Dosen Pembimbing :
H. Wasludin, S.KM., M.Kes.
Disusun Oleh :
Rosa Tegar Septama
P27901121039
2A/D3 KEPERAWATAN
B. ETIOLOGI
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus adalah penyebab paling
umum Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada anak kecil. Masalah Infeksi
Saluran Pernafasan Akut di saluran pernapasan disebabkan oleh infeksi virus
atau bakteri seperti saluran pernapasan atas atau saluran pernapasan bawah.
Diketahui lebih dari 200 jenis virus telah terkait dengan masalah ISPA dan
jumlah ini setiap tahun meningkat. (Kumar et al, 2017). Walaupun demikian,
infeksi virus paling sering menyebabkan ISPA dan bagian yang paling sering
terjadi disaluran pernapasan atas. Beberapa jenis virus yang menyebabkan
ISPA adalah:
1. Rhinovirus
2. Respiratory syntical viruses (RSVS)
1
3. Adenovirus
4. Parainfluenza virus
5. Virus influenza
6. Virus Corona
Sementara itu, beberapa jenis bakteri yang kadang juga bisa menyebabkan
ISPA adalah:
1. Streptococcus
2. Haemophilus
3. Staphylococcus aureus
4. Klebsiella pneumoniae
5. Mycoplasma pneumoniae
6. Chlamydia (Alodokter, 2022)
Penularan ISPA dapat terjadi melalui infeksi virus atau bakteri akibat
kontak dengan percikan air liur orang yang telah terinfeksi ISPA. Percikan
liur yang mengadung virus atau bakteri awalnya menyebar diudara, kemudian
terhirup masuk kedalam hidung atau mulut orang lain. Selain infeksi karena
kontak langsung dengan percikan liur penderita, virus dapat juga menyebar
melalui kontak dengan benda yang telah terkontaminasi, atau melalui
sentuhan tangan seperti melakukan jabat tangan dengan penderita. (Siregar,
2020).
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016) penyebab dari bersihan jalan
nafas tidak efektif antara lain:
1. Spasme jalan nafas
2. Hipersekresi jalan nafas
3. Disfusi neuromuscular
4. Benda asing dalam jalan nafas
5. Sekresi yang tertahan
6. Proses infeksi
7. Respon alergi
2
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah
invasi pathogen sehingga terjadi reaksi inflamasi akibat respon imun.
Penyakit yang termasuk ISPA adalah rhinitis (common cold), sinusitis,
faringitis, tonsilofaringitis, epiglotitis, dan laringitis. Perjalanan klinis
penyakit ISPA diawali dengan adanya interaksi antara virus dengan tubuh.
Masuknya virus sebagai antigen kesaluran pernapasan menyebabkan respon
imun, silia yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas
mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus
oleh laring. Jika refleks respon imun tersebut gagal maka virus akan merusak
lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan dan menimbulkan
akibat lanjut penyebab penyakit ISPA (Kending dan Chernick, 1983 dalam
Depkes RI, 1992).
ISPA melibatkan invasi langsung mikroba ke dalam mukosa saluran
pernapasan. Inokulasi virus dan bakteri dapat ditularkan melalui udara,
terutama jika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Sesaat setelah
terjadi inokulasi, maka virus dan bakteri akan melewati beberapa mekanisme
pertahanan pada saluran napas, seperti barrier fisik, mekanis sistem imun
humoral, dan mekanis sistem imun seluler. Barrier yang terdapat pada saluran
napas atas adalah rambut-rambut halus pada lubang hidung yang berfungsi
untuk mennyaring pathogen, lapisan mukosa yang terdapat pada dinding
mukosa pada persimpangan hidung posterior ke laring, dan sel-sel silia.
Selain itu barier -barier tersebut, terdapat pula mekanisme pertahanan lainnya
seperti tonsil dan adenoid yang mengandung sel-sel imun.
Pathogen yang berhasil masuk akan melewati beberapa sistem
pertahanan saluran napas melalui berbagai mekanisme. Reaksi inflamasi
terjadi ketika virus maupun bakteri dapat menginvasi sel-sel saluran napas
dan mengakibatkan respon imun. Beberapa respon imun yang kemungkinan
terjadi adalah pembengkakan pada daerah lokal, aritema, edema, sekresi,
mukosa bibir berlebih, dan demam (Alomedika, 2022).
3
D. PATHWAY
4
E. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit ISPA umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
Manifestasi klinis penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau
lebih gejala seperti tenggorokan sakit atau nyeri saat menelan, pilek, batuk
kering atau berdahak (Balitbangkes, 2013). Manifestasi klinis infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh agen-agen ini pada kebanyakan kasus
serupa, seperti batuk, demam 38°C, sakit kepala dan rasa sesak atau sulit
bernafas. Di sisi lain, spectrum klinis yang ditimbulkannya bervariasi, mulai
dari infeksi ringan, yang dapat diobati secara rawat jalan, hingga bentuk yang
lebih serius yang memerlukan rawat inap, terutama pada pasien dengan
penyakit kardiopati atau metabolik (Correia et al, 2021).
Manifestasi klinik yang biasanya muncul pda pasien ISPA menurut
(Padila, 2012) sebagai berikut :
1. Batuk yang sangat produktif dan mudah memburuk oleh udara dingin
atau infeksi.
2. Hipoksia,hipoksia merupakan keadaan kekurangan oksigen di jarigan
atau tidak adekuatnya pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat
defesiensi oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan
oksigen pada tingkat seluler (Tarwoto & Wartonah, 2015).
3. Takipnea adalah pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi
lebih dari dua puluh empat kali permenit (Tarwoto & Wartonah, 2015).
4. Sesak napas atau dipsnea.
F. KOMPLIKASI
Apabila masalah komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit ISPA
dengan bersihan jalan nafas tidak ditangani secara cepat maka bisa
menimbulkan masalah yang lebih berat seperti penyakit gagal jantung
kongestif, sesak nafas dan gagal napas akibat paru-paru berhenti berfungsi.
Hal yang perlu digaris bawahi, komplikasi ISPA yang berat dapat
mengakibatkan kerusakan permanen bahkan kematian.
5
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemerikasaan sputum
3. Pemeriksaan radiologi
Foto toraks dengan x-ray atau CT scan, kedua pemeriksaan ini bertujuan
untuk menyelisik lebih jauh kondisi paru-paru.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama
kali adalah ABC (Airway, Breathing, Circulation).
b) Setelah ABC aman. Baringkan pasien ditempat yang rata untuk
mencegah terjadinya perpindahan posisi tubuh kearah depan.
c) Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan.
d) Singkarkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bisa
menyebabkan bahaya.
e) Memberikan minuman hangat agar pasien merasa nyaman.
f) Melatih batuk efektif pada pasien setelah dilakukan inshalasi.
g) Jauhkan anak dari polusi udara atau asap roko pada lingkungan
terdekat contohnya keluarga.
h) Melatih nafas dalam pada pasien saat dilakukan inshalasi.
i) Mengumpulkan sputum untuk dilakukan pemeriksaan.
6
2. Penatalaksanaan Medis
a) Obat anti inflamasi
b) Antibiotik
c) Indikasi oksigen
d) Diazepam
e) Inshalasi dengan ventolin
f) Pct 3x70 mg dan Rencana pemeriksaan EEG
1) Identitas Pasien
7
2) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji adalah data saat ini dan masalah
yang lalu. Berfokus pada manisfestasi klinik dari keluhan utama
yang dialami dan yang membuat kondisi sekarang ini. Masalah
keperawatan yang pernah dialami adalah mengalami bersihan jalan
nafas tidak efektif dan pernah mengalami batuk dengan sputum
(Tarwoto & Wartonah, 2015).
a) Keluhan Utama
8
d) Riwayat kesehatan keluarga
2) Kelainan alergi
4) Riwayat imunisasi
5) Riwayat nutrisi
9
b. Pemeriksaan Fisik
2) TTV
a) Suhu : >38,0⁰C
3) BB
4) Kepala
5) Mata
7) Telinga
8) Hidung
10
9) Leher
10) Dada
a) Thoraks
b) Jantung
11) Abdomen
12) Anus
11
13) Ekstermitas
c. Aktifitas Kejang
12
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
nafas SDKI D.0001
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kurang pengendalian
situasional atau lingkungan SDKI D. 00074
3. Defisit pengetahuan tentang kejang berhubungan dengan kurang
terpapar informasi SDKI D.0111
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
DIAGNOSA INTERVENSI
NO KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Intervensi Utama : Intervensi Utama :
tidak efektif tindakan keperawatan 3 Manajemen Jalan Manajemen Jalan
berhubungan dengan x 24 jam diharapkan Napas (I.01012) Napas (I.01012)
spasme jalan nafas. bersihan jalan napas Observasi : Observasi :
(D.0001) meningkat dengan 1) Monitor pola 1. Mengetahui pola
kriteria hasil : napas napas (frekuensi,
Bersihan Jalan Napas (frekuensi, kedalaman, usaha
(L.01001) kedalaman, napas)
a. Batuk efektif usaha napas) 2. Mengetahui
meningkat 2) Monitor bunyi bunyi napas
b. Produksi sputum napas tambahan tambahan (mis
menurun (mis gurgling, gurgling, mengi,
c. Mengi menurun mengi, wheezing, ronkhi
d. Wheezing wheezing, kering)
menurun ronkhi kering) 3. Mengetahui
e. Mekonium 3) Monitor sputum sputum (jumlah,
menurun (jumlah, warna, warna, aroma)
13
f. Dyspnea menurun aroma)
g. Ortopnea menurun Terapeutik : Terapeutik :
h. Sulit bicara 1) Pertahankan 1. Menjaga
menurun kepatenan jalan kepatenan jalan
i. Sianosis menurun napas dengan napas dengan
j. Gelisah menurun head-tilt dan head-tilt dan chin-
k. Frekuensi napas chin-lift lift
membaik 2) Posisikan semi- 2. Memberikan rasa
l. Pola napas fowler atau nyaman pada
membaik fowler pasien
3) Berikan minum 3. Memberikan rasa
hangat nyaman pada
4) Lakukan pasien
fisioterapi dada, 4. Mengetahui hasil
jika perlu fisioterapi dada,
5) Lakukan 5. Mengeluarkan
penghisapan lender
lender kurang 6. Memberikan
dari 15 detik oksigen
6) Lakukan 7. Agar tidak ada
hiperoksigenasi sumbatan dijallan
sebelum nafas
penghisapan 8. Memenuhi
endotrakeal kebutuhan
7) Keluarkan oksigen
sumbatan benda
padat dengan Edukasi :
forsep McGill 1. Memenuhi
8) Berikan asupan cairan
oksigen, jika 2000 ml/hari
perlu 2. Mengetahui
14
teknik batuk
Edukasi : efektif
1) Anjurkan
asupan cairan Kolaborasi :
2000 ml/hari, 1) Agar dapat
jika tidak dilakukan
kontraindikasi pemberian
2) Ajarkan teknik bronkodilator,
batuk efektif ekspektoran,
mukolitik
Kolaborasi :
1) Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan Terapi Relaksasi Terapi Relaksasi
nyamanberhubungan tindakan keperawatan (I.0936) (I.0936)
dengan kurang selama 3 x 24 jam Observasi Observasi
pengendalian diharapkan Status Identifikasi Mengetahui
situasional atau Kenyamanan penurunan penurunan tingkat
lingkungan Meningkat dengan tingkat energi, energi,
(D.00074) kriteria hasil : ketidakmampuan ketidakmampuan
(L.08064) berkonsentrasi, berkonsentrasi,
Kesejahteraan fisik atau gejala lain atau gejala lain
meningkat yang yang mengganggu
Kesejahteraan mengganggu kemampuan
psikologis kemampuan kognitif
meningkat kognitif Mengetahui teknik
15
Dukungan sosial Identifikasi relaksasi yang
dari keluarga teknik relaksasi pernah efektif
meningkat yang pernah digunakan
Dukungan sosial efektif digunakan Mengetahui
dari teman Identifikasi kesediaan,
menigkat kesediaan, kemampuan, dan
Perawatan sesuai kemampuan, dan penggunaan teknik
keyakinan budaya penggunaan sebelumnya
meningkat teknik Mengetahui
Perawatan sesuai sebelumnya ketegangan otot,
kebutuhan Periksa frekuensi nadi,
meningkat ketegangan otot, tekanan darah, dan
Kebebasan frekuensi nadi, suhu sebelum dan
melakukan ibadah tekanan darah, sesudah latihan
meningkat dan suhu sebelum Mengetahui respon
Rileks meningkat dan sesudah terhadap terapi
16
Merintih menurun Berikan tegang
Menangis menurun informasi tertulis Agar pasien
Iritabilitas tentang persiapan merasa nyaman
menurun dan prosedur
Menyalahkan diri teknik relaksasi Edukasi
sendiri menurun Gunakan pakaian Mengetahui
Konfusi menurun longgar tujuan, manfaat,
17
progresif)
Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
Anjurkan rileks
dan merasakan
sensasi relaksasi
Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
yang dipilih
Demonstrasikan
dan latih teknik
relaksasi (mis.
napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing)
18
Perilaku sesuai informasi informasi
anjuran meningkat Identifikasi Mengetahui faktor-
faktor-faktor faktor yang dapat
Verbalisasi minat
yang dapat meningkatkan dan
dalam belajar
meningkatkan menurunkan
meningkat
dan menurunkan motivasi perilaku
Kemampuan motivasi perilaku hidup bersih dan
menjelaskan hidup bersih dan sehat
pengetahuan tentang sehat
suatu topik Terapeutik
meningkat Terapeutik Menyiapkan
Sediakan materi materi dan media
Kemampuan
dan media pendidikan
menggambarkan
pendidikan kesehatan
pengalaman
kesehatan Mengatur jadwal
sebelumnya yang
Jadwalkan yang telah
sesuai dengan topik
pendidikan disepakatan
meningkat
kesehatan sesuai Agar memiliki
Perilaku sesuai kesepakatan kesempatan untuk
dengan pengetahuan Berikan bertanya
meningkat kesempatan
untuk bertanya Edukasi
Pertanyaan tentang
Mengetahui faktor
masalah yang
Edukasi risiko yang dapat
dihadapi menurun
Jelaskan faktor mempengaruhi
Persepsi yang keliru risiko yang dapat kesehatan
terhadap masalah mempengaruhi Mengetahui
menurun kesehatan perilaku hidup
Ajarkan perilaku bersih dan sehat
Menjalani
hidup bersih dan Mengetahui
pemeriksaan yang
19
tidak tepat menurun sehat strategi yang dapat
Ajarkan strategi digunakan untuk
Perilaku membaik
yang dapat meningkatkan
digunakan untuk perilaku hidup
meningkatkan bersih dan sehat
perilaku hidup
bersih dan sehat
20
4. IMPLEMENTASI
5. EVALUASI
21
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. (2021). Bersihan jalan nafas tidak efektif. Diakses dari https://id.m.wi
kipedia.org/wiki/Bersihan_jalan_napas_tidak_efektif
22