Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PADA An.

A
DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG CEMPAKA
RSUD SUEWONDO PATI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Anak

Disusun oleh:
Lela Wiwit Umbar S
62020040027

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Pneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru-paru
yang biasanya berasal dari suatu infeksi. Pneumonia adalah
peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan
gangguan pertukaran gas setempat. (Bradlet et.al, 2011).
Bronkopneumonia digunakan unutk menggambarkan
pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur
dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronki dan meluas
ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada
bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berbercak.
(Smeltzer,2011).
Bronkopneumonia merupakan salah satu jenis pneumoni yang
memiliki pola penyebaran yang berbercak, teratur dalam satu atau
lebih area terlokalisasi di dalam bronchi & meluan ke parenkim
paru yang berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne 2011).
B. Etiologi
Penyebab tersering bronkopneumoni pada anak adalah pneumokokus
sedang penyebab yang lainnya adalah: streptoccocus pneumoniae,
stapilokokus aureus, haemophillus influenzae, jamur (seperti candida
albicans), dan virus. Pada bayi dan anka kecil ditemukan stapilokokus
aureus sebagai penyebab terberat, serius dan sangat progresif dengan
mortalitas tinggi (Sujono & Sukarmin, 2009).
Terjadinya bronkopneumonia bermula dari adanya peradangan paru
yang terjadi pada jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh
infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Factor
penyebab utamam adalah bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ridha,
2014). Berikut adalah penjelasannya :
a. Bakteri
Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous,
dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti
Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
b. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab
utama pneumonia virus.
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).
Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.
e. Aspirasi benda asing
f. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronchopnemonia adalah
daya tahan tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi
protein (MEP), penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak
sempurna.
C. Tanda & Gejala
a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
- Nyeri pleuritik
- Nafas dangkal dan mendengkur
- Takipnea
b. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
- Mengecil, kemudian menjadi hilang
- Krekels, ronki, egofoni
c. Gerakan dada tidak simetris
d. Menggigil dan demam 38,8  C sampai 41,1C, delirium
e. Diafoesis
f. Anoreksia
g. Malaise
h. Batuk kental, produktif
- Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan
atau berkarat
i. Gelisah
j. Sianosis
- Area sirkumoral
- Dasar kuku kebiruan
k. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas.
D. Patofisiologi
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya
disebabkan oleh virus penyebab bronchopneumonia yang masuk ke
saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus.
Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi
demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman
sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps
alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak
napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi
paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi
untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau
pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis
mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis
respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan
mengakibatkan terjadinya gagal napas. (Smeltzer, Suzanne C, 2011).
E. Patway
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Ngastiah (2002), yaitu sebagai berikut :
1. Foto thorax
Pada foto thorax Bronchopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrat
pada satu atau beberapa lobus. Jika pada pneumonia lobaris terlihat
adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
2. Laboratorium
- Terjadi leukositosis pada pneumonia bacterial
- Nilai analisa gas darah : untuk mengetahui status kardiopulmoner
yang berhubungan dengan oksigenasi
- Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk
menetapkan adanya anemia, infeksi dan proses inflamasi
- Pewarnaan gram : untuk seleksi awal anti mikroba
- Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab
seperti virus
3. Tes kulit untuk tuberkulin : untuk mengesampingkan kemungkinan
terjadi tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan.
4. Tes fungsi paru : digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru,
menetapkan luas dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki
keadaan.
5. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang di
inspirasi.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Mansjoer Arif 2000, penatalaksanaan medis bronkopneumonia
adalah:
1. Oksigen 1-2 liter
2. IVFD dextrose 10%; NaCl 0,9%=3:1, +KClL 10mEq/500ml cairan.
3. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feading drip.
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transfor mukosilier.
5. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
6. Anti biotik sesuai dengan hasil biakan atau berikan:
a. Untuk kasus bronkopneumonia community base:
1) Ampicilin 100mg/kgBB/hari dalam 4 hari pemberian.
2) Chloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
b. Untuk kasus bronkopneumonia hospital base:
1) Cefotaxim 100mg/kgBB/Hari dalam 2 kali pemberian.
2) Amikasin 10-15mg/kgBB/Hari dalam 2 kali pemberian.
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN (Pola Fungsi Kesehatan)
a. Pola pernapasan
Yang perlu dikaji antara lain kemampuan pasien dalam melakukan
ekspirasin dan inspirasi. Apakah menggunakan otot-otot pernafasan,
pengukuran, tidal volum dan warna mukosa.
b. Kebutuhan nutrisi
Mengkaji tentang kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan
makan dan minum, tentang perilaku makan dan minum, kemampuan
menentukan makanan dan minuman yang memenuhi syarat
kesehatan, kemampuan memasak dan menyiapkan makanan sendiri.
c. Kebutuhan Eliminasi
Mengkaji kemampuan BAB/BAK serta fungsi organ-organ tersebut
dan bagaimana pasien mempertahankan fungsi noermal dari
BAB/BAK.
d. Kebutuhan istirahat dan tidur
Mengkaji kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan tidur,
pola, jumlah, kualitas tidur.
e. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan keamanan dan
pencegahan pada saat melaksanakan aktifitas hidup sehari-hari,
termasuk factor lingkungan, factor sensori, serta factor psikososial.
f. Kebutuhan berpakaian
Mengkaji apakan ada kesulitan atau tidak dalam berpakaian
g. Kebutuhan memenuhi suhu tubuh dan sirkulasi
Mengkaji pasien dalam hal mempertahankan suhu tubuh tetap
normal.
h. Kebutuhan personal hygine
Mengkaji apakan ada kesulitan dalam memelihara kebersihan
dirinya.
i. Kebutuhan gerak dan keseimbangan tubuh
Mengkaji kemampuan aktifitas dan mobilitas kehidupan klien sehari-
hari.
j. Kebutuhan berkomunikasi dengan orang lain
Melalui komunikasi antar perawat, pasien dan eluarga dapat dikaji
mengenai pola komunikasi dan interaksi sosial pasien dengan cara
mengidentifikasi kemampuan pasien dalam berkomunikasi.
k. Kebutuhan spiritual
Mengkaji bagaimana klien memenuhi kebutuhan spiritualnya
sebelum dan ketika sakit
l. Kebutuhan bekerha
Mengkaji pekerjaan pasien saat ini ataupun yang lalu

m. Kebutuhan bermain dan rekreasi


Mengkaji kemampuan aktifisan rekreasi dan relaksasi(jenis kegiatan
dan frekuensinya).
n. Kebutuhan belajar
Mengkaji bagaimana cara klien mempelajari hal yang baru
2. Diagnosa Keperawatan

a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d Akumulasi Secret Pada


Bronkhiolus
b. Intoleransi Aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
c. Hipertermi b.d Aktivitas berlebih

3. Intervensi Keperawatan

No Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


1. Bersihan Jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor aliran oksigen
Napas Tidak keperawatan selama 2 x 24 2. Hindari pakaian yang
Efektif b.d jam, jalan napas bersih, ketat
akumulasi secret dengan kriteria hasil : 3. Beri peningkatan
pada Bronkhiolus - Jalan napas bersih kelembaban oksigen
- Suara napas vesikuler suplemen sesuai
ketentuan.
- Frekuensi napas 20-40
x/menit (menurut Katreen 4. Kolaborasi untuk

Morgan Speer (2008) pemberian therapy

- Tidak ada dyspnea nebulizer sesuai

- Tidak ada ronchi ketentuan

2. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat toleransi fisik


perawatan selama .........x24
Aktivitas b.d anak
jam, terjadi peningkatan
Ketidakseimbang toleransi aktifitas, dengan 2. Bantu anak dalam aktifitas
kriteria hasil :
an antara suplai hidup sehari-hari
- Tidak ada dyspnea
dan kebutuhan - Tanda-tanda vital dalam 3. Beri periode istirahat dan
oksigen batas normal : N : 130 tidur yang sesuai dengan
x/menit, RR : 20 - 40
usia dan kondisi
x/menit, S : 36,5o-37o C
4. Seimbangkan istirahat dan
tidur bila psien berambulasi

3. Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji perubahan tanda vital


proses inflamasi keperawatan selama 1x24
contoh : peningkatan suhu
jam resiko hipertermi tidak
terjadi, dengan kriteria hasil : tubuh setiap 4 jam sekali
- Suhu tubuh 36,5-37 C
2. Berikan cairan intra vena
- Membran mukosa lembab
atau peroral
3. Anjurkan dan berikan
kompres hangat
4. Kolaborasi untuk
pemberian obat antipiretik
sesuai indikasi
Daftar Pustaka

Betz & Sowden. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC;2012
Doenges, Marilynn.(2010). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakata :
EGC.
Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC; 1997
Nettina, Sandra M.(2011).Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC
Reevers, Charlene J, et all (2012). Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta :
Salemba Medica.
Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung
Seto;2001
Smeltzer, Suzanne C.(2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume
I, Jakarta : EGC
Staf Pengajar FKUI. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta:
Infomedika;2000
Wong and Whaley. ( 2015 ). Clinical Manual of Pediatric Nursing.
Philadelphia: WB Saunders Company

Anda mungkin juga menyukai