Anda di halaman 1dari 95

SANTI ANDAYANI

santiandayani@yahoo.com
0811227008
GANGGUAN DEPRESI
deteksi dan tata laksana

SANTI ANDAYANI
UMUM
TUJUAN melakukan penegakan diagnosis
PEMBELAJARAN dan penatalaksanaan

KHUSUS
memahami definisi, masalah,
dampak, penyebab, dan klasifikasi

melakukan pengenalan gejala dan


penegakan diagnosis

melakukan penatalaksanaan

melakukan rujukan kasus


definisi, masalah, dampak,
penyebab, dan klasifikasi

POKOK pengenalan gejala dan


penegakan diagnosis
BAHASAN
penatalaksanaan

rujukan kasus
FAKTA SALAH
tentang depresi

berkemungkinan bunuh diri

terobsesi dengan dirinya sendiri

tak bisa memiliki kehidupan normal

memikirkan kebahagiaan bisa menyembuhkan depresi


FAKTA tentang depresi
lebih dari sekedar kesedihan biasa
tidak selalu mempunyai alasan
dapat diatasi dengan terapi
lebih sering dialami oleh wanita
timbul karena keinginan ingin diperhatikan
wanita lebih berisiko bunuh diri
pria lebih banyak yang bunuh diri
depresi pada pria lebih sulit dikenali
pada pria cenderung tak terobati
DEFINISI
kesedihan (sadness)
murung (blues)
kesengsaraan

fisiologis :
rasa sedih, patah semangat, menurunnya kegiatan,
pesimisme terhadap masa yang akan datang

patologis :
ketidakmampuan ekstrim untuk bereaksi terhadap
rangsang, disertai menurunnya harga diri,
ketidakmampuan, putus asa
DEFINISI
gangguan mood ke arah depresi
perubahan keseluruhan aktivitas

suasana hati yang menurun - depressed


berlangsung selama kurun waktu tertentu - 2 minggu
memengaruhi perasaan, perilaku, dan pola berpikir
variasi emosional, masalah fisik
gangguan fungsi - diri, pekerjaan, sosial
hidup tidak berarti, pikiran bunuh diri
DEPRESI

GEJALA SINDROM

GANGGUAN
MASALAH
A HIDDEN BURDEN
350 juta orang hidup dengan depresi
penyebab utama disability
berdampak pada diri sendiri dan orang di sekitar
perempuan > laki-laki
awitan pada usia muda
ide bunuh diri, > 20% mencoba bunuh diri

MANY OF US ARE IN DENIAL


REMAINS HIDDEN
NOT TREATED OR TALKED ABOUT
GANGGUAN DEPRESI

sering ditemukan, serius, berulang 1


setelah 15 tahun → rekuren 85%
sembuh 5 tahun → rekuren 58% 2

2 tahun sembuh → bebas gejala < 50% 3

setelah 4 episode: relaps progresif 4

1. Mann JJ. New Engl J Med. 2005;353: 1819-1834 2. Mueller TI, dkk. Am J Psychiatry 1999; 156: 1000-1006
3. Kanai T, dkk. Psychol Med. 2003; 33: 839-845 4. Kessing LV, dkk. Br J Psychiatry 2004; 185: 372-377
GANGGUAN DEPRESI

penyebab utama disabilitas 1

2020: penyebab disabilitas ke-dua 2

dikaitkan dengan buruknya derajat fungsi 3

hendaya berbagai fungsi, > medik kronik 4

simtom residu berkaitan dg disabilitas fungsi


→ menentukan luaran → pulih / recovery 5

1. Mann JJ. New Engl J Med. 2005;353: 1819-1834 2. Mueller TI, dkk. Am J Psychiatry 1999; 156: 1000-1006
3. Kanai T, dkk. Psychol Med. 2003; 33: 839-845 4. Kessing LV, dkk. Br J Psychiatry 2004; 185: 372-377
5. Mojtabai R. Am J Psychiatry 2001; 158: 1645-1651
Riskesdas 2013
depresi dan cemas : usia ≥15 tahun atau lebih
6% - 14 juta jiwa

WHO 20% pasien di layanan primer


diagnosis maupun komorbid diagnosis fisik
Surkesnas 2004 : depresi dengan penyakit kronis

Penyebab beban - DALYs


ke-3 (2004)
ke-2 (2020)
ke-1 (2030)

Indonesia : peringkat ke-8


usia produktif antara 15-45 tahun
MDD: causes of worldwide disability

WHO The global burden of disease: 2004 update. Available at: www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GBD_report_2004update_full.pdf. Accessed
March 2018.
DAMPAK
BEBAN : SOSIAL - EKONOMI - FUNGSI

Social Economic Patient


burden burden burden
11.3% of Canadians will $51 billion: estimated annual Up to 50% of patients with Major
experience a major depressive burden of mental illness on Depressive Disorders (MDD) are
episode in their lifetime1 the Canadian economy3 untreated4,5

All Canadians are indirectly Problems linked to MDD such as social


affected through family, friends, or dysfunction can result in decreased
colleagues2 income due to workplace absenteeism,
underperformance or unemployment6

1. Lam RW et al. Can J Psychiatry 2016;61(9):510-23


2. Health Canada (2002). www.phac-aspc.gc.ca/publicat/miic-mmac/index-eng.php
3. Canadian Mental Health Association (2011). www.cmha.ca/public-policy/research-reports
4. Patten. Can J Psychiatry. 2006;51:84-90
5. Lecrubier. J Clin Psychiatry. 2007; 68 Suppl 2: 36-41
6. Lepine JP et al. Neuropsychiatr Dis Treat. 2011; 7(Suppl 1): 3–7.
dampak umum

can cause significant burden to patients, families, and society

associated with functional and structural brain changes

failure to address the broad range of symptoms of depression


may lead to poorer outcomes

lack of remission can lead to poor functional recovery or quality


of life

failed treatment trials can result in higher relapse rates or chronic


depression or treatment refractory illness
1.Murray CJ, et al. Science. 1996;274(5288):740-743.; 2. Greenberg PE, et al. J Clin Psychiatry. 2003;64(12):1465-1475.; 3. Keller MB, et al. Arch Gen
Psychiatry. 1992;49(10):809-816.; 4. APA. DSM-IV-TR; 2000:352,356.; 5. Rush AJ, Trivedi MH, Wisniewski SR, et al. Am J Psychiatry. 2006;163(11):1905–
1917
dampak terhadap kondisi fisik

associated with high rates of many chronic conditions


independent risk factor for ischemic heart disease and
cardiovascular mortality

increases disability and reduces quality of life in individuals with


chronic medical illness

multiple pathways and associations link depression and chronic


medical conditions, such as:
reduced adherence to treatment and participation in
preventive health care
lifestyle associations (sedentary lifestyle, obesity, smoking)
immune-inflammatory dysfunction
berkaitan dengan komorbiditas

CVD1,2
Anxiety disorders2
Migraine1
Cancer1
Personality disorders2 Mood
disorders Substance abuse2
Eating disorders2
Impulse control2
ADHD2 Epilepsy1

CVD, cardiovascular disease; ADHD, attention deficit hyperactivity disorder.


1. Ramasubbu et al. Ann Clin Psychiatry 2012;24:82-90 & 91-109.
2. McIntyre et al. Ann Clin Psychiatry 2012;24:163-9.
dampak fungsi kehidupan

karir rumah tangga keluarga - teman

keuangan komunitas

1. Jaeger J et al. Psychiatry Res 2006;145:39-48;


2. Greer TL et al. CNS Drugs 2010;24:267-284
PENYEBAB
faktor risiko
FAKTOR BIOLOGIK FAKTOR PSIKOLOGIK

genetik tipe kepribadian


perubahan neurotransmitter dependen, perfeksionis, introvert
perubahan neuroendokrin
perubahan struktur otak relasi interpersonal
vascular risk factors disharmoni keluarga
penyakit/kelemahan fisik
kondisi medik kronik
kondisi terminal

faktor yang menyebabkan seseorang rentan


terhadap gangguan depresi
FAKTOR PENCETUS FAKTOR PELINDUNG

peristiwa kehidupan dukungan sosial


berduka kekerabatan
perpisahan kehidupan religius
kehilangan yang dicintai
kesulitan ekonomi mekanisme koping sehat
perubahan situasi
mudah beradaptasi
kepribadian matur
stres kronis
disfungsi keluarga
pola hidup sehat
gizi seimbang
penggunaan obat-obatan olah raga
antihipertensi, H2 blocker hidup teratur
kontrasepsi oral
kortikosteroid
antireumatik
kontribusi multipel faktor
Life Stressor life experiences  onset of depressive
episode
dependent or independent stressful life
Depression event
Gene -
environmental 37%  is inhereted
Adverse early life events 
depression among individuals with
endogenous parameter; s-allele of 5HTTLPR
physiology, biology, mood, Monoamine
sleep-wake cycle deficiency (DA,5-
HT, NE), glutamate

Neuro
Cortisol and CRH 
plasticity
DST (+),  glucocorticoid,  
HPA-Axis
Circadian neurogenesis,  hippocampus
rhythm volume
disturbances
 BDNF (neuronal plasticity, synapic growth,
neuronal cell survivl )   in suicide
Caspi A, dkk. Science 2003; 301: 386-39
Frodl T, dkk. Arch Gen Psychiatry 2007; 64: 410-416)
Sullivan PF. Am J Psychiatry 2000; 157: 1552-1562
jaras serotonin (5-HT) dan noradrenaline (NA)

Limbic System Hippocampus

Prefrontal
Cortex
Locus
Coeruleus
(NA source)
Amygdala Descending
5-HT pathways
Raphe Nuclei
(5-HT source)
Descending
NA pathways

peran 5-HT dan NA di otak dan gangguan mood


Based on: Cooper JR, et al. The Biochemical Basis of Neuropharmacology. 8th ed. New York: Oxford University Press; 2003.
alterasi struktur otak
Striatum NA
psychomotor pleasure Hypothalamus
fatigue(physical) interests sleep, appetite

PFC fatigue/energy
consentration, VTA
interest/pleasure, pleasure
mood, guilt, motivation
suicidality,
worthlessness
psychomotor fatique Cerebellum
(mental) psychomotor

Amygdala Spinal Cord


mood, guilt,
suicidality, worthlessness
fatigue
defisiensi neurotransmiter monoamin
Norepinephrine Serotonin

Irritability
Energy
Anxiety
Interest Impulse

Emotion
Cognitive
Motivation function MDD is hypothesized to
involve dysfunction of
Appetite
various of these three
systems

Different neurotransmitters
Drive involved depending upon
the symptoms profile of the
patient
Dopamine Belmarker RH, Agam G. N Engl J Med 2008; 358: 55-68
KLASIFIKASI
PPDGJ III - 1993
F32 Episode depresif
ringan tanpa / dengan gejala somatik
sedang tanpa / dengan gejala somatik
berat tanpa / dengan gejala psikotik

F33 Gangguan depresif berulang


episode kini ringan tanpa / dengan gejala somatik
episode kini sedang tanpa / dengan gejala somatik
episode kini berat tanpa / dengan gejala psikotik

F34 Gangguan suasana perasaan menetap


siklotimia
distimia
5 atau lebih gejala berikut selama 2 minggu

mood depresi
DSM 5 minat atau rasa senang 
BB  atau 
insomnia atau hipersomnia
agitasi / retardasi psikomotor
letih, tidak ada tenaga
perasaan tak berharga
kemampuan pikir / konsentrasi 
pikiran berulang tentang kematian
American Psychiatric Association. DSM-5, 2013 ide bunuh diri
PENGENALAN GEJALA
GEJALA DEPRESI
bagaimana mengenali gangguan depresi ?

BUKAN MENGATAKAN
“saya depresi”
“ada yang tidak beres dengan mental saya”
curigai GANGGUAN DEPRESI bila ...
curigai GANGGUAN DEPRESI bila ...
perbedaan depresi dan cemas
DEPRESI CEMAS
kehilangan ancaman
sedih, murung cemas, khawatir, takut
malas tegang
orientasi masa lalu orientasi masa depan
putus asa antisipasi
tidak semangat menghindar
bunuh diri kepanikan
aktivitas otonom +/- aktivitas otonom +++
DIAGNOSIS DEPRESI
GEJALA UTAMA

1. afek depresif
2. kehilangan minat dan kegembiraan
3. berkurangnya energi yang menuju pada meningkatnya
keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah
kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
GEJALA TAMBAHAN

↓ konsentrasi dan perhatian ↓ harga diri / percaya diri ide bersalah / tak berguna

masa depan suram / pesimis gagasan / perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
GEJALA TAMBAHAN

gangguan tidur ↓ nafsu makan ↓ hubungan seks

keluhan fisik - somatisasi


DIAGNOSIS
WAWANCARA
sering menangis, melamun, gelisah, cemas berlebihan, nyeri
kesulitan konsentrasi, gangguan memori, tendensi menyangkal
informasi dari kolateral
aspek budaya : gejala somatik > perasaan sedih / bersalah

PEMERIKSAAN PSIKIATRIK
mood depresi, ekspresi muka, tampilan berpakaian, kebersihan
perubahan psikomotor, agitasi, handwringing
kemunduran psikomotor, bicara pelan, bergerak lambat
perubahan BB
ALAT UKUR DEPRESI

Hamilton Depression Rating Scale-17 (HAMD-17)


remisi bila skor <17 1,2
Montgomery-Asberg Depression Rating Scale (MADRS)
remisi bila skor <8 3,4

Inventory of Depressive Symptomatology (IDS)

1. McIntyre R, dkk. J Psychiatry Neurosci 2002; 27: 235-239


2. Rush AJ, dkk. Neuropsychopharmacology 2006; 31:1841-1853
3. Carmody TJ, dkk. Eur Neuropsychopharmacology 2006; 16:601-611
4. Bandelow B, dkk. J Clin Psychiatry 2006, 67:1428-1434
TATA LAKSANA
TUJUAN TERAPI

FASE AKUT
respon pada fase akut
resolusi gejala

FASE RUMATAN
eliminasi gejala sisa
capai remisi
kembali ke fungsi (sosial) premorbid
cegah kekambuhan
obati kondisi komorbid

Patten et al 2009
TATA LAKSANA
RANZCP Guidelines, 2016
Australian and New Zealand Clinical Guidelines ANZJP 2015; 49: 1087-1206
INTERVENSI FARMAKOLOGI
target terapi farmakologi

FASE AKUT FASE LANJUTAN FASE PEMELIHARAAN


6-12 minggu 4-9 bulan 12-36 bulan

• RESPON • REMISI • REKOVERI

• 50% perbaikan dari • periode pendek bebas • “cured episode”


kondisi awal (HAM-D atau gejala
MADRS) • bebas gejala
• HAM-D 17:  7 atau
• merasa lebih baik tapi MADRS  8 • fungsi sosial dan kerja
belum pulih membaik
•  CGI-S: 1
•  6 bulan
• pertahankan dosis yang
sama • pencegahan kekambuhan

American Psychiatric Association. Am J Psychiatry 2000; 157 (suppl 4): 1-45


ANTI DEPRESI

Golongan Nama
amitriptilin, maprotilin, imipramin,
trisiklik/tetrasiklik
klomipramin

SSRIs fluoksetin, sertralin, fluvoksamin,


paroksetin, escitalopram
SNRIs venlafaksin, duloksetin, mirtazapim
MAOI moclobemide
agomelatin
terapi adjuvant quetiapine, aripiprazole
PERTIMBANGAN PEMILIHAN OBAT

sesuai indikasi
efektif untuk keluhan yang mengganggu pasien
riwayat penggunaan dan respon AD sebelumnya
riwayat respon keluarga terhadap AD
komorbiditas penyakit fisik
profil efek samping
potensi interaksi dengan obat lain
biaya
PERTIMBANGAN PEMILIHAN OBAT

formularium nasional
pola gejala
efek samping
riwayat pengobatan

kondisi komorbiditas
pertimbangkan potensi penyakit atau interaksi

kombinasi antidepresi dengan medikasi psikotropik lain perlu


pengawasan spesialis
PENAMBAHAN ANTI PSIKOTIKA

ANTI PSIKOTIKAL TIPIKAL


memperlihatkan manfaat pada GDM sulit
efek samping : penggunaan terbatas

ANTI PSIKOTIK ATIPIKAL


pencapaian remisi tinggi
profil efek samping : penggunaan terbatas
(sedasi, EPS, gg metabolik, disfungsi seksual, dislipidemia)

Canadian Network for Mood and Anxiety Treatments (CANMAT) Clinical Guideline for Management of Major Depressive Disorder in Adult.
Sidney H. Kennedy, Raymond W. Lam, Sagar V. Parikh, Scott B. Patten, Arun V. Ravindran, Journal of Affective Disorders 117 (2009) S1-S2
INFORMASI yang harus diberikan ...

harus diminum setiap hari


lanjutkan minum sekalipun merasa lebih baik
efek depresi 2-4 minggu terapi
potensi efek samping
individual, ringan, menghilang 7-10 hari
diminum sekitar 6 bulan–1 tahun (episode pertama)
tidak menimbulkan ketergantungan
konsultasi dokter menghentikan obat
perhatian pada kondisi khusus ...

ide bunuh diri


SSRI, pantau berkala tiap minggu, hindari obat berlebihan

remaja > 12 tahun


intervensi psikososial, fluoksetin
konsultasi Psikiater Anak & Remaja
observasi ide bunuh diri

usia lanjut
SSRI, hindari trisiklik
pantau efek samping dan risiko interaksi obat
berikan waktu respon lebih panjang

penyakit kardiovaskular
pilihan utama SSRI, hindari trisiklik
kontra indikasi: aritmia jantung dan infark miokard
hal-hal yang harus dipantau ...

efek samping
gejala mania  SEGERA STOP
akatisia  diazepam 5-10mg

ketaatan pengobatan
penyebab, edukasi kembali, cari solusi

respons inadekuat (tidak ada perubahan, memburuk)


diagnosis (termasuk komorbiditas) ?
teratur minum obat ?
dosis kurang memadai ?

tidak ada respons


intervensi psikososial
antidepresi lain: konsultasi spesialis
PSIKOTERAPI
PSIKOTERAPI

TUJUAN
meningkatkan efikasi pengobatan
meningkatkan kepatuhan terapi obat
mencegah / menunda rekurensi
meningkatkan fungsi sosial pasien
meningkatkan kualitas hidup

KANDIDAT PSIKOTERAPI
niat untuk psikoterapi
kontra indikasi anti depresi
regimen pengobatan komplek
TAHAPAN dan TARGET

tahapan durasi target aktivitas

• mempertahankan
aliansi terapi
8-12 • remisi gejala • edukasi dan
akut
minggu • restorasi fungsi manajemen dukungan
diri
• monitoring - evaluasi
• edukasi dan
• kembali ke
manajemen dukungan
fungsi semula
diri
6-24 bulan • kualitas hidup
rumatan • rehabilitasi
atau lebih membaik
• tatalaksana
• mencegah
komorbiditas
kekambuhan
• monitor kekambuhan
PSIKOTERAPI

KONSELING
suportif (psikoterapi suportif)
membantu mengatasi ketidakmampuannya
mengatasi penderitaan “penyakit”-nya

TERAPI KOGNITIF PERILAKU (CBT)


mengubah ide pesimistis, harapan kurang/tidak realistis,
kritik diri, menyalahkan diri
depresi atipikal, depresi pada anak & remaja, bumil

PROBLEM SOLVING THERAPY


mengubah situasi yang menimbulkan stres
PSIKOTERAPI

TERAPI PERILAKU
memperbaiki kemampuan mengatasi masalah (coping)
belajar beradaptasi dengan lingkungannya

TERAPI INTERPERSONAL
meningkatkan ketrampilan komunikasi & harga diri
membantu mengatasi konflik relasi sumber stresor
depresi suasana berkabung
konflik terpendam
isolasi
MEDIKASI PSIKOTERAPI

LEBIH EFEKTIF
INTERVENSI PSIKOSOSIAL
intervensi psikososial

psikoedukasi

penilaian & tata laksana stresor

pengembangan jaringan sosial

membentuk program aktivitas fisik

pemantauan regular berkala


psikoedukasi

informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga


bisa terjadi pada semua orang
gejala depresi
terapi perlu waktu
ketaatan pengobatan
aktivitas fisik dan sosial
siklus tidur teratur
melawan rasa pesimis
mengenali pikiran melukai/bunuh diri
penilaian - tata laksana stresor

beri kesempatan bicara

tanya stresor psikososial


kemungkinan penyelesaian
kesulitan membina relasi
situasi terkait perlakuan salah
perilaku kekerasan (KDRT)
penelantaran (anak, lansia)

identifikasi support system


pengembangan jaringan sosial

identifikasi aktivitas sosial


pertemuan keluarga
jalan-jalan bersama teman
mengunjungi tetangga
aktivitas sosial

bangun kekuatan & kemampuan


berdayakan secara aktif
membentuk program aktivitas fisik

aktivitas fisik durasi sedang


(45 menit) 3 kali per minggu

gali aktivitas fisik yang


diinginkan dan dukung untuk
secara bertahap memulainya
pemantauan reguler berkala

kontrol secara berkala


klinik
per telepon
kunjungan rumah

nilai perkembangan berkala


TERAPI KEJANG LISTRIK

tidak responsif terhadap anti depresi


insomnia berat
PERJALANAN PENYAKIT
KEKAMBUHAN
PERJALANAN PENYAKIT
UKURAN LUARAN TERAPI

RESPON
↓ derajat simtom ≥ 50%, bertahan >3 minggu

REMISI
tidak ada atau hampir tidak ada simtom depresi
waktu paling sedikit 3 minggu
2 simtom utama depresi tidak boleh ada
tidak termasuk fungsi harian kembali

RECOVERY
remisi menetap paling sedikit 4-6 bulan
kembali ke fungsi premorbid
Mulder RT, dkk. J Affect Disord 2003; 76:127-135
RISIKO KEKAMBUHAN

26.5% kronik (durasi ≥2 tahun)

27-35% rekuren dalam 2-3 tahun

a new depression following


full-episode remission
(2 bulan tanpa gejala)

gangguan depresi : kronik dan episodik


RUJUKAN KASUS
indikasi rujukan
didapatkan gejala
psikosis
mania
pikiran bunuh diri kuat

tidak berespons terhadap pengobatan (adekuat)

gejala memburuk

komorbiditas gangguan psikiatrik lain (penyalahgunaan zat)

perlu tindakan spesialistik (psikoterapi, ECT, rawat inap)


isi surat rujukan

diagnosis / perkiraan diagnosis


alasan rujukan
derajat kedaruratan
obat-obatan (dosis, durasi)
terapi lain
TAKE HOME MESSAGE ..

depresi bukan sekedar mood yang turun

dampak pada diri, fungsi dan orang sekitar

kenali dan tindaklanjuti


bila menginginkan perubahan kecil
dalam hidupmu ubahlah perilakumu ..
namun
bila menginginkan perubahan besar dan
mendasar maka ubahlah pola pikirmu ...
KASUS 1

Seorang wanita, usia 36 tahun, menikah, ibu rumah tangga


dengan 2 orang anak balita usia 4 tahun dan 6 tahun,
pendidikan D3, beragama Islam, tinggal di Karawang.

Pasien datang berobat ke Puskesmas dengan keluhan tidak


bisa tidur sejak 3 bulan yang lalu. Pasien mengeluh tidur
tidak nyenyak, mudah terbangun dan sulit tidur lagi.

Pada pagi hari pasien merasa lelah, tidak bertenaga,


sehingga tidak bisa beraktivitas.
KASUS 1

Saat ini pasien juga mengeluh merasa sedih, tidak


bersemangat dan kurang konsentrasi.

6 bulan yang lalu suami pasien mendapat promosi jabatan


di perusahaan tempatnya bekerja di Surabaya. Suami
pasien hanya bisa pulang 1 bulan sekali. Pasien ingin
mengikuti suami ke Surabaya namun suami mengatakan
saat ini belum memungkinkan.

Tegakkan diagnosis pasien ini !


Tentukan tata laksana pasien ini !
KASUS 2

Seorang wanita, usia 46 tahun, menikah, mempunyai 3


orang anak usia 18 tahun, 16 tahun dan 10 tahun, lulusan
D3 gizi, bekerja sebagai PNS di Puskesmas di Kabupaten
Bandung, datang ke RSUD dengan keluhan nyeri kepala.

Pasien mengeluh nyeri kepala sejak 6 bulan yang lalu.


Keluhan dirasakan terutama bila sedang banyak tugas
lapangan. Menurut pasien, keluhan berkurang dengan
minum obat penghilang rasa nyeri.
KASUS 2

Saat ini merupakan kunjungan yang ke-sekian kali ke


RSUD, sehingga dokter di sana menyarankan pemeriksaan
CT-scan dan hasilnya normal. Pasien merasa bahwa nyeri
kepalanya mungkin disebabkan oleh benturan pada kepala
yang terjadi pada saat kuliah.

Tegakkan diagnosis pasien ini !


Tentukan tata laksana pasien ini !
KASUS 3

Seorang laki-laki, usia 35 tahun, pendidikan S1 Ekonomi,


bekerja sebagai PNS di Kabupaten Subang, menikah sudah
5 tahun, belum mempunyai anak, datang ke praktek swasta
dokter dengan keluhan nyeri ulu hati.

Pasien mengeluh nyeri ulu hati disertai rasa mual dan ingin
muntah, keluhan dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Pada
awalnya nyeri ulu hati berkurang dengan obat yang didapat
dari Puskesmas, namun saat ini keluhan dirasakan semakin
bertambah. Nafsu makan berkurang sehingga berat badan
turun.
KASUS 3
Pasien mengatakan sejak usia muda sering
mengalami keluhan tersebut, dan belakangan ini
dirasakan semakin sering terjadi. Keluhan ini
dirasakan sejak atasannya dijadikan tersangka kasus
korupsi dan rekan kerjanya diperiksa oleh pihak
berwenang.

Pasien juga mengeluhkan jika berada di kantor sering


merasa jantungnya berdebar lebih keras, sesak nafas
dan berkeringat dingin sehingga tidak bisa melakukan
pekerjaannya dengan baik, dan akhirnya pasien
sering tidak masuk kerja.
KASUS 3

Satu bulan yang lalu pernah diantar ke IGD sebuah RS


karena kesulitan bernafas dan merada akan mati.

Tegakkan diagnosis pasien ini !


Tentukan tata laksana pasien ini !
KASUS 4

Seorang perempuan, usia 55 tahun, pendidikan S1,


beragama Islam, bekerja sebagai guru di sebuah SMP di
Kota Cimahi, menikah dengan 3 orang anak (anak sulung
kuliah tahun kedua, anak ke-dua kelas 2 SMA dan anak
bungsu kelas 5 SD).

Pasien datang ke dokter praktek swasta dengan keluhan


tidak bisa tidur sejak 6 bulan yang lalu. Pasien mengeluh
sulit memulai tidur, kadang-kadang baru jam 01.00 bisa
tidur, dan sudah terbangun lagi pada pukul 03.00. Pasien
merasa tidurnya sangat tidak berkualitas.
KASUS 4

Dalam kondisi demikian pasien sering berpikir akan masa


depan keluarganya karena saat ini suami pasien sedang
dalam perawatan pasca stroke dengan kelemahan pada
anggota gerak kanan. Pasien khawatir dengan keadaan
keuangan yang semakin berkurang sementara kebutuhan
dirasakan bertambah.

Pasien sering ditegur oleh Kepala Sekolah karena saat


mengajar sering tampak melamun dan cenderung mudah
marah bila murid-muridnya berisik.
KASUS 4

Pasien juga mengeluh mudah lupa dan sulit konsentrasi,


merasa kurang sehat, mudah lelah dan tidak bisa
menikmati aktivitas yang menyenangkan. Nafsu makan
berkurang sehingga berat badan turun.

Tegakkan diagnosis pasien ini !


Tentukan tata laksana pasien ini !

Anda mungkin juga menyukai