RENALDY LUMENTERI
PO0220220024
(.............................................................) (.............................................................)
9
A. Konsep Dasar
1. Pengertian ISPA
bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA
Penyakit ISPA ini paling banyak di temukan pada anak di bawah lima
tahun karena pada kelompok usia ini adalah kelompok yang memiliki
yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari
dijumpai pada balita dan anak-anak mulai dari ISPA ringan sampai berat.
9
2. Etiologi ISPA
partikel udara (droplet infection). Kuman ini akan melekat pada sel epitel
Selain bakteri dan virus ISPA juga dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, yaitu kondisi lingkungan (polutan udara seperti asap rokok dan
3. Patofisiologi ISPA
reaksi apa-apa.
Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan
sebelumnya rendah.
akibat pneumonia.
partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami
yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan
terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak akibat
infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu
keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2
di alveoli dan akan dimobilisasi ke tempat lain bila terjadi infeksi. Asap
terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita
(2016):
a. Gejala dari ISPA ringan
1) Batuk.
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37°C atau jika dahi anak
gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai
berikut :
gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih
5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
5. Penatalaksanaan ISPA
sebagian besar kasus ISPA atas disebabkan oleh virus. Infeksi Saluran
a. Terapi Suportif
b. Antibiotik
8. Komplikasi
sembuh sendiri 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lainnya.
a. Sinusitis paranasal
Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar karena pada bayi
dan anak kecil sinus paranasal belum tumbuh. Gejala umum tampak
lebih besar, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan
rangsang faring yang menetap tanpa sebab yang jelas perlu yang
otitis media akut (OMA). Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat
kejang demam.
muntah atau diare. Karena bayi yang menderita batuk pilek sering
(OMP).
Faktor-faktor OMP yang sering dijumpai pada bayi dan anak adalah :
penyaluran sekret.
pusat (meningitis).
c. Penyebaran infeksi
purulenta.
9. Pencegahan
alami.
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, bada lemah, nyeri otot
dan sendi, nafsu makan menurun, batik, pilek dan sakit tenggorokan.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Biasanya klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit ini.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit
klien tersebut.
4. Riwayat Sosial
Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat
penduduknya.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Bagaimana keadaan klien, apakah letih, lemah atau sakit
berat.
2. Tanda Vital :
a. Kepala :
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah
ada kelainan atau lesi pada kepala.
b. Wajah :
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak.
c. Mata :
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, sklera
ikterik/tidak, keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam
penglihatan.
d. Hidung :
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung serta
cairan yang keluar, ada sinus/tidak dan apakah ada gangguan dalam
penciuman.
e. Mulut :
Bentuk mulut, membran-membran mukosa kering/lembab, lidah
kotor/tidak, apakah ada kemerahan/tidak pada lidah, apakah ada
gangguan dalam menelan, apakah ada kesulitan berbicara.
f. Leher :
Apakahterjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan distensi
vena jugularis.
g. Thorax :
Bagaimana bentuk dada simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada
wheezing, apakah ada gangguan dalam pernafasan. Pemeriksaan fisik
difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan.
3. Inspeksi
a. Membran mukosa-faring tampak kemerahan.
b. Tonsil tampak kemerahan dan edema.
c. Tampak batuk tidak produktif.
d. Tidak ada jaringan parut dan leher.
e. Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan
cuping hidung.
4. Palpasi
a. Adanya demam
b. Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan
pada nodus limfe servikalis
c. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
5. Perkusi
Suara paru normal (resonance)
6. Auskultasi
Suara nafas terdengar ronchi pada kedua sisi paru
7. Abdomen :
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulir kering/tidak, apakah terdapat nyeri tekan
pada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan pemeriksaan bising
usus, apakah terjadi peningkatan bising usus/tidak.
8. Genetalia :
Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin, warna rambut kelamin.
Pada laki-laki lihat keadaan penis, apakh ada kelainan/tidak. Pada wanita lihat
keadaam labia minora, biasanya labia minora tertutup oleh labia mayora.
9. Integumen :
Kaji warna kulit, integrasi kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/tidak, apakah ada
nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
10. Ekstermitas atas :
Apakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta kelainan
bentuk.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
3. Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil
4. Risiko tinggi penularan infeksi b.d tidak kuatnya pertahanan sekunder (adanya
infeksi penekanan imun)
INTERVENSI
Untuk mengontrol
infeksi dan
menurunkan panas.
2 Ketidakseimbangan - Tujuan : Nutrisi kembali Mandiri :
nutrisi kurang dari seimbang.
1. Kaji kebiasaan 1. Berguna untuk
kebutuhan tubuh - KH : menentukan
diet, input-output
b.d anoreksia A : Antropometri: berat dan timbang BB kebutuhan kalori,
setiap hari. menyusun tujuan
badan, tinggi badan, lingkar
BB dan evaluasi
lengan, berat badan tidak keadekuatan
turun (stabil) rencana nutrisi
B : Biokimia : 2. Berikan porsi
makan kecil tapi
- Hb normal (laki-laki 13,5- sering dalam
18 g/dl dan perempuan 12- keadaan hangat 2. Nafsu makan
3. Tingkatkan tirah dapat dirangsang
16 g/dl) pada situasi rileks,
baring
- Albumin normal (dewasa bersih, dan
4. Kolaborasi dengan menyenangkan.
3,5-5,0 g/dl)
ahli gizi untuk 3. Untuk mengurangi
C : Clinis : kebutuhan
memberikan diet
- Tidak tampak kurus sesuai kebutuhan metabolik.
klien. 4. Metode makan
- Rambut tebal dan hitam
dan kebutuhan
- Terdapat lipatan lemak kalori di dasarkan
subkutan pada situasi atau
kebutuhan
D: Diet :
5. Berikan heath individu untuk
- Makan habis satu porsi education pada ibu memberikan
- Pola makan 3X/hari tentang Nutrisi : nutrisi maksimal
makanan yang 5. Ibu dapat
bergizi yaitu 4 memberikan
sehat 5 sempurna, perawatan
hindarkan anak maksimal kepada
dari snack dan es, anaknya. Makanan
beri minum air bergizi dan air
putih yang putih yang banyak
banyak. dapat membantu
6. Menjauh-kan dari mengencerkan
bayi lain lendir dan dahak.
7. Menjauh-kan bayi
dari keluarga yang
sakit.
6. Tidak terjadi
penularan penyakit
7. Tidak terjadi
pemaparan ulang
yang
menyebabkan bayi
tidak segera
sembuh.
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai
indikasi.
2. Peningkatan
sirkulasi pada
daerah
tenggorokan serta
mengurangi nyeri
tenggorokan.
Kortikosteroid
digunakan untuk
mencegah reaksi
alergi atau
menghambat
pengeluaran histamin
dalam inflamasi
pernafasan. Analgesik
untuk mengurangi
nyeri.
4 Risiko tinggi Tujuan : Meminimalisir Mandiri :
penularan infeksi penularan infeksi lewat 1. Batasi pengun-
jung sesuai 1. Menurunkan
b.d tidak kuatnya udara potensi terpajan
indikasi.
pertahanan KH : Anggota keluarga pada penyakit
infeksius
sekunder (adanya tidak ada yang tertular ISPA 2. Jaga keseimba-
ngan antara 2. Menurunkan
infeksi penekanan istirahat dan konsumsi atau
imun) aktifitas kebutuhan
keseimbangan
oksigen dan
memperbaiki
pertahanan klien
terhadap infeksi,
meningkatkan
3. Tutup mulut dan penyembuhan
hidung jika 3. Mencegah
hendak bersin. penyebaran
4. Tingkatkan daya patogen melalui
tahan tubuh, cairan.
terutama anak 4. Malnutrisi dapat
dibawah usis 2 mempengaruhi
tahun, lansia, dan kesehatan umum
penderita penyakit dan menurunkan
kronis. Konsumsi tahanan terhada
vitamin C, A dan infeksi
mineral seng atau
antioksidan jika
kondisi tubuh
menurun atau
asupan makanan
berkurang
Kolaborasi :
Pemberian obat sesuai
hasil kultur.
Alsagaff, Hood dkk, 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Gramik Fakultas Kedokteran
Universitas Air Langga, Surabaya.
Cipolle, R.J., Strand, L.M., dan Morley,P.C, 1998, Pharmaceutical Care Practice, The Mc, Graw
Hills Companies.
Dorlan, W., A., Newman, 2002, Kamus Kedokteran Dorland, alih bahasa Huriawati Hartanto,
dkk., Ed 29, EGC, Jakarta.