Anda di halaman 1dari 6

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)

A. Definisi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut sering disebut juga dengan Infeksi
Respiratori Akut (IRA). Infeksi respiratori akut ini terdiri dari infeksi respiratori
atas akut (IRA) dan infeksi respiratori bawah akut (IRBA). Disebut akut, jika
infeksi berlangsung hingga 14 hari. Penyakit pada ISPA yang sering terjadi
selain episode batuk-pilek adalah pneumonia. (Kapita selekta kedokteran, 2014).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung
hingga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan seperti sinus/rongga disekitar
hidung, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2012).

B. Etiologi
Penyebab ISPA pada balita bervariasi. ISPA dapat disebabkan oleh faktor
agent yang disebabkan oleh faktor agent yang disebabkan oleh virus dan bakteri,
faktor lingkungan, faktor perilaku dan faktor individu anak itu sendiri. Etiologi
ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan jamur. Penyebab dari bakteri
diantaranya genus streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, hemofilus,
bordetella, dan korinebacterium. Virus diantaranya golongan mikovirus,
koronavirus, herpes virus, mikoplasma. Bakteri dan virus yang paling sering
menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan streptokokus serta
virus influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempal pada saluran
pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung (Padila, 2019).
Penyebab ISPA dari faktor individu anak antara lain umur anak, berat badan
lahir, status gizi, vitamin A dan imunisasi (Maryunani ,2010 dalam Fibrila,
2015). Pencemaran udara dari asap/gas juga dapat menjadi penyebab ISPA,
bronchitis, asma, dan kanker paru.
C. Manifestasi Klinis
Menurut (Khrisna, 2013), gejala-gejala umum seperti sakit kepala, demam,
mual, muntah, perasaan lemas, capek dan nyeri seluruh badan. Sedangkan
menurut menurut (Masriadi, 2017) gejala – gejala ISPA yaitu :
1. Gejala ISPA Ringan
a) Batuk
b) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal
pada waktu berbicara atau menangis).
c) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
d) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak
diraba.
2. Gejala dari ISPA Sedang
a) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang
dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur
satu tahun atau lebih.
b) Suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer).
c) Tenggorokkan berwarna merah.
d) Timbul bercak – bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
e) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang teling.
f) Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).
3. Gejala dari ISPA Berat
a. Bibir atau kulit membiru.
b. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu
bernapas .
c. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
d. Pernapasan berbunyi seperti suara mengorok dan anak tampak gelisah.
e. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.
f. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
g. Tenggorokkan berwarna merah.
D. Klasifikasi
Menurut Widoyono (2011) infeksi saluran pernapasan atas dibagai menjadi 3
klasifikasi yaitu:
1. Bukan pneumonia
Mencakup kelompok pasien balita dengan batuk yang tidak menunjukkan
gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya tarikan
dinding dada bagian bawah ke arah dalam. Contohnya adalah common cold,
faringitis, tonsilits, dan otitis.
2. Pneumonia
Didasarkan pada adanya dan atau sukar bernapas. Diagnosis gejala ini
berdasarkan umur. Batas frekuensi napas cepat pada anak berusia dua bulan
sampai <1 tahun adalah 50 kali per menit dan untuk anak usia 1 sampai <5
tahun adalah 40 kali per menit.
3. Pneumonia berat
Didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas disertai sesak
napas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam (chest
indrawing) pada anak berusia dua bulan sampai <5 tahun. Untuk anak berusia
<2 tahun diagnosis pneumonia berat ditandai dengan adanya napas cepat yaitu
frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya
tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke arah dalam (Widoyono,
2011).
E. Patofisiologi

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit
ispa ialah :
1. Pemeriksaan dahak atau sputum.
Untuk mendeteksi kuman, termasuk bakteri penyebab infeksi saluran
pernafasan, termasuk pneumonia atau TBC
2. Pemeriksaan darah
Untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih dalam darah yang
merupakan tanda infeksi
3. Pemeriksaan pulse oximetry
Untuk mendeteksi adanya gangguan pernapasan dan memeriksa banyaknya
oksigen yang masuk ke paru paru

G. Penatalaksanaan
1. Perawatan ISPA di rumah
a) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi. Berikan makanan dengan gizi
seimbang. Usahakan pemberian makanan sedikit demi sedikit tapi
sesering mungkin selama anak sakit dan sesudah sembuh. Menjaga tubuh
tetap terhidrasi dengan mencukupi kebutuhan cairan. Anjurkan anak
untuk banyak meminum air putih selama sakit.
b) Pemberian Obat
Pemberian paracetamol untuk mengurangi demam.
c) Pemberian kompres hangat dilakukan bila anak panas atau demam.
d) Istirahat/ tidur yang cukup
e) Membersihkan jalan napas dan sekret yang tertahan
f) Modifikasi Lingkungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Perawatan ISPA di Rumah Sakit
a) Peningkatan intake cairan
b) Memberikan penyuluhan sesuai penyakit
c) Memberikan kompres hangat bila demam
d) Pencegahan infeksi lebih lanjut
e) Sistomatik dan Antihistamin
f) Pemberian Vitamin C
g) Espektoran
h) Vaksinasi (Wulandari.D & Purnamasari. L, 2015)
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2012). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta:
Dirjen Pengendalian Penyakit Penyehatan lingkungan.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Pedoman Program Pemberatasan penyakit infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA) untuk penanggulangan pneumonia pada balita.
Jakarta : Depkes RI
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Pengendalian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016).
Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.
Padila. (2019). Buku Ajar: Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
Purnamasari, L., & Wulandari, D. (2015). Kajian Asuhan Keperawatan pada anak
dengan ISPA. Indonesian Journal On Medical Science, 2(2).
Widoyono. (2011). Penyakit Tropis: Epidemiologi, penularan, pencegahan dan
pemberantasannya. Ed. 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai