Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKOPNEUMONIA

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


stase Keperawatan Medikal Bedah I

Oleh:

NAMA : MUHAMMAD JEFRY RIVAI R


NIM : 14420202142
KELOMPOK : C2A

CI Institusi CI Lahan

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
I. KONSEP MEDIS
A. DEFENISI
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronki
dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Konsolidasi area berbercak
terjadi pada bronkopneumonia (Smelzer pada Padila, 2013). Menurut Wijaya (2013)
menyebutkan, Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada paru - paru yang bisa di
sebabkan oeh bermacam – macam penyebab seperti : virus, bakter, jamur, benda asing.
B. ETIOLOGI
Reeves (dalam Padilla, 2013) memaparkan penyebab terjadinya bronkopneumoni antara
lain :
a. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif
seperti :Streptococcus pneumonia, Streptococcus aureus dan Streptococcus
pyogenesis.Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia
dan P.Aeruginosa.
b. Virus
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung, tanah serta kompos.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya pneumocystis carinii pneumonia

C. PATOFISIOLOGI
Bakteri, jamur, dan protozoa yang dapat menyebabkan bronkopneumonia masu ke
dalam saluran pernafasan atas yang pada akhirnya menyebar hingga bronkus. Terjadi
inflamasi di dinding - dinding bronkus yang beresiko terjadinya infeksi dengan begitu
produksi seputum meningkat dan terjadi akumulasi sputum pada saluran pernafasan. Hal ini
dapat menyebabkan ketidakefektifan besihan jalan napas. Selain hal tersebut produksi
sputum yang meningkat juga menyebabkan penderita mengalami penurunan nafsu makan
yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Inflamasi
dingin bronkus juga menyebabkan perubahan membran yang dapat membuat suplai oksigen
ke sluruh tubuh menurun sehingga terjadi penurunan energi yang menyebabkan intoleransi
aktivitas.

D. MANIFESTASI KLINIS
a. Bunyi nafas di atas area yang mengalami konsolidasi
b. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan seperti nafas dangkal
c. Gerakan dada tidak simetris
d. Menggigil dan demam 38,8 0 C sampai 41,1 0 C
e. Diaphoresis
f. Anoreksia
g. Malaise
h. Batuk kental dan produktif dengan sputum berwarna kuning kehijauan kemudian berwarna
kemerahan.
i. Gelisah.
j. Sianosis.

E. PENATALAKSANAAN
a. Terapi oksigen jika pasien mengalami pertukaran gas yang tidak adekuat.
b. Bronkodilator apabila terdapat obstruksi jalan napas dan lendir
c. Teknik pengisapan dilakukan jika klien tidak mampu mengeluarkan sekresi dari saluran
pernapasan dengan batuk.
d. Memposisikan klien semifowler.
e. Kebutuhan istirahat dan nutrisi yang adekuat (Padila, 2013).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Heni Rusdianti (2019) memaparkan bahwa pemeriksaan penunjang hemoroid
terdapat di laboratorium, diantarnya :
a. Pemeriksaan darah lengkap berupa :
 Kultur darah positif terhadap organisme penyebab,
 Nilai analisis gas darah arteri menunjukkan hipoksemia (normal : 75-100 mmHg),
 Kultur jamur atau basil tahan asam menunjukkan agen penyebab.
 Pemeriksaan kadar tanigen larut legionella pada urine.
 Kultur sputum, pewarnaan gram, dan apusan mengungkap organisme penyebab
infeksi
b. Pemeriksaan Radiologi
c. Pemeriksaan Cairan Pleura
II. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien dan penanggung jawab
Nama klien dan penanggung jawab, usia klien bisa menunjukkan tahap
perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis dan usia penanggung
jawab, pendidikan, agama,alamat dan pekerjaan penanggung jawab.
b. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien. Keluhan utama akan
menentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan klien tentang kondisinya
saat ini. Klien dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas antara lain batuk,
peningkatan produksi sputum, dyspnea, hemoptisis, mengi dan chest pain. Keluhan
utama yang biasa muncul :
 Batuk (Cough)
Batuk merupakan gejala utama pada klien dengan gangguan sistem
pernapasan. Tanyakan berapa lama klien mengalami batuk dan bagaimana hal
tersebut timbul dengan waktu yang spesifik atau hubungannya dengan aktifitas
fisik. Tentukan apakah batuk produktif atau non produktif.
 Peningkatan Produksi Sputum
Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama dengan batuk
atau bersihan tenggorokan. Produksi sputum akibat batuk adalah tidak normal.
Tanyakan dan catat warna, konsistensi, bau, dan jumlah dari sputum. Jika terjadi
infeksi, sputum dapat berwarna kuning atau hijau, putih dan jernih.
 Dispnea
Dispnea merupakan suatu persepsi kesulitan bernapas/napas pendek dan
merupakan perasaan subjektif pasien.Perawat mengkaji tentang kemampuan klien
saat melakukan aktivitas.
 Riwayat kesehatan saat ini
 Riwayat kesehatan masa lalu
 Pengkajian pola kesehatan :
o Pola eliminasi
o Pola tidur-istirahat
o Pola aktivitas – latihan
o Pola presepsi diri – konsep diri
o Pola seksualitas – reproduksi
o Pola tolenransi sress – koping
o Pola nilai – keyakinan
c. Pemeriksaan fisik (Head to toe)

2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (00031)
a. Definisi : Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas
untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
b. Batasan Karakteristik :
 Batuk yang tidak efektif
 Dispnea
 Gelisah
 Kesulitan verbalisasi
 Mata terbuka lebar
 Penurunan bunyi napas
 Perubahan frekuensi napas
 Perubahan pola napas
 Sianosis
 Sputum dalam jumlah yang berlebihan
 Suara napas tambahan
 Tidak ada batuk
Ketidakefektifan pola nafas (00032)
a. Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat.
b. Batasan karakteristik :
 Bradipnea.
 Dispnea.
 Fase ekspirasi memanjang.
 Ortopnea.
 Penggunaan otot bantu pernapasan.
 Penurunan kapasitas vital.
 Penurunan tekanan ekspirasi.
 Penurunan tekanan inspirasi.
 Penurunan ventilasi semenit.
 Pernapasan bibir.
 Pernapasan cuping hidung.
Intoleran aktivitas (00092)
a. Definisi : Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
b. Batasan karakteristik :
 Dispnea setelah beraktivitas.
 Keletihan.
 Ketidaknyamanan setelah beraktivitas.
 Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai