan penyakit
lainnya. Selain faktor tersebut, peningkatan penyebaran penyakit ISPA juga
dikarenakan oleh perubahan iklim serta rendahnya kesadaran perilaku hidup
bersih dan sehat dalam masyarakat. Dalam rangka memahami lebih jauh tentang
ISPA maka di dalam makalah ini akan dijabarkan secara lengkap semua hal yang
berkaitan dengan ISPA.

C. Tujuan : Untuk mengetahui penyakit ISPA, gejala dan tanda penyakit ISPA,
serta cara mengatasi penyakit ISPA.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian ISPA

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah infeksi akut saluran


pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah beserta
adenaksanya. ISPA adalah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang
berlangsung sampai 14 hari lamanya. Saluran pernafasan adalah organ yang
bermula dari hidung hingga alveoli beserta segenap adneksanya seperti sinus-
sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Sedangkan yang dimaksud dengan
infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisma ke dalam tubuh dan
berkembang biak sehingga menimbulkan penyakit. Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan akut yang meliputi saluran
pernafasan bagian atas seperti rhinitis, fharingitis, dan otitis serta saluran
pernafasan bagian bawah seperti laryngitis, bronchitis, bronchiolitis dan
pneumonia, yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil
untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Saluran pernafasan adalah
organ mulai dari hidung sampai alveoli beserta organ seperti sinus, ruang telinga
tengah dan pleura. Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai
dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan
penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat
jatuh dalam keadaan kegagalan pernafasan dan mungkin meninggal. Bila sudah
dalam kegagalan pernafasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit,
meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang
ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong
dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernafasan. ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak di diderita oleh anak-
anak, baik di negara berkembang maupun di negara maju dan sudah mampu dan
banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat.
Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula
memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal
(mikroplasma), atau aspirasi substansi asing yang melibatkan suatu atau semua
bagian saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi yang
terutama mengenai struktur saluran pernapasan diatas laring, tetapi kebanyakan,
penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau
berurutan. Gambaran patofisioliginya meliputi infiltrat peradangan dan edema
mukosa, kongesti vaskuler, bertambahnya sekresi mukus, dan perubahan dan
struktur fungsi siliare.

2.2 Penyebab ISPA

Penyebab ISPA adalah virus atau bakteri, yang mudah sekali menular. Penularan
virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan
air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan
menyebar melalui udara, masuk ke hidung atau mulut orang lain.

Selain kontak langsung dengan percikan liur penderita, virus juga dapat menyebar
melalui sentuhan dengan benda yang terkontaminasi, atau berjabat tangan dengan
penderita

2.3. Gejala dan Tanda Penyakit serta Cara Diagnosis ISPA

 Gejala dan Tanda Penyakit ISPA

Penyakit ISPA meliputi hidung, telinga, tenggorokan (pharinx),


trachea, bronchioli dan paru. Tanda dan gejala penyakit ISPA pada anak
bermacam-macam seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan,
pilek, demam dan sakit telinga. Sebagian besar dari gejala saluran
pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk dan pilek tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun sebagian anak akan
menderita radang paru (pneumonia) bila infeksi paru ini tidak diobati
dengan anti biotik akan menyebabkan kematian.

Tanda dan gejala ISPA dibagi menjadi dua yaitu golongan umur 2
bulan sampai 5 tahun dan golongan umur kurang dari 2 bulan :

1. Tanda dan gejala ISPA untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun

Pneumonia berat, bila disertai napas sesak yaitu ada tarikan


dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas
(pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang, tidak
menangis/meronta).

Pneumonia, bila disertai napas cepat, batas napas cepat


adalah untuk umur 2 bulan sampai < 12 bulan sama dengan 50 kali
permenit atau lebih, untuk umur 1-5 tahun sama dengan 40 kali
permenit atau lebih.

Bukan pneumonia (batuk pilek biasa), bila tidak


ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas
cepat.

2. Tanda dan gejala ISPA untuk golongan umur kurang dari 2 bulan

Pneumonia berat, bila disertai tanda tarikan kuat dinding


dada bagian bawah atau napas cepat. Atas napas cepat untuk
golongan umur kurang dari 2 bulan yaitu 60 kali permenit atau lebih.

Bukan pneumonia (batuk pilek biasa), bila tidak


ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagia bawah atau napas
cepat.

Tanda dan gejala ISPA berdasarkan tingkat keparahan :

1. Gejala dari ISPA ringan

Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika


ditemukan satu atau lebih gejala-gejala seperti, batuk, serak, pilek,
panas atau demam serta suhu badan lebih dari 37⁰C.
2. Gejala dari ISPA sedang

Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika


dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala
seperti, pernafasan cepat (fast breating), suhu lebih dari 39⁰C (diukur
dengan termometer), tenggorokan berwarna merah, timbul bercak-
bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak, telinga sakit atau
mengeluarkan nanah dari lubang telinga dan pernafasan berbunyi
seperti mengorok (mendengkur).

3. Gejala dari ISPA berat

Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika


dijumpai gejal-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau
lebih gejala-gejala seperti, bibir atau kulit membiru, anak tidak sadar
atau kesadaran menurun, pernafasan berbunyi seperti mengorok dan
anak tampak gelisah, sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas,
nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba serta
tenggorokan berwarna merah.

 Cara Diagnosis

Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan


pemeriksaan laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan
yang dilakukan adalah biakan virus, serologis, diagnostik virus secara
langsung. Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan
dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura.

Diagnosis etiologi pnemonia pada balita sulit untuk ditegakkan


karena dahak biasanya sukar diperoleh. Sedangkan prosedur pemeriksaan
imunologi belum memberikan hasil yang memuaskan untuk menentukan
adanya bakteri sebagai penyebab pnemonia, hanya biakan spesimen fungsi
atau aspirasi paru serta pemeriksaan spesimen darah yang dapat
diandalkan untuk membantu menegakkan diagnosis etiologi pnemonia.
Pemeriksaan cara ini sangat efektif untuk mendapatkan dan menentukan
jenis bakteri penyebab pnemonia pada balita, namun disisi lain dianggap
prosedur yang berbahaya dan bertentangan dengan etika (terutama jika
semata untuk tujuan penelitian). Dengan pertimbangan tersebut, diagnosa
bakteri penyebab pnemonia bagi balita di Indonesia mendasarkan pada
hasil penelitian asing (melalui publikasi WHO), bahwa Streptococcus,
Pnemonia dan Hemophylus influenzae merupakan bakteri yang selalu
ditemukan pada penelitian etiologi di negara berkembang. Di negara maju
pnemonia pada balita disebabkan oleh virus. Diagnosis pnemonia pada
balita didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai
peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat) sesuai umur. Rujukan penderita
pnemonia berat dilakukan dengan gejala batuk atau kesukaran bernafas
yang disertai adanya gejala tidak sadar dan tidak dapat minum. Pada
klasifikasi bukan pneumonia maka diagnosisnya adalah batuk pilek biasa
(common cold), pharyngitis, tonsilitis, otitis atau penyakit non-pnemonia
lainnya.

2.4. Cara Mengobati ISPA

Untuk mendiagnosis pasien dengan klasifikasi ISPA yang tepat


memerlukan pemeriksaan penunjang, maka dari itu hubungi tim medis yang ahli
untuk melakukannya. Hal ini sangat penting berkaitan dengan pengobatan ISPA,
karena berbeda diagnosis akan berbeda pula pengobatannya. Pengobatan ISPA
yang masih sangat ringan biasanya tanpa dilakukan perhatian khusus akan
sembuh sendiri, namun kita tetap perlu waspada terhadap penyakit ini.

Kewaspadaan terhadap pengobatan ISPA ini dilakukan karena dapat


berakibat fatal terutama bagi anak. Jika penyakit ISPA berlangsung tanpa upaya
preventif maka dapat menyebabkan penyakit yang semakin memberat kita ambil
contoh pneumonia (sebagai penyakit yang cukup banyak kasusnya). Pada
pneumonia perlu diberi obat antibiotik seperti kotrimoksasol, jika terjadi alergi /
tidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin, Ampisilin. Sedangkan pada
pneumonia berat diperlukan rawat inap di rumah sakit. Jika seorang anak telah
diketahui terserang, pengobatan ISPA sesegara mungkin perlu dilakukan. Selain
itu juga perlu diperhatikan untuk mencegah penyakit semakin memberat seperti
memberi makanan yang gurih, dll.
ISPA, terutama karena virus, akan membaik dengan sendirinya tanpa perlu
pengobatan khusus. Rasa tidak nyaman dan demam dapat diredakan dengan kompres
pada daerah dahi, ketiak, dan selangkangan, serta konsumsi obat paracetamol yang dijual
bebas. Selain mengatasi demam, paracetamol juga dapat mengurangi nyeri dan rasa tidak
nyaman yang menyertai ISPA.
Jika keluhan dirasakan semakin memburuk, demam tidak mau turun walaupun
diberikan obat penurun panas, atau muncul gejala yang lebih serius, seperti menggigil,
sesak napas, batuk darah, atau penurunan kesadaran, segeralah pergi ke instalasi gawat
darurat (IGD) di rumah sakit terdekat.

2.5 Pengobatan ISPA Non Pneumonia

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ISPA paling sering disebabkan oleh


virus, sehingga akan sembuh sendiri tanpa perlu penanganan khusus. Beberapa
tindakan untuk meredakan gejala dapat dilakukan secara mandiri di rumah, yaitu
dengan:

 Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan


dahak, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
 Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu
meredakan batuk.
 Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit
tenggorokan.
 Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan
minyak kayu putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
 Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan
bantal tambahan, untuk melancarkan pernapasan.

Rasionalitas penggunaan obat infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) Non


pneumonia di puskesmas maccini sawah pada pedoman pengobatan dasar di
puskesmas dan indikator kinerja POR Nasional. dimana pada pedoman tersebut
pengobatan ISPA non Pneumonia adalah tanpa nantibiotika, kecuali jika terjadi
infeksi sekunder seperti faringitis, dan batas toleransi penggunaan antibioti
sebesar 20% Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalisasi penggunaan
obat ISPA Non Pneumonia pada balita di puskesmas Campaka Kecamatan
Campaka Kabupaten Cianjur, yang mengacu pada pedoman tersebut di atas
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seperti yang sudah diuraikan diatas, ISPA merupakan terjadinya infeksi


yang parah pada bagian sinus, tenggorokan, saluran udara atau paru-paru. Gejala
yang muncul akibat ISPA adalah hidung tersumbat atau berair, paru-paru terasa
terhambat, batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit, kerap merasa kelelahan dan
tubuh terasa sakit. Seseorang dapat tertular ISPA ketika orang tersebut menghirup
udara yang mengandung virus atau bakteri.Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh
penderita infeksi saluran pernapasan melalui bersin atau ketika batuk.

Sejauh ini belum ada obat yang efektif untuk membunuh kebanyakan
virus yang menyerang manusia. Pengobatan yang dilakukan biasanya hanya
untuk meredakan gejala yang muncul akibat infeksi virus.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, H.D. 2002. ISPA Gangguan Pernafasan pada Anak.Bandung. Nuha


Medika.

Anda mungkin juga menyukai