Anda di halaman 1dari 18

CLINICAL SKILL LAB (CSL)

CHOCKING MANAGEMENT

KELOMPOK 3

NUR AVIA SYAM (R011181006)


AYU ANGGITA PUTRI (R011181028)
FARAH FATHIAH (R011181048)
AN.TIZA PURNAMA (R011181320)
ISYATIR RODIAH (R011181342)
MIFTAHUL JANNAH BASRAH (R011181502)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
CHOCKING MANAGEMENT

ChoCking atau tersedak adalah tersumbatnya jalan napas secara total atau sebagian
akibat makanan, cairan, atau benda asing yang tersangkut di tenggorokan/batang tenggorokan
sehingga mengakibatkan korban sulit bernapas dan kekurangan oksigen, bahkan dapat segera
menimbulkan kematian.
Tersedak merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat ditangani. Bila dibiarkan
terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia) dan dapat mengakibatkan
kematian (Kalcare, 2014).
Tersedak merupakan suatu kegawatdaruratan yang sangat berbahaya, karena dalam
beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau menyeluruh sehingga
hanya dalam hitungan menit klien akan kehilangan reflek nafas, denyut jantung dan kematian
secara permanen dari batang otak (Dwi, Prihatiningsih, & Asnindari, 2015).
Terdapat dua jenis tindakan dalam menangani kondisi tersedak (chocking), yaitu
prosedur tanpa alat yang dikenal dengan Heimlich Maneuver dan prosedur dengan alat.
HEIMLICH MANEUVER
A. Definisi
Heimlich maneuver adalah suatu tindakan kegawatdaruratan yang perlu dilakukan kepada orang yang tersedak (chocking) baik
itu diberikan kepada seseorang yang sadar maupun tidak sadar. Metode dalam heimlich maneuver ini adalah back blow dan abdominal
thrust.
B. Prosedur Tindakan

No. Gambar Prinsip Tindakan Pelaksanaan Rasional

Chocking pada Orang Dewasa yang Sadar

1. Pastikan korban Untuk membedakan antara obstruksi Tindakan ini bertujuan agar kita dapat
mengalami masalah jalan nafas ringan dan obstruksi jalan mengetahui korban mengalami
tersedak nafas berat, penyelamat harus sumbatan saluran napas yang ringan
bertanya, “Apakah anda tersedak?” ataupun mengalami sumbatan saluran
Jika korban mengangguk, perlu napas yang berat (ECC Guidelines,
diberikan bantuan segera. 2000 dalam Tim Bantuan Medis BEM
IKM FKUI, 2015).
2. Lihat tanda-tanda Tanda-tanda yang terlihat seperti Untuk mengetahui Distress pernafasan
gangguan pernapasan peningkatan kesulitan bernapas, batuk sebagai indikasi penurunan kemampuan
yang parah tanpa suara, sianosis, tidak dapat menyediakan oksigen bagi jaringan.
berbicara atau bernapas.

3. Jika orang tersebut - Berdiri atau berlutut di belakang Untuk memastikan tindakan yang
tidak dapat berbicara, orang tersebut dan lingkarkan dilakukan dapat efektif
batuk atau bernapas, lengan di pinggangnya.
berikan dorongan - Jika orang tersebut sedang berdiri, Agar dapat menopang orang tersebut
perut/tekanan pada letakkan salah satu kaki di antara jika dia pingsan.
abdomen yang kedua kakinya.
dikenal sebagai - Posisikan satu kepalan tangan di Agar benda asing yang ada dalam
abdominal thrust atas pusar dan di jauh bawah trakea dapat keluar
tulang rusuk.
- Tangan yang lain memegang Memudahkan pelaksanaan tindakan
kepalan tangan abdominal thrust

- Tarik kepalan tangan dengan Agar benda asing yang ada dalam
tajam dan langsung ke belakang trakea dapat keluar
dan ke atas di bawah tulang rusuk
6 hingga 10 kali.

4. Selain abdominal - Rangkul korban dari belakang


thrust, yang bisa dengan 1 lengan menahan tubuh,
dilakukan adalah lengan yang lain melakukan back
back blow/back slaps blow/back slaps.
- Berikan pukulan/hentakan keras 5
kali, dengan kepalan (genggaman
tangan) pada titik silang garis
imaginasi tulang belakang dan
garis antar belikat.

5. Jika terjadi obesitas - Berdiri di belakang korban dan


atau kehamilan lanjut, letakkan kedua tangan Anda di
berikan tekanan dada bawah ketiak korban hingga
mengelilingi dadanya.
- Tekan dengan cepat ke arah
dalam.
Chocking pada Orang Dewasa yang tidak Sadar/ Hampir tidak Sadar

Dapatkan bantuan Aktifkan Emergency Message


1.
orang lain dan System (EMS)
ambulance

Posisikan korban Posisikan pasien/korban terlentang di


2.
alas yang datar dan keras

Periksa adanya - Buka jalan napas korban dengan


3.
obstruksi jalan napas head tilt-chin lift.
dengan melakukan - Periksa mulut korban untuk
cross finger dan melihat bilamana ada benda
finger sweep asing.
- Untuk memeriksa jalan napas
cross finger terutama di daerah mulut, dapat
dilakukan teknik cross finger
yaitu dengan menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk yang
disilangkan dan menekan gigi
atas dan bawah.
- Bila jalan napas tersumbat karena
adanya benda asing dalam rongga
mulut dilakukan pembersihan
manual dengan sapuan jari
(finger sweep).

finger sweep

Evaluasi pernapasan - Lihat, dengar, dan rasakan


4.
korban/pasien kondisi pernapasan korban/pasien
- Bila tidak ada napas, lakukan
ventilasi
- Bila jalan napas masih tersumbat,
reposisi kepala dan lakukan
ventilasi ulang
Lakukan kompresi - Penolong mengambil posisi
5.
dada bila jalan napas seperti naik kuda diatas tubuh
masih tersumbat korban atau disamping korban
sebatas pinggul korban.
- Lakukan hentakan mendorong 5
kali dengan menggunakan kedua
lengan penolong bertumpu tepat
diatas titik hentakan (daerah
epigastrium).

Chocking dalam kondisi Sendirian

Tetap tenang Jangan panik, jika memungkinkan Agar tindakan yang dilakukan dapat
1.
tarik napas dalam berjalan dengan baik

Aktifkan EMS dan Hubungi 119 untuk penanganan Untuk meminta bantuan pelayanan
2.
meminta bantuan korban lebih lanjut setelah diberi kesehatan dengan cepat
tindakan
Lakukan heimlich - Posisikan satu kepalan tangan di
3.
manuver sendiri atas pusar dan di bawah tulang
rusuk.
- Pegang tangan Anda dengan
tangan yang lain.
- Tarik kepalan tangan dengan
tajam dan langsung ke belakang
dan ke atas di bawah tulang rusuk
6 hingga 10 kali dengan cepat.

Chocking pada Bayi Sadar

Penilaian awal : Jika bayi bisa batuk dengan kuat, Jika bayi dapat batuk dengan kuat atau
1.
Tentukan apakah bayi biarkan dia batuk untuk menangis dengan keras, jangan
dapat batuk mengeluarkan benda yang lanjutkan langkah mengeluarkannya.
menghalangi pernapasannya. Sebaliknya, awasi bayi dengan cermat
sampai penyumbatan telah terlepas.
Bersiaplah untuk bertindak jika
gejalanya memburuk dan terus
berlanjut
Periksa apakah bayi Perhatikan kesulitan bernafas, batuk Untuk mendapatkan informasi terkait
2.
masih bernapas yang tidak efektif, tangisan yang tindakan awal yang dapat diberikan.
lemah, sianosis pada bibir & lidah.

Hubungi layaan Hubungi layanan darurat sebelum


3.
darurat memberikan memberikan pertolongan
pertama.

Berikan Chest Trust - Posisikan bayi menengadah Berikan posisi nyaman agar
4.
dengan telapak tangan yang meningkatkan rasa aman dan nyaman
berada di atas paha menopang dapat menurunkan komponen
kepala bayi dan tangan lainnya psikologis sehingga menurunkan
memberikan tekanan pada dada kebutuhan oksigen dan efek merugikan
bayi. dari respon fisiologi.

- Lakukan kompresi pada dada Penggunaan teknik ini disesuaikan


seperti kompresi CPR tetapi dengan tubuh bayi yang masih kecil,
jangan terlalu kuat menggunakan sehingga kompresi dilakukan dengan
jari tengah dan telunjuk, tangan dua jari
sejajar dengan puting susu bayi.

Lakukan back blow - Posisikan bayi menghadap ke Bayi/anak diposisikan senyaman


5.
bawah dengan menumpukan mungkin guna memudahkan
kepala dan leher menggunakan pernapasan
sebelah tangan.
- Kedudukan kepala lebih rendah
dari pada badannya di atas paha Bayi diposisikan senyaman mungkin
Anda. guna memudahkan pernapasan
- Berikan 5 kali tepukan dengan
kuat, di antara kedua tulang 15Untuk memudahkan objek keluar
scapula dengan bagian pangkal
telapak tangan lainnya.
Ulangi langkah ke 4 dan 5, sehingga benda asing keluar
6.

Chocking pada Bayi tidak Sadar

Aktifkan Panggil, “Tolong!”. Jika ada orang Agar bisa segera dilarikan ke
1.
EMS/layanan darurat yang membantu minta dia pelayanan kesehatan (RS) untuk
dan meminta bantuan menggerakkan Emergency ditindaklanjuti
Message System (EMS).
Lakukan tongue jaw - Posisi bayi dalam keadaan
2.
lift berbaring
- Angkat tulang dagu dan lidah
untuk melihat obstruksi pada
jalan napas
- Jangan memasukkan jari ke
dalam mulut untuk
mengeluarkan benda asing
melainkan jika benda itu dapat
dilihat dengan jelas.

Lakukan ventilasi - Berikan bantuan pernafasan. Supaya oksigen yang dibutuhkan


3.
Buka saluran pernafasan dengan pasien bisa diberikan dengan baik
teknik head-tilt-chin-lift dan
berikan nafas buatan.

Ulangi langkah-langkah di atas dari awal sampai akhir sampai berhasil.


4.
DIAGNOSIS, OUTCOMES DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif


Outcome yang ingin dicapai yaitu bersihan jalan napas dengan indikator
keberhasilan yaitu frekuensi pernapasan membaik, pola napas membaik.
Kesulitan bicara menurun dapat ditegakkan jika terjadi penyumbatan jalan napas
secara total atau sebagian akibat makanan, cairan, atau benda asing yang
tersangkut di tenggorokan/batang tenggorokan sehingga mengakibatkan korban
sulit bernapas dan kekurangan oksigen, bahkan dapat segera menimbulkan
kematian.
Intervensi yang diberikan adalah manajemen jalan napas, dimana salah
satu aktivitasnya adalah pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal) sehingga masalah bersihan jalan
napas dapat diatasi.
EVIDENCE BASED PRACTICE

Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan pada sistem pernapasan yang


sangat berbahaya, karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara
general atau menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit klien akan kehilangan
reflek nafas, denyut jantung dan kematian secara permanen dari batang otak, dalam
bahasa lain kematian dari individu tersebut. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan
untuk penatalaksanaan tersedak yakni dengan menggunakan teknik heimlic manuver
dan back blow (Purwitaningtya, Nuzula, & Prayitno, 2019)

Berdasarkan jurnal yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Heimlich Manuver


Pada Ibu Dengan Keterampilan Penanganan Anak Toddler yang Mengalami Chocking”
ada hubungan antara pengetahuan ibu heimlich maneuver pada ibu dengan keterampilan
penanganan anak toodler yang mengalami chocking. Berdasarkan hasil (Uji Chi Square
Tests) terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu heimlich maneuver.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dapat melalui penglihatan,
mendengar dan pengalaman masa lalu. Kaitanya dengan keterampilan heimlich
manuver dapat dilakukan ibu ketika ada masalah dirumah atau dimasyarakat jika ada
kasus anak tersedak (Siahaan, 2019)

Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2019 tentang “Studi Kasus Pengetahuan
Orangtua Tentang Pertolongan Pertama Chocking Pada Balita Di Desa Geyer
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan”. Di Indonesia, khususnya di Grobogan Jawa
tengah data dari RSUD Soedjati Soemodiardjo Purwodadi periode Januari 2016 - April
2018 jumlah kasus sebanyak 4 kasus balita yang mengalami chocking (tersedak) yang di
rawat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Kurangnya pengetahuan orang tua, akan
berdampak pada perilaku orang tua dalam menangani tersedak pada anak. Bila perilaku
orang tua dalam penanganan tersedak pada anak benar, maka anak akan terhindar dari
ancaman kematian dan tidak ada luka dalam setelah dilakukan tindakan (Suryani &
Rahmawati, 2019)
LINK VIDEO TERKAIT PROSEDUR :
- https://youtu.be/CnbjPFwkiTQ
- https://youtu.be/ZJjYXxzk-dw
DAFTAR PUSTAKA

American College of Emergency Physicians. (2019). American College of Emergency


Physicians. Retrieved Februari 21, 2021, from American College of Emergency
Physicians: https://www.emergencyphysicians.org/article/know-when-to-
go/chocking--heimlich-manuever
Health Direct. (2019, Januari). Chocking Health Direct. Retrieved Februari 24, 2021,
from Chocking Health Direct: https://www.healthdirect.gov.au/chocking
Healthwise Staff. (2020, Februari 26). Healthwise for Every Health Decisoin. Retrieved
Februari 24, 2021, from Healthwise for Every Health Decisoin:
https://www.cham.org/HealthwiseArticle.aspx?id=chkng#uk1001
Marusinec, L. (2019, Mei 24). How to Perform the Heimlich Maneuver on a Baby.
Retrieved Februari 24, 2021, from How to Perform the Heimlich Maneuver on a
Baby: https://www.wikihow.com/Perform-the-Heimlich-Maneuver-on-a-Baby
Purwitaningtya, R. Y., Nuzula, F., & Prayitno, S. H. (2019). Training on Management
of Chocking on Palang Merah Remaja in Middle School 1 Genteng. Warta
Pengabdian, 13(2), 107–112. https://doi.org/10.19184/wrtp.v13i2.9836

Siahaan, E. R. (2019). Hubungan Pengetahuan Heimlich Manuver Pada Ibu Dengan


Keterampilan Penanganan Anak Toddler Yang Mengalami Chocking. Jurnal
Skolastik Keperawatan, 5(2), 165–176. https://doi.org/10.35974/jsk.v5i2.2212

Suryani, & Rahmawati. (2019). Studi Kasus Pengetahuan Orangtua Tentang


Pertolongan Pertama Chocking Pada Balita Di Desa Geyer Kecamatan Geyer
Kabupaten Grobogan; 6, 1–8.

Bahagia, A. D. (2018). Keterampilan Resusitasi Neonatus, Bayi, Dan Anak. Makassar:


Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai