Disampaikan pada :
Pelatihan Pemegang Program Jiwa di Puskesmas
Bandung, 15 Agustus 2019
PENGENALAN GEJALA DAN PENEGAKAN
DIAGNOSIS GANGGUAN ANXIETAS
Catatan :
Perbedaan yang jelas antara somatisasi dengan kondisi psikologik
yang mempengaruhi kondisi medis umum adalah pada somatisasi
tidak ditemukan adanya kelainan fisik meskipun keluhan fisik
banyak dan sering berulang.
III. Langkah-langkah Penegakan Diagnosis Gangguan
Anxietas:
1. Dari keluhan fisik yang diutarakan, singkirkan adanya
penyakit organik dan penyalahgunaan zat, melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjang (bila perlu).
2. Nilai komponen fisik dan psikologik (kognitif maupun
perilaku dan emosional)
3. Nilai gejala dan tanda spesifik dari beberapa kriteria
diagnosis gangguan ansietas
4. Singkirkan adanya depresi, terutama tanyakan 3 gejala
utama: sedih/murung, hilang minat dan semangat,
mudah lelah/hilang energi.
5. Singkirkan adanya psikotik, terutama tanyakan gejala
halusinasi dan waham.
PENATALAKSANAAN GANGGUAN ANXIETAS
I. Intervensi Psikososial
• Lakukan konseling dalam komunikasi terapeutik, dorong pasien untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan, tentang gejala dan riwayat gejala
• Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor fisik dan psikologis,
termasuk bagaimana faktor perilaku, psikologik dan emosi berpengaruh
mengeksaserbasi gejala somatik yang mempunyai dasar fisiologik.
• Bicarakan dan sepakati rencana pengobatan dan tindak lanjut, bagaimana
menghadapi gejala, dan dorong untuk kembali ke aktivitas normal.
• Ajarkan teknik relaksasi (teknik nafas lambat).
Dalam keadaan panik atau cemas, maka bernafas akan lebih cepat. Belajar
mengendalikan pernafasan dengan bernafas lambat akan membantu kita
merasa lebih tenang dan rileks.
• Anjurkan untuk berolah raga teratur atau melakukan aktivitas yang
disenangi serta menerapkan perilaku hidup sehat.
• Ajarkan untuk selalu berpikir positif dan manajemen stres dengan
baik.
• Gangguan anxietas kadang-kadang memerlukan terapi yang cukup
lama, diperlukan
• dukungan keluarga untuk memantau agar pasien melaksanakan
saran terapi dengan benar.
• Perhatian khusus pada gangguan panik; beri saran untuk melakukan
langkah –langkah berikut jika terjadi serangan panik:
a) Tetap tinggal di tempat hingga serangan berlalu
b) Pusatkan perhatian untuk mengendalikan gangguan anxietas,
bukan pada gejala fisik
c) Bernafas dengan lambat dan rileks. Hiperventilasi akan semakin
menambah anxietasnya.
• Relaksasi dan Teknik Nafas Lambat
A. Antidepresan
Antidepresan dosis rendah dinaikkan bertahap 2-3 mg :
Fluoxetin : 1x10-20 mg/hari
Sertralin : 1x25-50 mg/hari
Amitriptilin : amitriptilin 1x12,5-50 mg/hari
NB :
Amitiptlin jangan diberikan pada penderita jantung
Pada lansia pemberian harus hati-hati
B. Antiansietas
• Pasien yang mendapatkan fluoksetin/sertralin dengan gejala
kecemasan yang lebih dominan dan/atau dengan gejala
insomnia dapat diberikan kombinasi dengan antianxietas
benzodiazepin :
• diazepam 1-2 x 2-5 mg
• lorazepam 1-2x0,5-1 mg
• klobazam 1-2 x 5-10 mg.
• Setelah 2--4 minggu benzodiazepin dapat mulai ditappering-off
perlahan (kurang dari 25% dosis sebelumnya tiap 2 minggu),
sementara antidepresan diteruskan hingga 4-6 bulan sebelum
di tappering-off
• Hati-hati potensi ketergantungan dan penyalahgunaan zat
pada benzodiazepin
RUJUKAN KASUS GANGGUAN ANXIETAS