Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ISPA AKUT PADA AN. F

Dosen Pembimbing:

Ns. Ria Setia Sari,S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh:

Yuapinamaya
NIM : 21317152

Dibuat untuk memenuhi tugas Stase Anak

Program Profesi Ners Non Reguler

PROFESI NERS STIKES YATSI TANGERANG

Jl. Aria Santika No.40A, Margasari, Karawaci Kota Tangerang


Banten Telp : (021) 55726558 / 55725974
2022
Laporan Pendahuluan
ISPA
A. Definisi
Infeksi pernafasan merupakan penyakit akut yang paling banyak terjadi pada anak-
anak (Wong, 2016). Infeksi saluran pernafasan akut menurut Sari (2015) adalah radang
akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh masuknya
mikroorganisme atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang
parenkim paru dan dapat berlangsung sampai 14 hari.

B. Klasifikasi
Menurut Halimah (2019) klasifikasi ISPA dapat dikelompokkan berdasarkan golongannya
yaitu:
1. Pneumonia yaitu proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
dengan gejala batuk yang disertai sesak nafas.
2. Bukan pneumonia meliputi batuk pilek biasa (common cold), radang tenggorokan
(pharyngitis), tonsilitisi dan infeksi telinga (otomatis media).

C. Etiologi
Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri, virus,
jamur dan aspirasi. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah Diplococcus Pneumoniea,
Pneumococcus, Strepococus Pyogenes Staphylococcus Aureus, Haemophilus Influenza,
dan lain-lain. Virus penyebab ISPA antara lain adalah Influenza, Adenovirus,
Sitomegagalovirus. Jamur penyebab ISPA antara lain Aspergilus Sp, Gandida Albicans
Histoplasm, dan lain-lain. Penyakit ISPA selain disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur
juga disebabkan oleh aspirasi seperti makanan, asap kendaraan bermotor, bahan bakar
minyak, cairan amnion pada saat lahir, benda asing (biji-bijian) mainan plastic kecil, dan
lain-lain (Kunoli, 2013).

D. Manifestasi Klinis
Djojodibroto (2015) menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai dengan anatomi saluran
pernafasan yang terserang yaitu:
1. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas. Gejala yang sering timbul yaitu
pengeluaran cairan (discharge) nasal yang berlebihan, bersin, obstruksi nasal, mata
berair, konjungtivitis ringan, sakit tenggorokan yang ringan sampai berat, rasa kering
pada bagian posterior palatum mole dan uvula, sakit kepala, malaise, lesu, batuk
seringkali terjadi, dan terkadang timbul demam dimana suhu tubuh bisa mencapai
39,50C-40,50C.
2. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Gejala yang timbul biasanya
didahului oleh gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas seperti hidung buntu,
pilek, dan sakit tenggorokan. Batuk yang bervariasi dari ringan sampai berat, biasanya
dimualai dengan batuk yang tidak produktif. Setelah beberapa hari akan terdapat
produksi sputum yang banyak; dapat bersifat mucus tetapi dapat juga mukopurulen.
Pada pemeriksaan fisik, biasanya akan ditemukan suara wheezing atau ronkhi yang
dapat terdengar jika produksi sputum meningkat.

E. Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan
tubuh. Masuknya virus sebagai antigen kesaluran pernapasan akan menyebabkan silia
yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak ke atas mendorong virus ke arah
faring atau dengan suatu rangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut
gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan
(Kending, 2014).
Iritasi kulit pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering
(Seliff). Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernapasan menyebabkan kenaikan
aktivitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran pernapasan sehingga
terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal. Rangsangan cairan tersebut
menimbulkan gejala batuk. Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang sangat menonjol
adalah batuk. Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder
bakteri.
Infeksi sekunder bakteri tersebut menyebabkan sekresi mukus berlebihan atau
bertambah banyak dapat menyumbat saluran napas dan juga dapat menyebabkan batuk
yang produktif. Infeksi bakteri dapat dipermudah dengan adanya faktor-faktor seperti
kedinginan dan malnutrisi. Suatu menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan
infeksi virus pada saluran napas dapat menimbulkan gangguan gisi akut pada bayi dan
anak (Tyrell, 2015). Virus yang menyerang saluran napas atas dapat menyebar ke tempat-
tempat yang lain di dalam tubuh sehingga menyebabkan kejang, demam dan dapat
menyebar ke saluran napas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya
diturunkan dalam saluran pernapasan atas, akan menginfeksi paru-paru sehingga
menyebabkan pneumonia bakteri.
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Tanto, dkk (2014) pemeriksaan penunjang pada penyakit ISPA yaitu :
1. kultur swab tenggorokan pada faringitis bakterial, bertujuan untuk mendeteksi adanya
bakteri streptococcus B-haemolyticus.
2. Roentgen: menunjukkan adanya perselubungan homogen, penebalan mukosa
sedikitnya 4 mm, atau adanya air fluid kadar.
3. CT-scan sinus paranasal dapat memberikan gambaran yang lebih akurat dari pada
Roentgen, namun bukan pemeriksaan yang harus rutin di lakukan.
4. Pemeriksaan mikrobiologi dengan bahan sekret hidung, diagnosa ditegakkan apabila
ditemukan bakteri >104 U/ML.
5. Pemeriksaan transluminasi untuk mengetahui adanya cairan disinus yang sakit (akan
terlihat lebih suram dari pada yang sehat).
G. Pathway
H. Penatalakasanaan Medis
Penatalaksanaan penyakit ISPA (WHO, 2017) meliputi:
1. Pemberian makan
a. Berikan nutrisi yang adekuat
b. Pemberian multivitamin
2. Pemberian cairan
a. Berikan minum / asi lebih banyak
b. Pemberian obat pelega tenggorokan dan pereda batuk
3. Pemberian antibiotik
a. Diberikan berdasarkan jenis kuman penyebab
b. Beberapa jenis antibiotik yang dapat diberikan seperti amoksisilin, ampisillin,
gentamicin, penicilin dan antibiotik lainnya.
4. Terapi non farmakologi
a. Pemberian fisioterapi dada
b. Lakukan tarik nafas dalam dan batuk efektif

I. Pencegahan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA pada anak
anatara lain :
1. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik diantaranya, dengan cara
memberikan makanan kepada anak yang mengandung cukup gizi.
2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan tubuh terhadap
penyakit baik.
3. Mencegah anak kontak langsung maupun tidak langsung dengan pasien ISPA. Salah
satu cara adalah memakai penutup hidup hidung dan mulut bila kontak langsung
dengan anggota keluarga atau orang yang sedang terkena penyakit ISPA.
4. Menjaga kebersihan lingkungan dan perorangan dengan melakukan pola hidup sehat
dan bersih, mencuci tangan dengan sabun dan menciptakan rumah yang sehat.
5. Ventilasi yang baik dirumah dan tidak merokok pada ruangan tertutup (Nazmah,
2016).
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan
1. D.0001 : Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
2. D.0005 : Pola Napas Tidak Efektif
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
3. D.0130 : Hipertermia
Kategori : Lingkungan
Sub kategori : Keamanan Dan Proteksi
4. D.0077 : Nyeri Akut
Kategori : Psikologis
Sub kategori : Nyeri Dan Kenyamanan
5. D.0019 : Defisit Nutrisi
Kategori : Fisiologis
Sub kategori : Nutrisi dan Cairan
6. D.0080 : Ansietas
Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas Ego

K. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1 D.0001 : Setelah dilakukan I.01011 Manajemen Jalan Napas
Bersihan Jalan intervensi keperawatan Tindakan
Nafas Tidak Manajemen Jalan Napas Observasi
Efektif selama 1-2 jam. Maka  Monitor pola napas (frekuensi,
Kategori : diharapakan masalah kedalaman, pola napas)
Fisiologis kesehatan klien dapat  Monitor bunyi napas tambahan
Subkategori : teratasi dengan kriteria (mis wheezing, ronchi)
Respirasi hasil:  Monitor sputum (jumlah, warna)
L.01001 Bersihan Jalan Terapeutik
Napas  Pertahankan kepatenan jalan napas
 Batuk efektif (2-5)  Posisikan semi fowler atau fowler
 Produksi spuutum (2-  Berikan minum air hangat
5)  Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Wheezing (2-5)  Berikan okisgen, jika perlu
 Pola napas (2-5) Edukasi
 Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, jika perlu
2 D.0005 : Setelah dilakukan I.01014 Pemantauan Respirasi
Pola Napas intervensi keperawatan Tindakan
Tidak Efektif Pemantauan Respirasi Observasi
Kategori : selama 1-2 jaam. Maka  Monitor frekuensi, irama,
Fisiologis diharapakan masalah kedalaman, dan upaya napas
Subkategori : kesehatan klien dapat  Monitor pola napas
Respirasi teratasi dengan kriteria  Monitor kemampuan batuk efektif
hasil:  Auskultasi bunyi napas
L.01004 Pola Napas  Monitor saturasi oksigen
 Frekuensi napas (2-5) Terapeutik
 Kedalaman napas (2-5)  Atur interval pemantauan respirasi
 Dispnea (2-5) sesuai kondisi pasien
 Penggunaan otot bantu Edukasi
napas (2-5)  Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3 D.0130 : Setelah dilakukan I.15506 Manjemen Hipertermia
Hipertermia intervensi keperawatan Tindakan
Kategori : Manajemen Hipertermi Observasi
Lingkungan selama 1x24 jam. Maka  Identifikasi penyebab hipertermia
Sub kategori : diharapkan masalah  Monitor suhu tubuh
Keamanan Dan kesehatan klien dapat Terapeutik
Proteksi teratasi dengan kriteria  Sediakan lingkungan yang dingin
hasil:  Longgarkan atau lepaskan pakaian
L.14134 Termoregulasi
 Berikan cairan oral
 Suhu tubuh (2-5)  Lakukan pendinginan eksternal (mis
 Suhu kulit (2-5) kompres dingim pada dahi, leher,
 Menggigil (2-5) dada, abdomen, aksila)
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
4 D.0077 : Setelah dilakukan I.08238 Manajemen Nyeri
Nyeri Akut intervensi keperawatan Tindakan
Kategori : Manajemen Nyeri selama Observasi
Psikologis 60 menit. Maka  Identifikasi lokasi, karakteristik,
Sub kategori : diharapakan masalah durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Nyeri Dan kesehatan klien dapat nyeri
Kenyamanan teratasi dengan kriteria  Identifikasi skala nyeri
hasil:  Identifikasi faktor yang memperberat
L.08066 Tingkat Nyeri dan memperingan nyeri
 Frekuensi nadi (2-5) Terapeutik
 Keluhan nyeri (2-5)  Berikan teknik non farmakologi untuk
 Meringis (2-5) mengurangi rasa nyeri
 Kesulitan tidur (2-5)  Kontrol lingkungan yang
 Kemampuan memperberat rasa nyeri
menuntaskan aktivitas  Fasilitasi istirahat dan tidur
(2-5) Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
5 D.0019 Defisit Setelah dilakukan I.03119 Manajemen Nutrisi
Nutrisi intervensi keperawatan Tindakan
Kategori : Manajemen Nutrisi selama
Fisiologis 30 menit. Maka Observasi
Subkategori : diharapakan masalah  Identifikasi status nutrisi
Nutrisi/Cairan kesehatan klien dapat  Identifikasi alergi dan intoleransi
teratasi dengan kriteria makanan
hasil:  Monitor asupan makanan
L.03019 Fungsi  Monitor berat badan
Gastrointestinal Terapeutik
 Toleransi terhadap  Berikan makanan tinggi kalori dan
makanan (2-5) tinggi protein
 Nafsu makan (2-5)  Berikan makanan tinggi serat untuk
 Mual (2-5) mencegah konstipasi
 Muntah (2-5)  Sajikan makanan secara menarik
 Nyeri abdomen (2-5) dan suhu yang sesuai
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk jika perlu
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis anti mual) jika
perlu
6 D.0080 : Setelah dilakukan I.09314 Reduksi Ansietas
Ansietas intervensi keperawatan Tindakan
Kategori : Reduksi Ansietas selama Observasi
Psikologis 60 menit. Maka  Identifikasi saat tingkat ansietas
Subkategori : diharapakan masalah berubah (mis kondisi, waktu, stresor)
Integritas Ego kesehatan klien dapat  Identifikasi kemampuan mengambil
teratasi dengan kriteria keputusan
hasil:  Monitor tanda-tanda ansietas
L.09093 Tingkat Ansietas Terapeutik
 Verbalisasi  Ciptakan suasana terapeutik untuk
kebingungan (2-5) menumbuhkan kepercayaan
 Verbalisasi khawatir  Temani pasien untuk mengurangi
akibat kondisi yang kecemasan
dihadapi (2-5)  Pahami situasi yang membuat ansietas
 Perilaku gelisah (2-5)  Dengarkan dengan penuh perhatian
 Konsentrasi (2-5)  Gunakan pendekatan yang tenang dan
 Pola tidur (2-5) menyakinkan
Edukasi
 Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
 Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA
Djojodibroto. (2015). Respirologi ( respiratory medicine). Jakarta: EGC

Halimah. (2019). Kondisi Lingkungan Rumah Pada Balita Penderita Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA) di Desa Teke Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima Tahun 2019.

Kunoli, F. J. (2013). Epidemiologi Penyakit Menular (A. W. Arrasyid, ed.). Jakarta: CV. Trans

Info Media.

Najmah. (2016). Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Trans Info Media.

Sari, Lia Oktavia. (2015). Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga Dengan Kejadian ISPA Pada

Balita Di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014. Medan: FKM USU.

Tanto, C. (2014). Kapita selekta kedokteran. Jakarta Pusat: Media Aesculapius.

World Health Organization. (2013). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan

Akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi difasilitas pelayanan
Kesehatan.

World Health Organization. (2017). Global Youth Tobacco Survey: Indonesia 2014B. New Delhi:

WHOSEARO.

Wong, D.L. (2016). Essentials of Pediatric Nursing. 9ed. USA: Elsevier

Nama Mahasiswa : Yuapinamaya


FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK

I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. Famsyi
2. Tempat tgl lahir/usia : 22 Maret 2013
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. A g a m a : islam
5. Pendidikan : SD
6. Alamat : Kp. Talaga RT 006/RW 001 Cikupa
7. Tgl masuk :-
8. Tgl pengkajian : 19-04-2022
9. Diagnosa medik : ISPA
10. Rencana terapi : Ambroxol Syr, Cetirizine Syr, Amoxcilin Syr
Vitamin Syr

B. Identitas Orang tua


1. Ayah
a. Nama : Tn. A
b. Usia : 35 Tahun
c. Pendidikan : SMK
d. Pekerjaan/sumberpenghasilan: : Buruh
e. Agama : Islam
f. Alamat : Kp. Talaga RT 006/RW 001 Cikupa
2. Ibu
a. Nama : Ny. W
b. Usia : 34 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/Sumberpenghasilan: Ibu Rumah Tangga
e. Agama : Islam
f. Alamat : Kp. Talaga RT 006/RW 001 Cikupa
C. Identitas Saudara Kandung An. F anak pertama dan memiliki saudara kandung berusia 4
tahun
No NAMA USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN
1. An. N 4 Tahun Adik Kandung Baik

II. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit

Saat datang ke Klinik Mekar Asri Ny. W mengatakan anaknya mengalami batuk pilek sudah
3 hari yang lalu dan susah untuk mengeluarkan dahaknya serta mual sejak kemarin. Saat
pemeriksaan terdengar suara nafas ronchi (+), nadi: 100x/menit, pernafasan: 22x/menit, suhu :
36,5’C

III. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang:

ISPA (Akut)

B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)

1. Prenatal care

a. Pemeriksaan kehamilan : 7 kali

b. Keluhan selama hamil : Ny. W mengatakan selama hamil mengeluh mual muntah
parah di awal kehamilan dan ngidam makanan
c. perawatan selama hamil: Ny. W mengatakan tidak ada perawatan khusus
selama hamil
d. Riwayat : terkena sinar (tidak ada), terapi obat: obat vitamin seperti kalsium, asam
folat, dan FE

e. Kenaikan BB selama hamil 12 Kg

f. Imunisasi TT 2 kali selama kehamilan. Pada usia kehamilan 4 bulan TT1, dan
kehamilan 5 bulan TT ke 2.

g. Golongan darah ibu : Golongan darah ayah

2. Natal
a. Tempat melahirkan : Rumah Sakit Umum Tangerang
b. Lama dan jenis persalinan :

spontan forceps operasi lain-lain



c. Penolong persalinan : dokter bidan dukun
d. Cara untuk memudahkan persalinan : drips obat perangsang

e. Komplikasi waktu lahir : robek perineum infeksi nifas

3. Post natal

a. Kondisi bayi : BB lahir 3100 gram, PB 49 cm

b. Apakah anak mengalami : penyakit kuning kebiruan kemerahan


problem menyusui BB tidak stabil

(Untuk semua Usia)

¤ Penyakit yang pernah dialami : Batuk √ demam ,√ diare kejang lain-


lain
¤ Kecelakaan yang dialami : jatuh tenggelam lalu lintas
¤ ,keracunan : makanan obat–obatan zat/subtansi kimia textil

¤ Komsumsi obat-obatan bebas

¤ Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : lambat Lama Cepat

KESIMPULAN :

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


¤ Penyakit anggota keluarga : alergi , asma TBC hipertensi penyakit
jantung stroke anemia hemofilia artritis migrai DM ,
kanker jiwa

KESIMPULAN : Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit


¤ Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Tinggal Serumah Meninggal

: Perempuan : Klien

KESIMPULAN : Tn. A merupakan anak satu-satunya dan orang tuanya sudah meninggal.
Sedangkan Ny. W anak 2 dari 4 bersaudara orang tua Ny. W masih hidup. Sekarang Tn. A dan
Ny. W tinggal serumah serta mempunyai anak 2 yaitu An. F (9 tahun) dan An. N (4 tahun).

IV. Riwayat Immunisasi


NO Jenis immunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
1. BCG 1 bulan Demam
2. DPT (I,II,III) 2,3,4 bulan Demam
3. Polio (I,II,III,IV) 1,2,3, 4 bulan Demam
4. Campak 9 bulan Tidak ada keluhan
5. Hepatitis Sejak lahir Tidak ada keluhan

KESIMPULAN : imunisasi yang diberikan sudah lengkap pada An. F

V. Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan Fisik

1. Berat badan : 24 kg

2. Tinggi badan ; 119 cm

3. Waktu tumbuh gigi 8 bulan, Tanggal gigi (-) tahun (-)


KESIMPULAN :

B. Perkembangan Tiap tahap Usia anak saat


1. Berguling : 4 bulan

2. Duduk : 7 bulan

3. Merangkak : 8 bulan

4. Berdiri : 12 bulan

5. berjalan : 14 bulan

6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 2 bulan

7. bicara pertama kali : 9 bulan

8. Berpakaian tanpa bantuan: 4 Tahun

KESIMPULAN : dari tahapan diatas An. F sudah melewati semua tahapan dengan
dibantu oleh orangtuanya

VI. Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI

1. Pertama kali disusui : pada saat lahir

2. Cara pemberian : Setiap kali menangis terjadwal √

3. Lama pemberian : 2 tahun

B. Pemberian susu formula

1. Alasan pemberian : -

2. Jumlah pemberian : -

3. Cara pemberian : dengan dot sendok

C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1. 0 – 4 Bulan ASI Umur 0 ampai 1,5 tahun
MPASI (makanan atau buah yang Umur 4 bulan – 1,5 tahun
2. 4 – 12 Bulan
dihaluskan )
Nasi, daging, ikan, ayam, telur, tempe,
3. Saat ini Umur 9 tahun
tahu, sayur dan susu formula
KESIMPULAN : saat ini An. F diberikan makanan yang bergizi agar memenuhi nutrisi An. F

VII. Riwayat Psikososial

¤ Apakah anak tinggal di : apartemen rumah sendiri √ kontrak

¤ Lingkungan berada di : kota setengah kota √ desa

¤ Apakah rumah dekat : sekolah ada tempat bermain √ punya kamar tidur sendiri √

¤ Apakah ada tangga yang bisa berbahaya Apakah anak punya ruang bermain √

¤ Hubungan antar anggota keluarga ; harmonis √ , berjauhan

¤ Pengasuh anak : Orang tua √ , Baby sister , pembantu nenek/kakek

KESIMPULAN : Interaksi keluarga Tn. A dengan tetangga sangat baik dan hubungan antar
anggota keluarga besar dari Ny. W sangat baik tidak ada perselisihan dan saling berkomunikasi.

VIII. Riwayat Spiritual

¤ Support sistem dalam keluarga : Tn. A dan Ny. W saling membantu satu sama lain dalam hal
menjaga dan membesarkan anak dan masih berkomunikasi dengan keluarga besarnya

¤ Kegiatan keagamaan : Tn. A dan Ny. W saling mengingatkan untuk menjalankan ibadah
bersama dirumah

KESIMPULAN : riwayat spiritual dalam keluarga Tn. A baik saling membantu satu sama lain,
saling mengingatkan dan saling menyayangi

IX. Reaksi Hospitalisasi

A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap : An. R tidak pernah dirawat Rumah
Sakit
- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS :
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ya tidak
- Bagaimana perasaan orang tua saat ini : Cemas takut Khawatir biasa

- Apakah orang tua akan selalu berkunjung : Ya , kadang-kadang , tidak

- Siapa yang akan tinggal dengan anak : Ayah , Ibu , kakak Lain-lain

KESIMPULAN: An. R tidak pernah dirawat Rumah Sakit


B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

- Mengapa keluarga/orang tua membawa kamu ke RS ?....................................................

- Menurutmu apa penyebab kamu sakit ?...........................................................................

- Apakah dokter menceritakan keadaanmu ?......................................................................

- Bagaimana rasanya dirawat di RS : bosan Takut Senang Lainlain

KESIMPULAN : An. R tidak pernah dirawat Rumah Sakit

X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera makan Nafsu makan An. F baik, Nafsu makan An. F saat
dirumah An. F makan sendiri sakit menurun karena mual
sehingga makannya dikit
2. Menu makan Nasi, ayam, daging, telur, Nasi, ayam, daging, telur,
sayur, tahu, tempe sayur, tahu, tempe

3. Frekuensi makan 3-4 kali/hari 2 kali/hari

4. Makanan pantangan Tidak ada Jangan makan makanan


chiki, gorengan, dan minum
es
5. Pembatasan pola Tidak ada Tidak ada
makan

6. Cara makan Makan sendiri Disuapi oleh ibunya

7. Ritual saat makan Berdoa dan minum Berdoa dan minum

KESIMPULAN : saat sakit nafsu makan dan frekuensi makan An. F menurun karena
mengalami mual sehingga menimbulkan masalah keperawatan Resiko Defisit Nutrisi

B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman Air putih Air putih
2. Frekuensi minum Air putih 7-8 gelas Air putih 5 gelas
3. Kebutuhan cairan ±1000 cc ±800 cc
4. Cara pemenuhan Menggunakan gelas Menggunakan gelas

KESIMPULAN : saat sakit frekuensi minum An.F sedikit menurun namun tidak
menimbulkan masalah keperawatan

C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB (Buang Air Besar ) :
1. Tempat pembuangan Toilet Toilet
2. Frekuensi (waktu) 1 x/hari 1 x/hari
3. Konsistensi Padat Sedikit lembek
4. Kesulitan Tidak terlalu padat Tidak terlalu padat
5. Obat pencahar Tidak minum obat pencahar Tidak minum obat pencahar
BAK (Buang Air Kecil) :
1. Tempat pembuangan Toilet Toilet
2. Frekuensi 3-4x/hari 3-4x/hari
3. Warna dan Bau Jernih kekuningan Jernih kekuningan
4. Volume 500 cc 500 cc
5. Kesulitan Tidak mengalami kesulitan Tidak mengalami kesulitan
KESIMPPULAN : An.F tidak mengalami gangguan eliminasi sehingga tidak menimbulkan
masalah keperawatan

D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang 13.00-14.30 13.00-14.30
- Malam 09.30-06.00 09.00-06.00
2. Pola tidur Baik Baik
3. Kebiasaan sebelum Mencuci tangan, wajah, dan Mencuci tangan, wajah, dan
tidur BAK BAK
4. Kesulitan tidur
Tidak ada Tidak ada
KESIMPULAN : An.F tidak mengalami gangguan istirahat/tidur sehingga tidak menimbulkan
masalah keperawatan

E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga Bermain dan sekolah Sekolah

2. Jenis dan frekuensi Sekoklah pada pagi hari Sekoklah pada pagi hari
Bermain pada sore hari
3. Kondisi setelah olah An. F terlihat senang dan An. F tidak terlalu banyak
raga aktif aktivitas

KESIMPULAN : Saat sakit An. F tidak bermain hanya sekolah saja dan tidak terlalu banyak
aktivitas

F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara Mandi sendiri Dimandiin
- Frekuensi 2x sehari 1x sehari
- Alat mandi Gayung, sikat gigi, pasta Gayung, sikat gigi, pasta
gigi, sabun, shampo gigi, sabun, shampo
2. Cuci rambut
- Frekuensi 1x sehari Tidak keramas
- Cara Dikeramasin
3. Gunting kuku
- Frekuensi 1x seminggu 1x seminggu
- Cara Di guntingin dengan ibunya Di guntingin dengan ibunya
4. Gosok gigi
- Frekuensi 2x sehari 1x sehari
- Cara Sikat gigi sendiri Sikat gigi sendiri

KESIMPULAN : dalam personal hygiene An. F tidak ada masalah keperawatan


G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari Bermain dan sekolah Sekolah, tidak berbaim
hanya berbaring saja karna
lemas
2. Pengaturan jadwal harian Tidak ada Tidak ada
3. Penggunaan alat Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan alat
Bantu aktifitas bantu bantu
4. Kesulitan pergerakan Tidak mengalami kesulitan Tidak mengalami kesulitan
tubuh bergerak bergerak

KESIMPULAN : saat sakit kegiatan An. F hanya sekolah dan berbaring saja tidak bermain

H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat sekolah Senang Senang dan sedikit lesu
2. Waktu luang Setiap waktu dan bermain Setiap waktu dan berbaring
3. Perasaan setelah Senang Saat sakit tidak rekreasi
rekreasi
4. Waktu senggang klg Pada hari libur sabtu dan Pada hari libur sabtu dan
Minggu Minggu
5. Kegiatan hari libur Jalan-jalan Di rumah saja
KESIMPULAN : saat sakit An. F hanya berbaring dan tidak ada kegiatan rekreasi.

XI. Pemeriksaan Fisik


A. Keadaan umum klien
Baik Lemah Sakit berat

B. Tanda-tanda vital
 Suhu : 36,5’C
 Nadi : 100x/menit
 Respirasi : 22x/menit
KESIMPULAN : keadaan umum klien baik dan hasil TTV masih dibatas normal hanya saja An.
F mengeluh pilek dan batuk

C. Antropometri

 Tinggi badan : 119 cm


 Berat Badan : 24 kg
 Lingkar lengan atas : 19 cm
 Lingkar kepala : 51 cm
 Lingkar dada : 76 cm
 Lingkar perut : 55 cm
 Skin fold :-

Kesimpulan:

D. Sistem pernapasan
 Hidung : simetris √ pernapasan cuping hidung secret √ polip
epistaksis
 Leher : pembesaran kelenjar tumor
 Dada
¤ Bentuk dada: normal √ barrel pigeon chest

¤ Perbandingan ukuran AP dengan transversal………………

¤ Gerakan dada : simetris √ terdapat retraksi otot Bantu pernapasan

¤ Suara napas : VF Ronchi √ Wheezing Stridor Rales

= Apakah ada Clubbing finger

KESIMPULAN : pada sistem pernafasan terdapat masalah keperawatan ketidakefektifan


bersihan jalan nafas karna adanya secret dan suara ronchi (+)

E. Sistem Cardio Vaskuler


 Conjunctiva: tidak anemis, bibir pucat √ arteri carotis : kuat, Tekanan vena
jugularis : tidak
 Ukuran jantung : Normal √ membesar IC/apex
√ √
 Suara jantung : S1 S2 Bising aorta Murmur gallop
 Capillary Refilling Time - detik

KESIMPULAN : tidak ada masalah keperawatan di sistem Cardiovaskuler

F. Sistem Pencernaan
 Sklera : Ikterus/tidak, bibir : lembab √ pucat kering pecah-pecah
labio skizis
 Mulut : Stomatitis palato skizis Jml gigi: 18 Kemampuan menelan :
baik hanya saja mengalami muntah
 Gaster : kembung nyeri gerakan peristaltic
 Abdomen : Hati : teraba lien ginja faeces
 Anus : lecet haemoroid

KESIMPULAN : tidak ada masalah keperawatan di sistem Pencernaan

G. Sistem indra
1. Mata
- Kelopak mata √ bulu mata √ alis √
- Visus (gunakan Snellen chard)

- Lapang pandang : Baik

2. Hidung

- Penciuman √ perih dihidung trauma mimisan


- Sekret yang menghalangi penciuman
3. Telinga
- Keadaan daun telinga √ kanal auditoris : bersih √ serumen

- Fungsi pendengaran: Baik

KESIMPULAN : tidak ada masalah keperawatan di sistem Indra

H. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
a. Status mental : Oreintasi baik, daya ingat baik, perhatian & perhitungan:
perhatian An. F sudah bisa fokus dan sudah bisa dalam perhitungan,
menggunakan Bahasa indonesia dalam sehari-hari
b. Kesadaran : Eyes 4, Motorik 6, Verbal 5 , dengan GCS 15
c. Bicara ekspresif baik , Resiptive baik

2. Fungsi cranial
a. N I : normal, dapat mencium bau
b. N II : Visus normal, lapang pandang normal (seimbang)
c. N III, IV, VI : Gerakan bola mata: normal dapat menggerakan bola mata ke
segala arah, pupil : isoskor , anisokor
d. N V : Sensorik: normal dapat merasakan sentuhan di wajah., Motorik: gerakan
wajah normal
e. N VII : Sensorik: dapat merasakan rasa di lidah, otonom: dapat tersenyum dan
menangis motorik: gerakan di wajah normal
f. N VIII : Pendengaran: normal, keseimbangan: baik
g. N IX : normal dapat membedakan rasa manis dan asin
h. N X : Gerakan uvula: normal, rangsang muntah/menelan: baik .
i. N XI : Sternocledomastoideus: normal, trapezius: Normal
j. N XII : Gerakan lidah: normal dapat menggerakan lidah ke kanan dan kiri
3. Fungsi motorik : Massa otot: baik, tonus otot: baik, kekuatan otot: baik
4. Fungsi sensorik : Suhu 36,5’C, Nyeri: Tidak ada, getaran: Tidak ada, posisi: tidak
ada, diskriminasi: Tidak ada
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi: Normal, keseimbangan: Baik
6. Refleks : Bisep: Normal , trisep: Normal, patella: Normal, Babinski: Normal
7. Iritasi meningen : Kaku kuduk: Tidak ada, laseque sign: Tidak ada., Brudzinki I
/II: Tidak ada

KESIMPULAN : tidak ada masalah keperawatan di sistem saraf

I. Sistem Muskulo Skeletal


1. Kepala : Bentuk kepala: Bulat, gerakan: Baik
2. Vertebrae : Scoliosis (-) Lordosis (-) kyphosis (-) gerakan (+), ROM (+) Fungsi
gerak (+)
3. Pelvis : Gaya jalan: Normal, tidak ada kelainan, gerakan: Normal, ROM: Aktif
Trendelberg test: tidak terkaji , Ortolani/Barlow: tidak terkaji
4. Lutut : Bengka (-), kaku (-), gerakan (Normal), Mc Murray test (-) Ballotement
test (-)
5. Kaki : bengkak (-), gerakan (Normal), kemampuan jalan (Baik), tanda tarikan
(Tidak ada)
6. Tangan : bengkak (-), gerakan (Normal), ROM: Baik

KESIMPULAN : : tidak ada masalah keperawatan di sistem Muskulo Skeletal

J. Sistem Integumen
 Rambut : Warna: Hitam, Tidak mudah dicabut
 Kulit : Warna: Putih temperature: 36,5’C kelembapan: Normal, bulu kulit: Halus ,
erupsi: Tidak ada, tai lalat: Tidak ada, ruam: Tidak ada, teksture: Tidak ada
 Kuku : Warna: Merah muda, permukaan kuku: Halus, tidak mudah patah,
kebersihan baik

KESIMPULAN : tidak ada masalah keperawatan di sistem integumen

K. Sistem Endokrin
 Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
 Ekskresi urine berlebihan: tidak ada, poldipsi tidak ada, poliphagi tidak ada
 Suhu tubuh yang tidak seimbang, keringat berlebihan: Tidak ada
 Riwayat bekas air seni dikelilingi semut: Tidak ada

KESIMPULAN : tidak ada masalah keperawatan di sistem endokrin

L. Sistem Perkemihan
 Oedema palpebral: Tidak ada, moon face: Tidak ada, oedema anasarka: Tidak ada
 Keadaan kandung kemih (kosong)
 Nocturia: Tidak ada, dysuria: Tidak ada, kencing batu: Tidak ada

KESIMPULAN : tidak ada masalah keperawatan di sistem perkemihan

M. Sistem Reproduksi
1. Wanita
- Payu dara : Putting Normal dan Bersih, tidak ada benjolan ataupun bengkak ,
aerola mammae: Normal dan Bersih, tidak ada benjolan
- Labia mayora & minora bersih, tidak ada secret, tidak bau
2. Laki-laki
- Keadaan glans penis:, uretra:, kebersihan:
- Testis:, ridak ada nyeri tekan
- Pertumbuhan rambut:
- Pertumbuhan jakun:

KESIMPULAN : tidak ada masalah keperawatan di sistem reproduksi wanita

N. Sistem Imun
- Alergi (cuca, debu , bulu binatang, zat kimia) : Tidak mempunyai alergi
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : flu , urticari , lain-
lain: Ibu klien mengatakan anaknya tidak mengalami penyakit yang
berhubungan dengan cuaca

KESIMPULAN : tidak ada masalah keperawatan di sistem imun

XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

UMUR GERAKAN KASAR GERAKAN HALUS KOMUNITAS SOSIAL &


BERBICARA KEMANDIRIAN
1 bulan Tangan & kaki bergerak aktif Kepala menoleh ke samping kiri & Bereaksi terhadap Menatap wajah ibu /
kanan bunyi pengasuh
2 bulan Mengankat kepala ketika Bersuara Tersenyum sopan
terkurap Ooo .Ooo / ooo…ooo
3 bulan Kepala tegak ketika Memegang mainan Tertawa/berteriak Memandang tanganya
didudukan
4 bulan Tengkurap-terlentang sendiri
5 bulan Meraih, menggapai Menoleh ke suara Meraih mainan
6 bulan Duduk tanpa berpegangan Masukan benda kemulut
7 bulan Mengambil dengan tangan kanan Bersuara ma..ma da..da
& kiri
8 bulan Berdiri berpegangan Bersuara ma..ma da..da

9 bulan menjepit Memanggil mama papa Melambaikan tangan


10 bulan Memukul mainan dengan kedua Bertepuk tangan
tangan
11 bulan Memanggil mama papa Menunjuk dan meminta
12 bulan Berdiri tanpa berpegangan Memasukan mainan ke cangkir Bermain dengan orang
lain
15 bulan Berjalan Mencoret-coret Berbicara 2 kata Minum dari gelas
1,5 tahun Lari, naik tangga Menumpuk 2 kubus Berbicara beberapa kata Memakai sendok dan
menyuapi boneka
2 tahun Menendang bola Menumpuk 4 kubus Menunjuk 1 gambar Menyikat gigi,melepas dan
memakai pakaian
2,5 tahun Melompat Menunjuk bagian 6 Mencuci dan mengerikan
tubuh tangan
3 tahun Menumpuk 8 kubus Menyebut 4 gamabar Menyebut nama teman
3,5 tahun Berdiri satu kaki 3 detik Menggoyangkan ibu jari Memakai baju kaos
4 tahun Menggambar lingkaran Memakai baju tanpa
dibantu
4,5 tahun Menggambar manusia Bermain kartu,menyikat
(kepala,badan,kaki,tangan) gigi tanpa dibantu
5 tahun Berdiri satu kaki 5 detik Menghitung kubus Mengambil makanan
sendiri
KESIMPULAN : An. F berusia 9 tahun dan sudah mandiri

XII. SKRINING GIZI ANAK (Berdasarkan metode strong kids )


( lingkari skor sesuai denganjawaban , total skor adalah jumlah skoryang dilingkari )
NO Parameter Skor
1 Apakah pasien tampak kurus ?
a Tidak 0
b Ya 1
Apakah terdapat penyakit atau keadaan berikut yang mengakibatkan pasien beresikomengalami malnutrisi ?
• Diare kronik (lebih dari 2 minggu) • Kelainan anatomi daerah mulut yang menyebabkan
• Penyakit jantung bawaan kesulitan makan (missal : bibirsumbing )
• Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) • Trauma
• Kanker • Kelainan metabolic bawaan
• Penyakit hati kronik • Retardasi mental
• Penyakit ginjal kronik • Keterlambatan perkembangan
• TB Paru • Rencana / paska operasi mayor (missal : laparotomi,
2 Torakotomi)
• Luka bakar l uas
• Lain – lain (berdasarkan pertimbangan dokter ) • Terpasang Stoma

a. Tidak 0
b. Ya 2
Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut ?
• Diaree z 5 kali / hari dan atau muntah > 3kali/hari dalam seminggu terakhir
3 • Asupan makanan berkurangselama1 mingguterakhir
a Tidak
b Ya
Apakah terdapat penurunan berat badan atau tidak ada penambahanberat badan ( bayi <1tahun) selamaeberapa
4 minggu/bulan
a Tidak 0
b Ya 1

Total skor 1
Hasil total Skor
: berisiko rendah, ulangi skrining setiap7 hari
1-3 : berisiko menengah, dirujuk ke tim Terapi Gizi, Monitor asupan makanan setiap 3 hari
4-5 : berisiko tinggi, dirujuk ke tim terapi Gizi ,Monitor asupan makanan setiap hari

Sudah dilaporkan ke Tim Terapi Gizi : Tidak Ya, tanggal & jam
KESIMPULAN:

XIII. Test Diagnostik


= Laboratorium
= Foto Rotgen
= CT Scan
= MRI, USG, EEG, ECG dll

I. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci): diberikan obat Ambroxol Syr, Cetirizine Syr,
Amoxcilin Syr, Vitamin Syr

ANALISA DATA
Inisial klien : An. F
Ruangan :-
Umur : 9 tahun

No Data Fokus Masalah Keperawatan


1. DS: Ny. W mengatakan anaknya mengalami batuk D.0001 Bersihan Jalan Napas
pilek, sudah 3 hari yang lalu dan susah untuk Tidak Efektif
mengeluarkan dahaknya. Kategori : Fisiologis
Sub kategori : Respirasi
DO: Terdengar suara nafas ronchi (+)
Suhu: 36,5oC
HR: 100x/menit
RR: 22x/menit

2. DS: Ny. W mengatakan sejak kemarin nafsu makan D.0032 Resiko Defisit Nutrisi
anaknya mengalami penurunan karena merasa mual Kategori : Fisiologis
DO: pasien tampak mual Sub kategori : Nutrisi dan
BB: 24 kg TB: 119 cm Cairan
IMT: 17,02

3. DS: Ny. W mengatakan tidak mengetahui bagaimana D.0111 Defisit Pengetahuan


cara mengeluarkan dahak anaknya karna anaknya susah Kategori : Perilaku
untuk mengeluarkan dahak Subkategori : Kebersihan
DO: pasien tampak bingung dan tampak bertanya. Diri
PRIORITAS MASALAH/DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Prioritas Masalah
1. D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kategori : Fisiologis
Sub kategori : Respirasi
2. D.0111 Defisit Pengetahuan
Kategori : Perilaku
Subkategori : Kebersihan Diri
3. D.0032 Resiko Defisit Nutrisi
Kategori : Fisiologis
Sub kategori : Nutrisi dan Cairan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial Klien : An. F


Diagnose Medis : ISPA (Akut)
Tanggal : 19 April 2022

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1 D.0001 : Setelah dilakukan I.01011 Manajemen Jalan Napas
Bersihan Jalan intervensi keperawatan Tindakan
Nafas Tidak Efektif Manajemen Jalan Napas Observasi
Kategori : selama 1-2 jam. Maka  Monitor pola napas (frekuensi,
Fisiologis diharapakan masalah kedalaman, pola napas)
Subkategori : kesehatan klien dapat  Monitor bunyi napas tambahan
Respirasi teratasi dengan kriteria (mis wheezing, ronchi)
hasil:  Monitor sputum (jumlah, warna)
L.01001 Bersihan Jalan Terapeutik
Napas  Posisikan semi fowler atau fowler
 Batuk efektif (2-5)  Berikan minum air hangat
 Produksi spuutum  Lakukan fisioterapi dada (Jurnsl)
(2-5) Edukasi
 Pola napas (2-5)  Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, jika perlu
2. D.0111 Defisit Setelah dilakukan I.12372 Edukasi Fisioterapi Dada
Pengetahuan intervensi keperawatan Tindakan
Kategori : Edukasi Fisioterapi Observasi
Perilaku Dada selama 30 menit.  Identifikasi kemampuan pasien dan
Subkategori : Maka diharapakan keluarga menerima informasi
Kebersihan Diri masalah kesehatan klien Terapeutik
dapat teratasi dengan  Berikan kesempatan pasien dan
kriteria hasil: keluarga bertanya
L.012111 Edukasi
 Pertanyaan tentang  Jelaskan tujuan dan prosedur
masalah yang fisioterappi dada
dihadapi (2-5)  Jelaskan segmen paru-paru yang
 Kemampuan mengandung sekresi berlebihan
menjelaskan  Jelaskan posisi duduk yang ditentukan
pengetahuan (2-5)  Anjurkan menghindari perkusi pada
 Perilaku sesuai tulang belakang, ginjal, payudara
dengan pengetahuan wanita, dan tulang rusuk yang patah
(2-5)  Ajarkan mengeluarkan sekresi melalui
pernapasan dalam
 Ajarkan batuk selama dan setelah
prosedur
3. D.0032 Resiko Setelah dilakukan I.03119 Manajemen Nutrisi
Defisit Nutrisi intervensi keperawatan Tindakan
Kategori : manajemen nutrisi Observasi
Fisiologis selama 30 menit. Maka  Identifikasi status nutrisi
Sub kategori : diharapakan masalah  Identifikasi alergi dan intoleransi
Nutrisi dan Cairan kesehatan klien dapat makanan
teratasi dengan kriteria  Monitor asupan makanan
hasil: Terapeutik
L.03019 Fungsi  Berikan makanan tinggi serat,
Gastrointestinal tinggi kalori dan tinggi protein
 Nafsu makan (2-5)  Sajikan makanan secara menarik
 Mual (2-5) dan suhu yang sesuai
 Toleransi terhadap Edukasi
makanan (2-5)  Anjurkan posisi duduk jika perlu
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis anti mual) jika
perlu

CATATAN KEPERAWATAN
Inisial Klien : An. F
Umur : 9 tahun

No Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan Tgl
1. D.0001 : Rabu I.01011 Manajemen Jalan Napas S: Pina
Bersihan Jalan Tindakan
20
Nafas Tidak Efektif Observasi O:
April
Kategori :  Memonitor pola napas (frekuensi,
2022
Fisiologis kedalaman, pola napas) A:
Subkategori : 13.00  Memonitor bunyi napas tambahan
Respirasi Wib P:
(mis wheezing, ronchi)
 Memonitor sputum (jumlah,
warna)
Terapeutik
 Memposisikan semi fowler atau
fowler
 Melakukan inhalasi minyak kayu
putih dan fisioterapi dada (Jurnal
Vol. 2 No. 01 Juni 2019)
Edukasi
 Mengajarkan teknik batuk efektif
2. D.0111 Defisit Rabu I.12372 Edukasi Fisioterapi Dada S: Pina
Pengetahuan Tindakan
20
Kategori : Observasi O:
April
Perilaku  Mengidentifikasi kemampuan pasien P
2022
Subkategori : dan keluarga menerima informasi
Kebersihan Diri 13.30 Terapeutik A:
Wib  Memberikan kesempatan pasien P:
dan keluarga bertanya
Edukasi
 Menjelaskan tujuan dan prosedur
fisioterappi dada
 Menjelaskan segmen paru-paru yang
mengandung sekresi berlebihan
 Menjelaskan posisi duduk yang
ditentukan
 Mengajarkan mengeluarkan sekresi
melalui pernapasan dalam
 Mengajarkan batuk selama dan
setelah prosedur
3. D.0032 Resiko Rabu I.03119 Manajemen Nutrisi S: pina
Defisit Nutrisi Tindakan
20
Kategori : Observasi O:
April
Fisiologis  Mengidentifikasi alergi dan
2022
Sub kategori : intoleransi makanan
Nutrisi dan Cairan 14.00  Memonitor asupan makanan A:
Wib Edukasi P:
 Menganjurkan posisi duduk jika
perlu
 Menganjurkan menyajikan
makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai