Anda di halaman 1dari 11

INTERAKSI OBAT DENGAN SENYAWA KIMIA

(KAFEIN)

OLEH :
KELOMPOK III

1. NINDI NOVRIANTI KADARUL


2. KALSUM YARHAM B.
3. NIKO RAHMAT
4. ANNISA NURUL INSANI
5. SITTI HAJRA RAMA
6. FAHMI ALLWI
7. ANNISA MUTMAINNAH
8. SRIWAHYUNI

FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan kasih sayang-Nya lah sehingga kami dapat menyusun Makalah interaksi
obat berjudul “Interaksi Obat Dengan Senyawa Kimia (Kafein)” sebagai salah satu
tugas untuk memenuhi syarat perkuliahan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
ditinjau dari segi isi maupun penulisannya. Karena itu bimbingan dan arahan untuk
kesempurnaan makalah ini masih sangat diperlukan dari berbagai pihak.
Kami menyadari pula bahwa makalah ini selesai tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan
dan bantuan, Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Kendari, 2 Mei 2021

Penyusun
Kelompok III-B1

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
I.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah..............................................................................................2
I.3. Tujuan Dan Manfaat...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3
II.1 Definisi Interaksi Obat.......................................................................................3
II.2 Definisi Kafein...................................................................................................3
II.3 Mekanisme Kerja Kafein...................................................................................4
II.4 Interaksi Obat Dengan Kafein............................................................................4
BAB III PENUTUP......................................................................................................7
III.1 Kesimpulan.......................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Secara umum, interaksi obat harus dihindari karena kemungkinan akan


terjadi hasil yang buruk atau tidak terduga. Beberapa interaksi obat bahkan dapat
berbahaya bagi tubuh manusia. Misalnya, jika seorang memiliki tekanan darah
tinggi, maka kemungkinan diadapat mengalami reaksi yang tidak diinginkan jika
mengambil obat dekongestan hidung. Namun, interaksi obat juga dapat dengan
sengaja dimanfaatkan, misalnya pemberian probenesid dengan penisilin sebelum
produksi massal penisilin dimungkinkan, karena penisilin waktu itu sulit
diproduksi, kombinasi itu berguna untuk mengurangi jumlah penisilin yang
dibutuhkan.
Interaksi obat sangat umum terjadi karena Dokter mungkin tidak
mengetahui ada interaksi dengan obat yang diberikan pada satu resep.
Selanjutnya mungkin ada beberapa dokter yang meresepkan obat untuk satu
pasien, dan mereka tidak melihat obat apa saja yang sudah diberikan kepada
pasien itu.Kemungkinan berikutnya adalah pasien yang semakin tua mempunyai
beberapa masalah kesehatan dan memakai semakin banyak jenis obat. Lebih
jauh lagi interaksi obat mungkin belum diketahui sebagai penyebab hasil
pengobatan yang tidak diharapkan atau efek samping.Penyebab terakhir
kemungkinan dokter tidak mengetahui semua jenis obat dan suplemen yang
dipakai oleh pasien,karena pasien tidak memberitahukan.
Interaksi obat merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi respon
tubuh terhadap pengobatan. Obat dapat berinteraksi dengan makanan atau
minuman, zat kimia atau dengan obat lain. Interaksi dikatakan terjadi apabila
makanan, minuman, zat kimia, dan obat lain tersebut mengubah efek dari suatu
obat yang diberikan bersamaan atau hampir bersamaan (Ganiswara, 2000).
Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat (index drug) berubah akibat
adanya obat lain (precipitant drug), makanan, atau minuman, serta senyawa
kimia. Salah satu contoh interaksi obat dengan senyawa kimia yaitu caffein.

1
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan interaksi obat?
2. Apa yang dimaksud dengan kafein?
3. Bagaimana mekanisme kafein ?
4. Bagaimana mekanisme interaksi obat dengan kafein?
I.3. Tujuan Dan Manfaat
1. Untuk mengetahui interaksi obat
2. Untuk mengetahui pengertian kafein
3. Untuk mengetahui mekanisme kafein
4. Untuk mengetahui mekanisme interaksi obat dengan kafein

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Interaksi Obat


Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai modifikasi efek satu obat akibat
obat lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan, atau bila dua
atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan atau toksisitas
satu atau lebih obat tersebut akan berubah (Fradgley, 2003).
Interaksi yang terjadi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
interaksi farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi
farmakodinamik adalah interaksi antar obat (yang diberikan bersamaan) yang
bekerja pada reseptor yang sama sehingga menimbulkan efek sinergis atau
antagonis. Interaksi farmakokinetik adalah interaksi antar dua (2) atau lebih obat
yang diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi dalam proses ADME
(absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan
atau menurunkan salah satu kadar obat dalam darah (Noviani & Vitrinurilawaty,
2017)
II.2 Definisi Kafein
Kafein ialah alkaloid yang tergolong dalam keluarga methylxanthine
bersama senyawa teofilin dan teobromin, berlaku sebagai perangsang sistem
saraf pusat. Pada keadaan asal, kafein ialah serbuk putih yang pahit dengan
rumus kimianya C6 H10 O2, dan struktur kimianya 1,3,7- trimetilxantin
(Sweetman et al, 2009). Kafein agak sukar larut dalam air dan dalam etanol,
mudah larut dalam kloroform dan sukar larut dalam eter (DepKes, 1994).
Kafein adalah neurostimulan yang banyak digunakan yang memberikan
efek secara antagonis terhadap reseptor adenosin dengan cara kompetitif. (Dicky
Auliansyah)
Kafein adalah antagonis adenosine dan menghambat A1 reseptor. Kafein
sering diberikan bersama dengan obat-obat analgetik seperti parasetamol,
ibuprofen dan aspirin karena kafein dianggap dapat meningkatkan efek analgetik
dari obat-obat tersebut (Derry et al, 2012). Campuran ibuprofen dan kafein yang

3
diberikan secara bersamaan memperlihatkan efek sebagai analgetik lebih baik
dibandingkan ibuprofen murni. Campuran ibuprofen kafein dapat
menghilangkan sakit kepala lebih cepat dibandingkan dengan ibuprofen murni
(Diamond et al, 2000)
II.3 Mekanisme Kerja Kafein
Mekanisme kerja kafein adalah menyekat reseptor adenosin,
menghambat enzim fosfodiesterase, dan menginduksi translokasi kalsium
intraseluler. Adenosin menyebabkan bronkokonstriksi, menghambat pelepasan
renin, dan mengurangi agregasi trombosit. Karena strukturnya mirip, maka
kafein akan menggantikan posisi adenosin untuk berikatan dengan reseptor di
otak. Adenosin sendiri merupakan neurotransmiter di otak yang menekan
aktivitas sistem saraf pusat (neuro-depresan) (Maughan, 2003).
Kafein juga meningkatkan hormon adrenalin dalam darah yang menyebabkan
peningkatan aktivitas otot jantung dalam memompa darah dan meningkatkan
tekanan darah, sehingga aliran darah ke berbagai organ tubuh meningkat. Hal
inilah yang mendasari perasaan segar atau hilangnya rasa lelah setelah
mengkonsumsi kafein. Tetapi harus diingat bahwa efek ini hanyalah bersifat
sementara (Maughan, 2003).
Selain bekerja pada reseptor adenosin, kafein juga menstimulasi
pelepasan norepinefrin, menghambat pemecahan cAMP, meningkatkan kerja
cGMP, dan meningkatkan efek dopamin postsinaps. Kafein diduga juga
berpengaruh terhadap reseptor GABA dan serotonin (Maughan, 2003).

II.4 Interaksi Obat Dengan Kafein


Nama Obat Berinteraksi Mekanisme Interaksi Obat Jenis
dengan Interaksi
Obat analgesik Kafein Pemberian kafein akan FD
(Ibuprofen,dll) meningkatkan kerja obat
analgesic karena berperan
sebagai antagonis kompetitif

4
reseptor adenosin, sehingga
reseptor adenosine akan
diregulasi untuk memberikan efek
vasokonstriksi. Kafein juga dapat
menghambat sintesis leukotrien dan
prostaglandin yang terlibat dalam
patofisiologi nyeri.
Obat Kafein Pemberian kafein bersamaan FD
antihipertensi dengan obat antihipertensi dapat
(Captopril) meningkatkan resistensi pemuluh
darah tepi dan vasokontriksi, hal ini
disebabkab oleh kafein yang
memiliki sifat antagonis endogenus
adenosine (Wahyuni 2013).

Obat Kafein Dapat meningkatkan resiko FD


Antikoagulan pendarahan karena kafein memiliki
(Warfarin) aktivitas antiplatelet
Simetidin Kafein Menurunkan klirens kafein dengan FK
menghambat metabolisme
mikrosoma kafein
Antibiotik Kafein Menghambat eliminasi kafein FK
Ciprofloxacin
Fenilpropanol Kafein Dapat menyebabkan stimulasi FD
amin terlalu banyak dan peningkatan
detak jantung. tekanan darah, dan
menyebabkan kegelisahan

5
Teofilin Kafein Dapat menyebabkan kadar kafein FD
dalam darah akan melebihi dosis
dan efeknya akan bersifat toksik.
Dan sangat berbahaya dalam tubuh.

6
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai modifikasi efek satu obat
akibat obat lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan, atau
bila dua atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan atau
toksisitas satu atau lebih obat tersebut akan berubah.
Kafein adalah neurostimulan yang banyak digunakan yang
memberikan efek secara antagonis terhadap reseptor adenosin dengan cara
kompetitif.
Mekanisme kerja kafein adalah menyekat reseptor adenosin,
menghambat enzim fosfodiesterase, dan menginduksi translokasi kalsium
intraseluler.
Ada beberapa obat yang berinteraksi dengan kafein, diantaranya seperti
obat analgesik (ibuprofen,dll), obat antihipertensi (captopril), obat antikoagulan
(warfarin), simetidin, antibiotik ciprofloxacin, fenilpropanol amin, teofilin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994, Farmakope Indonesia, Edisi IV,


Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Derry CJ., Derry S, Moore RA., 2012, Caffeine as an Analgesic Adjuvant for Acute
Pain in Adults, Cochrane Database Syst Rev 3.
Diamond S., Balm T.K., Freitag F.G., 2000, Ibuprofen Plus Caffeine in The
Treatment of Tension-Type Headache, Clin Pharmacol Ther, 68(3)
Dicky Auliansyah , dan Novita Carolia. 2018. Peran Kafein dalam Tatalaksana
Nyeri Kepala dan Kafein Withdrawal. J Agromedicine Unila. 5(2).
Fradgley, S., 2003, Interaksi Obat dalam Aslam, M., Tan., C. K., dan Prayitno, A.,
Farmasi Klinis. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia,
Ganiswara, S.G., 2000, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Jakarta : Farmakologi
FKUI,
Noviani, Nita dan Vitrinurilawaty. 2017. Bahan Ajar Perawat Gigi: Farmakologi.
Jakarta : KEMENKES RI
Maughan RJ, Griffin J. 2003. Caffeine ingestion and fluid balance: A review.
Human nutrition dietetics; 16: 411-20.
Wahyuni, Tri. 2013. Hubungan Konsumsi Kopi Dengan Tekanan Darah
Pada Pasien Rawat Jalan Puskesmas Bogor Tengah. Bogor:
Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia

Anda mungkin juga menyukai