Anda di halaman 1dari 9

Majalah Kesehatan Volume 6, Nomor 4, Desember 2019

Tinjauan Literatur
PERBANDINGAN qSOFA DAN SIRS DALAM MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN SEPSIS
DAN MEMPREDIKSI MORTALITASNYA: REVIEW ARTIKEL
Efris Kartika Sari*
Abstrak

Sepsis merupakan penyebab utama kondisi sakit kritis dan mortalitas di dunia. Kondisi sepsis
membutuhkan identifikasi segera karena penundaan identifikasi sepsis dapat berakibat pada peningkatan
angka mortalitas pasien. Review artikel ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan qSOFA dan SIRS
dalam mengidentifikasi pasien dengan sepsis dan memprediksi mortalitasnya. Artikel didapatkan melalui
pencarian menggunakan online database yaitu PubMed dengan menggunakan kata kunci qSOFA, SIRS,
sepsis. Hasil pencarian mengidentifikasi hasil yang relevan dengan kata kunci sejumlah 35 artikel, kemudian
dipilih 9 artikel untuk dikaji. Hasilnya terdapat satu studi pada 886 pasien yang menyatakan bahwa qSOFA
dan SIRS belum optimal dalam mengidentifikasi sepsis. Terdapat dua studi dengan jumlah total 3.542 pasien
yang menyatakan bahwa kriteria SIRS lebih baik dalam mengidentifikasi sepsis dan memprediksi mortalitas
pasien. Selanjutnya, terdapat enam studi dengan jumlah total 167.172 pasien yang menyatakan keunggulan
qSOFA dibandingkan dengan SIRS dalam mengidentifikasi sepsis dan memprediksi mortalitas pasien. Skor
qSOFA lebih unggul dari kriteria SIRS dalam mengidentifikasi pasien sepsis dengan disfungsi organ yang
berisiko tinggi mengalami kematian, sedangkan kriteria SIRS lebih unggul dari skor qSOFA dalam mengiden-
tifikasi pasien sepsis yang belum mengalami disfungsi organ dan berisiko rendah mengalami kematian.

Kata kunci: qSOFA, SIRS, sepsis, mortalitas.

COMPARISON OF qSOFA AND SIRS FOR IDENTIFYING PATIENT WITH SEPSIS


AND PREDICTING ITS MORTALITY: ARTICLE REVIEW

Abstract

Sepsis is a leading cause of critical illness and mortality in the world. Sepsis condition requires early
identification because late identification of sepsis may lead to an increase in patient mortality. The purpose
of this article review was to compare the ability of qSOFA and SIRS for identifying patients with sepsis and
predicting its mortalities. Studies reporting on qSOFA and SIRS were searched using PubMed by using
keywords qSOFA, SIRS, sepsis. The search results identified 35 relevant articles, then 9 articles were se-
lected for review. The results showed one study with 886 patients reported that both of qSOFA and SIRS
were not optimal in identifying sepsis. Two studies with a total of 3.542 patients reported that SIRS criteria
were better in identifying sepsis and predicting mortality. Six studies with a total of 167.172 patients report-
ed the superiority of qSOFA compared to SIRS in identifying sepsis and predicting mortality. The qSOFA
score is superior compared to SIRS criteria in identifying sepsis patients with organ dysfunction who were
at high risk of mortality, while the SIRS criteria are superior compared to qSOFA score in identifying sepsis
patients without organ dysfunction who were at low risk of mortality.

Keywords: qSOFA, SIRS, sepsis, mortality.

* Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya



E-mail: efriskartika@ub.ac.id

277
Sari EK Perbandingan qSOFA dan SIRS dalam Mengidentifikasi Pasien…..

Pendahuluan bertujuan untuk menganalisis perbandingan


qSOFA dan SIRS dalam mengidentifikasi
Beberapa studi melaporkan kontroversi pasien dengan sepsis dan memprediksi mor-
tentang penggunaan kriteria SIRS dalam talitasnya, pada setting unit gawat darurat,
mengidentifikasi sepsis. Kondisi noninfeksi ruang rawat intensif (ICU), dan ruang perawa-
seperti trauma, luka bakar, pankreatitis dan tan non-ICU.
ischaemia-reperfusion injury merupakan kon-
disi yang juga menyebabkan SIRS. Selain itu, Metode Penelurusan
pada tingkat molekuler, kondisi inflamasi oleh
sebab infeksi maupun noninfeksi memiliki Artikel didapatkan melalui pencarian
kemiripan yaitu sama-sama mengaktifkan menggunakan online database yaitu Pub-
koagulasi, sitokin inflamasi, dan mekanisme
Med dengan menggunakan kata kunci
perbaikan jaringan (tissue repair pathways)
qSOFA, SIRS, sepsis. Kriteria inklusi yaitu
sehingga sulit membedakan keduanya pada
tahap awal penyakit. Pasien dengan
artikel berupa hasil penelitian (original
gangguan sistem imun juga menunjukkan research), artikel penelitian tentang SOFA
variasi respons tubuh terhadap infeksi, ter- dan qSOFA dalam memprediksi mortali-
gantung pada proses kronis penyakit. Sebagi- tas pasien dengan infeksi. Kriteria eks-
an besar pasien yang mengalami infeksi lokal klusi yaitu artikel berupa systematic re-
juga menunjukkan gejala SIRS, maka kondisi view atau meta analisis. Artikel dibatasi
infeksi lokal juga dapat salah didiagnosis se- mulai tahun terbit tanggal 01 Januari 2015
bagai sepsis.8,9 sampai dengan 08 September 2018 untuk
Sepsis-3 Task Force mendefinisikan memastikan bahwa artikel tersebut rele-
ulang sepsis sebagai disfungsi organ yang
van dengan kondisi terkini.
mengancam jiwa yang disebabkan oleh
disregulasi respons tubuh terhadap infeksi.
Perbedaan Kriteria SIRS dan Skor qSOFA
Disfungsi organ ditandai oleh peningkatan
minimal dua poin pada skor the Sequential
Pada tahun 2016, The Task Force mem-
(Sepsis-related) Organ Failure Assessment
perkenalkan quick SOFA (qSOFA) untuk
(SOFA). Pada praktiknya, penilaian sepsis
memudahkan identifikasi pasien yang berisiko
dengan skor SOFA membutuhkan pemerik-
mengalami kematian akibat sepsis.17 Namun,
saan laboratorium, dan kriteria tersebut jarang
fakta di lapangan menunjukkan satu tahun
digunakan di luar ruang rawat intensif. Mem-
setelah pengenalan definisi baru sepsis,
pertimbangkan hal tersebut, the Sepsis-3
masih banyak rumah sakit yang
Task Force memperkenalkan alat identifikasi
menggunakan kriteria SIRS untuk mengidenti-
yang lebih sederhana yaitu the quick Sequen-
fikasi sepsis dan sepsis berat. Hal tersebut
tial Organ Failure Assessment (qSOFA).5,10
didasarkan pada fakta bahwa sebanyak 88%
Skor qSOFA dikembangkan untuk iden-
pasien yang sebelumnya berdasarkan kriteria
tifikasi kondisi disfungsi organ pada pasien
SIRS didiagnosis mengalami sepsis, tidak lagi
dengan sepsis. Pedoman sepsis yang terbaru
dianggap mengalami sepsis. Terdapat ke-
menekankan kebutuhan akan diagnosis dini
khawatiran bahwa qSOFA yang ketat dalam
dan penatalaksanaan cepat selama proses
mengidentifikasi pasien sepsis dapat beraki-
sepsis berlangsung.9 Namun, beberapa studi
bat tidak ditanganinya pasien yang sebenar-
menunjukkan hasil yang beragam terhadap
nya mengalami sepsis namun tidak meme-
akurasi qSOFA dan SIRS dalam mendeteksi
nuhi skor qSOFA.14
sepsis dan mortalitasnya. Review artikel ini

278
Majalah Kesehatan Volume 6, Nomor 4, Desember 2019

Kriteria SIRS mendefinisikan sepsis pernafasan ≥22 kali/mnt, dan perubahan


sebagai kombinasi infeksi dan SIRS (≥2). status mental. Perubahan status mental tidak
Empat kriteria SIRS yaitu: takikardia (denyut terbatas pada nilai GCS ≤13, tetapi men-
jantung >90 kali/ menit), takipnea (frekuensi cakup perubahan status mental seperti dis-
pernafasan >20 /menit), demam atau hipo- orientasi dan somnolen. Skor ≥2 menan-
termia (suhu tubuh ≥38,3 °C atau <36 °C), dakan risiko lebih tinggi untuk peningkatan
dan leukositosis atau leukopenia (jumlah leu- lama rawat inap atau peningkatan mortalitas
kosit >12,000 sel/μL atau < 4000/μL). Selan- (Tabel 1).4,15,16
jutnya, kriteria klinis sepsis berat yaitu kriteria
SIRS ditambah satu tanda disfungsi organ Perbandingan qSOFA dan SIRS dalam
atau hipoperfusi yaitu Glasgow Coma Scale Mengidentifikasi Sepsis dan Memprediksi
(GCS) <15 atau menurun dari baseline, Mortalitas pada Pasien dengan Infeksi
saturasi oksigen < 90% atau tekanan darah
sistolik <90 mmHg (Tabel 1).6,10 Hasil pencarian mengidentifikasi hasil
Skor qSOFA diusulkan Sepsis 3 Task yang relevan dengan kata kunci sejumlah 35
Force sebagai alat stratifikasi yang lebih spe- artikel. Dari 35 artikel tersebut dipilih 9 artikel
sifik daripada kriteria SIRS untuk kepentingan untuk dikaji (Tabel 2). Studi yang dikaji
penilaian disfungsi organ, mengidentifikasi menggunakan partisipan pasien yang
kondisi infeksi yang mengancam nyawa, dicurigai atau telah didiagnosis mengalami
memulai atau meningkatkan terapi sepsis infeksi, yang menjalani perawatan di rumah
secara tepat, dan merujuk pasien ke ruang sakit. Studi tersebut membandingkan
rawat intensif.3 Skor qSOFA berkisar dari 0 penggunaan qSOFA dan SIRS sebagai alat
hingga 3, dengan satu poin diberikan untuk identifikasi sepsis, serta penggunaan qSOFA
masing-masing tanda-tanda klinis berikut: dan SIRS dalam memprediksi outcome
tekanan darah sistolik ≤100 mmHg, frekuensi pasien yang diidentifikasi mengalami sepsis.

Tabel 1. Kriteria SIRS dan Skor qSOFA.14

Kriteria SIRS (≥2) Skor qSOFA (≥2)


1. Suhu tubuh >38 oC atau <36 oC 1. Frekuensi pernafasan ≥22 kali/menit
2. Denyut jantung >90 kali/menit 2.Tekanan darah sistolik ≤100 mmHg
3. Frekuensi pernafasan >20 kali/menit atau 3. Perubahan status mental
PaCO2 <4,3 kPa
4. Hasil hitung sel darah putih <4.000 sel/mm3
atau >12.000 sel/mm3 atau >10% berbentuk
imatur

Keterangan: SIRS= systemic inflammatory response syndrome; qSOFA= quick sequential organ
failure assessment.

279
Sari EK Perbandingan qSOFA dan SIRS dalam Mengidentifikasi Pasien…..

Tabel 2. Ringkasan studi perbandingan qSOFA dan SIRS dalam mengidentifikasi sepsis dan
memprediksi mortalitas pada pasien dengan infeksi.
Studi Metode Partisipan Hasil Kesimpulan
Tusgul6 Studi retrospektif 886 pasien yang Sensitivitas qSOFA qSOFA dan SIRS
dicurigai, dan dan SIRS untuk mor- belum optimal da-
telah didiagno- talitas dalam waktu 48 lam identifikasi
sis infeksi di unit jam masing-masing awal pasien
gawat darurat yaitu 68% dan 64% dengan infeksi
(pre hospital), serta yang berisiko me-
60% dan 80% (saat ngalami komplikasi
triase). pada setting pre
hospital dan pada
saat triase di unit
gawat darurat.
Finkelsztein10 Studi kohort 152 pasien qSOFA menunjukkan qSOFA memiliki
yang dicurigai nilai area under the akurasi yang lebih
mengalami in- receiver operating baik daripada SIRS
feksi di unit characteristic curve dalam memprediksi
gawat darurat. (AUC), 0.74; 95% con- mortalitas pasien
fidence intervals (CI), yang dicurigai me-
0.66–0.81], dan SIRS ngalami infeksi dan
yaitu AUC, 0.59; 95% perlu dirawat di
CI, 0.51–0.67; p = ruang rawat inten-
0.03). dalam mem- sif.
prediksi in hospital
mortality
Giamarellos- Studi kohort 1058 pasien Pada ruang non-ICU, Skor qSOFA me-
Bourboulis11 dengan infeksi sensitivitas qSOFA miliki sensitivitas
yang dirawat di untuk mendiagnosis yang kurang apabi-
ICU dan 3346 disfungsi organ yaitu la dibandingkan
pasien dengan 48,7%, sedangkan dengan SIRS untuk
infeksi yang SIRS (≥3) yaitu penilaian risiko dini
dirawat di ruang 72,5% (p < 0,0001) (early risk assess-
non ICU ment).
Donnelly1 Studi retrospektif 2,593 pasien Angka in-hospital mor- Mendukung
dengan infeksi tality pasien yang di- penggunaan
identifikasi sepsis qSOFA untuk iden-
dengan qSOFA adalah tifikasi pasien in-
67/295; 22.7%, se- feksi yang berisiko
dangkan SIRS adalah tinggi mengalami
128/1,392; 9.2%. Mor- perburukan.
talitas pasien satu
tahun setelah keluar
rumah sakit (mortality
post-discharge) pasien
yang diidentifikasi sep-
sis dengan qSOFA
adalah
29,4 per 100 orang/
tahun; CI 22.3–38.7
sedangkan SIRS 14,7;
CI 12.5–17.2.

280
Majalah Kesehatan Volume 6, Nomor 4, Desember 2019

Lanjutan Tabel 2. Ringkasan studi perbandingan qSOFA dan SIRS dalam mengidentifikasi sepsis
dan memprediksi mortalitas pada pasien dengan infeksi.
Studi Metode Partisipan Hasil Kesimpulan
Muller12 Studi retrospektif 527 pasien Sensitivitas dan spe- qSOFA mungkin
pneumonia di sifisitas qSOFA (≥2) lebih unggul dari
unit gawat da- dalam memprediksi in kriteria SIRS dalam
rurat hospital mortality ada- memprediksi
lah 88,9% dan 24,4%. in hospital mortality
Sedangkan sensitivitas pada pasien
dan spesifisitas SIRS dengan pneumonia
(≥2) adalah 97% dan di unit gawat da-
15,7%. rurat.
Churpek13 Studi kohort 30,677 pasien qSOFA (≥2) dan SIRS qSOFA lebih akurat
dengan infeksi (≥2) masing-masing dalam memprediksi
di ruang non- memiliki sensitivitas in hospital mortality
ICU 68,7% dan 93,8%, dan transfer pasien
serta spesifisitas ke ICU.
63,5% dan 12,3%
dalam memprediksi in
hospital mortality.
Van der Studi retrospektif 198 pasien Skor qSOFA dan SIRS qSOFA memiliki
Woude14 yang dicurigai ≥ 2 menunjukkan sen- kemampuan lebih
mengalami in- sitivitas 33,3% dan rendah dalam
feksi di unit 61,9%, serta spesifisi- mengklasifikasikan
gawat darurat. tas 93.7% pasien dengan
dan 56.9% dalam risiko kematian
memprediksi tinggi apabila
in-hospital mortality. dibandingkan
dengan SIRS.
Gupta15 Studi retrospektif 132,704 pasien Skor qSOFA ≥2 mem- qSOFA merupakan
dengan diagno- iliki hubungan yang kriteria diagnostik
sis primer sep- lebih besar dengan yang lebih baik
sis, sepsis be- mortalitas (OR = 3,06; daripada SIRS, dan
rat, syok septik, 95% confidence inter- qSOFA mampu
dan unspecified val [CI], 2,96–3,17) memprediksi mor-
sepsis, di unit apabila dibandingkan talitas lebih baik
gawat darurat. dengan SIRS ≥2 (OR daripada SIRS.
= 1,22; 95% CI, 1,18–
1,26). Sensitivitas dan
spesifisitas qSOFA
adalah DT = 0,39, LR
= 0,64,
NB = 0,62 dan DT =
0,89, LR = 0,63, NB =
0.66. Sensitivitas dan
spesifisitas SIRS ada-
lah DT = 0,46,
LR = 0,62, NB = 0,62
dan DT = 0,70,
LR = 0,59, NB = 0,58.

281
Sari EK Perbandingan qSOFA dan SIRS dalam Mengidentifikasi Pasien…..

Lanjutan Tabel 2. Ringkasan studi perbandingan qSOFA dan SIRS dalam mengidentifikasi sepsis
dan memprediksi mortalitas pada pasien dengan infeksi.
Studi Metode Partisipan Hasil Kesimpulan
Blanco16 Studi kohort 519 pasien Akurasi prognostik Mendukung
dengan infeksi qSOFA (AUROC 0,80, penggunaan
95% CI 0,73–0,87) qSOFA sebagai
dalam memprediksi alat triase untuk
mortalitas (28-day mengidentifikasi
mortality) sama pasien dengan
dengan SOFA sepsis dan berisiko
(AUROC 0,79, 0,71– tinggi mengalami
0,87; p = 0,1), dan perburukan.
lebih baik daripada
SIRS (AUROC 0,61,
0,52–0,71; p < 0,001).
Metode klasifikasi yang berbeda ten- pada pasien yang terinfeksi, memulai
tunya akan memberikan hasil yang berbeda meningkatkan terapi yang sesuai, dan
dalam menilai sepsis. Sejumlah penelitian sebagai pertimbangan untuk merujuk
telah mengevaluasi metode untuk mengiden- pasien ke ruang rawat intensif. Namun,
tifikasi pasien dengan risiko tinggi infeksi di
nilai sensitivitas qSOFA yang rendah
berbagai setting ruang perawatan. Studi Tus-
dapat berarti pasien yang sebenarnya
gul et al (2017) pada 886 pasien yang
dicurigai dan telah didiagnosis mengalami
berisiko tinggi untuk mengalami per-
infeksi di unit gawat darurat menunjukkan burukan atau kematian dapat tidak teri-
penggunaan qSOFA di unit gawat darurat dentifikasi dengan tepat.20
menunjukkan hasil kriteria SIRS lebih baik Studi oleh Giamarellos-Bourboulis et
daripada skor qSOFA dalam mengidentifikasi al (2017) dan Van der Woude et al (2018),
sepsis, namun qSOFA lebih baik daripada dengan jumlah total 3.542 pasien menun-
SIRS dalam mengidentifikasi pasien infeksi jukkan qSOFA memiliki kemampuan lebih
yang berisiko mengalami kematian dalam rendah dalam penilaian risiko dini (early
waktu 48 jam. Kriteria SIRS memiliki sensitivi- risk assessment), dan mengidentifikasi
tas yang lebih baik sehingga penggunaannya
pasien dengan risiko kematian tinggi apa-
efektif sebagai screening tool infeksi. Di sisi
bila dibandingkan dengan SIRS. Bebera-
lain, qSOFA lebih baik dalam mengidentifikasi
pasien infeksi yang berisiko mengalami ke-
pa hal yang menjadikan penggunaan
matian sebab qSOFA memasukkan disfungsi qSOFA masih menjadi kontroversi yaitu
organ dalam penilaiannya, sedangkan SIRS pertama, qSOFA didesain dan diuji untuk
tidak memasukkan disfungsi organ yang di- diterapkan pada pasien yang dicurigai
alami oleh pasien dengan infeksi berat.6,18,19 mengalami infeksi, bukan untuk mem-
Skor qSOFA dengan nilai spesifisitas bedakan pasien yang mengalami infeksi
yang tinggi menunjukkan bahwa qSOFA dan tidak. Kedua, penilaian status mental
bermanfaat untuk mengidentifikasi pasien dapat bervariasi, dipengaruhi oleh situasi se-
terinfeksi yang berisiko mengalami per- hingga dapat berpengaruh terhadap validitas
burukan kondisi. Oleh karena itu, qSOFA qSOFA. SOFA hanya menilai apakah status
dapat digunakan sebagai pertimbangan mental pasien abnormal, tidak mengevaluasi
perubahan status mental pasien dari kondisi
untuk dilakukannya pemeriksaan lebih
awal.
lanjut terhadap kondisi disfungsi organ

282
Majalah Kesehatan Volume 6, Nomor 4, Desember 2019

Ketiga, qSOFA tidak memasukkan kadar se- digunakan sebagai pertimbangan untuk
rum laktat yang telah diusulkan sebagai alat memulai terapi atau memindahkan pasien
skrining untuk sepsis.20,21 ke ruang rawat intensif. Namun, karena
Selanjutnya, terdapat enam studi qSOFA memiliki sensitivitas rendah, maka
dengan jumlah total 167.172 pasien yang
perlu menilai kembali risiko terjadinya bias
menyatakan keunggulan qSOFA dibanding-
atau tidak terdiagnosisnya pasien yang
kan dengan SIRS. Pengamatan terhadap
kriteria SIRS menunjukkan bahwa semua
mengalami fase awal sepsis. Solusi yang
variabel, kecuali frekuensi pernafasan, me- dimunculkan yaitu melengkapi penilaian
miliki hubungan yang lemah dengan in hospi- pasien dengan menggunakan biomarker
tal mortality. Namun pada kriteria qSOFA, seperti laktat atau biomarker penanda
semua variabel memiliki hubungan yang kuat sepsis lainnya. Oleh karena itu,
dengan in hospital mortality, dengan variabel penggunaan kriteria qSOFA disarankan
Glasgow Coma Scale yang memiliki hu- sebagai identifikasi sepsis di luar setting
bungan terkuat. Angka mortalitas menunjuk- ruang rawat intensif, dan mendorong tin-
kan tren kenaikan seiring dengan pening- dakan lebih lanjut pada pasien yang
katan skor qSOFA, namun cenderung
dicurigai mengalami sepsis.20
stagnan dengan skor SIRS. Peningkatan
setiap unit skor qSOFA memberikan lebih
Kesimpulan
banyak informasi tentang risiko kematian da-
ripada perubahan skor SIRS.
Skor qSOFA memiliki spesifisitas tinggi
Studi lebih lanjut menemukan bahwa
sehingga lebih unggul dari kriteria SIRS da-
walaupun skor qSOFA ≥2 memiliki hubungan
lam mengidentifikasi pasien sepsis dengan
yang lebih kuat dengan in hospital mortality di
disfungsi organ yang berisiko tinggi mengala-
unit gawat darurat daripada kriteria SIRS ≥2,
mi kematian. Kriteria SIRS memiliki sensitivi-
namun qSOFA memiliki sensitivitas yang ren-
tas tinggi sehingga lebih unggul dari skor
dah. Sensitivitas yang rendah tersebut dapat
qSOFA dalam mengidentifikasi pasien sepsis
menyebabkan tidak terdiagnosisnya pasien
yang belum mengalami disfungsi organ dan
yang mengalami sepsis. Tidak terdiagno-
berisiko rendah mengalami kematian. Studi
sisnya pasien sepsis pada tahap awal dapat
lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui ke-
menyebabkan outcome yang buruk, karena
mampuan kriteria qSOFA dan SIRS dalam
penatalaksanaan yang cepat dan tepat sa-
mengidentifikasi sepsis pada setting unit
ngat penting pada pasien sepsis. Di sisi lain,
gawat darurat, ruang rawat intensif, dan ruang
sensitivitas SIRS yang tinggi dapat mengaki-
rawat nonintensif.
batkan diagnosis berlebihan (over diagnosis)
pasien sepsis sehingga pasien mendapat Daftar Pustaka
tindakan penatalaksanaan yang sebenarnya
tidak dibutuhkan. Hal tersebut tentunya men- 1. Donnelly JP, Safford MM, Shapiro NI,
jadi beban di ruang rawat intensif.17 Baddley JW, Wang HE. Application of the
Spesifisitas tinggi qSOFA mem- Third International Consensus Definitions
berikan manfaat besar untuk skrining for Sepsis (Sepsis-3) Classifications in a
pasien yang diduga mengalami infeksi Population-Based Cohort: The Reasons
dan memiliki potensi berkembang menjadi for Geographic and Racial Differences in
kondisi disfungsi organ. Terpenuhinya Stroke Study. Lancet Infect Dis. 2017; 17
dua atau lebih skor qSOFA dapat (6):661-70.

283
Sari EK Perbandingan qSOFA dan SIRS dalam Mengidentifikasi Pasien…..

2. Samsudin MuI, Liu N, Prabhakar SM, ment Score as a Prognostic Tool in Infect-
Chong S-L, Lye WK, Koh ZX, et al. A No- ed Patients Outside the Intensive Care
vel Heart Rate Variability Based Risk Pre- Unit: a Systematic Review and Meta-
diction Model for Septic Patients Present- Analysis. Critical Care. 2018; 22(28):1-13.
ing to the Emergency Department. Medi- 9. Gül F, Arslantaş MK, Cinel İ, Kumar A.
cine. 2018; 97(23):e10866. Changing Defnitions of Sepsis. Turk J
3. Askim Å, Moser F, Gustad LT, Stene H, Anaesthesiol Reanim. 2017; 45:129-38.
Gundersen M, Åsvold BO, et al. Poor Per- 10. Finkelsztein EJ, Jones DS, Ma KC, Pabón
formance of Quick-SOFA (qSOFA) Score MA, Delgado T, Nakahira K, et al. Com-
in Predicting Severe Sepsis and Mortality parison of qSOFA and SIRS for Predicting
–A Prospective Study of Patients Admitted Adverse Outcomes of Patients with Suspi-
with Infection to The Emergency Depart- cion Of Sepsis Outside the Intensive Care
ment. Resuscitation and Emergency Medi- Unit. Critical Care. 2017; 21(73):1-10.
cine. 2017; 25(56):1-9. 11. Giamarellos-Bourboulis EJ, Tsaganos T,
4. Jiang J, Yang J, Mei J, Jin Y, Lu Y. Head- Tsangaris I, Lada M, Routsi C, Sinapidis
to-Head Comparison of qSOFA and SIRS D, et al. Validation of the New Sepsis-3
Criteria in Predicting the Mortality of Infect- Definitions: Proposal for Improvement in
ed Patients in the Emergency Department: Early Risk Identification. Clinical Micro-
a Meta-Analysis. Scandinavian Journal of biology and Infection. 2017; 23:104-9.
Trauma, Resuscitation and Emergency 12. Muller M, Guignard V, Schefold JC, Leicht-
Medicine. 2018; 26(56):1-11. le AB, Exadaktylos AK, Pfortmueller CA.
5. Camm CF, Hayward G, Elias TCN, Bowen Utility of Quick Sepsis-Related Organ Fail-
oST, Hassanzadeh R, Fanshawe T, et al. ure Assessment (qSOFA) to Predict Out-
Sepsis Recognition Tools in Acute Ambu- come in Patients with Pneumonia. PLOS
latory Care: Associations with Process of ONE. 2017; 12(2):e0188913.
Care and Clinical Outcomes in a Service 13. Churpek MM, Snyder A, Han X, Sokol S,
Evaluation of an Emergency Multidiscipli- Pettit N, Howell MD, et al. Quick Sepsis-
nary Unit in Oxfordshire. BMJ Open. 2018; Related Organ Failure Assessment, Sys-
8:e020497. temic Inflammatory Response Syndrome,
6. Tusgul S, Carron P-N, Yersin B, Calandra and Early Warning Scores for Detecting
T, Dami F. Low Sensitivity of qSOFA, Clinical Deterioration in Infected Patients
SIRS Criteria and Sepsis Definition to Outside the Intensive Care Unit. Am J
Identify Infected Patients at Risk of Com- Respir Crit Care Med. 2017; 195(7):906-
plication in the Prehospital Setting and at 11.
the Emergency Department Triage. Scan- 14. Woude SWvd, Doormaal FFv, B.A. Hut-
dinavian Journal of Trauma, Resuscitation ten3 FJN, Holleman F. Classifying Sepsis
and Emergency Medicine. 2017; 25(108):1 Patients in the Emergency Department
-7. Using SIRS, qSOFA or MEWS. The Ne-
7. Usman OA, Usman AA, Ward MA. Com- therlands Journal of Medicine. 2018; 76
parison of SIRS, qSOFA, and NEWS for (4):158-66.
the Early Identification of Sepsis in the 15. Gupta A, Liu T, Shepherd S, Paiva W.
Emergency Department. American Journal Using Statistical and Machine Learning
of Emergency Medicine. 2019;37:1490-7. Methods to Evaluate the Prognostic Accu-
8. Song J-U, Sin CK, Park HK, Shim SR, Lee racy of SIRS and qSOFA. Health Inform
J. Performance of the Quick Sequential Res. 2018; 24(2):139-47.
(Sepsis-Related) Organ Failure Assess-

284
Majalah Kesehatan Volume 6, Nomor 4, Desember 2019

16. Boillat-Blanco Nm, Mbarack Z, Samaka J, 19. Mecham ID, Dean NC, Wilson EL, Jeph-
Mlaganile T, Mamin A, Genton B, et al. son AR, Lanspa MJ. The Association of
Prognostic Value of quickSOFA as a of qSOFA, SOFA, and SIRS with Mortality in
28-Day Mortality among Febrile a Pa- Emergency Department Pneumonia Pa-
tients Presenting to Emergency Depart- tients. ULJRI. 2018; 2(2):12-8.
ments in Dar es Salaam, Tanzania. PLoS 20. Seymour CW, Liu VX, Iwashyna TJ,
ONE. 2018; 13(6):e0197982. Brunkhorst FM, Rea TD, Scherag A, et al.
17. Marik PE, Taeb AM. SIRS, qSOFA and Assessment of Clinical Criteria for Sepsis:
New Sepsis Definition. J Thorac Dis. for the Third International Consensus
2017; 9(4):943-5. Definitions for Sepsis and Septic Shock
18. Bastoni D, Ticinesi A, Lauretani F, Cala- (Sepsis-3). JAMA. 2016; 315(8):762-74.
mai S, Catalano ML, Catania P, et al. 21. Lo RSL, Leung LY, Brabrand M, Yeung
Application of the Sepsis-3 Consensus CY, Chan SY, Lam CCY, et al. qSOFA is
Criteria in a Geriatric Acute Care Unit: a a Poor Predictor of Short-Term Mortality
Prospective Study. J Clin Med. 2019; 8 in All Patients: a Systematic Review of
(359):1-13. 410,000 Patients. J Clin Med. 2019; 8
(61):1-51.

285

Anda mungkin juga menyukai