Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi
lnfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang diadaptasi dari bahasa
Inggris Acute Respiratory Infections (ARl) mempunyai pengertian sebagai
berikut:
a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli
beserta organ secara anatomis mencakup saluran pemafasan bagian
atas.
c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang digolongkan ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14
hari. (Suriadi, 2001)
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau
lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran
bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah
dan pleura. ISPA umumnya berlangsung selama 14 hari. Yang termasuk
dalam infeksi saluran nafas bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga,
radang tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga sinusitis. Sedangkan
infeksi yang menyerang bagian bawah saluran nafas seperti paru itu salah
satunya adalah pneumonia. (WHO)

2. Etiologi

Etiologi ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus, Staphylococcus,
Pneumococcus, Haemophylus, Bordetella dan Corinebacterium. Virus
penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus,
Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.

1
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA
pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya
sanitasi lingkungan.
lnfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dapat ditularkan melalui air ludah,
darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang
sehat kesaluran pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi
saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan fibrosis kistik, menempati
bagian yang cukup besar pada lapangan pediatrik. Infeksi saluran pernapasan bagian
atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan
masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.

3. Klasifikasi

Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai


berikut:
a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding
dada kedalam (chest indrawing).
b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat..
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
(Rasmaliah, 2004)

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.


Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk
golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun. Untuk golongan umur kurang 2 bulan
ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :
a. Pneumonia berada: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat
dinding pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk
golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.
b. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan
kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.

2
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
a. Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding
dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada
saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau
meronta).
b. Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk
usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 - 4
tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
c. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan
dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.

4. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis secara umum yang sering didapat adalah rinitis, nyeri
tenggorokan, batuk dengan dahak kuning/ putih kental, nyeri retrosternal dan
konjungtivitis. Suhu badan meningkat antara 4-7 hari disertai malaise, mialgia,
nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah dan insomnia. Bila peningkatan suhu
berlangsung lama biasanya menunjukkan adanya penyulit.
Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),
retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah
atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing. Pada sistem cardial adalah:
tachycardia, bradycardia, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest. Pada
sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
papil bendung, kejang dan coma.
Tanda-tanda laboratoris
a. Hypoxemia
b. Hypercapnia
c. Acydosis (metabolik dan atau respiratorik).
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun
adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk,
sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan
adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang
dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun,
stridor, Wheezing, demam dan dingin.

3
5. Patofisiologi

Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :


a. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan
reaksi apa-apa.
b. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya
rendah.
c. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala
demam dan batuk.
Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat yaitu :
a. Dapat sembuh sempurna.
b. Sembuh dengan atelektasis.
c. Menjadi kronos.
d. Meninggal akibat pneumonia.
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar
sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif
dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel
dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu
terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia,
makrofag alveoli, dan antibodi.
Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A. Antibodi ini
banyak ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi ini akan memudahkan
terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita yang
rentan (imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien
keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi. Penyebaran infeksi
pada ISPA dapat melalui jalan hematogen, limfogen, perkontinuitatum dan
udara nafas.
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel
mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal
yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap
rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara), sindroma imotil,
pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau lebih).

4
6. Komplikasi

Komplikasi yang di dapat dari infeksi saluran pernafasan akut adalah


terjadinya obstruksi jalan nafas dengan segala akibatnya, bronkopneumonia,
atelektasis. Kardiovaskuleer: miokarditis, yang dapat terjadi akibat toksin yang
dibentuk kuman difteri. Kelainan pada urogenital (ginjal): nefritis. Kelainan
saraf: dapat berupa paralisis atau parase.
Adapun komplikasinya yang lainnya adalah:
a. Meningitis: Radang selaput pelindung sistem
b. OMA: Otitis Media Akut
c. Mastoiditis
d. Kematian

7. Prognosa

Jika penanganannya tepat dan cepat maka prognosis baik. Namun, jika
penanganan lambat dan tidak tepat maka akan terjadi komplikasi yang
menyebabkan prognosis buruk.

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium:

Pada pemeriksaan ditemukan gambaran sebagai berikut:

- Hb menurun, nilai normal L: 13-16gr%, P: 12-14gr%


- Leukosit meningkat, nilai normal 500-1000/mm3
- Eritrosit menurun, nilai normal 4,5-5,5 juta/mm3
- Urine biasanya lebih tua, mungkin terdapat albuminuria karena suhu
tubuh meningkat
b. Kultur

Kultur tenggorok dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang


menyebabkan faringitis.
c. Biopsi

Prosedur biopsi mencakup tindakan mengeksisi sejumlah kecil jaringan


tubuh, dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel dari faring,

5
laring, dan rongga hidung. Dalam tindakan ini mungkin saja pasien
mendapat anastesi lokal, tropical atau umum tergantung pada tempat
prosedur dilakukan.
d. Pemeriksaan pencitraan
Termasuk di dalamnya pemeriksaan sinar-X jaringan lunak, CT Scan,
pemeriksaan dengan zat kontras dan MRI (pencitraan resonansi magnetik).
Pemeriksaan tersebut mungkin dilakukan sebagai bagian integral dari
pemeriksaan diagnostik untuk menentukan keluasan infeksi pada sinusitis
atau pertumbuhan tumor dalam kasus tumor

9. Penatalaksanaan

a. Medis
- Suportif: meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang
adekuat,pemberian multivitamin dan lain-lain.
- Diet cair dan lunak selama tahap akut
- Antistetik topikal seperti lidokain, orabase atau diklorin memberikan
tindakan peredaan nyeri oral.
- Antibiotik
 Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
 Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus
 Menurut WHO: Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol,
Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin Prokain, Pnemonia berat: Benzil
penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
 Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dan lain-lain.
- Pengobatan antara lain:
 Mengatasi panas (demam)
Dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi
dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol
diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya,
tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan
diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain
bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

6
b. Keperawatan
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan
sapu tangan yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek
g. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional
yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
sendok teh , diberikan tiga kali sehari
h. Penyuluhan pada pasien tentang cara memutuskan infeksi
i. Meningkatkan masukan cairan

10. Pencegahan ISPA


Pencegahan ISPA antara lain:
a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
b. Imunisasi
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

7
B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, tanggal masuk
RS, tanggal pengkajian, no. MR, diagnosa medis, nama orang tua, umur
orang tua, pekerjaan, agama, alamat, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan
- Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan
lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan
sakit tenggorokan.
- Riwayat penyakit dahulu
Biasanya klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit ini
- Riwayat penyakit keluarga
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit
seperti penyakit klien tersebut.
- Riwayat sosial
Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan
padat penduduknya
c. Pemeriksaan fisik
- Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelelahan dan Insomnia.
Tanda : Letargi dan Penurunan toleransi terhadap aktivitas.
- Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya kronis
Tanda : Takikardia dan Penampilan kemerahan atau pucat
- Integritas Ego
Gejala : Banyakya stressor, masalah finansial
- Makanan/Cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah
Tanda : Distensi abdomen, Hiperaktif bunyi usus, Kulit kering dengan
turgor buruk Penampilan kakeksia (malnutrisi)
- Neurosensori
Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influnza)
Tanda : Perubahn mental (bingung, samnolen )

8
- Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, Nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh batuk, nyeri
dada subternal(influenza)mialgia,artralgia, nyeri tenggorokan.
- Pernafasan
Gejala : Riwayat adanya kronis, merokok sigaret.
Tanda : Adanya sputum atau sekret
Perkusi : Pekak di atas area yang konsolidasi
Bunyi nafas : Menurun atau tidak ada di atas area yang terlibat , atau
nafas yang bronkhial
Warna : Pucat atau sianosis bibir/kuku
- Keamanan
Gejala : Demam (mis : 38,5 - 39,7° C)
Tanda : Berkeringat, Menggigil berulang, gementar, kemerahan
mungkin ada pada kasus rubeola atau varisela
- Penyuluhan/Pembelajaran
Tanda : Bantuan dengan perawatan diri : tugas pemeliharaan rumah,
Oksigen mungkin diperlukan, bila ada kondisi pencetus

9
2. Penyimpangan KDM ISPA

Bakteri Virus Jamur


(streptococcus) (microvirus, adenovirus)

ISPA

Reaksi Antigen Antibody Kuman berlebih di Silia yang terdapat pada permukaan
bronkus saluran pernapasan bergerak ke
atas
Reaksi pada
saluran napas Proses peradangan
Virus masuk ke faring
dan tonsil
Akumulasi sekret di bronkus
Infeksi
Batuk kering
Tubuh menggigil dan Ketidakefektifan
demam Bersihan Jalan Napas
Merusak lapisan epitel dan
mukosa saluran pernapasan
Mucus di bronkus
Peningkatan meningkat
suhu tubuh Iritasi

Bau mulut tak sedap


Hipertermi Inflamasi

Anoreksia
Faktor fisiologis Nyeri

Intake menurun
Suplai O2 ke jaringan menurun
Perubahan status
kesehatan anak
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari Penurunan metabolisme sel
Ansietas Kebutuhan Tubuh

Fatigue

Intoleransi Aktivitas

Ketidakefektifan Pola Napas

10
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim muncul:
a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses inflamasi pada
saluran pernafasan
c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukkan
secret mucus di bronkus
d. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa faring
dan tonsil.
e. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan anak
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatigue/kelemahan.
g. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, intake inadekuat

4. Tujuan/Rencana Tindakan Keperawatan (NOC/NIC)

a. Hipertermia

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Hipertermia NOC NIC


Definisi: Peningkatan Thermoregulation Fever treatment
suhu tubuh diatas kisaran
normal Kriteria Hasil: - Monitor suhu sesering
mungkin
Batasan Karakteristik : - Suhu tubuh dalam - Monitor IWL
rentang normal - Monitor warna dan suhu
- Konvulsi - Nadi dan RR dalam kulit
- Kulit kemerahan rentang normal - Monitor tekanan darah,
- Peningkatan suhu - Tidak ada nadi dan RR
tubuh diatas kisaran perubahan warna - Monitor penurunan tingkat
normal kulit dan tidak ada kesadaran
- Kejang pusing - Monitor WBC, Hb, dan Hct
- Takikardi
- Monitor intake dan output
- Takipnea
- Berikan anti piretik
- Kulit terasa hangat
- Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab
demam
- Selimuti pasien
- Lakukan tapid sponge

11
Faktor Yang - Kolaborasi pemberian
Berhubungan: cairan intravena
- Kompres pasien pada lipat
- Anastesia paha dan aksila
- Penurunan respirasi - Tingkatkan sirkulasi udara
- Dehidrasi - Berikan pengobatan untuk
- Pemajanan mencegah terjadinya
lingkungan yang menggigil
panas
- Penyakit Temperature regulation
- Pemakaian pakaian
yang tidak sesuai - Monitor suhu minimal tiap
dengan suhu 2 jam
lingkungan - Rencanakan monitoring
- Peningkatan laju suhu secara kontinyu
metabolisme - Monitor warna dan suhu
- Medikasi kulit
- Trauma - Monitor tanda-tanda
- Aktivitas berlebihan hipertermi dan hipotermi
- Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
- Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dan
kedinginan
- Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan
emergency yang
diperlukan
- Ajarkan indikasi dan
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
- Berikan anti piretik jika
perlu

12
Vital sign Monitoring

- Monitor TD, nadi, suhu,


dan RR
- Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
- Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk atau
berdiri
- Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan
abnormal
- Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Ketidakefektifan NOC NIC


bersihan jalan napas Airway suction
Definisi : - Respiratory status :
Ketidakmampuan untuk Ventilation - Pastikan kebutuhan
membersihkan sekresi - Respiratory status : oral/tracheal suctioning
atau obstruksi dan Airway patency - Auskultasi suara nafas
saluran pernafasan untuk sebelum dan sesudah

13
mempertahankan Kriteria Hasil : suctioning.
kebersihan jalan nafas. - Informasikan pada klien
- Mendemonstrasikan dan keluarga tentang
Batasan Karakteristik : batuk efektif dan suctioning
suara nafas yang
- Tidak ada batuk bersih, tidak ada - Minta klien nafas dalam
- Suara napas sianosis dan dyspneu sebelum suction
tambahan (mampu dilakukan.
- Perubahan frekwensi mengeluarkan - Berikan O2 dengan
napas sputum, mampu menggunakan nasal untuk
- Perubahan irama bernafas dengan memfasilitasi suksion
napas mudah, tidak ada nasotrakeal
- Sianosis pursed lips) - Gunakan alat yang steril
- Kesulitan berbicara setiap melakukan tindakan
atau mengeluarkan - Menunjukkan jalan - Anjurkan pasien untuk
suara nafas yang paten istirahat dan napas dalam
- Penurunan bunyi (klien tidak merasa setelah kateter dikeluarkan
napas tercekik, irama nafas, dan nasotrakeal
- Dipsneu frekuensi pernafasan - Monitor status oksigen
- Sputum dalam jumlah dalam rentang pasien
yang berlebihan normal, tidak ada - Ajarkan keluarga
- Batuk yang tidak suara nafas bagaimana cara
efektif abnormal) melakukan suksion
- Orthopneu - Hentikan suksion dan
- Gelisah - Mampu berikan oksigen apabila
- Mata terbuka lebar mengidentifikasikan pasien menunjukkan
dan mencegah faktor bradikardi, peningkatan
yang dapat saturasi O2, dan lain-lain.
Faktor Yang menghambat jalan
Berhubungan : nafas Airway Management
Lingkungan
- Buka jalan nafas,
- Perokok pasif guanakan teknik chin lift
- Mengisap asap atau jaw thrust bila perlu
- Merokok - Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Obstruksi jalan nafas - Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat
- Spasme jalan nafas jalan nafas buatan
- Mokus dalam jumlah - Pasang mayo bila perlu
berlebihan - Lakukan fisioterapi dada
- Eksudat dalam jalan jika perlu
alveoli - Keluarkan sekret dengan
- Maten asing dalan batuk atau suction
jalan napas - Auskultasi suara nafas,

14
- Adanya jalan napas catat adanya suara
buatan tambahan
- Sekresi bertahan/sisa - Lakukan suction pada
sekresi mayo
- Sekresi dalam bronki
Fisiologis : - Berikan bronkodilator bila
perlu
- Jalan napas alergik - Berikan pelembab udara
- Asma Kassa basah NaCI
- Penyakit paru Lembab
obstruktif kronik - Atur intake untuk cairan
- Hiperplasi dinding mengoptimalkan
bronkial keseimbangan.
- Infeksi - Monitor respirasi dan
- Disfungsi status O2
neuromuskular

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Ketidakseimbangan NOC NIC


nutrisi kurang dari Nutrition Management
kebutuhan tubuh - Nutritional Status:
Definisi: Asupan nutrisi - Nutritional Status: - Kaji adanya alergi
tidak cukup untuk food and Fluid Intake makanan
memenuhi kebutuhan - Nutritional Status: - Kolaborasi dengan ahli
metabolik nutrient Intake gizi untuk menentukan
- Weight control jumlah kalori dan nutrisi
Batasan Karakteristik : yang dibutuhkan pasien.
Kriteria Hasil : - Anjurkan pasien untuk
- Kram abdomen meningkatkan intake Fe
- Nyeri abdomen - Adanya peningkatan - Anjurkan pasien untuk
- Menghindari makanan berat badan sesuai meningkatkan protein dan
- Berat badan 20% atau dengan tujuan vitamin C
lebih dibawah berat - Berat badan ideal - Berikan substansi gula
badan ideal sesuai dengan tinggi - Yakinkan diet yang
- Kerapuhan kapiler badan dimakan mengandung
- Diare - Mampu
tinggi serat untuk
- Kehilangan rambut mengidentifikasi mencegah konstipasi
berlebihan kebutuhan nutrisi - Berikan makanan yang

15
- Bising usus hiperaktif - Tidak ada tanda-tanda terpilih (sudah
- Kurang makanan malnutrisi dikonsultasikan dengan
- Kurang informasi - Menunjukkan ahli gizi)
- Kurang minat pada peningkatan fungsi - Ajarkan pasien
makanan pengecapan dan bagaimana membuat
- Penurunan berat menelan catatan makanan harian.
badan dengan asupan - Tidak terjadi - Monitor jumlah nutrisi dan
makanan adekuat penurunan berat badan kandungan kalori
- Kesalahan konsepsi yang berarti - Berikan informasi tentang
- Kesalahan informasi kebutuhan nutrisi
- Mambran mukosa - Kaji kemampuan pasien
pucat untuk mendapatkan
- Ketidakmampuan nutrisi yang dibutuhkan
memakan makanan
- Tonus otot menurun Nutrition Monitoring
- Mengeluh gangguan
sensasi rasa - BB pasien dalam batas
- Mengeluh asupan normal
makanan kurang dan - Monitor adanya
RDA (recommended penurunan berat badan
daily allowance) - Monitor tipe dan jumlah
- Cepat kenyang setelah aktivitas yang biasa
makan dilakukan
- Sariawan rongga mulut - Monitor interaksi anak
- Steatorea atau orangtua selama
- Kelemahan otot makan
pengunyah - Monitor lingkungan
- Kelemahan otot untuk selama makan
menelan - Jadwalkan pengobatan
dan perubahan
Faktor Yang pigmentasi
Berhubungan : - Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
- Faktor biologis rambut kusam, dan
- Faktor ekonomi mudah patah
- Ketidakmampuan - Monitor mual dan muntah
untuk mengabsorbsi - Monitor kadar albumin,
nutrien total protein, Hb, dan
- Ketidakmampuan kadar Ht
untuk mencerna - Monitor pertumbuhan dan
makanan perkembangan
- Ketidakmampuan - Monitor pucat,
menelan makanan kemerahan, dan
- Faktor psikologis kekeringan jaringan
konjungtiva

16
- Monitor kalori dan intake
nutrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
- Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

17

Anda mungkin juga menyukai