Anda di halaman 1dari 8

Nama/NIM:

1. Hanin Afifah /162210101023

2. Zaenab Hasyimia /182210101160

3. Alifah Syahadati A. /192210101031

4. Rizka Nurulita Octavia /192210101032

5. Jeanne Sonya Dhiharsiwi /192210101043

6. Lydya Utari /192210101092

7. Syafira Rohidatul Aisy /192210101101

8. Oppie Fazila /192210101109

9. Iviolita Rinda Ariyusti /192210101111

10. Ariska Alfiana Safitri /192210101149

11. Dwi Anggoro Wisnu Aji /192210101151

SOAL 1

Seorang pasien wanita (AT) berumur 25 tahun datang ke apotek Anda. Dia membawa resep
Bactrim sejumlah 10 tablet dengan cara pemakaian 2 x1. Pasien didiagnosis mempunyai ISK
bagian bawah. AT baru pertama kali mengalami ISK dan belum menikah.

PERTANYAAN:

a. Tepatkah pemilihan antibiotika pada pasien di atas? Jelaskan pilihan terapi yang lainnya
selain antibiotika tersebut
Jawab:
Berdasarkan resepnya yaitu Bactrim yang berisi trimethroprim dan sulfametathazole,
pasien terdiagnosa Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah pada perempuan berusia subur dapat
tergolong acute uncomplicated cystitis. Acute uncomplicated cystitis mimiliki presentasi
klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria bermakna yaitu mikroorganisme
Escherichia. Pemilihan obat antibiotiknya adalah trimethroprim dan sulfametathazole
dengan aturan minum 2 kali sehari. Hal tersebut menunjukkan ketepatan dalam pemilihan
antibiotik. Namun ada juga pilihan terapi antibiotik lainnya antara lain Fluoroquinolone
(ciprofloxacin 2 kali sehari, levofloxacin 1 kali sehari) selama 3 hari lebih efektif daripada
dosis tunggal; nitrofuran 2 kali sehari selama 5 hari, atau dosis satu kali fosfomycin
trometamol harus dipertimbangkan sebagai terapi lini pertama, di daerah di mana ada lebih
dari 20% resistensi E. coli terhadap trimetoprim-sulfametoksazol, nitrofurantoin atau
fosfomycin harus digunakan (Huttner et.al, 2018:1781–1789). Amoksisilin atau ampisilin
tidak harus digunakan karena tingginya insiden E. coli yang resisten. Sebaliknya, jika β-
laktam harus digunakan, amoksisilin-klavulanat setiap 8 jam, cefdinir, cefaclor, atau
cefpodoxime proxetil selama 3 - 7 hari adalah pilihan yang lebih disukai (Dipiro, 2020).
Referensi:

Dipiro, JT., Talbert, RL., et al., 2020. Pharmacotherapy A Pathophysiology Approach, 11th
Edition. New York: The Mc Graw-Hill Companies inc. p. 5658-5663
Huttner A, Kowalczyk A, Turjeman A, et al. 2018. Effect of 5-day nitrofurantoin vs single-
dose fosfomycin on clinical resolution of uncomplicated lower urinary tract infection
in women: A randomized clinical trial. JAMA.;319(17):1781–1789.

b. Bagaimanakah mekanisme kerja antibiotika di atas?

Jawab:
Bactrim merupakan salah satu antibiotik yang berasal dari 2 kombinasi obat yaitu
sulfamethoxazole dan trimethoprim. Aktivtas antibakteri dari Bactrim berasal dari 2
mekanisme kerja obat tersebut. Mekanisme obat kerja yang pertama adalah
sulfamethoxazole dari golongan sulfonamide yakni dengan cara menghambat masuknya
molekul PABA yang dibutuhkan bakteri untuk membentuk asam folat. Spesifiknya,
sulfamethoxazole adalah menghambat enzim dihidropteroat sintetase yang berperan mengubah p-
aminobenzoat menjadi asam dihidroperoat (prekursor dari asam folat) sehingga asam folat dari
bakteri tidak terbentuk. Mekanisme kerja obat yang kedua yaitu trimethoprim dengan cara
menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.
Tetrahidrofolat ini penting untuk reaksi pembentukan basa purin (adenine, guanine, dan
timidin) dan beberapa asam amino (metionin, glisin). Trimethoprim juga berperan dalam
menghambat enzim yang ada di sel mamalia yaitu dihidrofolat reduktase mikroba secara
selektif (Mariana, Y. dan R. Setiabudy. 2007).
Referensi:
Mariana, Y. dan R. Setiabudy. 2007. Sulfonamid, Kotrimoksazol dan Antiseptik Saluran
Kemih. Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta: Balai penerbit FK UI.

SOAL 2

Seorang pasien hamil (NA) 35 tahun sedang hamil trimester pertama. Melalui serangkaian
pemeriksaan, ia didiagnosa ISK asimptomatik.

PERTANYAAN:

a. Antibiotika apakah yang saudara sarankan? Jelaskan alasannya


Jawab:
Penatalaksanaan bakteriuria asimtomatik atau sistitis biasa pada ibu hamil dilakukan
dengan pemberian ampisilin, amoksisilin atau sefaleksin sebagai lini pertama. Untuk
terapi lini kedua digunakan nitrofurantoin atau trimethoprim, dengan perhatian khusus.
Pada wanita hamil dengan asimptomatik bakteria, bakteri terbanyak yang ditemukan adalah
Escherichia coli. Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif. Antibiotik yang tepat
untuk menghambat dari perkembangbiakan E.coli sendiri adalah antibiotik golongan
penisilin, Penggunaan penisilin pada kehamilan relatif aman. Tidak ada bukti yang
menyatakan penisilin bersifat teratogenik sehingga dapat diberikan selama kehamilan,
kecuali pada piperasilin dan tikarsilin hanya digunakan bila manfaat pemberian melebihi
resikonya. Contoh golongan antibiotik ampisilin yang dapat dipakai untuk terapi pada ibu
hamil adalah amoksisilin. Namun perlu diperhatikan pasien alergi terhadap penisilin,
alternatif yang bisa digunakan untuk wanita hamil adalah menggunakan antibiotic kombinasi
yaitu amoksisilin-clavulanat. Selain dari golongan penisilin, bisa digunakan golongan
sefalosporin. Secara kimiawi, sefalosporin memiliki mekanisme kerja dan toksisitas yang
serupa dengan penisilin. Sefalosporin lebih stabil daripada penisilin terhadap bakteri β-
Laktamase sehingga umumnya mempunyai spektrum aktivitas yang lebih luas. Golongan
sefalosporin yang baik digunakan pada lini pertama terapi ISK pada ibu hamil adalah
Sefaleksin. Pemilihan sefaleksin menunjukkan tidak ada bukti yang menyatakan bersifat
teratogenik, sehingga relatif aman digunakan selama kehamilan.
Referensi:
Kalalo, L. P., A., dan B. Subagjo. 2018. Pola bakteri dan tes kepekaan antibiotika wanita
hamil dengan bakteriuria asimtomatis. Indonesian Journal of Clinical Pathology and
Medical Laboratory. 12(3):103.
Noviyanti, R. dan N. M. P. Susanti. 2012. Penggunaan Antibiotika Pada Peresepan Ibu
Hamil Rawat Jalan Di Rumah Sakit X Kota Denpasar Periode Januari-Desember 2010
(Laporan penelitian). Bali: Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam
Universitas Udayana.

b. Jelaskan mekanisme kerja antibiotika tersebut


Jawab:
Amoksisilin dan ampisilin merupakan antibiotika golongan β-Laktam turunan
penisilin. Penisilin adalah senyawa bakterisida dengan mekanisme kerja menghambat
sintesis dinding sel bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih pada trans-penicillin-
binding protein (PBPs – Protein binding penisilin’s) sehingga terjadi penghambatan pada
tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding sel bakteri, akibatnya
biosintesis dinding sel terhambat dan sel bakteri menjadi pecah (lisis) (Katzung, 2004; Lacy
dkk., 2006). Ikatan amoksilin dengan PBP dipengaruhi oleh afinitas dari β - laktam terhadap
PBP situs aktif. (Rubtsova, et.al. 2010) Sefadroksil merupakan antibiotika golongan β-
Laktam turunan sefalosporin. Mekanisme kerja turunan sefalosporin serupa dengan
penisilin, namun lebih stabil terhadap bakteri β-Laktamase sehingga umumnya memiliki
spektrum aktivitas yang lebih luas. Sefalosporin biasanya digunakan untuk pengobatan
infeksi oleh bakteri yang telah tahan terhadap penisilin, terutama Staphylococcus yang
menghasilkan penisilinase (Katzung, 2004).
Nitrofurantoin Merupakan antibiotika yang bekerja dengan cara menghambat sintesis
asam nukleat pada bakteri. Penggunaan nitrofurantoin pada trimester ketiga kehamilan
dapat menyebabkan hemolisis pada neonatus bila digunakan dalam jangka waktu yang
lama. Selain potensi tersebut tidak ada efek teratogenik lain yang dilaporkan.
Nitrofurantoin mempunyai efikasi yang baik untuk infeksi saluran kemih, namun saat ini
tidak ada perusahaan yang memasarkannya lagi di Indonesia (Martin, 2009; Setiabudy,
2010). Perlu diperhatikan penggunaan pada trimester III dapat menyebabkan hemolisis
pada neonatus jika digunakan dalam jangka waktu yang lama (Crider, K. S., M. A. Cleves,
J. Reefhuis; R. J. Berry, C. A. Hobbs, dan D. J. Hu., 2009).
Trimetoprim merupakan antibiotika yang menghambat metabolisme asam folat. Obat
ini aktif pada bakteri gram positif dan gram negatif. Trimetoprim digunakan untuk
mengobati infeksi saluran kemih. Keamanan penggunaannya dalam kehamilan belum
diketahui. Sebaiknya dihindari pemberian trimetoprim pada trimester pertama kehamilan
karena adanya risiko teratogenik (Katzung, 2004).
Referensi:
Crider, K. S., M. A. Cleves, J. Reefhuis; R. J. Berry, C. A. Hobbs, dan D. J. Hu. 2009.
Antibacterial Medication Use During Pregnancy and Risk of Birth Defects: National
Birth Defects Prevention Study. Archives of Pediactric & Adolescent Medicine.
163(11): 978-985.
Katzung, B. G., 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Lacy, C. F., L. L. Armstrong, M. P. Goldman, dan L. L. Lance. 2006. Drug Information
Handbook, 14th Edition. Hudson: Lexi-Comp Inc.
Martin, J. 2009. British National Formulary, 57th Edition. London: BMJ Group and RPS
Publishing.
Rubtsova, M.Yu., M. M. Ulyashova, T.T Bachmann, R.D. Schmid, dan A.M. Egorov.
2010. Multiparametric Determination of Genes and Their Point Mutations for
Identification of Beta-Lactamases. Biochemistry (Moscow). Vol .75, No. 13, Hal :
1627-1649
Setiabudy, R. 2010. Keamanan Penggunaan Antimikroba Pada Kehamilan. Cermin Dunia
Kedokteran 174. Vol. 37 (1): 12-16.
ISILAH BAGIAN YANG KOSONG

Nama Golongan Mekanisme Kerja


Antibiotika Antibiotik
Mekanisme kerja penisilin adalah menggangu sintesis dinding
sel, khususnya pada saat proses transpeptidasi pada sintesis
peptidoglikan dinding sel. Pada proses ini, penisilin memiliki
Amoksisilin, struktur yang sama dengan struktu D-alanin-D-alanin terminal
Ampisilin pada peptidoglikan, sehingga enzim tranpeptidase bereaksi
Penisilin
dengan penisilin. Hal tersebut membuat struktur peptdoglikan
yang dibentuk menjadi tidak sempurna dan membuat lemah
kekuatan dinding sel bakteri (Volk dan Wheeler, 1992).
Penggunaan ampisilin sebagai terapi ISK biasanya
dikombinasi dengan sulbaktam (Wells, B. G, dkk., 2015).
Menghambat enzim DNA gyrase (pada bakteri gram negatif)

Quinolone dan Topoisomerase IV (pada bakteri gram positif) yang


Levofloksasin
merupakan enzim yang diperlukan untuk replikasi DNA
bakteri sehingga mengakibatkan kerusakan pada DNA bakteri.
Mempengaruhi sintesis protein berikatan dengan sub unit 50S

Eritromisin, ribosom bakteri, sehingga menghambat translokasi peptide,

azitromisin Makrolida aktif terhadap bakteri gram positif, namun juga dapat
menghambat beberapa Enterococcus dan basil gram positif
(Wati, S. N., 2019).
Sefaleksin bertindak dengan menginhibisi sintesis lapisan
Sefaleksin peptidoglikan dinding sel bakteri. Sefaleksin dapat secara
ireversibel berikatan dengan situs aktif PBP, yang penting
Cephalosporin/ untuk sintesis dinding sel. Paling aktif melawan bakteri gram-
sefalosporin positif dan beraktivitas sedang melawan bakteri gram-negatif.
Menghambat sintesis protein dengan berikatan ke sub-unit
ribosom 30S dan 50S. Penghambatan sintesis ini akan
menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu diduga juga
Doksisiklin Tetrasiklin
mekanisme kerjanya dengan menyekat disosiasi peptidil t-
RNA dari ribosom sehingga mampu menghentikan proses
sintesis protein (Akramullah, M.I.S. dan Ratih, P. 2020).
Meropenem termasuk antibiotic yang bakterisida karena
mekanisme kerjanya menghambat sintesis dinding bakteri.
Meropenem berspektrum luas untuk bakteri aerob dan
Penems anaerob. Meropenem mampu menembus dinding sel bakteri
Meropenem
/Carbapenem dengan mudah, level stabilitas yang tinggi pada serine β-
lactamase ditandai dengan pengikatan protein penisilin
(PBPs) menjelaskan aksi bakterisida yang kuat pada
meropenem.
Asam klavulanat sebagai penghambat beta-laktamase yang
sering digunakan bersama dengan amoksisilin untuk
memperluas spectrum antibiotika dari amoksisilin dan
memerangi resistensi. Selama bertahun-tahun, bakteri tertentu
telah berevolusi untuk mengembangkan resistensi terhadap
Asam beta-laktamase antimikroba beta-laktam standar melalui produksi enzim yang
klavulanat inhibitor disebut beta-laktamase. Enzim ini menargetkan dan
menghidrolisis cincin beta-laktam, yang diperlukan untuk
antimikroba. Asam klavulanat mencegah penghancuran oleh
enzim beta-laktamase dengan mengikat dan menonaktifkan
beta-laktamase, sehingga memulihkan efek antimikroba
amoksisilin.
Referensi:
Akramullah, M.I.S. dan Ratih, P. 2020. REVIEW ANALISIS EFEKTIVITAS TERAPI
ANTIBIOTIK AKNEVULGARIS DERAJAT BERAT. Proceeding Book Call for
Paper Thalamus: Medical Research For Better Health In Pandemic. 192-200.
Evans J, Hannoodee M, Wittler M. Amoxicillin Clavulanate. [Updated 2021 Mar 3]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021
Jan-.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549780/
https://www.drugs.com/cephalexin.html (diakses tanggal 1 November 2021)
Macrolides: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution MIMS Indonesia. (n.d.).
https://www.mims.com/indonesia/drug/search?q=macrolides&code=8f (diakses
tanggal 2 November 2021).
Volk dan Wheeler. 1990. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid Dua. Jakarta: Erlangga
Wati, Santicha Nurma. 2019. Profil Pola Peresepan Obat Antibiotik Pada Pasien Umum
Spesialis Anak Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Petrokimia Gresik.
Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Gresik.
Wells, B. G, DiPiro, J. T, Schwinghammer, T. L., dan DiPiro C. V. 2015. Pharmacotherapy
Handbook Ninth Edition. New York: McGraw-Hill Education.

Anda mungkin juga menyukai