Anda di halaman 1dari 27

CHOLELITHIASIS

Winda Chandra

Pembimbing :
dr. Hj. Sofiana
Dr. Meliana Muliawaty
Latar Belakang

■ Batu empedu atau gallstones adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu
(Cholelithiasis) atau di dalam saluran empedu (choledocolithiasis).
■ Batu kandung empedu biasanya baru menimbulkan gejala dan keluhan bila batu
menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus  gejala bervariasi dari ringan –
berat.
■ Insiden kolelitiasis atau batu kandung empedu di Amerika Serikat diperkirakan 20
juta orang yaitu 5 juta pria dan 15 juta wanita.
■ Insiden batu kandung empedu di Indonesia belum diketahui dengan pasti, karena
belum ada penelitian. Banyak penderita batu kandung empedu tanpa gejala dan
ditemukan secara kebetulan.
Anatomi Vesica Fellea
1. Sekresi Empedu
empedu dibentuk oleh sel hepatosit dan akan
memasuki empedu melalui d.hepatikus kanan
dan kiri.
*fungsi empedu : untuk emulsi partikel lemak dan
Untuk mengeluarkan produk buangan darah spt
Bilirubin dan kolesterol yg dibentuk hati.

2. Pemekatan Empedu
pemekatan garam empedu,koletesterol, lesitin
dan mukosa empedu juga menyerap na,k,cl yg di
reabsorbsi oleh mukosa duodenum

3. Pengosongan Empedu
- secara hormonal : masuknya makanan (lemak)
akan merangsang kolesistokinin
- secara neurogen : refl.vagal dan rangsangan
langsung makanan thd sfingter oddi.
Definisi Cholelithiasis

■ Batu empedu (gallstones/cholelithiasis) adalah massa padat yang terbentuk dari


endapan mineral pada saluran empedu.
■ Batu empedu di saluran empedu dapat mempengaruhi bagian distal pada ampula
Vater  saluran empedu dan saluran pankreas bergabung sebelum keluar ke
duodenum. Obstruksi aliran empedu oleh batu di titik ini dapat menyebabkan sakit
perut dan sakit kuning
■ Dalam waktu yang lama, batu empedu di kandung empedu dapat menyebabkan
fibrosis progresif kolesistitis kronis.
Etiologi dan Patofisiologi
Tanda dan Gejala Cholelithiasis

■ 4 tahap gejala cholelithiasis


■ Keadaan litogenik  di mana kondisi yang memungkinkan untuk terjadinya
pembentukan batu empedu.
■ Batu empedu asimtomatik (silent stones)  dpt terjadi selama bbrp dekade,
biasanya tanpa terapi
■ Batu empedu simtomatik (kolik bilier)  nyeri pada epigastrium atau kuadran
kanan atas dan mungkin menjalar hingga ke ujung skapula kanan. (post-prandially).
Bisa disertai dgn mual muntah dan tidak hilang dengan pemberian obat2 lambung.
■ Komplikasi kolelitiasis.
Pemeriksaan Penunjang

■ Pemeriksaan darah  peningkatan SGOT dan SGPT, diikuti dengan peningkatan


serum bilirubin setiap jamnya (tanda obstruksi)
■ USG Abdomen  Merupakan pemeriksaan utama! ; Kolesistitis akut termasuk
penebalan kandung empedu (> 5 mm), cairan pericholecystic, kandung empedu
distensi (> 5 cm), dan Murphy sign sonografi. Batu empedu dapat dilihat dengan
tampak masa echogenic dan menimbulkan accoustic shadow
■ Foto polos abdomen  memiliki sedikit peran dalam mendiagnosis batu empedu.
Kolesterol dan pigmen batu yang radiopak akan terlihat pada radiografi hanya 10 –
30 % dari kasus, tergantung sejauh mana proses kalsifikasinya.
Penatalaksanaan

■ Medikamentosa  bedah dan non bedah


1. Non Bedah  pembatasan diet makanan berlemak dan pembatasan kalori pada
pasien obesitas.
2. Bedah  cholesystectomy
* indikasi pada gejala asimptomatik :
■ - Pasien dengan batu empedu > 2cm
■ - Pasien dengan kandung empedu yang kalsifikasi yang resikko tinggi keganasan
■ - Pasien dengan cedera medula spinalis yang berefek ke perut.
 ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy )
■ Medikamentosa :
Obat disolusi batu empedu dapat dicoba dengan pemberia ursodiol. Agen ini menekan
sekresi kolesterol pada hati dan menghambat penyerapan kolesterol pada usus.
Prognosis

■ Prognosis bergantung pada kehadiran dan tingkat keparahan komplikasi.


■ Adanya infeksi dan halangan disebabkan oleh batu yang berada di dalam saluran
biliaris sehingga dapat mengancam jiwa
■ Dengan diagnosis dan pengobatan yang cepat serta tepat, hasil yang didapatkan
biasanya baik
Laporan Kasus

■ Identitas
■ Nama : Tn. F
■ Umur : 43 tahun
■ Jenis kelamin : Laki-laki
■ Alamat : Villa Mutiara Wanasari, Bekasi
■ Agama : Islam
■ Tanggal pemeriksaan : 31 Januari 2019
■ Ruangan : Catalya
Anamnesis

■ Keluhan Utama:
Nyeri perut bagian tengah atas
■ Riwayat Perjalanan Penyakit:
Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 2 minggu yang lalu yang terasa hilang
timbul. Keluhan juga disertai dengan mual dan muntah. Frekuensi muntah sebanyak 3 kali. Pasien
tidak ada keluhan demam, namun sebulan yang lalu pasien sempat merasakan demam selama 2 hari.
BAK berwarna seperti teh dan hanya sedikit-sedikit serta terasa anyang-anyangan, BAB lunak dan
berwarna kuning. Pasien emmpunyai riwayat sakit liver pada tahun 2012. Pasien sempat cek lab
sebelumnya dan angka lab menunjukkan peningkatan fungsi liver.
■ Riwayat Penyakit Terdahulu
- HT dan DM disangkal
- Riwayat sakit liver di tahun 2012
Pemeriksaan Fisik

■ Keadaan Umum
Sakit sedang/gizi baik/composmentis

■ Status Vitalis
Tekanan Darah : 90/60mmHg
Nadi : 78 x/menit
Pernafasan : 202x/menit
Suhu : 36,2oC
■ Kepala
Konjungtiva : anemis -/-
Sklera : ikterik +/+
Bibir : tidak ada sianosis
Gusi : perdarahan (-)
Mata : pupil bulat, isokor, θ2,5mm/2,5mm, RC +/+

■ Leher
Kelenjar getah bening :tidak terdapat pembesaran
DVS : R-2 cmH20
Deviasi trakea : tidak ada, tidak didapatkan massa tumor. Tidak ada nyeri tekan.
■ Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-), fremitus raba kiri=kanan
Perkusi : sonor R=L
Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler R=L
Bunyi tambahan: ronkhi -/- Wheezing -/-

■ Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis (S)
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1/S2 reguler,murmur (-)
■ Abdomen
Inspeksi: datar, ikut gerak napas, warna kulit sama sekitarnya.
Darm contour tidak ada, darm stefing tidak ada.
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Palpasi :Nyeri tekan ada di daerah hypochondrium kanan,
murphy sign positif, tidak teraba massa,
defense muskular tidak ada.
Perkusi : Nyeri ketok ada di daerah hypochondrium kanan,
tympani (+)
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Radiologi
VF : Tampak multiple lesi hiperechoic dengan accoustic shadow +, diameter antara 0,48 cm-0,88 cm
Resume

■ Seorang laki-laki berumur 43 tahun datang ke RSKM 1 dengan keluhan nyeri ulu
hati yang sudah dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan
keluhan mual dan muntah, muntah ber-frekuensi 3x sehari. BAB lunak berwarna
kuning, BAK berwarna seperti teh dan hanya sedikit- sedikit. Dari hasil pemeriksaan
fisik di dapatkan mata ikterik, pada pemeriksaan fisik abdomen di dapatkan ada
nyeri tekan pada bagian perut bagian tengah, dan murphy sign +. Dari pemeriksaan
fungsi liver terdapat peningkatan pada nilai SGOT (339), SGPT(377), dan bilirubin
total (2,93)>. Dari pemeriksaan radiologi  USG di dapatkan adanya gambaran
cholelithiasis multiple di dalam vesica fellea yang berukuran 0,48 cm – 0,88 cm.
Diagnosis dan Penatalaksanaan
■ Cholelithiasis
■ Nonmedikamentosa :
Tirah Baring
Diet rendah lemak
■ Medikamentosa :
IVFD RL : D5% = 2:1
Ondancentron inj 3 x 8 mg
OMZ inj 1 x 40 mg
Domperidon 3 x 1 tab
Curcuma 3 x 1
Vit. B Complex 3 x 1
Follow Up

- Tramal supp
- Curcuma tab 3x1
- Vit. B complex tab
3x1
Kasus Teori
Tanda dan - pasien mengeluhkan nyeri di ulu - Pada kasus batu simptomatik sering
Gejala hati dan disertai mual muntah yang disertai dengan adanya gejala nyeri
sering. pada bagian perut kanan atas dan
bagian ulu hati yang dapat menjalar
- Terdapat nyeri tekan pada s/d skapula. Dapat dosertai diaforesis
pemeriksaan fisik (murphy sign +) dan mual muntah.
- Murphy sign +
Pemeriksaan - Terdapat peningkatan pada hasil - peningkatan SGOT dan SGPT, diikuti
Penunjang laboratorium fungsi hati ( SGOT dengan peningkatan serum bilirubin
(339), SGPT(377), dan bilirubin total setiap jamnya (tanda obstruksi)
(2,93) ) - Batu empedu dapat dilihat dengan
- Terdapat gambaran hiperekoik tampak masa echogenic dan
disertai adanya accoustic shadow menimbulkan accoustic shadow.
pada usg abdomen.
Terapi - Pada pasien diberikan - Dapat diberikan obat-obatan yang
medikamentosa yang bersifat bersifat untuk terapi simptomatik
simptomatik (ondancentron, omz, untuk menyingkirkan gejala-gejala
domperidon) karena terdapat mual gastrointestinal lainnya (seperti
muntah dan nyeri ulu hati peningkatan asam lambung)
Kasus Teori
Terapi - Pada pasien diberikan - Dapat diberikan diet rendah
terapi non medikamentosa lemak dan jika obesitas
berupa diet rendah lemak dapat diberikan diet
- Pasien dirujuk ke rs dengan pembatasan kalori
fasilitas yang lebih lengkap - Terapi non medikamentosa
untuk dilakukannya lainnya adalah dengan
sistektomi tindakan pembedahan yaitu
kolesistektomi.

Anda mungkin juga menyukai