Anda di halaman 1dari 17

BAKTERI INFEKSI

SALURAN NAFAS
LAILATUS SYADZA
6130020006
KASUS 1
Wanita berusia 2 tahun datang ke IGD RS dengan riwayat sesak nafas progresif selama 5 hari dan batuk
berdahak berwarna hijau. Dan juga didapatkan riwayat takipneu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 110
x/menit, TD 85/60 mmHg, RR 37 x/menit, suhu 35,40C. Pemeriksaan foto thorax X-ray tampak multiple
konsolidasi yang menandakan multiple pneumonia. Pemeriksaan mikrobiologi: pengecatan Gram didapatkan
coccus Gram positif; BAP: alpha hemolytic.

1. Kemungkinan bakteri penyebab dari kasus diatas adalah? 


2. Untuk menegakkan diagnosis pemeriksaan uji biokimia apa yang dapat dilakukan?
3. Sebutkan bahan pemeriksaan untuk kasus diatas?
1. Kemungkinan bakteri penyebab dari kasus diatas adalah? 

Dari hasil pemeriksaan, maka dapat diketahui kemungkinan bakteri adalah S. viridans atau S. pheumoniae
2. Untuk menegakkan diagnosis pemeriksaan uji biokimia apa yang dapat dilakukan?

Uji Katalase

Uji katalase berguna untuk membedakan genus Staphylococcus sp.dan Streptococcus sp. 

Teteskan cairan H2O2 di atas object glass dan ambil satu ose inokulum dari MSA dan diletakkan kemudian
campurkan. Katalase positif ditunjukkan adanya gelembung gas (O2) yang diproduksi oleh genus
Staphylococcus 

(Toelle dan Lenda, 2014)


3. Sebutkan bahan pemeriksaan untuk kasus diatas?

Sputum
Sputum adalah cairan yang diproduksi dalam alveoli dan bronkioli. Sputum yang memenuhi syarat
pemeriksaan harus betul-betul dari trakea dan bronki bukan berupa air ludah. Sputum dapat dibedakan dengan
ludah antara lain : ludah biasa akan membentuk gelembung-gelembung jernih di bagian atas permukaan
cairan,sedang pada sputum hal ini jarang terjadi. Secara mikroskopis ludah akan menunjukan gambaran sel-sel
gepeng sedang pada sputum hal ini tidak ditemukan . (Widman, 1994)
Spesimen sputum paling baik diambil pada pagi hari selama 3 hari berturut-turut (pagi-pagi-pagi), tetapi
untuk kenyamanan penderita pengumpulan sputum dilakukan : Sewaktu – Pagi – Sewaktu (SPS) dalam jangka
waktu 2 hari. 
● Sewaktu hari -1 (sputum sewaktu pertama = A)  Kumpulkan sputum spesimen pertama pada saat pasien
berkunjung ke UPK (Unit Pelayanan Kesehatan)  Beri pot sputum pada saat pasien pulang untuk keperluan
pengumpulan sputum pada hari berikutnya. 
● Pagi hari-2 (sputum pagi = B)  Pasien mengeluarkan sputum spesimen kedua pada pagi hari kedua setelah
bangun tidur dan membawa spesimen ke laboratorium. 
● Sewaktu hari-2 (sputum sewaktu kedua = C)  Kumpulkan sputum spesimen ketiga di laboratorium pada
saat pasien kembali ke laboratorium pada hari kedua saat membawa sputum pagi (B). (Widman, 1994)
KASUS 2
Laki-laki berusia 30 tahun datang ke RS. Dua minggu yang lalu pasien mengeluh batuk, berkeringat banyak
pada malam hari, dan nafsu makan hilang. Pasien mempunyai riwayat penyalahgunaan obat intravena dan
hepatitis B. Pada pemeriksaan foto thorax tampak infiltrate di paru kiri dibagian tengah diameter 1,7 cm dengan
tanda kavitasi.
1. Apa kemungkinan diagnosis penyakit dari kasus diatas beserta alasannya?
2. Sebutkan spesimen apa saja yang dapat digunakan untuk sampel?
3. Apa media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri tersebut?
4. Apa kemungkinan bakteri penyebab dari kasus diatas?
5. Sebutkan sifat morfologi bakteri penyebab dari kasus diatas?
6. Bagaimana kriteria penegakan diagnosis laboratorik dari kasus diatas?
1. Apa kemungkinan bakteri penyebab kasus di atas 

● Kemungkinan bakteri penybab penyakit di atas adalah Tuberkolosis Paru (TBC paru).  Tuberkulosis
paru adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacierium Tuberculosis (Wijaya,
2015). Tuberkulosis adalah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Sebagian besar
kuman Mycobacterium Tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil mengenai organ tubuh lain
(Ridwan, 2012).

● Diagnosis tuberkulosis paru (TB paru) ditegakkan berdasarkan gambaran klinis klasik, Mantoux test atau
tuberculin skin test (TST), pemeriksaan foto rontgen dada, sputum BTA, kultur sputum, ataupun interferon-
gamma release assay (IGRA) spesific antigen.
● Gejala klasik TB paru yang dapat timbul adalah batuk-batuk berdahak lebih dari tiga minggu yang tidak
sembuh dengan pengobatan biasa, demam, berkeringat di malam hari, anoreksia dan penurunan berat
badan, hemoptisis, rasa lemas, nyeri pada dada, dan kedinginan.

● Infeksi Primer TB paru mayoritas tidak terdiagnosis karena gejalanya ringan, tidak spesifik, dan biasanya
bisa sembuh sendiri
2. Sebutkan spesimen apa saja yang dapat digunakan untuk sampel?

Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-paru,bronkus dan trakea yang mungkin
dibatukkan dan dimuntahkan atau ditelan. Kata “sputum” yang dipinjam langsung dari bahasa Latin “meludah,”
disebut juga dahak (Kamus Kesehatan, 2011).
1. Melalui kultur sputum
2. Melalui 3 kali pemeriksaan dahak yaitu S-P-S:
- S adalah sputum yang ditampung pertama waktu penderita datang
- P adalah sputum yang ditampung pada waktu pagi hari setelah hari pertama pengambilan sputum 
- S adalah sputum yang diambil pada saat datang kembali ke laboratorium (pada hari ke 2)
Intepretasi: bila didapatkan 2 hasil positif dari pemeriksaan S-P-S
Aspirasi paru  adalah kondisi ketika makanan atau zat asing lain tidak sengaja masuk ke paru-paru dan
tidak dapat dikeluarkan kembali dan dapat memicu infeksi bakteri serta peradangan pada paru-paru (Kamus
Kesehatan, 2011)

Dengan menggunakan kateter vena No. 14


Tusukkan kateter vena No. 14 pada tempat yang telah disiapkan dan apabila telah menembus pleura,
piston jarum di tarik lalu disambung dengan bloodset. Dilakukan sampai dengan jumlah cairan didapatkan 1000
cc, indikasi lain untuk penghentian aspirasi adalah timbul batuk – batuk.
3. Apa media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri tersebut?

Mycobacteria berbentuk basil, merupakan bakteri aerobik yang tidak membentuk spora. Bakteri ini biasanya
tumbuh lambat dan tidak tumbuh pada pembenihan biasa, Penggunaan media padat berbahan telur Lowenstein-
Jensen merupakan metode pemeriksaan yang direkomendasikan oleh badan keseahatan dunia.

(M. Barru Airil Fizra HSB, 2016).


4. Apa kemungkinan bakteri penyebab kasus diatas ?

Mycobacterium tuberculosis karena penyebab dari penyakit TBC seperti yang telah dijelaskan di nomor satu.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang menginfeksi saluran pernafasan seperti paru pada sebagian
besar kasus. Tetapi Mycobacterium tuberculosis ini juga dapat menyerang organ tubuh lain lainnya, seperti
pembuluh limfe, otak, dan ginjal. (Widyaningsih, 2008).
5. Sebutkan sifat morfologi bakteri penyebab dari kasus diatas?

1. Berbentuk batang halus berukuran


panjang 1-4 µ dan lebar 0,3-0,6 µ
2. Pada pembenihan berbentuk kokoid,
berfilamen
3. Bakteri tahan terhadap asam (BTA) Colonies of Mycobacterium tuberculosis
on Lowenstein-Jensen medium.
4. Tidak berspora, tidak berkapsul, non-
motile

(Buntuan, V. 2014) Hasil perwarnaan Zn


(Zhiel-Nelseen)

Mycobacterium tuberculosis scanning


electron micrograph
6. Bagaimana kriteria penegakan diagnosis laboratorik dari kasus di atas?

Interpretasi sputum
● Sampel diperoleh dengan kriteria sampel sputum penderita TB belum mengalami pengobatan, diperoleh
hasil mikroskopis BTA dengan hasil minimal +1, dilakukan kultur pada LJ, dilakukan DST, dan identifikasi
M.tuberculosis (Widodo.,dkk, 2016).      
● Pasien dengan sputum BTA positif adalah pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis
ditemukan BTA, sekurang kurangnya pada 2 kali pemeriksaan/1 sediaan sputumnya positif disertai kelainan
radiologis yang sesuai dengan gambaran TB aktif /1 sediaan sputumnya positif disertai biakan yang positif
(Safithri, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Toelle, N.N., Lenda, V. 2014. Identifikasi dan Karakteristik Staphylococcus Sp. dan Streptococcus Sp. dari Infeksi
Ovarium Pada Ayam Petelur Komersial. J. Ilmu Ternak, 1(7), 32-37.
France K. Widman, 1994. Tinjauan Klinik Atas Hasil Laboratorium. Edisi 9, Jakarta: EGC
Buntuan, V. 2014. Gambar Basil Tahan Asam (BTA) Positif Pada Penderita Diagnosa Klinis Tuberkulosis Paru Di
Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado Periode Januari 2014 S/D Juni 2014. Jurnal e-Biomedik (eBM).
Vol 2, No. 2 Hlm : 593 - 596. 
HSB, M. Barru Airil Fizra. 2016. Pengaruh Waktu Paparan NaOH 4% dalam Proses Dekontaminasi Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Mycobacterium Tuberculosis pada Media Lowenstein - Jensen. Medan : Program
Studi Biologi Fakultas Biologi Universitas Medan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai