DISUSUN OLEH :
Siti Lingga Oktafiani H1AP15008
Tegar Rahman Yonanda H1AP20027
Daud Habinsaran Gultom H1AP20037
Naura Thania Salsabillah H1AP20050
Teren Nadya Putri H1AP20057
Wulan Okta Kumala H1AP20061
PEMBIMBING :
dr. Zayadi Zainuddin.,M.Pd.,Sp.KPR
dr. Erlina Panca Putri, MH
PERTANYAAN KLINIS
Berdasarkan uraian kasus diatas pertanyaan klinis yang ditegakkan adalah apa uji
diagnostik TB Paru yang paling tepat?
Pertanyaan Terfokus 1 :
P : Pasien tuberkulosis dewasa
I : BTA Sputum Mikroskopis
C : Kultur Mycobacterim tuberculosis (MTB)
O : Diagnostik TB Paru
Pertanyaan Terfokus 2 :
P : Pasien tuberkulosis dewasa
I : GenExpert
C : Kultur Mycobacterim tuberculosis (MTB)
O: Diagnostik TB Paru
KATA KUNCI
Pencarian jurnal dilakukan dengan menggunakan PubMed dan Cochrane pada tanggal 30
April 2021 dengan menggunakan kata kunci :
((((tuberculosis OR mycobacterium tuberculosis) AND (GenExpert OR molecular
test)) AND (Acid-fast bacillus (AFB) OR Sputum Microscopy)) AND (Adult)) AND
(diagnostic OR spesifisitet OR sensitivity as OR accuracy)
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
Berikut adalah kriteria inklusi yang digunakan dalam EBCR ini :
1. Literatur yang berfokus berfokus membahas mengenai pemeriksaan sputum
mikrobiologi dan GeneExpert untuk diagnosis TB Paru
2. Literatur yang dapat diakses full text
3. Tahun penulisan dalam 10 tahun terakhir
4. Literatur yang menggunakan data primer
5. Literatur yang diterbitkan dalam bahasa Inggris
6. Literatur dengan responden penelitiannya pada usia dewasa atau rentang usia
Berikut adalah kriteria eksklusi yang digunakan dalam EBCR ini :
1. Literatur dengan tipe penelitian Meta-analysis, RCT, Case report, Sistematik
Review
2. Literatur yang membahas tentang TB ekstraparu
3. Literatur yang membahas tentang TB paru dengan penyakit penyerta
METODOLOGI
Pencarian artikel dilakukan pada tanggal 30 April 2021 pada dua database yaitu
PubMed Clinical Queries dan Cochrane Library. Pencarian artikel pada kedua database
menggunakan 11 kata kunci.
Dokumen yang
dieklusi (n=108)
(n=15)
Kepustakaan tidak berfokus membahas mengenai
pemeriksaan sputum mikrobiologi dan
GeneExpert untuk diagnosis TB Paru
Bukan termasuk tipe penelitian Uji Diagnostik
ng
ni
ee
Scr Judul dan abstrak dinilai
kelayakannya (n=3)
y
ilit
gib
Eli
d
de
lu Studi yang termasuk dalam
Inc sintesis kuantatif (n = 3 )
b. 100 %
HASIL
Berdasarkan hasil pencarian dengan menggunakan kata kunci tersebut didapatkan
total 118 artikel dengan 104 artikel berasal dari PubMed Clinical Queries dan 14 artikel
berasal dari Cochrane Library.
Terdapat 7 artikel yang merupakan duplikasi sehingga dieksklusi dan tersisa 111
artikel. Setelah dilakukan penyaringan didapatkan sebanyak 3 artikel yang memenuhi
kriteria inklusi dan 108 artikel yang dieksklusikan karena kepustakaan tidak berfokus
membahas mengenai pemeriksaan sputum mikrobiologi dan GeneExpert untuk diagnosis
TB Paru. Serta, bukan termasuk tipe penelitian uji diagnostik. Detail lebih lengkap
mengenai penyaringan pada masing-masing database dapat dilihat pada Diagram 1.
Setelah mempersempit literatur berdasarkan judul dan abstrak dengan pertanyaan
klinis, teks lengkap artikel yang memenuhi kriteria kelayakan dinilai secara kritis. Artikel
yang didapatkan merupakan suatu uji diagnostik. Jumlah sampel cukup untuk mewakili
pasien suspek TB Paru yang akan dilakukan uji diagnostic berupa GeneXpert, Sputum BTA
dan kultur sputum. Pada artikel Abong et al., 2019 membahas mengenai persentase
penderita suspek TB dengan BTA negatif yang akan dilakukan pemeriksaan ulang dengan
GeneXpert 4. Hasil pada jurnal ini menunjukkan hasil sensitivitas GeneXpert sebesar
(97,5%, 39/40), dan hasil spesifisitas yang rendah yaitu (40,2%, 35/87) 4.
Pada artikel Masab umair et al., 2020 membahas mengenai perbandingan akurasi
BTA sputum yang dibandingkan denganuji GeneXpert 2. Hasil pada jurnal ini menunjukkan
hasil senistivitas BTA sputum sebesar 60% dan spesifisitas 100% 2. Pada artikel Rasool et
al., 2019 membahas mengenai evaluasi kinerja uji GeneXpert MTB / RIF dan kultur MTB
untuk mendeteksi Mycobacterium tuberculosis (MTB) pada pasien suspekTB
parudenganhasil BTA sputum negatif 1. Hasil penelitian pada jurnal ini menunjukkan hasil
sensitivitas GeneXpert sebesar 82% dan spesifisitas sebesar 100%, sedangkan hasil
sensitivitas BTA sputum rendah yaitu sebesar 0% dan spesifisitas sebesar 100% 1.
PEMBAHASAN
Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
(MTB) adalah penyakit menular yang bersifat kronis dan merupakan masalah kesehatan di
1,5,6
dunia yang sangat penting untuk diselesaikan . Penyakit TB ditularkan terutama melalui
bersin dan batuk, Penyakit ini mempengaruhi terutama pada organ paru-paru (TB paru)
tetapi juga dapat mempengaruhi organ atau jaringan tubuh lainnya (TB ekstrapulmoner)
1,5,6
. Studi juga melaporkan bahwa sekitar 17% dari penyakit TB disebabkan oleh pasien TB
3,6,7
Paru namun hasil BTA sputum negative . Telaah kritis terhadap penelitian yang
dilakukan dari ketiga jurnal yang diambil memiliki beberapa perbedaan dalam hasil
1,2,4
sensitiitas dan spesifisitas . Keterbatasan yang sama pada penelitian Abong et al. dan
Rasool et al. yaitu tidak menilai cost effectiveness, namun pada penelitian Masab umair et
1,2,4
al. membahas mengenai cost effectiveness . Dua hasil penelitian memiliki kesamaan
terhadap tes referensi atau uji baku emas namun tes indeksnya berbeda serta hasil dari
sensitivitas dan spesifisitas juga jauh berbeda, yaitu pada penelitian Abong et al. sensitivitas
dan spesifisitas dari GeneXpert adalah 97,5% dan 40,2% 4. Sedangkan, menurut Rasool et
al. hasil sensitivitas dan spesifisitas GeneXpert adalah 82% dan 100% serta hasil
shensitivitas dan spesifisitas BTA sputum adalah 0% dan 100% 1. Pada penelitian Masub
Umair et al. menggunakan tes referensi atau gold standard yaitu GeneXpert dan tes
indeksnya menggunakan BTA sputum, dengan hasil sensitivitas dan spesifisitas BTA
sputum sebesar 60% dan 100% 2. Berdasarkan hasil dari beberapa jurnal yang ditelaah,
GeneXpert memiliki sentivitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan BTA sputum,
1,4,8
namun masih kurang sensitive jika dibandingkan dengan tes gold standard yaitu kultur .
Pemeriksaan GeneXpert lebih unggul dibandingkan kultur sehingga GeneXpert lebih
efektif dalam deteksi dini TB paru serta GeneXpert dapat mendetiksi TB Paru dengan
1,4
resistensi obat . Berdasarkan studi kultur sputum membutuhkan waktu selama 8 minggu
untuk mendiagnosis TB Paru dan 4-6 minggu tambaham dalam mendiagnosis TB paru
dengan resistensi obat 1,4. Pemeriksaan GeneXpert lebih sensitif dibandingkan dengan BTA
Sputum, dikarenakan pada beberapa penelitian dimana pasien dengan BTA Sputum
negative ketika dilanjutkan dengan pemeriksaan ulang GeneXpert hasilnya menunjukkan
3
ada beberapa pasien yang menjadi positif . Pada kasus BTA negatif dapat menularkan
kepada populasi sehat sebesar 10-20%, sehingga akan mempengaruhi impikasi financial
2,3
yang lebih besar lagi . Namun dalam segi biaya BTA sputum lebih unggul dibandingkan
GeneXpert, karena biaya GeneXpert lebih mahal dibandingkan BTA sputum 2,3.
Life style :
kesehatan:
Lingkungan fisik:
Berdasarkan pengkajian masalah diatas menunjukkan beberapa aspek pada pasien belum
baik yaitu pada aspek perilaku kesehatan, biologi, lingkungan fisik, sistem pelayanan kesehatan, life
style, dan lingkungan psikososial.
Biologis Pasien memiliki riwayat hipertensi yang mengeluhkan batuk Berdasarkan penilaian
terus menerus sejak 4 minggu yang lalu. Keluarga kurang terhadap komponen
mengerti tentang penyakit yang diderita pasien, komplikasi pada keluarga, maka
dan tatalaksana penyakit tersebut, serta apa yang harus pembina dapat
diterapkan. menyimpulkan bahwa
fungsi biologis kurang
baik.
Psikologis Pasien memiliki anggota keluarga yang peduli dalam Berdasarkan penilaian
pengontrolan penyakit pasien. Keadaan pasien terhadap komponen
memerlukan dukungan dari keluarga. Komunikasi cukup pada keluarga, maka
dekat dengan keluarga. pembina dapat
menyimpulkan bahwa
fungsi psikologis
berjalan baik.
Sosial Hubungan dengan masyarakat terjalin cukup baik. Pasien Fungsi sosial berjalan
memiliki pekerjan dan memiliki banyak teman. Tetangga dengan baik.
sekitar selalu membantu pasien dalam kehidupan sehari-
hari.
Ekonomi & - Kebutuhan primer terutama papan terpenuhi, pasien Fungsi ekonomi kurang
Pemenuhan tinggal di rumah bersama suami, anak, dan menantu. baik
Kebersihan pribadi Penampilan keluarga bersih dan sederhana Kebersihan diri dan
dan lingkungan Keluarga dan pasien mandi 2x/hari. Tata letak keluarga cukup baik.
barang-barang didalam rumah tidak teratur. Kebersihan lingkungan
Pencahayaan dan ventilasi didalam rumah masih kurang.
masih kurang.
Lingkungan sekitar adalah perumahan dengan
pemukiman yang padat penduduk.
Rumah pasien memiliki jamban sendiri dan
layak pakai.
Kamar mandi bersih.
Rumah pasien memiliki septitank
Pencegahan spesifik Pasien dan keluarga pergi ke pelayanan Perilaku pencegahan
kesehatan jika keadaan sudah cukup berat. spesifik keluarga terhadap
penyakit kurang baik.
Berdasarkan pasien pada ilustrasi kasus, pasien terdiagnosis TB paru yang dengan
pemeriksaan BTA sputum. Hal ini dikarenakan berdasarkan faktor pelayanan kesehatan
menunjukkan untuk pemeriksan GeneXpert hanya tersedia di rumah sakit rujukkan dan tidak ada di
puskesmas. Pemeriksaan GenExpert di Indonesia saat ini masih terbatas, karena biaya pemeriksaan
yang masih sulit untuk diterapkan di negara berkembang. Selain itu, berdasarkan fungsi keluarga
dan perilaku kesehatan pada pasien masih banyak aspek yang belum terpenuhi dengan baik. Serta,
jika pasien ingin melakukan pemeriksaan pemeriksaan GenExpert secara mandiri tidak dilakukan
karena keterbatasan biaya yang dimiliki oleh pasien dan pekerjaan pasien sebagai ibu Rumah
Tangga dan suami pasien memiliki pendapatan harian yang tidak menentu sehingga masih perlu
pertimbangan dalam segi biaya untuk berobat. Namun pemeriksaan BTA sputum masih
memungkinkan untuk dilakukan pada pasien ini, karena sensitivitas dari BTA sputum masih cukup
baik karena diatas 50% dan pada hasil pemeriksaan pasien ini menunjukkan hasil yang positif
sehingga tidak menunjukkan hasil yang negative palsu yang mengkhawatirkan dapat menularkan
kepada individu yang sehat lainnya, kaena risiko penularan tertinggi dari TB paru paling banyak
1,5,6
dari pasien yang menderita TB paru namun hasil BTA sputum negative . Selain itu pada pasien
ini tidak memerlukan pemeriksaan GenExpert karena pasien belum pernah menderita TB Paru
sebelumnya sehingga kurang memungkinkan untuk mengalami resistensi obat yang harus
membutuhkan pemeriksaan GenExpert.
KESIMPULAN
Peningkatan risiko penularan TB Paru dapat meningkat pada pasien TB paru yang hasil
pemeriksaan BTA sputum negatif sehingga dibutuhkan deteksi dini yang lebih baik dalam
mendiagnosis TB paru. GeneXpert merupakan pemeriksaan yang tepat untuk deteksi dini karena
memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang cukup baik dan waktu pemeriksaan yang singkat ketika
dibandingkan dengan tes gold standard. Namun dalam segi biaya dan ketersediaan di faskes
pertama seperti puskesmas BTA sputum lebih unggul dibandingkan GeneXpert. Pada pasien di
ilustrasi kasus masih memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan BTA sputum, karena
ketersediaan pemeriksaan GenExpert yang ada di Bengkulu masih kurang, kemudian dari segi biaya
yang dimiliki pasien dan kemungkinan pasien mengalami resistensi obat tidak ada sehingga tidak
memerlukan pemeriksaan GenExpert.
DAFTAR PUSTAKA