Anda di halaman 1dari 2

A.

Penyebab dan Faktor Predisposisi


GERD disebabkan karena kelemahan atau kegagalan relaksasi dari Lower
Esophageal Sphincter (LES) atau otot yang berbentuk cincin yang bertugas mengatur proses
buka-tutup pintu / klep saluran kerongkongan yang menghubungkan esophagus bawah
dengan lambung, klep ini normalnya akan menutup saluran kerongkongan setelah makanan
turun ke lambung, bila otot ini lemah klep ini akan tetap terbuka sehingga asam lambung
akan naik kembali ke kerongkongan
GERD bisa dibagi menjadi tipe erosif dan non-erosif. Beberapa faktor risiko
terjadinya refluks gastroesofageal antara lain:

 Obesitas, usia lebih dari 40 tahun


 Wanita, ras (India lebih sering mengalami GERD)
 Hiatal hernia
 Kehamilan
 Merokok
 Diabetes
 Asma
 Riwayat keluarga dengan GERD
 Scleroderma
 Pada sebagian orang, makanan dapat memicu terjadinya refluks gastroesofageal, seperti
bawang, saos tomat, mint, minuman berkarbonasi, coklat, kafein, makanan pedas,
makanan berlemak, alkohol, ataupun porsi makan yang terlalu besar
 Beberapa obat dan suplemen diet pun dapat memperburuk gejala refluks
gastroesofageal, dalam hal ini obat-obatan yang mengganggu kerja otot sfinter esofagus
bagian bawah, seperti sedatif, penenang, antidepresan, calcium channel blockers, dan
narkotika. Termasuk juga penggunaan rutin beberapa jenis antibiotika dan non
steroidalanti-inflammatory drugs (NSAIDs) dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya inflamasi esofagus.(Ricky&Bogi,2019)
B. Manifestasi Klinis
Gejala klinik yang khas dari GERD adalah nyeri/rasa tidak enak di epigastrium atau
retrosternal bagian bawah, berikut gejala lainnya :
 Rasa nyeri biasanya di deskripsikan sebagai rasa terbakar (heartburn).
 Disfagia, kesulitan menelan makanan bisa timbul jika sudah terjadi ulse-rasi esofagus
yangberat
 Mual atau regurgitasi, dan rasa pahit di lidah.
 Kadang-kadang timbul rasa tidak enak retros-temal yang mirip dengan keluhan pada
serangan angina pektoris.
 Gejala ekstra esophageal yang atipik dan sangat bervariasi mulai dari nyeri dada non-
kardiak (non-cardiac chestpain/NCCP), suara serak, laringitis, erosi gigi,batuk kronik,
bronkiektasis, atau asma. (Suzana, Dkk,2016).

Anda mungkin juga menyukai