Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ISPA

(INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS)

DISUSUN OLEH :

FATIMA AZZAHRA
MIRA SOFIA
TIARA ADIANTI
SISKA HERNANDES
IIS ISMIYATI
MUHAMAD NANDA ZILDJIAN
SURYADI
ASEP S

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK


Jl. Jenderal Sudirman Km 2 Rangkasbitung, Lebak 42315
Telp/Fax 0252-201116 Email: akperyatna@yahoo.co.id
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kesempatan yang diberikan-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Rangkasbitung, 18 September 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran pernapasan akut atau sering disebut sebagai ISPA
adalah infeksi yang mengganggu proses pernafasan seseorang. Infeksi ini
umumnya disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea (pipa
pernafasan), atau bahkan paru-paru.
ISPA menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu. Jika tidak
segera ditangani, infeksi ini dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan
menyebabkan tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini bisa
berakibat fatal, bahkan sampai berujung pada kematian.
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan
penyebab utama kesakitan dan kematian balita di indonesia yaitu sebesar
28%1. WHO memperkirakan kematian akibat pneumonia mencapai 10% –
20% pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi pengobatan2. Kematian
balita karena pneumoni secara nasional diperkirakan 6 per 1000 balita per
tahun atau sekitar 150.000 balita pertahun1. Salah satu sasaran pemberantasan
penyakit ISPA pada balita adalah menurunkan angka kematian balita akibat
pneumonia 1.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyakit ispa itu?
2. Apakah penyebab penyakit ispa itu?
3. Bagaimana cara mengatasi penyakit ispa?

C. Tujuan
Untuk mengetahui penyabab penyakit ispa serta cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyakit Ispa
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut,
istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory
Infections (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan
atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi
pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian
psenyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali
per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek
sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni
infeksi, saluran pernafasan dan akut, dimana pengertiannya sebagai berikut :
1. Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia
dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
3. Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat
berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas,
saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru – paru) dan organ
adneksa saluran pernafasan. dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam
saluran pernafasan (respiratory tract). Sebagian besar dari infeksi saluran
pernafasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita
pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat
mengakibat kematian. Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi
penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu :
 ISPA non- Pneumonia : dikenal masyarakat dengan istilah batuk
pilek
 Pneumonia : apabila batuk pilek disertai gejala lain seperti kesukaran
bernapas, peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat).
Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh
membran mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring,
dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh
rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan
terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia mendorong lapisan mukosa ke
posterior ke rongga hidung dan ke arah superior menuju faring.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan
dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan
dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat
iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga
menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh
bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan
kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat
dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya
infeksi saluran pernafasan.
Menurut WHO, sekresi lendir atau gejala pilek terjadi juga pada
penyakit common cold disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis
rhinovirus dan atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak
selama beberapa jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga
menjadi pencetus infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat
ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernafasannya.
B. Klasifikasi
WHO ( 1986) telah merekomendasikan pembagian ISPA menurut
derajat keparahannya. Pembagian ini dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis
yang timbul dan telah ditetapkan dalam lokakarya Nasional II ISPA tahun
1988. Adapun pembagiannya sebagai berikut :
Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :
1. ISPA ringan
Ditandai dengan satu atau lebih gejala berikut :
a. Batuk.
b. Pilek dengan atau tanpa demam.
2. ISPA sedang
Meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :
a. Pernapasan cepat.
 Umur <>
 Umur 1-4 tahun : 40 kali/menit atau lebih.
b. Wheezing(nafas menciut-ciut).
c. Sakit atau keluar cairan dari telinga.
d. Bercak kemerahan (campak).
e. Khusus untuk bayi <2>
3. ISPA berat
Meliputi gejala sedang atau ringan ditambah satu atau lebih gejala
berikut :
a. Penarikan sela iga kedalam sewaktu inspirasi.
b. Kesadaran menurun.
c. Bibir/kulit pucat kebiruan.
d. Stridor (nafas ngorok) sewaktu istirahat.
e. Adanya selaput membrane difteri.
Menurut Depkes RI (1991), Pembagian ISPA berdasarkan atas umur
dan tanda-tanda klinis yang didapat yaitu :
1. Untuk anak umur 2 bulan-5 tahun
Untuk anak dalam berbagai golongan umur ini ISP diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu :
a. Pneumonia berat
Tanda utama :
 Adanya tanda bahaya yaitu tidak bisa minum, kejang,
kesdaran menurun, stridor, serta gizi buruk.
 Adanya tarikan dinding dada kebelakang. Hal ini terjadi
bilaparu-paru menjadi kaku dan mengakibatkan perlunya
tenaga untuk menarik nafas.
 Tanda lain yang mungkin ada :
 Nafas cuping hidung.
 Suara rintihan.
 Sianosis (pucat).
b. Pneumonia tidak berat
Tanda Utama :
 Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.
 Di sertai nafas cepat :
 Lebih dari 50 kali/menit untuk usia 2 bulan – 1
tahun.
 Lebih dari 40 kali/menit untuk usia 1 tahun – 5
tahun.
c. Bukan pneumonia
Tana utama :
 Tidak ada tarikan dinding dada kedalam.
 Tidak ada nafas cepat :
 Kurang dari 50 kali/menit untuk anak usia 2
bulan – 1 tahun.
 Kurang dari 40 kali/menit untuka anak usia 1
tahun – 5 tahun.
2. Anak umur kurang dari 2 bulan
Untuk anak dalam golongan umur ini, di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a. Pneumonia berat
Tanda utama :
 Adanya tanda bahaya yaitu kurang bisa minum, kejang,
kesadaran menurun, stridor, wheezing, demm atau
dingin.
 Nafas cepat dengan frekuensi 60 kali/menit atau lebih.
 Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat.
b. Bukan pneumonia
Tanda utama :
 Tidak ada nafas cepat.
 Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.

C. Etiologi
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas
penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA
bagian atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil
(WHO, 1995). Dalam Harrison’s Principle of Internal Medicine di sebutkan
bahwa penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung,
nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan
oleh viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 %
diakibatkan oleh bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung
jawab untuk kurang lebih 70-90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H
influenza sekitar 10-20%. Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran
pernapasan akut ini melibatkan lebih dari 300 tipe antigen dari bakteri
maupun virus tersebut (WHO, 1995)
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap
kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi
kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan
reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa.
Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan
sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul
gejala demam dan batuk.
4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal
akibat pneumonia.

D. Penyebaran Penyakit
Pada ISPA, dikenal 3 cara penyebaran infeksi, yaitu :
1. Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena
batuk-batuk.
2. Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk dan
bersin.
3. Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang
telah dicemari oleh jasad renik.

E. Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA :
1. Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau
terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang
usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.
2. Status Imunisasi
Annak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya
lebih baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak
lengkap.
3. Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota
besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA
pada anak.

F. Penatalaksanaan
1. Suportif :
Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin, dll.
2. Antibiotik :
 Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.
 Utama ditujukan pada pneumonia, Influenza dan Aureus.
 Menurut WHO :
 Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin,
Ampisillin, Penisillin Prokain.
 Pnemonia berat : Benzil penicillin, klorampenikol,
kloksasilin, gentamisin.
 Antibiotik baru lain : Sefalosforin, quinolon, dll.

G. Pencegahan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit
ISPA pada anak antara lain :
1. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya
dengan cara memberikan makanan kepada anak yang mengandung
cukup gizi.
2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan
tubuh terhadap penyakit baik.
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.
4. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara
adalah memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung
dengan anggota keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit
ISPA.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

 ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah


ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections
(ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem
pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian psenyakit batuk pilek pada balita
di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita
rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
Mayoritas penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90%
untuk ISPA bagian atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih
kecil
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pediatrics/2049898-apa-itu-ispa/
diakses Selasa, 25 Juli 2017 pukul 17.00 WIB

http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=718_Waspada-
Penyakit-ISPA,-Perbanyak-Konsumsi-Air-Putih diakses Selasa, 25 Juli
2017 pukul 18.35 WIB

https://makalahkeperawatan.wordpress.com/2012/09/19/114/ diakses Selasa, 25


Juli 2017 pukul 20.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai