Disusun Oleh:
1A/D3 Keperawatan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nyalah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Pengertian Nilai, Moral Dan Norma ”.
Makalah “Konsep Pengertian Nilai, Moral Dan Norma” disusun guna memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Pancasila di Poltekkes Kemenkes Banten.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.Anwar
Aulia,M.Pd, selaku dosen mata kuliah Pancasila karena tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam topik yang dibahas dalam makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
2.3 Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan Negara RI ……………...11
2.5 Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ......................... .......................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Pancasila sebagai dasar falsafah merupakan moral bangsa yang telah mengikat negara
sekaligus mengandung arti telah menjadi sumber tertib negara dan menjadi sumber tertib
hukum serta jiwa seluruh kegiatan dalam segala aspek kehidupan negara maupun
masyarakat. Pancasila merupakan nilai moral, sekaligus mengandung arti sebagai norma.
Pancasila sebagai norma terdiri dari lima norma, sebagai mana tercantum dalam lima sila
Pancasila yang memiliki unsur bersama, sehingga dapat diterima oleh seluruh rakyat
Indonesia. Pancasila sebagai moral mengikat seluruh bangsa Indonesia karena nilai-nilai
moral yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat universal. Pancasila yang
merupakan moral negara sekaligus menjadi moral individu, sebagai moral individu
mengatur sikap dan tingkah laku manusia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui nilai, moral dan norma.
2. Untuk mengetahui dasar, nilai instrumental dan nilai praksis.
3. Untuk mengetahui pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara RI.
4. Untuk mengetahui makna nilai-nilai setiap sila pancasila.
5. Untuk mengetahui etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
1. Nilai estetika, terkait dengan maslah keindahan atau apa yang dipandang indah atau
apa yang dapat dinikmati olaeh seseorang.
2. Nilai etika, dengan tindakan-tindakan/perilaku/akhlak atau bagaimana orang
berprilaku. Etika terkait dengan masalah moral tentang mana yang benar dan salah.
Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat oleh Prof. Dr.
Notonegoro membagi nilai menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan
kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Dari poin di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Prof. Dr. Notonegoro sesuatu
dapat dikatakan berguna apabila sesuatu itu memiliki kegunaan. Raths (dalam fraenkel,
1978) mengidentifikasi tiga aspek kriteria untuk melakukan penilaian,yakni perlu ada
pilihan (chooses), penghargaan (prizes) dan tindakan (acts).
1. tindakan memilih hendaknya dilakukan secara bebas dan memilih dari sejumlah
alternatif dan melakukan memilih hendaknya dilandasi oleh hasil pemikiran yang
mendalam.
2. Ada penghargaan atas apa yang telah dipilih dan dikenal oleh masyarakat.
3. Melakukan tindakan sesuai dengan pilihannya dan di manfaatkan dalam kehidupan
secara terus menerus.
4
Fungsi nilai bagi kehidupan manusia yaitu:
1. Sebagai faktor pendorong: nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
2. Sebagai petunjuk arah: nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan, bertindak
serta menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
3. Nilai sebagai pengawas: nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
4. Nilai sebagai alat solidaritas: nilai dapat menjaga solidaritas dikalangan kelompok
atau masyarakat.
5. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
6. Nilai sebagai benteng Pengaruh perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas
budaya dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Istilah moral berasal dari bahasa latin, mores, yaitu adat kebiasaaan. Istilah ini erat
dengan proses pembentukan kata, ialah mos, moris, manner, manners, morals. Dalam
bahasa Indonesia kata moral hampir sama dengan akhlak atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau hati nurani yang dapat menjadi pembimbing
tingkah laku lahir dan batin manusia dalam menjalankan hidup dan kehidupannya. Oleh
karena itu moral erat kaitannya dengan ajaran- ajaran tentang sesuatu yang baik dan
buruk yang menyakngkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Dalam konteks etika,
setiap orang akan memiliki perasaan apakah yang akan dilakukan ini benar atau salah,
baik atau jelek, pertimbangan ini dinamakan pertimbangan nilai mora ( moral
values).Pertimbangan nilai moral merupakan aspek yang sangat penting khususnya
dalam pembentukan warga Negara yang baik, sebagai tujuan pendidikan
kewarganegaraan.
Tingkah laku sesuai dengan nilai- nilai moral yang dianut dan ditampilkan secara
sukarela diharapkan dapat diperoleh melalui proses pendidikan. Hal ini dilakukan
sebagai transisi dari pengaruh lingkungan masyarakat hingga menjadi otoritas di dalam
dirinya dan dilakukan berdasarkan dorongan dari dalam dirinya. Tindakan yang baik
yang dilandasi oleh dorongan dari dalam diri inilah yang diharapkan sebagai hasil
pendidikan nilai dalam pendidikan kewarganegaraan. Menurut Suseno (1998),moral
adalah ukuran baik buruk seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga
masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk
menjadikan anak manusia bermoral baik dan manusiawi.
5
Menurut Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik buruk yang ada dan
melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada di dalam diri
individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Moral dan
moralitas ada sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik buruk, sedangkan
moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik buruk. Dengan demikian, hakekat dan
makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi
maupun menjalankan aturan. Moral bertujuan membantu peserta didik untuk mengenali
nilai-nilai dan menempatkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan semacam
ini semakin penting dan menempati posisi sentral karena tingkat kadar persatuan dan
kesatuan terutama yang berkaitan dengan kesadaran akan nilai –nilai dalam masyrakat
akhir-akhir ini cenderung semakin “pudar”.
Jenis-jenis moral, yaitu:
1. Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki manusia. Moral normatif memberikan
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.
Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:
1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama
sebagai bagian masyarakat.
2. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi.
3. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.
Masalah Perilaku Moral Antara Lain:
1. Mencuri dan Mencontek.
2. Tidak hormat pada pejabat public.
3. Kekejaman terhadap teman seusia dan Perilaku merusak diri sendiri.
4. Menyerang keyakinan orang lain yang berbeda.
5. Bicara kasar/ tidak pantas.
6. Pemerkosaan dan pelecehan seksual.
7. Bertambahnya orientasi pada diri sendiri dan menurunnya tanggung jawab sebagai
warga negara.
6
Norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan
tindakan manusia. Normal juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu
yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah.
1. Menurut isinya norma berwujud perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban
bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik.
larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh
karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik. Ada bermacam-macam norma yang
berlaku di masyarakat.
2. Norma terdiri dari beberapa macam/jenis, antara lain yaitu:
a. Norma Agama Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama.
Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila
seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung
melanggar norma-norma agama. Contoh norma agama:
1. “ Kamu dilarang membunuh”.
2. “ Kamu dilarang Mencuri”.
3. “Kamu harus patuh kepada Orang tua”.
4. “ Kamu harus beribadah”.
5. “ Kamu jangan menipu”.
b. Norma Kesusilaan Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia.
Melakukan pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma
kesusilan. Contoh norma kesusilaan:
1. “ Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.
2. “ Kamu harus berlaku jujur”.
3. “ Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.
4. “ Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.
c. Norma Kesopanan Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang
berlaku di masyrakat. Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari
norma kesopanan. Contoh norma kesopanan:
1. “ Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita didalam kereta api,bus, dan lain-
lain, terutama wanita yang tua dan hamil”.
2. “ Jangan makan sambil berbicara”.
3. “ janganlah meludah dilantai atau disembarang tempat”.
4. “ orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.
7
d. Norma Kebiasaan (Habit) Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan norma ini dianggap aneh oleh
anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan acara selamatan, kelahiran bayi
dan mudik atau pulang kampung adalah contoh dari norma ini.
e. Norma Hukum Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum
bersifat mengikat dan memaksa. Melanggar rambu-rambu lalulintas adalah salah
satu contoh dari norma hukum. Contoh norma hukum:
1. “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/ nyawa orang lain, dihukum
karena membunuh dengan hukuman setinggi- tingginya 15 tahun”.
2. “Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan
mengganti kerugian”. Misalnya dalam hal jual beli”.
3. “Dilarang mengganggu ketertiban umum”.
f. Ciri-Ciri norma sebagai berikut:
1. Umumnya tidak tertulis (kecuali norma hukum).
2. Hasil kesepakatan bersama.
3. Ditaati bersama.
4. Bagi pelanggar di beri sanksi.
5. Mengalami perubahan.
g. Fungsi norma sebagai berikut:
1. Menciptakan keterlibatan dan keadilan dalam masyarakat.
2. Menjadi dasar untuk memberi sanksi kepada warga yang melanggar norma.
3. Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku.
4. Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat.
8
2.2 Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praksis
a. Nilai Dasar Pancasila
Kelima sila dari Pancasila merupakan perwujudan dari 5 nilai dasar pancasila
Nilai dasar pancasila merupakan hakikat, makna, atau esensi yang terkandung dalam
pancasila itu sendiri. Nilai dasar ini bersifat universal karena merupakan sesuatu yang
dianggap sebagai evident truth atau sebuah kebenaran hakiki yang disetujui oleh
semua orang.
Karena merupakan kebenaran hakiki, tentu saja nilai dasar ini merupakan nilai-
nilai positif yang berguna bagi semua orang. Selain itu, nilai-nilai ini juga harus
merupakan gambaran atau kristalisasi dari karakteristik komunitas yang dituju, karena
kelak akan menjadi dasar dari segala aktivitas di komunitas tersebut.
Pancasila sendiri memiliki 5 nilai dasar yang sesuai dengan kelima sila yang ada di
pancasila itu sendiri. Kelima nilai dasar tersebut adalah :
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sebagai nilai dasar, maka kelima sila ini diharapkan dapat menjadi sumber
norma dan sumber hukum bagi bangsa dan negara Indonesia. Namun, jika pancasila
hanya berupa nilai dasar yang ada pada kelima sila tersebut, maka akan sangat rancu.
Oleh karena itu, dibutuhkan nilai-nilai instrumental yang menjadi penjelas atau
pemandu bagi kita untuk menjalankan apa yang diamanatkan oleh nilai dasar.
10
2.3 Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagı Bangsa dan Negara RI
a. Dasar Filosofis
Suatu nilai yang bersifat sistematis, fundamental dan menyeluruh. Maka, silasila
pancasila merupaka suatu kesatuan yang bulat dan utuh, hierarkhis dan sistematis.
12
2.4 Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dari, oleh, dan untuk bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan falsafah dan pandangan hidup bangsa yang dijadikan ideologi bangsa
Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu
'panca' yang berarti lima, dan 'sila', yang berarti prinsip atau asas. Hal itu berarti terdapat
lima pegangan utama bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kelima sila tersebut ialah Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam kelima sila pancasila tersebut, terkandung nilai-nilai yang memberikan suatu
pedoman yang sangat baik dan apabila dipraktikkan akan membuat kehidupan warga
negara Indonesia lebih bermartabat. Maka dari itu, Pancasila harus diamalkan dan
diimplementasikan dalam setiap sendi-sendi kehidupan Indonesia berbangsa dan
bernegara.
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila 'Ketuhanan yang Maha Esa' terkandung nilai bahwa negara yang
didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai mahkluk Tuhan
Yang Maha Esa. Segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara bahkan moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara,
hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan HAM harus dijiwai
nilai- nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
13
3. Sila Persatuan Indonesia
Dalam sila 'Persatuan Indonesia' terkandung nilai bahwa negara adalah
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai mahkluk individu dan
makhluk sosial. Adanya perbedaan bukan untuk menjadi konflik dan permusuhan,
melainkan diarahkan pada suatu yang saling menguntungkan, yakni persatuan dalam
kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
14
2.5 Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Ditinjau dari rumus rangkaian kesatuan setiap sila dalam pancasila, maka terkait
masalah etika, lebih khususnya etika politik pancasila, sangat berhubungan dengan sila
kedua. Oleh sebab itu, rumus rangkaiannya dengan keempat sila yang lain adalah seperti
ini “Etika politik Pancasila adalah perbuatan atau perilaku politik yang selaras dengan
Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersila ketiga, bersila keempat, bersila kelima,
dan bersila kesatu.”
Seperti yang di pahami, persoalan terkait etika berhubungan dengan masalah nilai.
Adapun postulat mengenai nilai Ilmu Filsafat Pancasila ialah hakikat manusia Pancasila.
Oleh sebab itulah rumus dari keseluruhan rangkaian kesatuan sila dalam Pancasila yang
bersinggungan dengan etika Politik Pancasila diawali dari sila kedua yaitu Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab.
Untuk menguraikan rumus tersebut ke dalam penjelasan yang lebih terang, maka
pemahaman akan etika politik Pancasila mesti disesuaikan dengan kebutuhannya.
Dengan kata lain, setiap sila dalam Pancasila harus diuraikan dengan pengertian-
pengertian yang umum ke dalam pengertian yang khusus. Beriringan dengan hal
tersebut, yang harus diingat adalah setiap pemahaman mengenai sila-sila dalam Pancasila
dikualifikasi oleh keempat sila yang lain.
1. Etika Politik Pancasila dan Filsafat Politik Pancasila
Etika Politik Pancasila merupakan percabangan dari filsafat politik Pancasila yang
memandang baik dan buruknya suatu perbuatan maupun perilaku politik dengan dasar
Filsafat politik Pancasila. Adapun definisi Filsafat Politik Pancasila yaitu segenap
keyakinan yang diperjuangkan penganutnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara Indonesia berdasarkan Pancasila.
15
a. Tatanan bermasyarakat memiliki nilai-nilai dasar seperti pelarangan akan
eksploitasi sesama manusia. Semua orang wajib untuk berperikemanusiaan dan
juga berkeadilan sosial.
b. Tatanan bernegara memiliki nilai-nilai dasar merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan
makmur.
c. Tatanan luar negeri memiliki nilai ketertiban dunia, perdamaian abadi,
kemerdekaan, dan keadilan sosial.
d. Tatanan pemerintah daerah dengan nilai-nilai permusyawaratan yang mengakui
asal-usul atau latar belakang keistimewaan daerah.
e. Tatanan hidup beragama dengan kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinan
masing- masing.
f. Tatanan bela negara, hak dan kewajiban warga negara untuk membela negara.
g. Tatanan pendidikan, dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.
h. Tatanan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat.
i. Tatanan hukum dan keikutsertaan dalam pemerintahan.
j. Tatanan kesejahteraan sosial dengan nilai dasar kemakmuran bagi seluruh
masyarakat.
16
d. Dengan menyadari bahwa semua perbuatan yang tidak baik dengan
mengatasnamakan Pemilu atau kampanye tidak akan lepas dari pengawasan Tuhan
Yang Maha Esa. Hal ini didasarkan pada sila ke-1.
e. Permasalahan inti politik tentu saja tidak terbatas pada masalah kekuasaan. Namun,
politik ialah tentang seperangkat keyakinan dalam kehidupan bermasyarakat, juga
berbangsa dan bernegara yang diperjuangkan oleh orang-orang yang meyakininya.
Demikian adalah pengertian “politik” secara ilmiah. Adapun pengertian “politik”
secara non-ilmiah yaitu yang memiliki prinsip perjuangan demi memenangkan
kekuasaan. Bahkan cenderung mengabaikan nilai kemanusiaan, sehingga
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
17
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah nilai, moral dan norma adalah hal yang sangat
penting yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Karena tiga hal itu yang membuat
manusia menjadi manusia yang beretika. Nilai moral adalah nilai yang mengatur tingkah
laku seseorang mengenai apa yang baik dan benar. Sedangkan Norma adalah sebuah
pedoman dalam bertingkah laku.
Nilai, moral dan norma merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Masalah-
masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan norma
antara lain mengenai kejujuran, keadilan dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu
dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai,
bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu
atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai
yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran
menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks
sosial.
3.2 Saran
Saran dari makalah ini adalah nilai,moral dan norma sangat penting untuk dipelajari
oleh karena itu penulis berharap agar tiga aspek ini terus diajarkan di setiap sekolah,
masyarakat dan perguruan tinggi karena ini menyangkut tentang pedoman kita dalam
bertingkah laku yang baik sebagai manusia yang mempunyai etika berbangsa dan
bernegara.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hakim,Iqbal. Nilai praktis nilai instrumental dan nilai dasar pancasila. Dikutip 13 Juni 2020,
dari :
https://insanpelajar.com/nilai-praktis- nilai- instrumental-dan-nilai-dasar-pancasila/
Izmi. Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa. Dikutip 20 Desember 2014,
dari:
https://www.slideshare.net/izmiKM/pancasila-sebagai-nilai-dasar-fundamental-bagi-bangsa
Nugroho,Faozan. Nilai-nilai setiap sila Pancasila yang perlu diketahui dan dipahami. Dikutip
03 Agustus 2021 | 17.40 WIB, dari :
https://www.google.co.id/amp/s/m.bola.com/amp/4622843/nilai-nilai-setiap-sila-pancasila-
yang-perlu-diketahui-dan-dipahami
Voi. etika politik Pancasila nilai-nilai dan contoh penerapannya. Dikutip 22 April 2021 |
16.24 WIB, dari :
https://voi.id/berita/46327/etika-politik-pancasila- nilai-nilai-dan-contoh-penerapannya
Indah, Agnes. Makalah Manusia nilai moral dan hukum. Dikutip 2019, dari :
https://www.google.co.id/amp/s/agnesindahpratiwi.wordpress.com/2019/04/27/makalah-
manusia- nilai- moral-dan- hukum/amp/
19