B. Etiologi
Penyebab ISPA terdiri dari 300 lebih tipe bakteri dan virus. Bakteri
pemicu ISPA antara lain hemolitikus, pneumokokus, streptokokus,
stafilokokus, karinebakterium, influenza hemostatik dan bordetella pertusis.
Sedangkan virus pemicu ISPA yaitu diantaranya adenovirus dan kelompok
mikrovirus (seperti virus preinfluenza, virus kudis dan virus influenza). Pada
anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya lemah biasanya mudah terserang
bakteri dan virus. (Widiastuti & Yuniastuti, 2017)
Selain agen infeksius, ISPA pada anak bisa disebabkan oleh berbagai
faktor, seperti faktor lingkungan (ekstrinsik) dan faktor dari dalam diri
(intrinsik). Pada faktor lingkungan dapat disebabkan oleh paparan asap rokok,
polusi udara, kepadatan tempat tinggal, ventilasi udara dan status sosial
ekonomi. Sedangkan pada faktor intrinsik dapat disebabkan oleh asupan gizi,
kekebalan tubuh, jenis kelamin, berat badan lahir dan status imunisasi
(Nasution, 2020).
Terdapat faktor lain penyebab ISPA yaitu faktor sikap dan
pengetahuan ibu. Ibu memiliki peranan penting dalam merawat anaknya.
Tinggi rendahnya pengetahuan orang tua terhadap penyakit mempengaruhi
sikap orang tua. Kurangnya pengetahuan terkait masalah kesehatan atau suatu
penyakit dapat menimbulkan perilaku menyimpang dalam pencegahan dan
pengobatan penyakit (D. P. Sari & Ratnawati, 2023).
C. Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ISPA pada anak dimulai dengan interaksi
virus dengan tubuh. Masuknya virus ke dalam saluran napas sebagai antigen
menyebabkan silia pada permukaan saluran napas bergerak ke atas,
mendorong virus ke arah faring atau menangkap spasme oleh refleks laring.
Jika refleks ini gagal, virus menghancurkan lapisan epitel dan lendir saluran
udara. Iritasi virus pada kedua lapisan dapat menyebabkan batuk kering.
Gangguan pada lapisan saluran napas menyebabkan peningkatan aktivitas
kelenjar lendir yang berlimpah di dinding saluran napas, yang menyebabkan
sekresi lendir lebih tinggi dari batas normal. Stimulasi cairan yang berlebihan
dapat menyebabkan gejala batuk. Oleh karena itu, gejala awal ISPA yang
paling menonjol adalah batuk (Padila et al., 2019).
Produksi sputum yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan,
yang dapat menyebabkan penyempitan saluran udara. Hal ini dapat
menyebabkan gejala seperti kesulitan bernapas, mengi dan batuk. Gejala-
gejala ini dapat menyebabkan masalah pada pemenuhan kebutuhan oksigenasi,
yaitu jalan napas yang tidak efektif. Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan
dasar manusia akan pemenuhan oksigen. Oksigen ini digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, menopang kehidupan dan aktivitas
organ atau sel bersama. Jika oksigen tidak tersedia untuk jangka waktu
tertentu, tubuh akan mengalami kerusakan permanen dan menyebabkan
kematian. Otak adalah organ yang sangat sensitif terhadap hipoksia
(kekurangan oksigen). Otak hanya mentoleransi hipoksia 3-5 menit dan jika
hipoksia berlangsung lebih dari 5 menit, maka dapat menyebabkan kerusakan
sel otak permanen (Besinung et al., 2019).
D. Pathway
E. Manifestasi Klinis
Menurut (Triola et al., 2022), gejala yang sering muncul pada ISPA
menurut World Health Organization (WHO) diantaranya seperti batuk, pilek,
hidung tersumbat, demam dan sakit tenggorokan. Tanda dan gejala ISPA
berdasarkan tingkat keparahan dibagi menjadi 3, yaitu :
1. ISPA Ringan
Dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih
gejala-gejala berikut ini :
a. Kesadaran menurun
b. Nadi cepat atau tidak teraba
c. Sesak napas dan tampak gelisah
d. Nafsu makan menurun
e. Bibir dan ujung nadi membiru (sianosis)
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk menegakkan diagnosa dan memantau perjalanan penyakit
ISPA.
2. Foto Rontgen Leher
3. Pemeriksaan Kultur
Untuk mengetahui penyebab penyakit dan dapat dilakukan bila
didapat eksudat di plica vocalis atau orofaring (Nofitria, 2019).
G. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penderita ISPA menurut
(Padila et al., 2019) yaitu :
1. Sinusitis
Sinusitis merupakan peradangan pada sinus yang biasanya terjadi
pada anak-anak dan orang dewasa .
2. Sesak Napas
Sesak napas merupakan kesulitan dalam bernapas atau biasa disebut
dyspnea
3. Otitis Media
Otitis media merupakan penyakit radang pada telinga tengah yang
disebabkan oleh virus atau bakteri yang berhubungan dengan saluran
pernapasan
4. Pneumonia
Pneumonia merupakan peradangan parenkim paru dan distal
bronkiolus terminal yang menyebabkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan lokal dalam pertukaran gas.
5. Faringitis
Faringitis merupakan radang yang terjadi pada mukosa faring yang
biasanya meluas ke jaringan yang ada disekitarnya.
H. Penatalaksanaan Medis
Masalah yang muncul saat anak mengalami ISPA adalah bersihan jalan
napas tidak efektif. Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan terhadap
permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan fisioterapi dada.
Fisioterapi dada adalah teknik untuk menghilangkan kelebihan sekresi atau
zat yang dihirup dari saluran pernapasan. Bahan atau benda yang masuk ke
saluran pernapasan dapat menimbulkan ancaman dan menyebabkan kerusakan
bagi saluran pernapasan. Fisioterapi dada pada anak dapat dilakukan setiap 8-
12 jam, tergantung kebutuhan anak. Waktu terbaik untuk fisioterapi dada yaitu
di pagi hari, 45 menit sebelum atau sesudah sarapan dan malam hari sebelum
tidur (I. Rahayu, 2019).
Intervensi Keperawatan :
Observasi
1) Identifikasi status nutrisi
2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3) Identifikasi makanan yang disukai
4) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
5) Monitor asupan makanan
6) Monitor berat badan Terapeutik
7) Lakukan oral hygiene sebelum makan
8) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai Edukasi
9) Anjurkan posisi duduk
Kolaborasi
10) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
A. BIODATA
Nama : Ny. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 29 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Belum bekerja
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Mandor
No.Regester : 25612
Tanggal MRS : 26 Maret 2024 pukul 10:30 Wib
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 2024 pukul 11:00 wib
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama / Alasan Masuk puskesmas :
a. Saat masuk puskesmas
pasien mengatakan dibawa ke puskesmas dengan keluhan batuk
pilek, demam mengigil
pasien mengatakan hidung mampet
b. Saat pengkajian
pasien mengatakan skala nyeri 5 dan perut terasa di lilit
2. Riwayat Penyakit Sekarang :-
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Pasien mengatakan penah dirawat di
puskesmas karena sakit tipes
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :-
Genogram :
Keterangan
= laki-laki
= Perempuan
= Pasien
x = Meninggal
2. POLA ELIMINASI :
BAB : normal, sekali sehari
BAK : 2 kali/hari warna kuning, tidak ada perubahan sejak sakit
Kesulitan BAB/BAK : -
Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut : tidak ada
3. POLA MAKAN DAN MINUM :
c. Pemeriksaan Jantung
Mahasiswa, Kustiana
NIM :89223302
ANALISA KASUS
Nama Mahasiswa : Kustiana
Nim : 892233021
Hari/Tanggal : Senin/26 Maret 2024
Kasus Nomor :1
No Symptom Etiologi Problem
1 Ds: Proses infeksi Hipertermi
1. Pasien mengatakan
demam sejak kemarin
Do:
1. Pasien teraba demam,
T=38.70c
2 Ds: hipersekresi bersihan jalan
1. klien mengatakan jalan napas napas tidak
demam disertai batuk efektif
dan pilek.
Do:
1. klien terlihat sering
batuk dengan dahak,
2. adanya penumpukan
sekret di hidung,
3. pilek dengan
konsistensi cair
4. RR : 28 x/menit.
Ds: faktor psikologis defisit nutrisi
1. klien mengatakan selama (keengganan
sakit klien nafsu untuk makan)
makannya menurun,
makan 2 kali dalam
sehari dengan porsi
setengah,
Do :
1. klien terlihat lemas,
2. nafsu makan klien
menurun, klien makan
habis setengah porsi dan
3. BB turun dari 65 kg
menjadi 63.6 kg.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b/d Proses infeksi
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d Hipersekresi jalan napas
3. defisit nutrisi b/dfaktor psikologis (keengganan untuk makan)
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KH INTERVENSI
Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1) Identifikasi penyebab
b/d Proses keperawatan selama 3x24 hipertermia
infeksi jam, maka termoregulasi 2) Monitor suhu tubuh
membaik dengan kriteria 3) Monitor komplikasi
hasil : akibat hipertermia
1) Menggigil menurun 4) Sediakan lingkungan
2) Pucat menurun yang dingin
3) Suhu tubuh membaik 5) Longgarkan atau
4) Suhu kulit membaik lepaskan pakaian
6) Basahi atau kipasi
permukaan tubuh
7) Lakukan pendinginan
eksternal
8) Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
9) Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena
Bersihan Setelah dilakukan tindakan 1) Identifikasi kemampuan
jalan nafas keperawatan selama 3x24 batuk
tidak efektif jam, maka bersihan jalan 2) Monitor adanya retensi
b/d napas meningkat dengan sputum
Hipersekresi kriteria hasil : 3) Monitor tanda dan
jalan napas 1) Batuk efektif meningkat gejala infeksi saluran
2) Produksi sputum menurun napas
3) Frekuensi napas membaik 4) Atur posisi semi fowler
4) Pola napas membaik atau fowler
5) Buang sekret pada
tempat sputum
6) Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
7) Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam
hingga 3 kali
8) Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang
ke-3
9) Kolaborasi pemberian
mukolitik atau
ekspektoran
Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1) Identifikasi status
b/d faktor keperawatan selama 3x24 jam, nutrisi
psikologis maka status nutrisi membaik 2) Identifikasi alergi dan
(keengganan dengan kriteria hasil : intoleransi makanan
untuk makan) 1) Porsi makan yang 3) Identifikasi makanan
dihabiskan meningkat yang disukai
2) Berat badan membaik 4) Identifikasi kebutuhan
3) Indeks Massa Tubuh kalori dan jenis nutrien
(IMT) membaik 5) Monitor asupan
4) Frekuensi makan makanan
membaik 6) Monitor berat badan
5) Nafsu makan membaik Terapeutik
7) Lakukan oral hygiene
sebelum makan
8) Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
9) Anjurkan posisi duduk
10) Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
CATATAN KEPERAWATAN(IMPLEMENTASI)
Diagnosa 3
S: Nafsu makan masih kurang
O: Pasien tampak belum menghabiskan porsi
makan, BB=63.6 kg
27/3/24 10.30 Melakukan oral higine Tgl 27/3/24 Pukul 14.00 wib
11.00 Mengobservasi TTV Diagnosa 1
11.30 Mengajarkan pasien batuk efektif, S: Pasien mengatakan demam mulai turun
mengompres pasien O : T=36.50C
12.00 Menganjurkan pasien makan sedikit tapi
sering Diagnosa 2
13.00 Memberikan terapi nebulizing, memberikan S: Pasien mengatakan batuk berkurang, namun
terapi injeksi sesak nafas sedikit berkurang
13.30 Memberikan oksigenasi
O: Batuk efektif, RR=20x/m
Diagnose 3
S: Nafsu makan masih mulai ada
O: Pasien tampak menghabiskan lebih dari
setengah porsi makan, BB=63.6 kg
28/3/24 11.00 Melakukan oral higien Tgl 28/3/24 Pukul 14.00 wib
11.30 Mengajarkan pasien batuk efektif Diagnose 2
12.00 Menganjurkan pasien makan sedikit tapi S: Pasien mengatakan batuk tidak ada lagi, sesak
sering tidak ada
13.00 Memberikan terapi injeksi dan nebulizing O: Batuk efektif, RR=20
13.30 Memberikan oksigenasi
Diagnosa 3
S: Nafsu makan masih mulai ada
O: Pasien tampak menghabiskan Porsi makan,
BB=64.2 kg
CATATAN PERKEMBANGAN(EVALUASI)
Diagnosa 2
S: Pasien mengatakan masih batuk, namun
sesak nafas sedikit berkurang
O: Batuk efektif, RR=21
A: Masalah bersihan jalan nafas teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Diagnosa 3
S: Nafsu makan masih kurang
O: Pasien tampak belum menghabiskan porsi
makan, BB=63.6 kg
A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2 Tgl 27/3/24 Diagnosa 1
Pukul 14.00 S: Pasien mengatakan demam mulai turun
wib O : T=36.50C
A: Masalah hipertemi teratasi
P: Intervensi dihentikan
Diagnosa 2
S: Pasien mengatakan batuk berkurang, namun
sesak nafas sedikit berkurang
O: Batuk efektif, RR=20x/m
A: Masalah bersihan jalan nafas teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Diagnose 3
S: Nafsu makan masih mulai ada
O: Pasien tampak menghabiskan lebih dari
setengah porsi makan, BB=63.6 kg
A: Masalah defisit nutrisi teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
3 Tgl 28/3/24 Diagnose 2
Pukul 14.00 S: Pasien mengatakan batuk tidak ada lagi,
wib sesak tidak ada
O: Batuk efektif, RR=20
A: Masalah bersihan jalan nafas teratasi
P: Intervensi dihentikan
Diagnosa 3
S: Nafsu makan masih mulai ada
O: Pasien tampak menghabiskan Porsi makan,
BB=64.2 kg
A: Masalah defisit nutrisi teratasi
P: Intervensi dihentikan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
BATUK EFEKTIF
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Ds
Pasien mengatakan batuk dan sedikit sesak
Do
RR=24x/m
Pasien tampak sesak
2. Diagnose
Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d Hipersekresi jalan napas
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, maka
bersihan jalan napas meningkat dengan kriteria hasil :
a) Batuk efektif meningkat
b)Produksi sputum menurun
c) Frekuensi napas membaik
d)Pola napas membaik
4. Tindakan keperawatan
a) Identifikasi kemampuan batuk
b)Monitor adanya retensi sputum
c) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
d)Atur posisi semi fowler atau fowler
e) Buang sekret pada tempat sputum
f) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
g)Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
h)Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-
3
i) Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran
B. Strategi Komunikasi Dalam Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat siang ibu perkenalkan saya Kustiana Mahasiswa profesi
Ners dari STIKes Yarsi Pontianak, tujuan saya hari ini datang
yaitu untuk cara melakukan batuk efektif. Tujuannya adalah untuk
membersihkan jalan nafas ibu
b. Evaluasi/validasi
Ibu bagaimana, apakah ibu bersedia?
c. Kontrak
1) Topik
Saya akan menjelaskan tentang cara melakukan batuk efektif.
2) Tempat
Saya akan melakukan disini ya bu
3) Waktu
Waktu yang saya butuhkan kurang lebih 10 menit ya bu, apakah
ibu bersedia? Baik jika bersedia saya akan langsung
mengerjakanya ya bu.
2. Tahap Kerja
a. anjurkan pasien untuk duduk
b. persiapkan alkes
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Pasien mengatakan keadaan membaik setelah di diajarkan
teknik batuyk efektif?
b. Evaluasi Objektif
Pasien tampak lega dan lebih baik.
c. Rencana Tindak Lanjut
Baik bu sekarang saya sudah selesai melakukan menjelaskan
tentang teknik batuk efektif, jika ada masalah silahkan panggil perawat
lagi ya bu
d. Kontrak yang akan datang
Baik bu pada hari-hari berikutnya saya akan kembali datang
untuk melakukan asuhan keperawatn terhadap ibu.
e. Topik
Baik berupa pemantauan asupan nutrisi ibu ataupun pemberian terapi
oral dan injeksi ya bu
LOG BOOK HARIAN MAHASISWA
Nama : Kustiana
Ruang : Dahlia
Tanggal : 26/03/2024
Dinas : pagi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Ket Verifikasi
07.30 Operan dinas 15m 8 pasien y
Melakukan handover
07.00 Memberikan terapi oral dan 30m 8 pasien y
injeksi pagi
10.00 Mengobservasi TTV dan 30m 8 pasien y
memantau kebutuhan
cairan pasien
11.00 Memberikan pendidikan 30m 8 pasien y
kesehatan pada pasien dan
keluarga pasien
12.00 Mengobservasi TTV, dan 60m 8 pasien y
mengevaluasi SOAP
13.30 Operan dengan dinas sore 30m 8 pasien y