TIROID
Gangguan kelenjar tiroid bukan saja diakibatkan oleh kelainan kelenjar hipofisa
bagian Anterior dalam menghasilkan hormon Thyroid Stimulating Horon (TSH),
tetapi juga adalah hypothyroid yang diakibatkan rendahnya asupan yodium dalam
makana, mineral yodium sebagai penyusun hormon tiroid. Hormon tiroid secara
spesifik dibutuhkan oleh hampir semua proses proses metabolisme, sehingga
hipotiroid berpengaruh atas berbagai peristiwa. Seseorang bisa dikatakan
mengalami hipo ataupun hipertiroid salah satunya dengan melihat hasil tes
laboraturium kadar TSH dan kadar FT4. Ada 6 jenis-jenis obat dan pemilihan obat
Hypothyroid dan
antara lain: tiroid hormone replacement therapy, thioureas (thionamides), iodides,
Hyperthyroid
adrenergic β-blockers, radiactive iodine.Hormon tiroid yang berlebihan
(hyperthyroid) dalam plasma akan berpengaruh terhadap system metabolisme
lipid, meski tugasnya mempercepat sintesis kolesterol, tetapi proses degradasi
kolesterol dan ekskresinya lewat empedu ternyata jauh lebih cepat, sehingga pada
hiperfungsi tiroid kolesterol total dalam tubuh cenderung rendah. Sebaliknya pada
hipotiroid maka kolesterol total, kolesterol ester dan fosfolipid cenderung
meningkat.Siklus produksi hormon thyroid secara umum dikendalikan oleh tiga
kelenjar, yaitu kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis dan kelenjar tiroid.
Kelenjar hipotalamus terletak di dalam otak, tepat diatas kelanjar hipofisis.
Kelenjar ini menghasilkan thyrotrophin-releasing hormone (TRH). Hormon TRH
ini merangsang kelenjar hipofisis untuk memproduksi thyroid-stimulating
hormone (TSH). Setelah itu TSH akan merangsang kelenjar tiroid untuk
mengeluarkan T3 dan T4. Seseorang bisa dikatakan hipotiroid apabila hasil tes
laboraturium menunjukkan dimana kadar TSH tinggi, kadar FT4 rendah
sedangkan kadar kolesterolnya tinggi. Pada orang yang mengalami hipotiroid
aktivitas sel menjadi lambat yang dapat mengakibatkan berat badan akan
cenderung naik, pembakaran berkurang sehingga kalori yang berlebihan di dalam
tubuh akan menjadi timbunan lemak ditubuh yang berdampak pada kadar
kolesterol dalam darah cenderung tinggi. Sebaliknya, pada orang yang mengalami
hipertiroid mengalami kebalikannya.
GANGGUAN KELENJAR TIROID
Abstrak
Gangguan kelenjar tiroid bukan saja diakibatkan oleh kelainan kelenjar hipofisa
bagian Anterior dalam menghasilkan hormon Thyroid Stimulating Horon (TSH), tapi yang
terutama di Indonesia saat ini adalah hypothyroid yang diakibatkan rendahnya asupan
yodium dalam makanan. Mineral yodium diperlukan untuk membuat hormon tiroid, yaitu
hormon yang spesifik dibutuhkan oleh hampir semua proses tubuh termasuk proses
metabolisme, sehingga hipotiroid berpengaruh atas berbagai peristiwa. Seseorang bisa
dikatakan mengalami hipo ataupun hipertiroid salah satunya dengan melihat hasil tes
laboraturium kadar TSH dan kadar FT4. Ada 6 jenis-jenis obat dan pemilihan obat antara
lain: tiroid hormone replacement therapy, thioureas (thionamides), iodides, adrenergic β-
blockers, radiactive iodine.
Hormon tiroid yang berlebihan (hyperthyroid) dalam plasma akan berpengaruh
terhadap system metabolisme lipid, meski tugasnya mempercepat sintesis kolesterol, tetapi
proses degradasi kolesterol dan ekskresinya lewat empedu ternyata jauh lebih cepat, sehingga
pada hiperfungsi tiroid kolesterol total dalam tubuh cenderung rendah. Sebaliknya pada
hipotiroid maka kolesterol total, kolesterol ester dan fosfolipid cenderung meningkat.
Siklus produksi hormon thyroid secara umum dikendalikan oleh tiga kelenjar, yaitu
kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis dan kelenjar tiroid. Kelenjar hipotalamus terletak di
dalam otak, tepat diatas kelanjar hipofisis. Kelenjar ini menghasilkan thyrotrophin-releasing
hormone (TRH). Hormon TRH ini merangsang kelenjar hipofisis untuk memproduksi
thyroid-stimulating hormone (TSH). Setelah itu TSH akan merangsang kelenjar tiroid untuk
mengeluarkan T3 dan T4.
Seseorang bisa dikatakan hipotiroid apabila hasil tes laboraturium menunjukkan
dimana kadar TSH tinggi, kadar FT4 rendah sedangkan kadar kolesterolnya tinggi. Pada
orang yang mengalami hipotiroid aktivitas sel menjadi lambat yang dapat mengakibatkan
berat badan akan cenderung naik, pembakaran berkurang sehingga kalori yang berlebihan
di dalam tubuh akan menjadi timbunan lemak ditubuh yang berdampak pada kadar
kolesterol dalam darah cenderung tinggi. Sebaliknya, pada orang yang mengalami hipertiroid
mengalami kebalikannya.
1
D. Saeful Hidayat Yusuf
BAB I
GANGGUAN KELENJAR THYROID 2
3
D. Saeful Hidayat Yusuf dan Cindy Wan Yik Sin
vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran
limfe.
Kelenjar tiroid (Glandula thyreoidea) pada orang dewasa beratnya kurang lebih
30 g, dengan dua lobus tepi dan lobus tengah yang sempit menangkup pada saluran
pernapasan (trakea) dekat sebelah bawah tulang rawan tiroid. Umumnya lobus tepi
kanan terbentuk lebih baik dari pada lobus tepi kiri. Disamping itu, dalam kira-kira 15%
kasus, didepan tulang rawan tiroid ditemukan suatu lobus ketiga disebut lobus piaramid.
Kelenjar tiroid terbagi dalam daerah lobus besar yang berbeda oleh septum
jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah. Jaringan kelenjar terdiri atas folikel,
yang dindingnya dibentuk oleh epitel satu lapis yang tertutup. Dibagian dalam terdapat
massa yang homogeny, koloid, yang mengandung hormon kelenjar tiroid.
Glinoer D. 1990. Regulation of mater nal thyroid during pregnancy. J Clin Endocrinol
Metab; 71: 276.
Guyton, Arthur C. 2008. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC.
Magner JA. 1990. Thyroid stimulating hormone: biosynthesis, cell biology and
bioactivity. Endocr Rev; 11:354.
Mutschler, Ernst. 2010. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi Edisi Kelima.
Penerbit ITB; Bandung.327, 328, 329, 335.
Mycek, Marry J., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widia Medika, Jakarta; 329-
331.
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA
dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi: SMA dan MA Kelas XI. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.
Roezan A, Munir M, Soepardi E, Soewito. Kurikulum Program Pendidikan Dokter
Spesialis I Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala
Leher.Perhati. 1997. hal. 99.
Sulistia Gan Gunawan. FARMAKOLOGI DAN TERAPI EDISI 5. Departemen
Farmakologi dan terapeutik. Fakultas Kedoktera – Universitas Indonesia. Jakarta.
2007. 433 – 443.
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC,2001.
Wall JR. 1987. Autoimmune Thyroid Disease. Endocrinol Metab Clin North Am; 229:1.
Dipiro. JT., 2009, Pharmacoterapy Handbook 7th edition, Mc Graw Hill, New York.
Dipiro, Cecily V., Barbara G. Wells, Joseph T DiPiro, and Terry L. Schwinghammer.
2015. Pharmacotherapy Handbook 9th Ed. United States: McGraw-Hill
Education.
Kemenkes RI. 2015. Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid. Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI 2442-7659.