Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ISPA merupkan salah satu dari 10 penyakit utama yang sering terjadi pada anak-anak di

negara berkembang, khususnya balita diperkirakan 6-8 kali pertahun, artinya seorang anak

mendapatkan serangan batuk dan pilek sebanyak 6-8 kali setahun (Maryunani, 2010, hal. 9)

Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 21,2% kematian bayi dan 30,03% kematian anak

balita disebabkan oleh ISPA. ISPA menyangkut saluran pernapasan atas dan saluran

pernapasan bawah. Hampir semua kematian ISPA pada anak-anak umumnya adalah ISPA

bagian bawah dan hampir semuanya adalah pnemonia. Dalam mencapai keberhasilan

program penanggulangan ISPA secara nasional dituntut pengetahuan ibu untuk mengenal

gejala ISPA yang disertai napas cepat serta sikap ibu untuk segera melakukan

konsultasi. (Maryunani, 2010, hal. 9)

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) masih merupakan masalah kesehatan yang

penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari

4 kematian yang terjadi.Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA

setiaptahunnya.40% -60% dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh

penyakit ISPA.Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %.ISPA

merupakan salah satu penyakit pernafasan yang terberat dan banyak yang menimbulkan

akibat dan kematian World Health Organization memperkirakan insidensi ISPA di negara

berkembang dengan angka kejadian ISPA pada balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup

adalah 15%-20% pertahun pada 13 juta anak balita di dunia golongan usia balita. Pada tahun

2000, 1,9 juta (95%) anak – anak di seluruh dunia meninggal karena ISPA, 70 % dari Afrika

dan Asia Tenggara (Olivya dkk, 2016, hal. 76)

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep penyakit ISPA?

2.Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien ISPA?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami konsep dan melaksanakan Asuhan

Keperawatan pada pasien dengan penyakit ISPA

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apa itu ISPA

2. Untuk mengetahui penyebab atau etiologi dari ISPA

3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari ISPA

4. Untuk mengetahui patofisiologi dari ISPA

5. Untuk mengetahui klasifikasi dari ISPA

6. Untuk mengetahui komplikasi ISPA

BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit ISPA


2.1.1 Definisi
ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi yang terutama

mengenai struktur saluran pernafasan di atas laring,tetapi kebanyakan,penyakit ini

mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau berurutan.(Nelson,edisi

15).
2.1.2 Etilogi
1. Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri

stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara bebas akan

masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan

hidung.
2. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun

yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna.


3. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko serangan

ISPA.
4. Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA

pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya

sanitasi lingkungan.
5. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang

mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.

2.1.3 Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan

tubuh.Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang

terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah

faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring.Jika refleks tersebut

gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan

(Kending dan Chernick, 1983 dalam DepKes RI, 1992).

Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :


3
- Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-

apa
- Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa karena nya

tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
- Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejalademam

dan batuk.
- Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna,

sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.

4
2.1.4 Patway

Web Of Caution (WOC)

InovasiKuman
Perubahan status
Inflamasi kesehatan anak

Peradangan pada saluran


Merangsang pengeluaran zat- pernafasan (faring dan Kurang pengetahuan
zat seperti mediator kimia, tonsil) orang tua
bradykinin, serotonin, histamin,
dan prosteglodin
Kuman melepas Stessor bagi orang tua
endotoksin tentang penyakit
Naciseptor

Merangsang tubuh untuk Koping tidak efektif


Spina cord melepas zat pyrogen oleh
leukosit

Cemas
Thalamus Hipothalamus ke bagian
termoregulator
Hospitalisasi
Korleks selebri Suhu tubuh meningkat

Perubahan proses keluarga


Nyeri
Hipetermi

System imun menurun


Pola nafas tidak efektif Merangsang mekonisme
pertahanan tubuh
terhadap adanya mikro Resiko infeksi
organisme

Meningkatkan produksi
mucus oleh sel-sel basilia
sepanjang saluran
pernafasan

Suplai o2 kejaringan Penumpukan sekresi mucus


menurun pada jalan nafas

Penurunan
Obstuksi jalan nafas
metabolism sel

Intoleransi aktivitas Bersihan nafas


5 tidak Sumber :
efektik bersamaraihprestasi.wordpress.com
2.1.5 Manifestasi Klinis
- Tanda dan gejala dari penyakit ISPA adalah sebagai berikut:
a. Batuk
b. Nafas cepat
c. Bersin
d. Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung
e. Demam ringan
f. Tidak enak badan
g. Hidung tersumbat
h. Kadang-kadang sakit saat menelan
- Tanda-tanda bahaya klinis ISPA:
a. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi

dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,

grunting expiratoir dan wheezing.


b. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi

dan cardiac arrest.


c. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,

papil bendung, kejang dan coma.


d. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kultur dan biopsi adalah proses yang paling sering digunakan dalam

menegakkan diagnosis pada gangguan pernapasan atas.


- Kultur : Kultur tenggorok dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang

menyebabkan faringitis.
- Biopsi : Prosedur biopsi mencakup tindakan mengeksisi sejumlah kecil jaringan

tubuh, dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel dari faring, laring, dan

rongga hidung.
- Pemeriksaan pencitraantermasuk di dalamnya pemeriksaan sinar-X jaringan lunak,

CT Scan, pemeriksaan dengan zat kontras dan MRI (pencitraan resonansi

magnetik). Pemeriksaan tersebut mungkin dilakukan sebagai bagian integral dari

pemeriksaan diagnostik untuk menentukan keluasan infeksi.


2.1.7 Penatalaksanan
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar

pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik

untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang

kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang

6
pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang

penting bagi pederita ISPA.

Pencegahan dapat dilakukan dengan :

- Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.


- Immunisasi.
- Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
- Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

Prinsip perawatan ISPA antara lain :

- Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari

- Meningkatkan makanan bergizi

- Bila demam beri kompres dan banyak minum

- Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan

yang bersih

- Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu

ketat.

- Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih

menetek

Penatalaksanaan Medis

- Medikasi : gunakan semprot hidung atau tetes hidung dua atau tiga kali sehari

atau sesuai yang diharuskan untuk mengatasi gejala hidung tersumbat.

- Diberikan antibiotik apabila penyebabnya adalah bakteri.

2.1.8 Komplikasi

ISPA (saluran pernafasan akut ) sebenarnya merupakan self limited disease

yang sembuh sendiri dalam 5 ± 6 hari jika tidak terjaidi infasi kuman lain, tetapi

penyakit ispa yang tidak mendapatkan pengibatan dan perawatan yang baik dapat

menimbulkan penyakit seperti : sinusitis paranosal, penutupan tuba eustachii,

laryngitis, tracheitis, bronchitis, dan brhoncopneumonia dan berlanjut pada kematian

karna adanya sepsis yang meluas.


7
2.2 Kebersihan Diri dan Lingkungan
2.2.1 Konsep Penyakit
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam

kesejahteraan penduduk. Dimana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan

hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk

kenyamanan hidup dan meningkatkan efesiensi kerja dan belajar.

2.2.2 Definisi

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran

kehidupan di bumi, karena lingkungan adalah tempat pribadi itu tinggal. Lingkungan

yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang

sehat.

2.2.3 Etiologi

1. Dampak fisik

a. Gangguan integritas kulit


b. Gangguan membran mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik kuku

2. Dampak fisikososial

a. Gangguan kebutuhan rasa nyaman


b. Kebutuhan mencintai dan dicintai
c. Kebutuhan harga diri
d. Gangguan integritas sosial

2.2.4 Patofisiologi

Terjadinya gangguan integritas kulit, memperbesar penyakit yang timbul

mengurang, kemampuan sistem imun alami di kulit dapat menimbulkan terjadinya

proses luka akibat salah baring.

2.2.5 Klasifikasi

8
a. Keadaan air
b. Keadaan udara
c. Keadaan tanah

2.2.6 Konflikasi

a. Gangguan integritas kulit


Keadaan diman kulit seseorang tidak utuh. Kemungkinan yang ditemukan

kerusakan jaringan kulit, kelemahan fisik.


b. Gangguan membran mukosa mulut.
Kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami lukakemungkinan

berhubungan dengan :

1. Kondisi hormon

2. Pembatasan intake cairan

3. Pemberian kemoterapi pada kepala dan leher

c. Infeksi pada mata dan telinga

1. Mata

- Apakah sklera ikterik

- Apakah konjungtiva pucat

- Apakah mata gatal atau merah

2. Telinga

- Adakah kotoraan

- Adakah lesi

- Adakah infeksi

d.Gangguan fisik kuku

a. Bentuknya bagaimana
b. Warnanya
c. Pertumbuhannya

2.2.7 Pemeriksaan penunjang

9
Syarat-syarat lingkungan sehat

1. Keadaan air
2. Keadaan udara
3. Keadaan tanah

Cara-cara pemeliharaan kesehatan

1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai


2. Mengurangi kendaraan bermotor
3. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

2.2.8 Konsep kebutuhan dasar manusia

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan

untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Tujuan dari personal hygiene yaitu sebagai berikut :

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b. Memelihara kebersihan diri seseorang

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

d. Mencegah penyakit

e. Menciptakan keindahan

f. Meningkatkan rasa percaya

2.2.9 Beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene yaitu :

1. Body image

2. Praktik sosial

3. Status sosial – ekonomi

4. Pengetahuan

5. Budaya

6. Kebiasaan seseorang

7. Kondisi fisik

2.2.10 Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene meliputi

10
1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering

timbul adalah gangguan integritas kulit,gangguan membran mukosa

mulut,infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada luka.

2. Gangguan psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri dan

gangguan interaksi sosial.

2.2.11 Manifestasi klinis/ tanda dan gejala

Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :

1. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan

2. Hidung kotor dan telinga juga kotor

3. Gigi kotor disertai mulut bau

4. Kulit panjang dan tidak terawat

5. Kuku panjang-panjang dan tidak terawat

6. Badan kotor dan pakaian kotor

7. Penampilan tidak rapi

2.2.12 Anatomi dan Fisiologi

Sistem intergumen terdiri atas kulit,lapisan subkutan dibawah kulit dan

11
perlengkapannya seperti kelenjar dan kuku,kulit,lapisan yaitu lapisan epidermis yang

terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel – sel epitel ini

mudah sekali mengalami regenerasi .lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah.

Lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot,saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada

kulit terdapat 2 kelenjar yaitu :

a. Kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebum yang berfungsi

meminyaki kulit dan rambut.

b. Kelenjar serumen yang terdapat dalam telinga yang berfungsi sebagai pelumas dan

berwarna coklat.

Lapisan hypodermis atau subkutan terdiri dari pembuluh darah,syaraf,limfa

dan jaringan pengikat yang berisi sel lemak.jaringan lemak adalah insulator panas bagi

tubuh subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan stessor dan

tekanan tanpa injury.

Kaki,tangan dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang

khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kulit termasuk adakah

pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas,bisa nyeri dan pada pasien normal

kemampuan berjalan.kuku adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bad,yang

terletak dikulit pada nail groove yang disembunyikan oleh fad kulit,disebut

euticle.kuku juga memiliki body nail.itu berbentuk area putih disebut lunula di bawah

kuku terdapat lapisan epitel disebut nail bed kuku yang normal dan sehat transparan

.lembut dan konveks dengan warna nail bed merah jambu penyakit dapat

mempengaruhi bentuk ketebalan dan curvature dari kulit.

2.2.13 Fokus Pengkajian

1. Riwayat keperawatan

12
a. Keluhan utama

b. Riwayat kesehatan sekarang

Apa yang dirasakan sekarang

c. Riwayat penyakit dahulu

Apakah Kemungkinan pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah pernah

d. Riwayat kesehatan keluarga

Meliputi penyakit yang turun temurun atau penyakit tidak menular

2. Pola pemenuhan KDM menurut

a. Pola oksigenasi : pola nafas,bersihkan jalan nafas,keluhan sesak

b. Pola nutrisi : Asupan nutrisi,pola makan,kecukupan gizi

c. Pola eliminasi : Pola BAK dan BAB,konsistensi feses,warna urine,volume output

d. Pola aktivitas : Meliputi gerakan ( mobilitas ) pasien,aktivitas/ pekerjaan pasien

yang dapat mengendorkan otot.

e. Pola aktivitas : Meliputi kebiasaan tidur / istirahat pasien kebiasaan dalam

istirahat,waktu istirahat.

f. Pola pakaian : Meliputi memilih baju yang sesuai,berpakaian dan melepas pakaian

g. Pola lingkungan dan mempertahankan temperatur tubuh : Meliputi suhu tubuh,kaji

akral ( dingin / hangat ),warna ( kaji adanya sianosis,kemerahan )

h. Pola personal hygiene : Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari

penampilan yang baik serta melindungi kulit,kebiasaan mandi,gosok

i. gigi,membersihkan genetalia.dll untuk menjaga kesehatan.

j. Pola menghindari bahaya lingkungan dan kebutuhan rasa nyaman

k. Pola komunikasi : Bagaimana berinteraksi dengan orang lain

2.2.14 Pemeriksaan Umum

- Keadaan umum

13
- Kesadaran

- TD

- N

- S

- RR

2.2.15 Pemerikasaan Fisik

a. Rambut

1. Keadaan kesuburan rambut

2. Keadaan rambut yang mudah rontok

3. Keadaan rambut yang kusam

4. Keadaan tekstur

b. Kepala

Botak atau alopesia,ketombe,berkutu,adakah eritemia,kebersihan

c. Mata

1. Apakah sklera ikterik

2. Apakah konjungtiva pucat

3. Kebersihan mata

4. Apakah gatal atau mata merah

d. Hidung

1. Adakah pilek

2. Adakah alergi

3. Adakah perubahan penciuman

4. Kebersihan hidung

5. Keadaan membrana mukosa

6. Adakah septum deviasi

e. Mulut

14
Keadaan mukosa mulut,kelembapan,adanya lesi,kebersihan

f. Gigi

Adakah kurang gigi,adakah karies,kelengkapan gigi,pertumbuhan,kebersihan.

g. Telinga

Adakah kotoran,adakah lesi,bentuk telinga,adakah infeksi

h. Kulit

Kebersihan,adakah lesi,keadaan turgor,warna kulit,suhu,tekstur,pertumbuhan bulu

i. Kuku

Bentuk,warna,adanya lesi,pertumbuhan

j. Genetalia

Kebersihan,pertumbuhan rambut pubis,keadaan kulit,keadaan lubang

urethra,keadaan skrotum.

k. Tubuh secara umum

Kebersihan,normal dan keadaan postur

2.2.16 Fokus Intervensi

Intervensi Prioritas NIC

Mandi : Membersihkan tubuh yang berguna untuk relaksasi,kebersihan dan

penyembuhan

Bantuan perawatan diri,mandi/higyene: membantu pasien untuk memenuhi higiene

pribadi.

2.2.17 Diagnosa Keperawatan

1. Defisit perawatan diri ( makan,mandi / hygiene dan toileting ) b.d keterbatasan

Mobilitas fisik

2.2.18 Intervensi Keperawatan

a. Kaji kembali pola kebersihan

15
Rasional : untuk mengetahui pola kebersihan diri pasien normal

b. Jaga kebersihan tempat tidur,selimut bersih dan kencang

Rasional : untuk memberikan rasa nyaman pada pasien

c. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu pasien

mandi

Rasional : untuk mengetahui ada inflamasi yang terjadi

d. Bantu klien dalam kebersihan badan,mulut,rambut dan kuku

Rasional : Untuk mengetahui keadaan mulut bersih,rambut bersih,kuku panjang dan

badan bersih/tidak bau.

e. Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut,keadaan badan,rambut dan

kuku bersih,pentingnya kebersihan.

f. Libatkankan keluarga

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

16
I. Anamnesa
Pengkajian Tanggal 05-03-2019 Pukul 17.00 WIB
a. Identitaspasien
NamaKlien : An. J
TTL : Palangkaraya, 28 september 2016
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Banjar/Indonesia
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Jl. Manduhara II
Diagnosamedis : ISPA
b. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Ny. A
TTL : Amuntai, 13 maret 1992
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Manduhara II
Hubungan keluarga : Ibu Kandung
c. Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya batuk, pilek kurang lebih 5 hari yang lalu

d. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 28 februari 2019, Klien demam disertai batuk pilek yang muncul 5

hari yang lalu. Karna klien batuk pilek terus menerus lalu dibawa ke RS dr.

Doris Sylvanus. Masuk IGDdan diberi infus K4 En 3b 20 TPM, lalu dibawa

keruang F untuk tindak lanjut.


b. Riwayat kesehatan lalu
4. Riwayat prenatal : An. J anak pertama, selama hamil ibu tidak

pernah sakit
5. Riwayat natal : Klien lahir normal, hamil 9 bulan, BB: 2.700

TB: 49
6. Riwayat postnatal : Keadaan tubuh normal dan tidak ada kelainan
7. Penyakit sebelumnya : Ibu klien mengatakan An. J tidak pernah masuk

RS
8. Imunisasi

Jenis BCG DPT Polio campak Hepatiti TT

s
Usia 1 bulan 2,4,6bl 2,3,5bl 9 bulan - -

17
n n

c. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu klien mengatakan bahwa di dalam anggota keluarga tidak memiliki riwayat

penyakit keluarga sebelumnya, tidak ada penyakit keturunan.

d. Susunan genogram 3 (tiga) generasi


Keterangan :
= Laki-laki
○ = Perempuan
... = Tinggal serumah
→= Pasien
X= Meninggal
─= Keturunan
a. Pemeriksaan fisik
d. Keadaan umum : Klien tampak lemas, kesadaran komposmentis, terpasang infus

wida, DS 1/2 ditangan kanan


e. Tanda vital
Tekanandarah :………………….mmhg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 37,0 ˚C
Respirasi : 40 x/mnt
f. Kepaladanwajah
a. Ubun-ubun
Menutup ( √ ) Ya (-) Tidak
Keadaan (-) cembung (-) cekung (-) lain,lain…
Kelainan (-) Hidrocefalus ( ) Microcephalus
Lain-lain: Tidak ada
b. Rambut
Warna : Hitam

Keadaan : Rontok (-) Ya ( √ ) Tidak


Mudah dicabut(-) Ya ( √ ) Tidak
Kusam (-) Ya ( √ ) Tidak
Lain-lain: Tidak ada
c. Kepala
Keadaan kulit kepala : Bersih tidak ada benjolan, ketombe dan peradangan
Peradangan/benjolan : (- ) Ada, sebutkan: Tidak ada
( √ ) Tidak………………………….
Lain-lain : Tidak ada
d. Mata
Bentuk : ( √ ) simetris (-) tidak
Conjungtiva : Merah muda (normal)

18
Skelera : bening (normal)
Reflek pupil : Baik
Oedem Palpebra : (-) Ya (√)tidak
Ketajaman penglihatan : Baik
Lain-lain :Tidak ada
e. Telinga
Bentuk : ( √ ) Simetris (-) tidak
Serumen/secret : ( √ ) Ada (-) tidak
Peradangan : (-) Ada ( √ ) tidak
Ketajaman pendengaran: Baik
Lain-lain :Tidak ada
f. Hidung
Bentuk : ( √ ) Simetris (-) tidak
Serumen/secret : ( √ ) Ada (-) tidak
Pasaseudara : (-) terpasang O2….. liter ( √ ) tidak
Fungsi penciuman : Baik
Lain-lain :Tidak ada
g. Mulut
Bibir : intak ( ) ya ( √ ) tidak
Stanosis ( ) ya ( √ ) tidak
Keadaan ( ) kering ( √ ) lembab
Palatum : ( ) keras ( ) lunak
h. Gigi
Carries : ( ) ya, sebutkan…............ ( √ ) tidak
Jumlahgigi : Lengkap
Lain-lain : Tidak ada
g. Leherdantengorokan
Bentuk : Simetris
Reflekmenelan : Susah menelan
Pembesaran tonsil : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Peradangan : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
h. Dada
Bentuk : ( √ ) simetris ( ) tidak
Retraksi dada : ( ) ada ( ) tidak
Bunyinafas : Vesikuler
Tipepernafasan : Perut
Bunyi jantung : Lup-Dup
Iktuscordis : Tidak tampak
Bunyitambahan : Ronshi
Nyeri dada : Tidak ada
Keadaanpayudara : Simetris
Lain-lain : Tidak ada
i. Punggung
Bentuk : ( √ ) simetris(-) tidak
Peradangan : (-) ada, sebutkan………….
Benjolan : (-ada, sebutkan…………
Lain-lain : Tidak ada
j. Abdomen
Bentuk : (√ ) simetris (-) tidak
19
Bisingusus : …………………..
Asites : (-) ada ( √ ) tidak
Massa : ( ) ada, sebutkan……..
Hepatomegali : ( ) ada ( √ ) tidak
Spenomegali : ( ) ada ( √ ) tidak
Nyeri : (-) ada, sebutkantidak ada
Lain-lain : Tidak ada
k. Ektremitas
Pergerakan/ tonus otot 5 ┼ 5 ekstremitas atas 5 ┼ 5 ekstremitas bawah
Oedem : (-) ada, sebutkan………… ( √ ) tidak
Sianosis : (-) ada, sebutkan………… ( √ ) tidak
Clubbing finger : (-) ada ( √ ) tidak
Keadaankulit/turgor : Kulit bersih, tugur < 2 detik
Lain-lain : Palpasi kulit teraba hangat
l. Genetalia
e. Laki-laki
Kebersihan : ………………………………………………………
Keadaan testis : ( ) lengkap ( ) tidak
Hipospadia : ( ) ada ( ) tidak
Epispadia : ( ) ada ( ) tidak
Lain-lain : ………………………………….
f. Perempuan
Kebersihan : Bersih
Keadaan labia : (√) lengkap (-) tidak
Peradangan/ benjolan : Tidak ada
Menorhage : Usia -
Siklus -
Lain-lain : Tidak ada
b. Riwayatpertumbuhandanperkembangan
1. Gizi : BB: 12 kg, TB: 97 cm, status gizi baik
2. Kemandiriandalambergaul : Mandiri dapat bergaul dan bermain dengan

teman
3. Motorikhalus :Sudah dapat melakukan aktivitas motorik halus,

menggambar
4. Motorikkasar : Sudah dapatmelakukan aktivitas motorik kasar,

berlari
5. Kognitifdan bahasa: : Klien mampu berkomunikasi
6. Psikososial : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

c. PolaAktifitassehari-hari

No Polakebiasaan Sebelumsakit Saatsakit


1 Nutrisi
a. Frekuensi a. 3x1 hari porsi anak habis a. Tidak ada makan
b. Nafsumakan/selera b. Baik b. Kurang nafsu makan
c. Jenismakanan c. Nasi, ikan, sayur dan buah- c. Bubur, ikan, sayur

buahan
20
2 Eliminasi
a. BAB a. 2x1 hari (Lunak) a. 1x Sehari (Lunak)
Frekuensi
Konsistensi
b. BAK b. 4x1 hari (Cari) b. 5x Sehari (cair)
Frekuensi
Konsistensi
3 Istirahat/tidur a. ± 2 Jam a. ±1 Jam
a. Siang/ jam b. ± 9 Jam b. ±8 Jam
b. Malam/ jam
4 Personal hygiene
a. Mandi a. 2x Sehari a. Tidak ada
b. Oral hygiene b. 2x Sehari b. 1 kali sehari

d. Data penunjang

No Paro Meter Result Unit Ret Range

.
1. WBC 10,0x10 ^3/ul 4.00 -12.00
2. RBC 4,61x10^6/ul 3.50 -5.50
3 HGB 11,09/dl 11.0-16.0
4. PLT 265x10^3/ul 150 - 400

NO Obat Dosisi Keteranang


1. Inj. 3x 450 mg antibiotik sefaloskotin untuk membunuh bakteri

Cefotaxime yang memicu infeksi

2. Inj. 2x16 mg untuk menghentikan Pertumbuhan bakteri termasuk

Gentamicein obat golongan antibiotik aminoglikosida

PalangkaRaya, 05-03-2019

Mahasiswa,

21
( RUSLIANUR )

NIM: 2017.C.09a.0862

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN


MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: ibu klien mengatakan, Merangsang metabolisme Bersihan jalan nafas tidak

klien batuk berdahak dan pilek pertahanan tubuh terhadap efektif

adanya mikroorganisme

DO: - klien tampak batuk-batuk

- Suara nafas ronchi Meningkatnya produksi mukosa

TTV : N: 80x/m oleh sel-sel basalla sepanjang

S: 37,0C saluran pernapasan

R: 40x/m

- Batuk Penumpukan sekresi mukue

- Pilek pada jaringan nafas

- Ada sekret dihidung

Obstruksi jalan nafas

Bersihan jalan nafas tidak efektif

22
Peradangan

Peningkatan mucus meningkat

Kurang nafsu makan

Intake tubuh

23
DS: Ibu mengatakan klien Resiko defisite nutrisi

kurang nafsu makan

DO: - tidak ada makan

- klien hanya minum air

putih

- klien tampak lemas dan

gelisah

Sebelum sakit :

- BB : 12 kg

- TB : 97 cm

- 1 porsi

- baik

- nasi, ikan sayur

Saat sakit :

- BB : 11 kg

- TB : 97 cm

- Tidak ada makan

- Kurang nafsu makan

- Bubur, ikan, sayur

24
PRIORITAS MASALAH

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret ditandai dengan anak tampak batuk-

batuk, suara nafas ronchi, kesadaran kompasmentis, ada sekret dihidung

2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat ditandai dengan klien tidak

ada makan, klien hanya minum air putih, klien tampak gelisah, lemas, berat badan klien 12 kg tinggi

badan 97 cm

BBi : (2xn) +8

(2xumur) +8

= (2x2.6)

=4.12

= 4 tahun . 12 bulan

= 4 tahun . 1 tahun

Jadi, 4 tahun + 1

= 5+8

= 13 kg ( status gizi baik )

25
RENCANA KEPERAWATAN

NamaPasien :An. J

RuangRawat :Ruang. F

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional

Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 1. Observasi keadaan 1. Mengetahui keasaan umum

tidak efektif b.d perawatan selama 1x24 umum pasien pasien

penumpukan secret jam diharapkan bersihan 2. Ajarkan pasien minum 2. Air hangatdapat membantu

ditandai anak tampak jalan nafas efektif air hangat mengencerkan dahak

batuk-batuk, suara nafas dengan lentang hasil: 3. Ajarkan pasien untuk 3. Dengan cara batuk efektif dapat

ronchi, kesadaran 1. Batuk berkurang mengeluarkan dahak memaksimalkan pengeluaran

kompasmentis, ada 2. Pilek berkurang dengan cara batuk efektif dahak

secret di hidung 4. Anjurkan pasien 4. Minuman dingin dan pemanis

mengindari minuman buatan dapat memperparah batuk

dingin dan pemanis buatan klien

5 kolaborasi dengan 5. Batuk mengobati batuk

dokter dalam pemberian dahakklien

obat sesuai indikasi

26
2. Resiko nutrisi kurang Setelah dilakukan 1. Observasi keadaan 1. Untuk mengetahui keadaan

dari kebutuhan tubuh perawatan 1x24 jam umum pasien umum pasien

b.d intake tidak adekuat nafsu makan membaik 2. Kaji pada kebiasaan 2. Agar kebutuhan nutrisi klien

ditandai dengan klien dengan kriteria hasil : makan pasien terpenuhi

tidak ada makan, klien 1. Nafsu makan 3. Anjurkan pasien makan 3. Agar klien memahami tentang

hanya minum air putih, meningkat sedikit tapi sering nutrisi

BB 12 kg, TB 97 cm 2. Makanan yang 4. Berikan pendidikan 4. Untuk memaksimalkan nutrisi

BBi : (2xn)+8 dihidng dapat kesehatan tentang nutrisi masuk kedalam tubuh

= (2xumur)+8 dihabiskan 5. Kolaborasi dengan tim 5. Untuk memenuhi kebutuhan

=(2x2.6)+8 3. BB tetap dibatas gizi dalam pemberian nutrisi klien.

=(4.12)+8 normal makanan rendah serat dan

=4 tahun.12 bulan vitamin A

= 4 tahun. 1

Jadi 4 tahun+ 1+8

= 5+8

= 13 kg

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

27
Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan
dan
NamaPerawat
1.Melakukan implementasi keadaan S : Ibu mengatakan an. J masih
Selasa, 05-03-2019
17.00 wib unum pasien batuk-batuk

2. Menganjurkan klien untuk O : - kesadaran konfomentis

minum air hangat - mengajarkan cara batuk

3. Mengajarkan klien untuk efektif

mengeluarkan dahak dengan cara - anak tampak batuk-batuk

batuk efektif A : masalah teratasi sebagian

4. Menganjurkan klien menghindari P : lanjutkan intervensi 1-5

minuman dingin dan pemanis

buatan

5.Melakukan kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian obat

(efotacime 3x1 50 mg obat

antibiotik sefalospotinuntuk

membunuh bakteri yang memicu

infeksi
Rabu, 06-03-2019 1.Mengkaji pola kebiasaan makan S : Ibu klien mengatakan An. J
17.30 wib
klien makan dan minum tapi dalam

2.Menganjurkan klien makan porsi sedikit

sedikit tapi sering O : - klien dapat menghabiskan

3.Memberikan pendidikan makanan 1/2 porsi

kesehatan tentang nutrisi - klien tampak tidak lemas

4.Melakukan kolaborasi dengan - klien tampak makan

28
dokter dalam pemberian obat makanannya sedikit-sedikit tapi

Gentomicein 2x16 mg untuk sering

menghentikan pertumbuhan bakteri A : Masalah teratasi sebagian

termasuk obat golongan antibiotik P : lanjutkan intervensi 1-5

aminoglikosida

BAB IV

PENUTUP

29
3.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan PKK1 yang dilaksanakan di

RSUD.dr Doris Sylpanus diruang plamboyan selama 1 minggu

maka saya menarik kesimpulan bahwa dunia kerja tidak semudah

yang dibayangkan dan disini kita dituntut untuk disiplin dan

cekatan. Kemudian saat berada di RS tersebut kami yang terdiri 6

orang dalam satu kelompok akan membahas masing-masing satu

kasus pasien.
3.2 Saran
Diharapkan laporan dan askeb ini bisa menambah dan

pengetahuan bagi pembaca tentang penyakit ISPA.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah

Edisi 8 volume 2. Jakarta : EGC.

30
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius

FKUI : Jakarta.

Price A, Sylvia, dkk, 2012. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses

Penyakit, Edisi 6. EGC: Jakarta.

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis

NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.

31

Anda mungkin juga menyukai