Anda di halaman 1dari 3

A.

Definisi
Infeksi merupakan proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme ke dalam tubuh
(seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit), yang saat dalam keadaan normal, mikroorganisme
tersebut tidak terdapat di dalam tubuh.
Infeksi akutadalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk
menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat di golongkan dalam
ISPA. Proses tersebut dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Infeksi saluran pernapasan adalah suatu keadaan saluran pernapasan atas yaitu hidung, faring,
dan laring yang mengalami inflamasi sehingga menyebabkan terjadinya obstruksi jalan napas
berupa retraksi dinding dada pada saat melakukan pernapasan.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah terinfeksinya saluran pernafasan atas maupun
disaluran pernafasan bawah yang disebabkan oleh virus, yang sering terjadi pada anak usia 2-5
tahun. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau bakteri. Penyakit ini
diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala misalnya tenggorokan sakit atau nyeri
telan, pilek, batuk kering atau berdahak. ISPA dihitung dalam kurun waktu 1 bulan terakhir.
B. Klasifikasi
Menurut Program Pemberantasan Penyakit ISPA terdapat 2 golongan klasifikasi penyakit ISPA
yaitu pneumonia dan bukan pneumonia. Berdasarkan derajat beratnya penyakit, pneumonia itu
sendiri dibagi lagi menjadi pneumonia berat dan pneumonia tidak berat (Saputri,I.W. 2016).
Secara lebih jelasnya ISPA diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok sebagai berikut
(Kunoli,F.J. 2013):
a. Untuk kelompok usia 2 bulan sampai < 5 tahun, dibedakan dalam 3 klasifikasi, antara lain:
1) Pneumonia berat, ditandai dengan adanya batuk dan atau sukar bernafas, serta adanya
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (chest indrawing)
2) Pneumonia, ditandai dengan adanya batuk dan atau sukar bernafas, nafas cepat
sebanyak 50 kali atau lebih/menit untuk usia 2 bulan sampai < 1 tahun, 40 kali atau
lebih/menit untuk usia 1 sampai < 5 tahun.
3) Bukan pneumonia, ditandai dengan adanya batuk dan atau sukar bernafas, tidak ada
nafas cepat serta tidak adanya `tarikan dinding dada bagian bawah kedalam.`
b. Untuk usia < 2 bulan, klasifikasi terdiri dari:
1) Pneumonia berat, ditandai dengan adanya batuk dan atau sukar bernafas, nafas cepat
60 kali atau lebih/menit atau tarikan kuat dinding dada bagian bawah kedalam.
2) Bukan pneumonia, ditandai dengan adanya batuk dan atau sukar bernafas, tidak adanya
nafas cepat dan tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah kedalam.

C. Etiologi
ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan saluran
pernapasan bagian bawah. virus, jamur dan bakteri merupakan penyebab dari infeksi ini.
ISPA bagian atas umumnya disebabkan oleh virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat
disebabkan oleh bakteri, virus dan mycloplasma. Secara garis besar, ISPA dibedakan menjadi
common cold dimana pemicunya adalah virus rhinovirus, respiratory syncytial virus,
adenovirus, dan influenza yang dipicu oleh virus influenza dengan berbagai tipe. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Strepcoccus aureus,
Haemophilus Influenza dan lain-lain.
Penyakit ini biasanya akan muncul pada saat musim pancaroba yang diakibatkan oleh sirkulasi
virus di udara yang meningkat. Selain itu, perubahan udara dari panas ke dingin akan
menyebabkan daya tahan tubuh anak menjadi lemah. Sehingga, anak menjadi lebih mudah
terserang oleh penyakit ini (Sucipto,2011).
ISPA dapat menyerang anak apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Biasanya
menyerang anak di bawah lima tahun dan kelompok yang memiliki sistem kekebalan
tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit (Prabowo, 2012).

D. Manifestasi klinis
Penyakit ini di awali dengan suhu badan panas sekitar 38 0 C disertai salah satu atau
lebih gejala : tenggorokan sakit atau nyeri menelan, keluar cairan melalui hidung, disertai
batuk kering atau berdahak.
Gejala ISPA adalah sebagai berikut (Masriadi,2017) :
1. Gejala dari ISPA ringan:
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-
gejala sebagai berikut:
a. Batuk
b. Serak, yaitu anak bersuara perau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada
waktu berbicara atau menangis).
c. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba.
2. Gejala dari ISPA Sedang
a. Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu
tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau
lebih. Cara menghitung pernapasan ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas
dalam satu menit dengan menggerakkan tangan.
b. Suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer).
c. Tenggorokan berwarna merah.
d. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
f. Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).
g. Pernapasan berbunyi seperti menciut-ciut.
3. Gejala dari ISPA Berat
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala ISPA ringan atau
ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut:
a. Bibir atau kulit membiru.
b. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar ) pada waktu bernapas.
c. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
d. Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.
e. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas.
f. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
g. Tenggorokan berwarna merah.
E. Patofisiologi
F. Komplikasi
Adapun komplikasi dari ISPA adalah otitis media, sinusitis, faringitis, pneumonia dan meninggal
dunia karena sesak nafas (Padila, 2012).
Hal ini juga dipertegas oleh WHO (2008) gejala ISPA bisa bermacam - macam, mulai dari
terjadinya demam, nyeri [ada tenggorokan, flu dan hidung tersumbat, batuk kering dan
gatal, batuk berdahak, dan penyakit ini juga bisa menimbulkan komplikasi seperti radang
paru dengan tanda-tanda terjadinya sesak napas. Pada bayi, bisa pula timbul bronkhiolitis
(radang di saluran pernapasan halus di paru-paru) dengan gejala sesak dan napas berbunyi
ngik-ngik. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis (peradangan pada daerah laring atau dekat pita
suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat menarik napas dan batuk
menggonggong (barking cough).
G. Penatalaksanaan/pengobatan
H. Asuhan keperawatan
Produksi sputum yang berlebih mengakibatkan terjadinya inflamasi yang menyebabkan terjadinya
penyempitan jalan napas. Hal ini dapat menimbulkan gejala berupa dispnea, wheezing, serta batuk.
Gejala ini menyebabkan terjadinya masalah dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi, yaitu
ketidakefektifan jalan napas Nelson (dalam Nugraheni, 2012).

Anda mungkin juga menyukai