Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
BAKTERI INFEKSI SALURAN
NAPAS
6130020068
NOVANTHY NUR ROHMADHANI
SUBAGYO
KASUS 1
Wanita berusia 2 tahun datang ke IGD RS dengan riwayat sesak nafas
progresif selama 5 hari dan batuk berdahak berwarna hijau. Dan juga
didapatkan riwayat takipneu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi
110 x/menit, TD 85/60 mmHg, RR 37 x/menit, suhu 35,40C.
Pemeriksaan foto thorax X-ray tampak multiple konsolidasi yang
menandakan multiple pneumonia. Pemeriksaan mikrobiologi:
pengecatan Gram didapatkan coccus Gram positif; BAP: alpha
hemolytic.
1. Kemungkinan bakteri penyebab dari kasus diatas adalah?
Bakteri Streptococcus viridans dan Streptococcus pneumoniae karena bakteri Gram positif dan BAP
menunjukkan alpha hemolytic.

2. Untuk menegakkan diagnosis pemeriksaan uji biokimia apa yang dapat dilakukan?
Uji katalase berguna untuk membedakan genus Staphylococcus sp. dan Streptococcus sp. Teteskan cairan H2O2 di
atas object glass dan ambil satu ose inokulum dari MSA dan diletakkan kemudian campurkan. Katalase positif
ditunjukkan adanya gelembung gas (O2) yang diproduksi oleh genus Staphylococcus (Toelle, 2014)
3. Sebutkan bahan pemeriksaan untuk kasus diatas?
Pemeriksaan mikroskopis dahak adalah komponen kunci dalam program penanggulangan TB untuk menegakkan diagnosis,
evaluasi dan tindak lanjut pengobatan dari pemeriksaan 3 specimen dahak sewaktu pagi sewaktu (SPS).Pemeriksaan dahak
secara mikroskopis merupakan pemeriksaan yang paling mudah,murah, efisien, spesifik dan dapat dilaksanakandi semua unit
laboratorium (Ramadhan & Fitria, 2017).

DAFTAR PUSTAKA
Ramadhan, R., Fitria, E., & Rosdiana, R. (2017). Deteksi mycobacterium tuberculosis dengan pemeriksaan mikroskopis dan teknik pcr pada penderita
tuberkulosis paru di puskesmas darul imarah. Sel Jurnal Penelitian Kesehatan, 4(2), 73–80. https://doi.org/10.22435/sel.v4i2.1463
Toelle, N.N., Lenda, V. 2014. Identifikasi danKarakteristik Staphylococcus Sp. danStreptococcus Sp. dari Infeksi Ovarium PadaAyam Petelur
Komersial. J. Ilmu Ternak,1(7), 32-37.
KASUS 2
Laki-laki berusia 30 tahun datang ke RS. Dua minggu yang
lalu pasien mengeluh batuk, berkeringat banyak pada malam
hari, dan nafsu makan hilang. Pasien mempunyai riwayat
penyalahgunaan obat intravena dan hepatitis B. Pada
pemeriksaan foto thorax tampak infiltrate di paru kiri dibagian
tengah diameter 1,7 cm dengan tanda kavitasi.
1. Apa kemungkinan diagnosis penyakit dari kasus diatas beserta alasannya?
Suspect Tb paru karena dari hasil anamnesis diketahui pasien mangalami berkeringat dimalam hari dan nafsu makan menurun.
Kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang berupa foto torax tampak infiltrate di paru kiri dibagian tengah diameter 1,7 cm
dengan tanda kavitasi. Adanya kavitas, menandakan infeksi yang sudah berlanjut dan diasosiasikan dengan adanya jumlah kuman
TB yang tinggi (Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, 2007). Pasien dengan hasil röntgen dada seperti tersebut
diatas dan memiliki gambaran klinis TB paru menunjukkan bakteri M tuberculosis telah merusak rongga paru paru.Selain itu
diagnosa TBC dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, dan sesak nafas.
2. Sebutkan spesimen apa saja yang dapat digunakan untuk sampel?

Sputum Aspirasi Cairan Paru


1. Melalui kultur sputum Dengan menggunakan kateter vena No. 14 Tusukkan
2. Melalui3 kali pemeriksaan dahak yaitu S-P-S : kateter vena No. 14 pada tempat yang telah disiapkan
• S adalah sputum yang ditampung pertama waktu dan apabila telah menembus pleura, piston jarum di
penderita dating tarik lalu disambung dengan bloodset. Dilakukan sampai
• P adalah sputum yang ditampung pada waktu pagi hari dengan jumlah cairan didapatkan 1000 cc, indikasi lain
setelah hari pertama pengambilan sputum untuk penghentian aspirasi adalah timbul batuk – batuk
• S adalah sputum yang diambil pada saat datang kembali (Bartlett, JG, Sexton, DJ, Thorner, AR. 2009)
ke laboratorium (pada hari ke si: bila didapatkan 2 hasil
positif dari pemeriksaan S-P-S (Atik et al, 2012)
3. Apa media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri tersebut?
◦ Media LJ, yang merupakan modifikasi International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD), saat ini digunakan
secara luas untuk kultur TB. Media LJ mengandung gliserol yang menyuburkan pertumbuhan M. tuberculosis. Jika komponen
gliserol pada media LJ digantikan dengan piruvat, maka akan meningkatkan pertumbuhan M. bovis . Untuk kultivasi M. bovis,
media LJ diperkaya dengan 0,5% sodium piruvat, tanpa gliserol.
◦ Media Ogawa atau modifikasi Ogawa lebih murah daripada media LJ karena dibuat tanpa asparagin. Saat ini, glutamat dinyatakan
sebagai sumber nitrogen yang lebih baik dibanding asparagin. ( Nugroho et al., 2015)Media LJ digunakan untuk diagnosis infeksi
Mycobacterium, uji kerentanan antibiotik terhadap isolat, membedakan perbedaan spesies Mycobacterium (berupa morfologi
koloni, kecepatan pertumbuhan, karakteristik biokimia, dan mikroskopis). (Ariami et al., 2014)
◦ Middlebrook adalah media pertumbuhan padat yang khusus digunakan untuk kultur Mycobacterium, terutama Mycobacterium
tuberculosis (Rendeng et al., 2020)
4. Apa kemungkinan bakteri penyebab dari kasus diatas?
Kasus TB Paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang masuk kedalam tubuh manusia melalui
inhalasi. Ketika mycobacterium tuberculosis masuk ke saluran nafas atas, sebagian akan di eliminasi oleh
system imun innate, kemudian beberapa bakteri yang lolos akan menuju ke paru-paru pada region atas paru
(apeks), setelah sampai di paru-paru bakteri ini melakukan multiplikasi yang terjadi di alveolus paru.
Kemudian sarang dini mulai terbentuk sebagai sarang pneumoni yang berukuran kecil, sekitar 3 hingga 10
minggu sarang ini berubah menjadi tuberkel yaitu suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel histosit dan
datia-langerhans yang dikelilingi oleh sel limfosit dan jaringan ikat. Sarang tersebut lama-kelamaan akan
meluas tetapi akan sembuh karena respons sel makrofag memfagositosis bakteri ini sehingga akan terbentuk
fibrosis di lapang. Karena jumlah bakteri yang cukup banyak disuatu tempat lama kelamaan makrofag akan
mengumpul pada suatu tempat di lapang paru, kemudian terbentuklah nekrosis caseosa. Seiring berjalannya
waktu tubuh merespons dengan melunakkan nekrosis caseosa. Perlunakan nekrosiscasseosa ini akan
menghasilkan kavitas (Hasan Helmia, 2010).
5. Sebutkan sifat morfologi bakteri penyebab dari kasus diatas?
• Berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul.
• Berukuran lebar 0,3- 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm.
• Dinding Mycobacterium tuberculosis sangat kompleks
• Penyusun utama dinding sel Mycobacterium tuberculosis adalah asam mikolat
merupakan asam lemak berantai panjang yang dihubungkan dengan arabinogalaktan
oleh ikatan glikolipid dan peptidoglikan oleh jembatan fosfodiester.
• Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut adalah polisakarida. Bersifat
tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan tahan terhadap upaya penghilangan zat
warna tersebut dengan larutan asam-alcohol
• Bakteri aerob obligat dan parasitintraseluler fakultatif dan memiliki waktu generasi yang
lambat antara 15-20 jam. (Todar,2012)
6. Bagaimana kriteria penegakan diagnosis laboratorik dari kasus diatas?
• Pemeriksaan direk smear sps sputum, kultur.
• Sampel diperoleh dengan kriteria sampel sputum penderita TB belum mengalami
pengobatan, diperoleh hasil mikroskopis BTA dengan hasil minimal +1, dilakukan
kultur pada LJ, dilakukan DST, dan identifikasi M.tuberculosis (Widodo.,dkk, 2016).
• Deteksi Mycobacterium tuberculosis dapat dilakukan dengan pengambilan sputum
secara direck smear dengan pemeriksaan 2 spesimen sewaktu pagi sewaktu (SPS) dan
kultur bakteri. pemeriksan dahak secara mikroskopismerupakan pemeriksaan yang
paling mudah,murah, efisien, spesifik dan dapat dilaksanakandi semua unit
laboratorium (Ramadhani, 2017)
DAFTAR PUSTAKA

• Ramadhan, R., Fitria, E., & Rosdiana, R. (2017). Deteksi mycobacterium tuberculosis
dengan pemeriksaan mikroskopis dan teknik pcr pada penderita tuberkulosis paru di
puskesmas darul imarah. Sel Jurnal Penelitian Kesehatan, 4(2), 73–80.
https://doi.org/10.22435/sel.v4i2.1463
• Hasan, Helmia. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Departemen Ilmu
Penyakit Paru FK Unair – RSUD Dr. Soetomo
• Ariami, P., Wiwin Diarti dan Yunan Jiwintarum, M., Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Mataram, J., Prabu Rangkasari Dasan Cermen
• Sandubaya Mataram, J., Wiwin Diarti, M., & Jiwintarum, Y. (2014). Sensitivitas Media
Ogawa Dan Media Lowenstein Jensen Terhadap Hasil Pertumbuhan Kuman Mycobacterium
Tuberculosis. Jurnal Kesehatan Prima, 8(2), 1322–1335. http://www.scribd.com
• Rendeng, E. F., Kepel, B. J., & Manampiring, A. E .2020. Uji anti mycobacterium ekstrak
bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) sebagai tumbuhan obat anti tuberkulosis.
JURNAL BIOMEDIK: JBM, 12(1).
DAFTAR PUSTAKA

◦ Daulay, M., Sudarwanto, M., Nugroho, W., & Sudarnika, E. (2015). “Pengembangan Media Padat
untuk Menumbuhkan Mycobacterium bovis (DEVELOPMENT OF SOLID MEDIUM FOR
MYCOBACTERIUM BOVIS CULTIVATION).” Jurnal Veteriner, 16(4), 497–504.
https://doi.org/10.19087/jveteriner.2015.16.4.497
◦ Atik, Martsiningsih dkk, 2012. Jurnal Aplikasi 5 Kriteria Standar Dalam Pembuatan Sedian sputum
Untuk Menegakkan Diagnosis Tuberkulosis Paru, Jakarta.
◦ Bartlett, JG, Sexton, DJ, Thorner, AR. 2009. Aspiration Pneumonia In Adult. UpToDateFor Patients
◦ Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2, cetakan pertama. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2007

Anda mungkin juga menyukai