2. Putri Nurvita Dewi (1711B0060) 3. Rina Yuli Agita Devi (1711B0063) 4. Sarryanto Hardiadi Maghu (1711B0066) 5. Sely Febriandani Ichwanti (1711B0067) 6. Walfardus Nome (1711B0070) 7. Yetri Mastri Yani Seo (1811B0086) 8. Yusti R. Rensini (1811B0090)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2018 ANALISA JURNAL
NO Analisa Pico Analisa Jurnal
1 P (Problem) Sinusitis adalah peradangan pada selaput selaput satu atau lebih para nasal rongga sinus. Ini memiliki hubungan intim dengan rongga hidung bersama dengan bagian atas dan bawah saluran pernafasan. Dalam hal ini gurah merupakan salah satu pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit sinusitis kronik. Sinusitis kronik dapat terjadi kekambuhan, mengakibatkan gejala yang sudah ada menjadi lebih berat dan menurunkan kualitas hidup. Pada penelitian ini ekstrak akar Senggugu digunakan sebagai ramuan gurah mengandung tanin ini yang menurut penelitian terdahulu berfungsi sebagai antiseptik. Metode penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan pre and post controlled group design. Sampel penelitian ini adalah pasien sinusitis kronik di RSUP Dr Kariadi Semarang sebanyak 66 pasien dibagi dalam dua kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan diberikan pengobatan gurah. Kuesioner diberikan kepada kedua kelompok untuk menilai terjadinya kekambuhan. Pasien diikuti selama 3 bulan. Analisis data diolah program komputer dengan melakukan uji beda dengan tabel 2x2 dan menggunakan analisis fisher-exact. Taraf signifikansi diterima bila p < 0,05. 2 I Ada beberapa intervensi pada penangan sinusitis salah satunya (Intervensi) dengan menggunakan gurah yang merupakan salah satu pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit sinusitis kronik. Sinusitis kronik dapat terjadi kekambuhan, mengakibatkan gejala yang sudah ada menjadi lebih berat dan menurunkan kualitas hidup. Pada penelitian ini ekstrak akar Senggugu digunakan sebagai ramuan gurah mengandung tanin ini yang menurut penelitian terdahulu berfungsi sebagai antiseptik.
3 C (Compere) 1. ANALISIS PENGARUH GURAH PADA PENDERITA
SINUSITIS KRONIK TERHADAP ANGKA KEKAMBUHAN Pada jurnal ini intervensi yang digunakan adalah Gurah merupakan salah satu pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit sinusitis kronik. Sinusitis kronik dapat terjadi kekambuhan, mengakibatkan gejala yang sudah ada menjadi lebih berat dan menurunkan kualitas hidup. Pada penelitian ini ekstrak akar Senggugu digunakan sebagai ramuan gurah mengandung tanin ini yang menurut penelitian terdahulu berfungsi sebagai antiseptik Penelitian dilanjutkan pada bulan ketiga. Pada kelompok kontrol ada 5 sampel pasien yang mengalami kekambuhan. Pada kelompok perlakuan belum terjadi kekambuhan hingga bulan ketiga. Lalu dilakukan uji beda dengan tabel 2x2 dan menggunakan analisis chi-square. Ditemukan 2 sel expected count < 5,0 sehingga dilakukan uji alternatif fisher-exact. Uji alternatif fisher-exact menghasilkan perbedaan rerata bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan sebesar 0,03.
2. ANALISIS FUNGSI FAGOSITOSIS SEL LEUKOSIT
PENDERITA SINUSITIS KRONIK PADA PENGOBATAN GURAH Aktifitas fagositosis rata-rata pasien sebelum digurah adalah 100,17±19,0%. Aktifitas fagositosis rata-rata pasien pada 1 minggu setelah digurah adalah 98,43±17,7%. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,743) antara aktifitas fagositosis sebelum dan 1 minggu setelah dilakukan gurah. Terdapat perbedaan bermakna (p=0,006) antara aktifitas fagositosis kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada satu minggu setelah pemeriksaan pertama. Aktifitas fagositosis kelompok perlakuan relatif tetap dengan penurunan tidak bermakna, (p=0,743) sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan aktifitas fagositosis bermakna (p=0,001).
3. ANALISIS PERUBAHAN JUMLAH DAN JENIS SEL PMN
PENDERITA SINUSITIS KRONIK PADA PENGOBATAN GURAH Jumlah dan jenis rata-rata sel PMN pada pasien sebelum gurah adalah neutofil 65–5,1%, eosinofil 2,24–2,0%, dan basofil 0,36– 0,5%. Jumlah dan jenis rata-rata sel PMN pada pasien setelah digurah adalah neutrofil 63–3,1%, eosinofil 2,15–2,0%, dan basofil 0,42–0,5%. Uji t tidak berpasangan menghasilkan perbedaan rerata bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan sebesar 0,001 pada skor selisih neutrofil dan 0,041 pada skor selisih eosinofil. Meskipun didapatkan hasil perbedaan rerata yang tidak bermakna (p>0,05) pada skor selisih basofil yaitu sebesar 0,973. Uji t berpasangan menghasilkan perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok sebelum dan sesudah digurah sebesar 0,004 pada skor neutrofil. Sedangkan untuk eosinofil dan basofil menghasilkan perbedaan rerata yang tidak bermakna (p>0,05), yaitu sebesar 0,366 pada skor eosinofil dan 0,414 pada skor basofil.
4. ANALISIS PERUBAHAN WAKTU TRANSPORTASI
MUKOSILIA HIDUNG PENDERITA SINUSITIS KRONIS PADA PENGOBATAN GURAH Pada penelitian ini di hari ke-7 pada kelompok perlakuan setelah digurah waktu transportasi mukosiliar memendek dan berbeda bermakna dibanding sebelum gurah (p<0,05) dan pada kelompok kontrol waktu transportasi mukosiliar pada pengukuran ke II memanjang bermakna dibandingkan pada pengukuran I (p<0,05). Pada perbandingan perubahan waktu transportasi mikosiliar antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05). Kesimpulan: Waktu transportasi mukosiliar hidung pada pasien sinusitis kronis memendek pada hari ke-7 setelah pengobatan gurah
5. ANALISIS ANTIBAKTERI DAUN SENGGUGU
(Clerodendron serarum [L.] Spr.) PADA RAMUAN GURAH Senggugu tamanam obat yang dapat digunakan untuk ramuan gurah yang dapat mengobatai penyakit sepeti sinusitis yang berfungsi untuk antibakteri. Pada uji kualitatif fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa aktif yang diharapkan berpotensi sebagai antibakteri pada penyakit sinus.
6. ANALISIS HUBUNGAN ANTARA GEJALA KLINIK,
LAMA SAKIT, SKIN PRICK TEST, JUMLAH EOSINOFIL DAN NEUTROFIL MUKOSA SINUS DENGAN INDEKS LUND-MACKAY CT SCAN dan GURAH SINUS PARANASAL PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIK Uji Chi square variabel skor gejala klinik dengan indeks Lund- MacKay didapatkan bermakna (p=0,005). Uji variabel lama sakit dengan indeks Lund-MacKay didapatkan bermakna (p=0,017). Uji hasil skin prick test dengan indeks Lund-MacKay didapatkan bermakna (p=0,001). Uji jumlah eosinofil dengan indeks Lund- MacKay didapatkan bermakna (p=0,003). Uji jumlah neutrofil dengan indeks Lund-MacKay didapatkan tidak bermakna (p=0,731). Analisis regresi logistik didapatkan nilai p>0,05 (tidak signifikan) untuk semua variabel. Analisis Spearman yang menghasilkan korelasi positif kuat yaitu antara skin prick test dengan indeks Lund-MacKay (r = 0,513) dan antara jumlah eosinofil dengan indeks Lund-MacKay (r = 0,564). 4 O (Outcome) Dari penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa memang benar pengobatan sinus kronik maupun akut menggunakan metode gurah sangat efektiktif, namun pada pemberian terapi tradisional gurah juga perlu memperhatikan bebrapa faktor mulai dari fatogenesis sel leukosit, jumlah dan jenis sel PMN, waktu transportasi mukosilis pada hidung dan beberapa tanaman yang dapat dijadikan cairan pada gurah. Pada penelitian tersebut dapat disimpulkan lebih dari separo responden dengan penyakit sinus mengalami peningkatan atau kemajuan dari penyakit nya dan mengalami kesumbuhan, dan hal itu akan memberikan kesembuhan jika terapi ini dilakukan terus menerus.
Intervensi Terapi Pijat Punggung Dengan Masalah Keperawatan Gangguan Pola Nafas Pada Pasien Dengan Asma Menggunakan Pendekatan Katherine Kolcaba Di Ruang Nusa Indah Rsud Kabupaten Kediri