TENTANG
ISPA
Disusun Oleh :
BUKITTINGGI
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah Keselamatan dan kesehatan kerja yang berjudul “
Penyakit ISPA” ini dapat disusun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem
pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian psenyakit batuk pilek pada balita
di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita
rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
Menurut WHO, sekresi lendir atau gejala pilek terjadi juga pada penyakit
common cold disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus dan atau
coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa jam
sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi
virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah,
darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh
orang sehat kesaluran pernafasannya.
B. KLASIFIKASI
1) ISPA ringan
Ditandai dengan satu atau lebih gejala berikut :
Batuk.
Pilek dengan atau tanpa demam.
2) ISPA sedang
Meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :
a. Pernapasan cepat (Umur 1-4 tahun : 40 kali/menit atau lebih)
b. Wheezing(nafas menciut-ciut).
c. Sakit atau keluar cairan dari telinga
d. Bercak kemerahan (campak).
3) ISPA berat
Meliputi gejala sedang atau ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :
Penarikan sela iga kedalam sewaktu inspirasi.
Kesadaran menurun.
Bibir/kulit pucat kebiruan.
Stridor (nafas ngorok) sewaktu istirahat.
Adanya selaput membrane difteri.
c. Bukan pneumonia
Tidak ada tarikan dinding dada kedalam.
Tidak ada nafas cepat : Kurang dari 50 kali/menit untuk anak usia 2
bulan – 1 tahun, kurang dari 40 kali/menit untuka anak usia 1 tahun
– 5 tahun.
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas
penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian
atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995).
a. Penyebaran Penyakit
Pada ISPA, dikenal 3 cara penyebaran infeksi, yaitu :
Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena
batuk-batuk.
Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk dan
bersin.
Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang
telah dicemari oleh jasad renik.
b. Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA :
1) Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau
terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang
usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.
2) Status Imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih
baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.
3) Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota
besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada
anak.
D. PATOFISIOLOGI
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal disaluran nafas. Infeksi
oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul
mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga
hidung, refleksi batuk, refleksi epiglottis, pembersihan mukosilier dan fagositosis.
Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat
melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut Akibatnya terjadi invasi di
daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah.
E. PENATALAKSANAAN
1. Suportif
2. Antibiotik
F. PENCEGAHAN
4) Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara adalah
memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan anggota
keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit ISPA.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanafaat bagi kita semua, dan kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung. Hanya ini yang
dapat kami tampilkan, salah dan kurang mohon dimaklumi, saya ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pediatrics/2049898-apa-itu-ispa/
http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=718_Waspada-
Penyakit-ISPA,-Perbanyak-Konsumsi-Air-Putih
http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/04/infeksi-saluran-pernafasan-akut-ispa/