BANGSAL PARU
OLEH:
TINJAUAN PUSTAKA
a. Kelebihan
Aktif terhadap kuman gram positif dengan keunggulan dari Penisilin
aktivitas nya terhadap bakteri penghasil Penisilinase. Golongan ini efektif
terhadap sebagian besar Staphylococcus aureus dan streptokokus termasuk
Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridans dan Streptococcus
pneumoniae.
Sefazolin lebih banyak digunakan karena memberikan kadar obat dalam
serum yang lebih tinggi disamping waktu paruh eliminasinya yang juga
panjang. Pemberian dosis tunggal iv sesaat sebelum dilakukan insisi
pembedahan memberikan kadar yang cukup dalam jaringan selama proses
pembedahan.
Harga sefazolin murah (terjangkau)
Digunakan peroral pada infeksi saluran kemihringan dan sebagai obat
pilihan kedua pada infeksi saluran nafas dan kulit yang tidak begitu parah
dan bila terdapat alergi pensilin
b. Kekurangan
Sefaleksin, sefradin, sefadroksil, aktif pada pemberian per oral.
Kurang aktif terhadap bakteri gram negatiftidak efektif terhadap bakteri
gonococci, H. influenza, bacteroides, dan pseudomonas
Tidak tahan terhadap laktamase
Ada obat digenerasi 1 yang bersifat nefrotoksi dengan dosis tinggi seperti
sefalotin
1. Cefadroxil
2. Cefalexin
3. Cefazolin
Indikasi : Infeksi saluran nafas atas dan bawah, kulit, tulang dan
sendi, profilaksis pre-operasi, ISK, infeksi saluran
empedu, infeksi genital, endokarditis
Kontraindikasi : Alergi terhadap sefalosporin
Efek Samping : Gangguan GI, alergi pada kulit, gangguan hati, ginjal,
gangguan hematologik (leucopenia, trombositopenia,
neutropenia)
Dosis : Infeksi sedang-berat: 500 mg-1 g tiap 6-8 jam
Infeksi ringan: 250-500 mg tiap 8 jam
ISK akut dan tanpa komplikasi: 1 g tiap 12 jam
Pneumonia: 500 mg tiap 12 jam
Endokarditis: 1-1,5 g tiap 6 jam
Anak infeksi ringan-sedang: 25 mg/kgBB/hari dalam 3
dosis terbagi
Infeksi berat: 100 mg/kgBB/hari
Farmakokinetik : Absorbsi : diabsorbsi dengan cepat dan baik
Distribusi : Didistribusikan secara luas di dalam tubuh
dan mencapai konsentrasi terapetik pada jaringan dan
cairan tubuh, termasuk cairan sinovial, perikardial,
pleural,dan cairan peritonial, empedu, sputum, urin,
jantung, saluran empedu, kulit dan jaringan lunak,
melalui plasenta dan ASI.
Ikatan protein: 20%
Waktu paruh eliminasi : 1-2 jam; gagal ginjal : 20-24
jam.
Kadar puncak:70-90 menit
Ekskresi : Urin (>90% sebagai obat yang tidak
berubah)
Mekanisme Kerja : Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan
berikatan dengan satu atau lebih ikatan protein -
penisilin (penicillin-binding proteins-PBPs) yang
selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi
sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga
menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akan
mengalami lisis karena aktivitas enzim autolitik
(autolisin dan murein hidrolase) saat dinding sel
bakteri terhambat.
Penyimpanan : Tablet, kapsul dan serbuk untuk suspensi oral harus
disimpan dalam kemasan tertutup rapat, pada suhu 15-
30°C.Suspensi setelah dilarutkan stabil disimpan dalan
lemari pendingin sampai 14 hari.
Bentuk Sediaan : Vial 500 mg, 1 g
Peringatan : Hamil, laktasi, bayi premature dan bayi <1 bulan
4. Cefradin
a. Kelebihan:
- Obat generasi kedua mempunyai spektrum yang diperluas kepada bakteri
gram negatif
- Sefoksitin memberikan hasil yang baik untuk mengatasi berbagai infeksi
yang melibatkan bakteri gram negatif dan anaerob
b. Kekurangan:
- Untuk infeksi saluran empedu golongan ini tidak dianjurkan karena
dikhawatirkan enterokokus termasuk salah satu penyebab infeksi.
1. SEFAMANDOL
Indikasi:
Menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam penyakit pada paru-
paru, kulit, tulang, sendi, perut, darah dan saluran kencing. Profilaksis pada
tindakan pembedahan.
Farmakokinetika:
Waktu paruh 45 menit dan dieksresi melalui saluran kemih. Pada pemberian dosis
1 g IM, kadar plasma mencapai 36 μg/ml.
Kontraindikasi:
Alergi terhadap antibiotik golongan sefalosporin.
Efek Samping:
Gangguan GI, urtikaria, reaksi alergi, ruam, eosifinalia
.
Dosis:
- Injeksi intramuskuler atau intra-vena selama 3-5 menit atau infus intravena
0,5-2 g tiap 4-8 jam.
- Bayi di atas 1 bulan, 50-100 mg/kg bb/hari dibagi dalam 3-6 dosis.
- Untuk infeksi berat, 150 mg/kg bb/hari.
- Profilaksis bedah, 1-2 g 30-60 menit sebelum operasi, dilanjutkan dengan
1-2 g tiap 6 jam selam 24-48 jam. (sampai 72 jam untuk implantasi
protesis).
- Untuk infeksi bakteri:
Untuk bentuk sediaan injeksi: Orang dewasa dan remaja-500 miligram
(mg) sampai 2 gram setiap empat sampai delapan jam, disuntikkan ke
dalam otot atau pembuluh darah. Bayi dan anak-anak usia 1 bulan dan
lebih tua-8,3-50 mg per kilogram (kg) berat badan setiap empat sampai
delapan jam, disuntikkan ke dalam otot atau pembuluh darah.
2. SEFAKLOR
Sefaklor bersifat bakterisid dan memiliki spektrum lebar, lebih aktif terhadap
kuman gram negatif termasuk E. Coli, Klebsiella pneumoniae, Neisseria
gonorrhoeae, P. mirabillis dan terutama terhadap Haemophilus influenzae.
Mekanisme kerja:
Menghambat sintesa dinding sel mikroba, yang dihambat ialah reaksi
transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dindrng sel.
Sefaklor dapat diberikan peroral karena diabsorpsi melalui saluran cerna. Stabil
dalam asam lambung, 40% terikat pada protein plasma dengan waktu paruh dalam
plasma 0,8 jam, 60 - 85% diekskresikan melalui ginjal.
Indikasi:
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bawah, sinusitis, otitis media, infeksi
kulit dan struktur kulit lain oleh bakteri yang peka terhadap sefalosporin.
Kontraindikasi:
hipersensitivitas terhadap sefalosporin
Efek Samping:
Diare dan kolitis yang disebabkan oleh antibiotik (keduanya karena penggunaan
dosis tinggi), mual dan muntah, rasa tidak enak pada saluran cerna, sakit kepala,
reaksi alergi berupa ruam, pruritus, urtikaria, serum sickness-like reactions dengan
ruam, demam dan artralgia, anafilaksis, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis
epidermal toksis, gangguan fungsi hati, hepatitis transien dan kolestatik jaundice;
eosinofil, gangguan darah (trombositopenia, leukopenia, agranulositosis, anemia
aplastik, anemia hemolitik); nefritis interstisial reversibel, gangguan tidur,
hiperaktivitas, bingung, hipertonia dan pusing, nervous.
Interaksi obat :
Probenecid dan antibiotik yang bersifat bakteriostatik misalnya tetraliskin dan
eritromisin, dapat mengurangi efektifitas sefalosporin.
Dosis:
- Dewasa:750-1500 mg/hari dibagi 3 kali pemberian. Dosis maksimum 4
g/hari
- Anak-anak diatas 1 bulan: 20-40 mg/kg BB/hari dalam dosis bagi tiap 8
jam. Dosis maksimum 1 g/hari.
3. SEFOKSITIN
Indikasi:
Untuk infeksi oleh kuman anaerobik atau campuran kuman aerobik dan anaerobik,
misalnya penyakit radang pelvis dan abses paru-paru.
4. SEFUROKSIM
Indikasi:
Infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri seperti; bronkitis, gonore, penyakit
limfa, dan infeksi pada organ telinga, tenggorokan, sinus, saluran kemih, dan
kulit. Tindakan bedah, lebih aktif terhadap Hemophilus influenzae dan N.
gonorrhoeae.
Kontraindikasi:
Alergi terhadap antibiotik golongan sefalosporin.
Dosis:
- Oral: Untuk sebagian besar kasus, termasuk infeksi saluran napas atas dan
bawah: 250 mg dua kali sehari. Untuk kasus berat, dapat ditingkatkan dua
kali lipat.
- Infeksi saluran kemih: 125 mg dua kali sehari.
- Pielonefritis: 250 mg dua kali sehari. Gonore: 1 gram dosis tunggal.
- Anak di atas 3 bulan: 125 mg dua kali sehari. Untuk otitis media pada
anak lebih dari 2 tahun dapat diberikan 250 mg dua kali sehari.
- Parenteral: injeksi intramuskuler, bolus intravena atau infus 750 mg tiap 6-
8 jam. pada infeksi berat: 1,5 g tiap 6-8 jam. Pemberian lebih dari 750 mg
hanya boleh secara intravena.
Efek samping:
Diare, mual, muntah, sakit kepala, eosinofilia, peningkatan sementra
SGOT/SGPT. Tes coomb positif, reaksi sensitivitas, peningktan enzim hati.
PENYIMPANAN
Simpan obat dalam wadah tertutup pada suhu kamar, jauh dari panas,
kelembaban, dan cahaya langsung. Jauhkan dari titik beku. Jauhkan dari
jangkauan anak-anak. Simpan bentuk cair sefalosporin oral dalam lemari
pendingin karena panas akan menyebabkan obat ini untuk memecah. Namun,
perlu obat dari pembekuan. Ikuti petunjuk pada label. Cefixime suspensi oral
(Suprax), suspensi oral aksetil axetil (Ceftin), cefdinir suspensi oral (Omnicef),
dan suspensi loracarbef oral (Lorabid) tidak perlu didinginkan.
PARAMETER MONITORING
Sefalosporin biasanya memiliki toksisitas yang kecil, gunakan monitoring untuk
keberhasilan. Karena Pasien dengan fungsi ginjal berkurang, mungkin perlu
diintensifkan pemantauan ginjal. tingkat serum dan pemantauan obat terapeutik
tidak secara rutin dilakukan dengan agen ini.
1. Cefotaxime
Cefotaxime adalah obat pertama dari generasi ketiga ini yang tersedia dan memiliki
aktivitas yang baik melawan Pseudomonas aeruginosa. Cefotaxime sangat resisten
terhadap banyak beta lactame dan memiliki aktivitas yang bagus menolak banyak bakteri.
Aktivitas melawan B. fragilis lebih rendah dibandingkan dengan clindamycin or
metronidazole. Cefotaxime harus diberikan setiap 4–8 jam untuk infeksi serius. Obat
dimetabolisme di dalam tubuh menjadi desacetylcefotaxime, yang mempunyai aktivitas
melawan sebagian besar mikroorganisme lebih rendah dibandingkan dengan senyawa
induknya namu aktivitasnya sinergis dengan senywa induk dalam melawan mikroba.
Cefotaxime efektif digunakan pada kasus meningitis yang disebabkan oleh H. influenzae,
S. Pneumoniae yang sensitif penisilin dan N. Meningitides. Cefotaxime mengandung
gugus alfa-syn-methoximino yang melindungi cincinn betalaktamnya dari hidrolisis oleh
penisilinase dan sefalosporinase. Cefotaxime lebih tahan terhadap hidrolisi oleh
betalaktamase dibandingkan dengan generasi pertama dan generasi kedua.
2. Cefixime
3. Cefazidime
4. Ceftizoxime
Ceftizoxime memiliki aktivitas spektrum luas yang sangat sama dengan cefotaxime.
Perbedaannya adalah aktivitas ceftrizoxime melawan S. pneumoniae lebih rendah dan
lebih aktif melawan B. fragilis. Obat dapat diberikan setiap 8–12 jam untuk infeksi serius.
Ceftizoxime tidak dimetabolisme dan 90% dikeluarkan melalui urin.
5. Ceftriaxone
Ceftriaxone memiliki aktivitas yang sama dengan ceftizoxime dan cefotaxime tapi pada 8
jam. Pemberian obat sekali atau dua kali sehari adalah pemberian yang efektif untuk
pasien meningitis. Dan dosis sekali sehari untuk infeksi lainnya. 50% obat dapat
diekskresikan melalui urin, sisanya dieliminasi melalui sekresi empedu. Dosis tunggal
ceftriaxone (125–250 mg) efektif untuk terapi urethral, cervical, rectal, or pharyngeal
gonorrhea, termasuk mikroorganisme penghasil enzim penisilinase. Ceftriaxone aktif
menghambat hidrolisis oleh beta laktamase yang dihasilkan oleh neisseria gonorrhoeae,
H, influenzae dan staphylococcus. Bakteri yang telah resisten terhadap beberapa
antibiotik seperti enterobacter dan P. Aeruginosa dicoba pengembanagan terapinya
dengan menggunakan seftriaxone. Walaupun membutuhkan study yang lebih banyak,
6. Cefpodoxime
7. Cefditoren pivoxil
Cefditoren pivoxil adalah prodrug yang dihidrolisis oleh enzim esterase selama absorpsi
menjadi obat aktif, cefditoren. Cefditoren dieliminasi dalam bentuk tidak berubah melalui
urin. Obat ini aktif melawan S. Aureus strains methicillin-susceptible, S. Pneumoniae
strains penicillin-susceptible, S. pyogenes, H. influenzae, H. parainfluenzae,and
Moraxella catarrhali. Cefditoren pivoxil hanya diindikasikan untuk terapi faringitis ringan
hingga sedang, tonsolitis, masalah kulit dan infeksi struktur kulit dan eksaserbasi akut
bronkitis kronik.
1. Jelaskan kepada pasien bahwa antibakteri harus hanya digunakan untuk infeksi
baakteri dan tidak digunakan untuk infeksi virus.
2. Tetap lanjutkan pengobatan walaupun sudah merasa lebih baik.
3. Jelaskan kepada pasien jika pengobatan tidak dilanjtkan maka akan menurunkan
efektivitas pengobatan dan akan meningkatkan resiko resisten dan tidak akan dapat
lagi diterapi dengan antibiotik tersebut.
4. Jelaskan kepada pasien bila terjadi diare adalah hal yang umum karena penggunaan
antibiotik ini dan biasanya pengobatan akan dihentikan. Hubungi tenaga kesehatan
segera jika tejadi pendarahan usus (dengan atau tanpa kram perut dan demam).
5. Bagi pasien yang hipersensitif protein untuk jangan menggunakan ceftidoren pivoxil
6. Harus menggunkan obat ini bersama dengan makannan untuk mengoptimalkan
absorpsi.
7. Perlu memonitor gejala hipersensitivitas
8. Informasikan kepada dokter jika wanita hamil atau ibu menyusui
8. Ceftrubuten
Ceftibuten merupakan obat oral yang memiliki efektivitas yang lebih rendah melawan
gram positif dan gram negatif dibandingkan dengan cefixime. Dengan aktivitas terbatas
pada S. pneumonia and S. pyogenes, H. influenzae, and M. catarrhalis. Ceftibuten hanya
diindikasikan untuk eksaserbasi akut bakteri bromkitis kronik, otitis media akut, faringitis
dan tonsilitis.
9. Cefdinir
Cefdinir efektif digunakan ora. Dieliminasi dalam bentuk tidak berubah melalui urin.
Cefdinir memiliki sprektrum aktivitas yang sama dengan cefixime. Namun tidak aktif
melawan Pseudomonas and Enterobacter spp (goodman and gillman). Ceftidir digunakan
untuk infeksi saluran nafas atas dan bawah (sinusitis, eksaserbasi akut bronkitis kronis)
yang disebabkan oleh bakteri. Obat ini jugaa digunakan secara oral untuk mengatasi otitis
media, faringitis oleh bakteri streptococus dan tonsisitis serta masalah kulit yang
disebabkan oleh bakteri. Seperti sefalosporin golongan tiga lainnya, ceftidir memiliki
aktivitas yang lebih bagus melawan bakteri gram positif dan gram negatif dibandingkan
dengan generasi pertama dan kedua namun tidak aktif dalam melawan bakteri
enterobacter dan pseudomonas aeruginosa. Secar ainvitro ceftidir aktif melawan
streptococcu dan staphylococus dibandingkan dengan antibiotik golongan sefalossporin
generasi ketiga lainnya. Ceftidir tidak aktif terhadap enterococcus faecalis dan
staphylaaccoccus yang resisten oxacillin. Farnakokinetik ceftidir adalah non linear
dependent dose. Farmakokinetiknya yang telah dipelajari pada pediatrik 6- 12 tahun dan
dewasa. Penelitian membuktikan bahwa tidak hubungan antara jenis kelamin dengan
farmakokinetik obat ini. Namun penelitian ini membuktikan bahwa fungsi ginjal
mempengaruhi farmakokinetik obat ini yaitu eliminasinya. Farmakokinetik berbeda pada
geriatrik yang mengalami perubahan fungsi ginjal, bukan karena usia.
10. Cefpiramide
11. Latamoxef
Sefalosporin generasi ketiga adalah obat pilihan untuk infeksi serius yang disebabkan
oleh Klebsiella, Enterobacter, Proteus, Providencia, Serratia, dan Haemophilus spp.
Ceftriaxone meruapakan obat pilihan untuk semua bentuk gonorrhea dan beberapa
penyakit lyme. Sefalosporin generasi ketiga (misalnya cefotaxime atau ceftriaxone)
digunakan sebagai terapi awal untuk meningitis pada dewasa dan anak-anak besar dari 3
tahun (kombinasi dengan vankomisin dan ampisilin sampai penyebab utama
teridentifikasi). Sefalosporin generasi ketiga adalah obat pilihan dalam penatalaksanaan
meningitis yang disebabkan oleh H. influenzae, S. pneumoniae, N. meningitidis, dan
bakteri enterik gram negatif. Cefotaxime telah gagal dalam terapi meningitis yang
menunjukkan resistan terhadap S. Pneumoniae, sehingga harus ditambahkan vankomisin.
Ceftazidime dikombinasi dengan aminoglikosida adalah terapi pilihan untuk meningitis
Pseudomonas. Sefalosporin generasi ketiga memiliki aktivitas yang rendah dalam
melawan L. Monocytogenes dan pneumoni yang resistan terhadap penisilin yang
menyebabkan meningitis. Spektrum kerja cefotaxime dan ceftriaxone sangat baik untuk
terapi pneumonia yang ditularkan dari masyarakat (community-acquired pneumonia).
Kelebihan
- Spektrum luas organisme gram positif dan gram negatif (untuk yang mirip
seperti Pseudomonas seperti ceftazidime, dan yang mirip sepeprti S.
pneumonia seperti ceftriaxone)
- Dapat mengobati beberapa penyakit yang disebabkan bakteri anaerob.
- Lebih tahan terhadap iaktivasi oleh AmpC beta-laktamse daripada generasi
dua atau tiga, lebih baik dalam melawan Citrobacter dan Enterobacter.
Kekurangan
1. Cefepime
Cefepime, adalah sefalosporin generasi keempat sebagai pilihan untuk
mengobati infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kemih, infeksi
kulit dan jaringan lunak, meningitis bakteri dan infeksi lain yang disebabkan
bakteri gram positif dan gram negatif..
A. Data farmakokinetik pada orang dewasa
a. Absorbsi
Cefepime diadministrasikan secara IV atau IM. Ketika diberikan
secara IM, cefepime pada pasien dewasa 100% diadsorbsi dari tempat
penyuntikan, dengan puncak konsentrasi serum tercapai antara 1 – 1,6
jam.
b. Distribusi
Obat ini didistribusikan pada berbagai jaringan dan cairan biologis
termasuk sinus maksilari, jaringan tonsilar, kulit, jaringan mukosa
brokus, cairan peritoneal, dan ASI. Volume distribusi pada pasien
sehat dewasa setelah pemberian dosis tunggal adalah 0,21 L/kg.
c. Metabolisme
pada protein plasma. Lebih dari 80 % dari dosis yang
diadministrasikan, diekskresikan tidak berubah melalui urin pada
pasien dengan ginjal normal.
d. Ekskresi
Cefepime mempunyai profil farmakokinetik linear dengan waktu
paruh eliminasi sekitar 2,1 jam. Seperti sefalosporin lainnya, cefepime
diekskresikan melalui ginjal, dan tidak diakumulasi pada pasien
dengan ginjal normal.
Profil farmakokinetik cefepime tidak memiliki banyak perbedaan
antara pemberian tunggal ataupun dosis ganda yang mengindikasikan
adanya akumulasi obat pada pasien dengan fungsi ginjal normal.
Dengan angka yang terikat pada protein adalah 16 – 19 %, cefepime
tidak kuat terikat
B. Efek pada fungsi ginjal
Total klirens cefepime akan menurun sejalan dengan menurunnya
fungsi ginjal, walaupun volume distribusi pada kondisi normal tidak
berubah, bergantung pada kondisi ginjal. Area dibawah kurva konsentrasi
juga meningkat ketika fungsi ginjal terputus. Pada pasien dengan ginjal
normal, waktu paruh cefepime sekitar dua jam, pada pasien dengan gagal
ginjal ringan dan sedang waktu paruh meningkat menjadi 4 dan 12 jam.
Perhitungan dosiscefepime diperlukan untuk pasien dengan gagal
ginjal.Such
C. Efek terhadap umur
Ketika pasien gertiatri sehat umur 65 – 81 tahun, dibandingkan
dengan pasien dewasa 20 -40 tahun, banyak perbedaan yang terlihat,
seperti waktu paruh, total dan klirens ginjal, dan area dibawah konsentrasi-
waktu plasma.
D. Farmakologi
a. Mekanisme kerja
Menginibisi sintesa mukopeptida pada dinding sel bakteri
b. Indikasi
Pengobatan pneumonia dan infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi
saluran kemih yang telah resisten dari mikroorganisme spesifik.
Pengobatan empiric untuk neutropenia fibria sebagai terapi tunggal.
Pengobatan infeksi intraabdominal kombinasi dengan metronidazol.
c. Efek samping
Sistem saraf pusat: sakit kepala
GI : mual, muntah, diare, kolitis
Kulit: gatal-gatal, pruritus, urtikaria
d. KI
Hipersensitif terhadap sefalosporin, penisilin, atau antibiotik beta-
laktam.
e. Dosis
o Infeksi saluran kemih ringan sampai sedang komplikasi atau
tidak
Dewasa : IV/IM 0,5 – 1 gram tiap 12 jam selama 7 – 10 hari
o Infeksi berat saluran kemih komplikasi atau tidak
Dewasa : IV 2 gram tiap 12 jam selama 10 hari
o Pneumonia sedang sampai berat
Dewasa : IV 1 – 2 gram tiap 12 jam selama 10 hari
o Infeksi sedang sampai berat kulit dan jaringan kulit tidak
komplikasi
Dewasa : IV 2 gram tiap 12 jam selama 10 hari
Anak-anak < 40 kg : 50 mg/kg/dosis tiap 12 jam (tiap 8 jam untuk
pasien neutropenia fibria) selama 7 – 10 hari.
Jangan melewati dosis rekomendasi untuk dewasa.
o Anak-anak dengan gagal ginjal
Data masih belum tersedia, namun pada orang dewasa dengan
gagal ginjal dibutuhkan penyesuaian dosis.
f. Interaksi
Aminoglikosida: meningkatkan resiko nefrotoksisitas dan ototoksisitas
Inkompatibilitas: metronidazol, vankomisin, gentamisin, tobramisin,
aminofilin, dan ampisilin (> 40 mg.mL)
1. Ceftobiprole
Ceftobiprole medocaril adalah sefalosporin spectrum diperluas dengan
aktivitas melawan MRSA, VRSA, Resisten Penisilin Streptococcus
pneumonia, resisten vankomisin Enterococcus faecalis, Enterobactericeae,
dan Pseudomonas aeruginosa. Tidak aktif terhadap ESBL (Spektrum
diperluas betalaktamase) yang memproduksi Enterobactericeae dan
Enterococcus faecium)
Menurut data yang ada, Ceftobiprole dapat efektif pada dosis 500 mg 1
jam infuse tiap 12 jam untuk gram positif, dan 500 mg 2 jam infus tiap 8
jam untuk infeksi polimikroba.
Ceftobiprole dan data klinik yang terbatas dapat menjadi bukti bahwa obat
ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal empiric untuk infeksi kulit dan
jaringan kulit kompliasi (cSSSIs) dan kombinasi dengan antimikroba lain
untuk infeksi saluran nafas bagian bawah dimana fase ke 3 percobaan
klinis saat ini masih sedang diteliti.
A. Farmakokinetika
Farmakokinetika dosis tunggal dan ganda dari obat ini telah dievaluasi
pada relawan sehat. Ceftobiprole medocaril adalah prodrug larut air
yang berubah dengan cepat dalam hitungan deik untuk mengaktifkan
obat, diasetil, dan karbondioksida oleh plasma esterase. Jumlah
tertentu dari ceftobiprole kemudian diubah menjadi metabolit cincin
terbuka via hidrolisis. Ceftobiprole hanya sedikit menghambat enzim
hepatik (8-28%) diuji pada konsentrasi tertinggi (50 110 mikromol/L),
tidak mengindusi enzim hepatic dan bukan merupakan substrata tau
inhibitor P-glikoprotein.
Patogen gram negatif mempunyai target yang lebih tinggi dari patogen
gram positif dan dosis yang lebih tinggi atau dosis lebih sering
dibutuhkan. Efek baktriostatik adalah40% dan bakterisida 60%.
B. Farmakologi
a. Mekanisme kerja
Melawan resisten isolasi S. aureus dengan produksi mecA dari
PBP2A.
b. Indikasi
cSSSIs gram positif, patogen garm negatif.
c. Efek samping
Mual, muntah, sakit kepala, disgeusia (ringan – sedang)
d. Kontraindikasi
Sama seperti sefalosporin lain
e. Dosis
cSSSIs : 500 mg IV tiap 8 jam (infus 1 jam) selama 7-14 hari.
Patogen gram negatif : 500 mg IV tiap 8 jam (infus 2 jam) selama 7-14
hari.
f. Interaksi
Antibiotik yang dapat mempengaruhi flora, warfarin menaikkan C.
difficile dalam tubuh.
2. Ceftaroline
Contoh obat dari golongan ini adalah ceftaroline fosamil merupakan
sefalosporin oksimino generasi kelima berbentuk parenteral dengan
aktivitas bakterisida terhadap MRSA. Kebalikan dari antimikroba MRSA
yang telah ada sebelumnya, ceftaronile fosamil (selanjutnya disebut
ceftaroline) menunjukkan aktivitas spectrum luas terhadap patogen gram
positif dan gram negatif dari rumah sakit., sama seperti sefalosporin
tunggal yakni ceftobiprole).
Ceftaroline mempunyai aktivitas melawan MDR bakteri gram positif
termasuk MRSA, VISA, hVISA dan VRSA, dan juga mempounyai efikasi
melawan patogen pernafasan. Ceftaroline tidak mempunyai aktivitas luas
terhadap gram negatif, hanya melawan aktivitas yang terbatas terhadap
bakteri resisten Gram negatif.
Farmakokinetik
a. Absorbsi
-
b. Metabolisme
Dimetabolisme di hati untuk menjadi bentuk aktif.
c. Distribusi
Volume distribusi ceftaroline adlah 0,37 L/kg dengan ikatan protein <
20%
d. Ekskresi
Diekskresikan melalui ginjal, sebagian kecil diubah menjadi metabolit
inaktif ceftaroline M-1. Sekitar 50% ceftaroline dan 70% ceftaroline-
M-1 dikeluarkan melalui urin.
Mekanisme kerja
Seperti β-laktam lainnya, mekanisme ceftaroline adalah mengikat protein
pengikat penisilin (PBP), enzim memediasi transpeptidasi silang dari
peptidoglikan yang merupakan langkah awal dalam menyelesaikan
pembentukan dinding sel bakteri. Strain MRSA memiliki PBP2a
bermutasi (dikodekan oleh gen mecA yang berada pada kromosom
staphylococcal), yang menghalangi antibiotik β-laktam mengakses situs
aktif yang menengahi reaksi transpeptidasi.
Tarto, D.S. 2003. A to Z Drug Facts. San Francisco : Facts and Compatisons.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja. 2002. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.