Anda di halaman 1dari 2

Mekanisme Kerja

1. Cylofen (Mba Shohib)

2. Mycroginon

Microgynon adalah pil KB kombinasi dua hormon (Levonorgestrel dan Etinilestradiol).

Dalam satu paket Pil KB Microgynon terdiri dari 28 tablet dengan komposisi sebagai

berikut: 21 tablet mengandung : levonorgestrel 0,15 mg, ethinylestradiol 0.03 mg. 7 tablet

plasebo (kosong, tidak mengandung hormon). Adapun mekanisme kerja dari pil KB

Microgynon adalah :

a. Menekan ovulasi

Mekanisme microgynon untuk dapat mencegah kehamilan adalah merupakan kerja

aktif dari komponen-komponen yang ada dalam pil tersebut. Pada mycroginon,

komponen estrogen dan komponen progesteron bekerja sama untuk menghambat

terjadinya ovulasi. Aktifitas tersebut terjadi pada tingkat hipotalamus, yaitu dengan

menghambat GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), sehingga pelepasan FSH

dan LH yang berasal dari kelenjar hipofisa anterior akan terhambat, dan hal tersebut

akan menimbulkan hambatan pada ovarium secara sekunder. estrogen memiliki

dominansi untuk menekan FSH, sehingga maturasi folikel dalam ovarium menjadi

tehambat. Karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, maka tidak terdapat

pengeluaran LH. Ditengah-tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada

peningkatan kadar LH akan menyebabkan ovulasi menjadi terganggu.

b. Mencegah Implantasi

Keseimbangan estrogen-progesteron tidak tepat menyebabkan pola endometrium

abnormal sehingga menjadi tidak baik untuk implantasi. Implantasi dari ovum yang

telah dibuahi dapat dihambat oleh estrogen dosis tinggi (diethylstil bestrol,

ethinylestradiol) diberikan pertengahan siklus pada senggama yang tidak dilindungi

ini disebabkan karena terganggunya perkembangan endometrium.


c. Lendir Serviks Menjadi Kental

Preparat hormon steroid menyediakan mekanisme kontraseptif sekunder yang dapat

melindungi terhadap kehamilan meskipun terjadi ovulasi, misalnya lendir serviks

menjadi lebih kental dan seluler, sehingga merupakan barier fisik terhadap penetrasi

spermatozoa. Pada saat yang bersamaan, perubahan-perubahan kelenjar dalam

endometrium timbul lebih awal dan dengan intensitas lebih besar, sehingga

endometrium tidak berada dalam fase yang sesuai dengan ovulasi dan kurang dapat

mendukung ovum yang mungkin dilepaskan dan mengalami fertilisasi

d. Mempercepat Transport gamet / ovum

Transport gamet/ovum dipercepat oleh estrogen. Estrogen dalam dosis tinggi dapat

mempercepat perjalanan ovum, dan hal ini akan mempersulit terjadinya implantasi

dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi disebabkan efek hormonal pada

sekresi & peristaltik tuba serta kontraktilitas uterus (Loose, 2014;Wiknjosastro, 2016;

Stubblefield, 2016)

DAFTAR PUSTAKA
Goodman, Gilman. ; 2014Manual of Pharmacology and Therapeutics. The Mc Graw Hill. USA.

Loose-Mitchel, D. S.; Stancel, G. M.; 2014; Hormonal Contraseptives; on Goodman &


Gilmans The Pharmacological Basis of Theurapeutics, 12th ed.; McGraw-Hill Prof.,
1623 9.

Wiknjosastro, H. (editor); 2016; Ilmu Kandungan; cetakan kelima; Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, hal. 534 575.

Stubblefield, P. G.; Carr-Ellis, S.; Kapp, N.; 2016 ; Family Planning, on Berek & Novaks
Gynecology; 14th ed.; Lippincott Williams & Wilkins; p. 247 - 312.

Anda mungkin juga menyukai