Kelas : 7F
Dosen pengampu :
1. Jelaskan minimal 5 jenis obat yang melalui tahap metabolism fase 1 dan
reaksi apa yang terjadi pada jenis obat tersebut
Jawaban :
a. Rifampisin : oksidasi dan hidrolisis
Rifampisin akan mengalami hidrolisis menjadi senyawa 3-formil
rifampisin dan 1-amino-4-metil piperazine pada suasana asam (pH≤4,5)
dan akan mengalami oksidasi menjadi rifampisin kuinon pada suasana
basa (pH≥7,5) (Prawiranata et al., 2013)
b. Diazepam : oksidasi
Diazepam mengalami oksidasi N-demethylation oleh enzim mikrosom
hati menjadi desmethyldiazepam dan oxazepam serta sebagian kecil
temazepam. Desmethyldiazepam memiliki potensi yang lebih rendah serta
dimetabolisme lebih lambat dibanding oxazepam sehingga menimbulkan
keadaan mengantuk pada pasien 6-8 jam setelah pemberian. Metabolit ini
mengalami resirkulasi enterohepatik sehingga memperpanjang sedasi.
Desmethyldiazepam diekskresikan melalui urin setelah dioksidasi dan
dikonjugasikan dengan asam glukoronat.
c. Primidone: oksidasi
Dimetabolisme melalui: Oksidasi menjadi fenobarbital dan
Dekarboksilasi oksidatif menjadi feniletil malonamid (FEMA) yang tetap
aktif
d. Kloramfenikol : reduksi
proses reduksi kloramfenikol ini gugus nitro pada kloramfenikol
diubah menjadi gugus amina. Mekanisme reaksi reduksi kloramfenikol
ditampilkan pada gambar 1 (Azizah et al., 2015).
e. Sulfasalazin : reduksi
Reduksi sulfasalazin yang digunakan dalam pengobatan ulseratif colltis
menjadi sulfapiridin dan asam 5-aminosalisilat utamanya terjadi dalam
kolon yang dilakukan oleh bakteri intestinal (Rollando, 2017).
c. Ibuprofen:
Ibuprofen adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang digunakan
untuk meredakan peradangan dan nyeri. UGT mengubah ibuprofen
menjadi glukuronida ibuprofen, yang lebih larut dalam air dan dapat
diekskresikan melalui urin.
Jawaban:
Hasil dari reaksi fase II akan mendeaktivasi obat dan menghasilkan metabolit
larut air yang siap untuk diekskresikan dalam urin atau empedu. Reaksi fase II
seperti metilasi dan asetilasi tidak menghasilkan metabolit yang lebih polar tetapi
digunakan untuk mengakhiri atau melemahkan aktivitas biologis obat. Reaksi
metabolisme dengan nukleofil glutathion yang poten digunakan untuk
memerangkap metabolit yang sangat elektrofil sebelum mengakibatkan
kerusakan makromolekul biologis yang penting seperti: protein, RNA, dan DNA.
2N A D + OH OH
UDPG
dehidrogenase
2NADH
HOOC O
HOOC UDP RXH HO O
O
HO
XR HO O O NH
HO UDP-glukoronosil- HO
HO O P O P O
transferase N O
Konjugat O- O- O
asam glukoronat
UDP-asam glukoronat
2. Konjugasi Sulfat
Konjugasi dengan sulfat lebih sedikit terjadi dibanding konjugasi dengan
glukoronat (glukoronidasi), hal ini disebabkan karena keterbatasan jumlah sulfat
inorganik dalam mamalia dan jumlah gugus fungsional (fenol, alkohol, arilamin,
N-hidroksi) yang mengalami reaksi konjugasi dengan sulfat lebih sedikit. Ada tiga
enzim sebagai katalis dalam reaksi konjugasi sulfat. Sulfat inorganik diaktifkan
oleh ATP- sulfurilase (sulfat adenilil transferase) yang mengkatalisis reaksi
dengan ATP untuk menghasilkan adenosin 5’-fosfo- sulfat (APS) yang akan
mengalami fosforilasi dengan katalis APS fosfokinase (adenililsulfat kinase) yang
mengkatalisis reaksi sehingga menghasilkan 3’-fosfoadenosin 5’-fosfosulfat
(PAPS) yang merupakan koenzim untuk digunakan dalam sulfatasi. Molekul
akseptor (RXH) mengalami reaksi sulfatasi dengan dikatalisis oleh
sulfotransferase menjadi konjugat sulfat dan melepaskan 3’-fosfoadenosin 5’-
fosfat (PAP).
OH
OH
H
O O
H
HN
HO HN
S u lfa ta si -
O 3S O
A lb u te ro l
S e n y a w a a n su lfa t e ste r
3. Konjugasi Glutathion
G S-
I. O S O 2C H 3 H 3C O 2S O SG H
3
C S+ G
O
2
S
O
ONO2 G S-
ONO2 G S-
ONO2 + G SS G
H H H
O NO2 O SG OH
B. X SG
G SH
S NA r
Z Z
1. O O-
N+ O- N+ O- SH
N N NO2
SG N N
GS- N
N S N S +
N SG N
Me N Me N N H
N N Me
N N
N H N H
C. H+
G S- SG A d isi M ich ael
Z Z
HO HO HO
a
O O GS- O
H
-
GS SG
O O
NCH3 NCH3
Reaksi konjugasi asam amino (glisin/ glutamin) dari substrat fenil asetat