Annisa 1918012099
Fahmi Ikhtiar 1918012116
Mira Yustika S 1918012108
Tiara Cornela A 1918012092
Ratu Nirmala W 1918012100
Perceptor
dr. Hendra Tarigan S.,M.Kes., Sp. KK., FINSDV
Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit keratotik inflamasi yang paling
umum. Sel TH17 dan sitokinnya, IL-17A dan IL-22, memiliki peran
penting dalam terjadinya akantosis dan peradangan pada psoriasis.
Selain itu, IL-23 dan sel dendritic juga dianggap memiliki peran dalam
perkembangan psoriasis
▪ 10 pasien dengan psoriasis vulgaris dengan diagnosis dibuat berdasarkan temuan klinis dan histologis dan semua pasien belum pernah
▪ Pemilihan lesi adalah 4 plak psoriasis berbeda dan belum diobati secara topikal dengan obat apa pun selama lebih dari 2 minggu
▪ Salep yang diberikan adalah calcipotriol ointment (Cal; Dovonex, LEO pharma, Ballerup, Denmark), betamethasone dipropionate
ointment (Bet; Rinderon DP, Shionogi, Japan), atau calcipotriol and betamethasone dipropionate 2-compound formulation (CB;
▪ Pemberian salep yang digunakan pada penelitian diaplikasikan sekali sehari ke 3 tempat berbeda selama 14 hari, sesuai dengan
metode fingertip.
▪ Setelah 2 minggu pengobatan topikal, dilakukan pengambilan spesimen biopsi kulit dari 4 tempat untuk studi histologis dan
imunologi.
Metode Penelitian
Persiapan Sel
▪ Spesimen biopsi kulit 4 mm dipotong menjadi 2 bagian, dengan 1 spesimen digunakan untuk ekspansi sel T yang
menginfiltrasi kulit (expanded skin-infiltrating T cells) dan satu spesimen digunakan untuk pemeriksaan histologis.
▪ Metode yang digunakan untuk menilai expanded skin-infiltrating T cells cdengan menggunakan microbeads anti-CD3 /
▪ Sampel direndam dalam cRPMI yang dilengkapi dengan 50 U / mL rekombinan manusia IL-2 (R&D Systems,
Minneapolis, Minn) dan microbeads anti-konjugasi antibodi / CD28 antibodi (Human T-Activator; Dynal, Copenhagen,
Denmark)
▪ Sel dikultur selama 2 minggu, dan media kultur diubah atau ditambahkan setiap hari untuk memastikan setengah dari
▪ Semua sel dikumpulkan dan dihitung untuk uji produksi sitokin dan uji pewarnaan sitokin intracytoplasmic. Sisa sel
disimpan di suhu 80 derajat C untuk dilakukan tes produksi apoptosis dan sitokin yang distimulasi obat.
Metode Penelitian
Analisis aliran sitometrik dan penilaian produksi sitokin
• Sel yang akan dianalisis (Aliquots of 106) dicuci dengan PBS (pH 7,4) dengan panel mAb terkonjugasi-
• Setelah dicuci, sel dipanen dan disuspensikan kembali dalam PBS untuk selanjutnya dilakukan analisis
sitometrik. Lebih dari 5x104 sel per sampel dianalisis pada FACSCanto II (BD Biosciences, San Jose,
Calif). Hasil dianalisis dengan perangkat lunak FlowJo (TreeStar, Ashland, Ore).
• Untuk uji pewarnaan sitokin intraseluler, 106 sel / well dalam 24-well plate diinkubasi dalam cRPMI yang
mengandung 108 mol/L phorbol 12-myristate 13 acetate (PMA :Sigma Aldrich, St Loius Mo), 10 6 mol / L
kalsium ionofor (Sigma-Aldrich), dan 1 m L / mL GolgiStop (BD) selama 6 jam pada 37 derajat C.
• Sel-sel dipanen dan diwarnai dengan mAb yang ditandai dengan fluoresensi terhadap sitokin dengan
menggunakan Kit Cyto fi x / CytopermPlus dengan GolgiStop (BD), menurut protokol pabrikan, setelah
pewarnaan antibodi yang diberi tag fluoresensi terhadap CD3 dan CD8.
8
Metode Penelitian
Studi histopatologis dan imunohistokimia
▪ Setengah dari spesimen biopsi dari lesi difiksasi dalam formalin 4% dan secara rutin diwarnai dengan hematoxylin-eosin
▪ Spesimen yang mengalami deparafasi akan diautoklaf dalam buffer sitrat 10 mmol / L (pH 6.0) selama 10 menit pada 120
derajat Celcius untuk diambil epitop antigenik dan kemudian akan dianalisis ekspresi CD3 dengan menggunakan metode
kompleks avidin-biotin, dan analisis ekspresi IL-17A dengan menggunakan pewarnaan immuno-fluorescent.
▪ Bagian yang akan dianalisis terlebih dahulu dipindai dengan pemindai gambar digital (NanoZoomer; Hamamatsu Photonics,
▪ Ketebalan epidermis atau ketebalan stratum korneum dihitung dengan mengukur luas dan panjang garis permukaan
CD3 mAb yang dilapis anti-CD3 amobil (BD terdapat perbedaan yang signifikan maka dilakukan
BioCoat; BD) selama 48 jam dengan ada atau tidak uji post hoc (tes Dunn-Bonferroni). Penilaian
adanya obat, dan supernatan kultur dipanen untuk statistik dilakukan dengan perangkat lunak SPSS
mengukur kadar sitokin (IL-2, IL-4, IL-6, IL-10, IL- (versi 21; IBM, Armonk, NY). Dengan p value <0.05
Spesimen biopsi kulit yang Dalam semua kasus, CB dan Bet,dan Cal kecuali
diperoleh dari masing-masing kasus 3, mengurangi ketebalan epidermis.
lesi dari kelompok yang
menerima perawatan dan
kelompok yang tidak menerima
perawatan dijadikan subjek Status keratinisasi dinilai berdasarkan ketebalan
stratum korneum dan persentase panjang
untuk pengamatan secara parakeratosis
histopatologis
Kombinasi kalsipotriol dan kortikosteroid
mengurangi infiltrasi sel IL-17A1 pada lesi
psoriatik
Karena hasil dari pewarnaan imunofluoresen tidak terlalu meyakinkan ,Analisis untuk
melihat sel T yang meninfiltrasi kulit diperluas dengan menggunakan microbead anti-
CD3 / CD28 yang dilapisi antibodi dan IL-2 selama 2 minggu
Jumlah sel T yang diperluas berkurang dengan aplikasi topikal Bet dan CB
untuk lesi psoriatic, selain itu, CB menunjukkan hasil rata-rata yang paling
rendah pada 10 pasien.
Hasil pada pemberian Cal dan CB lebih baik dalam mengurangi frekuensi
sel TH17 dalam sel yang diperluas
Bet menghambat produksi sitokin TH1, TH2, dan TH17, namun dari hasil yang
didapatkan bahwa Cal cenderung meningkatkan produksi IL-4 dan secara
signifikan menurunkan regulasi IL-17A
Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat efek bias pada pemberian Cal karena
efeknya yang dapat menghambat sel TH17 namun cenderung meningkatkan
regulasi sel TH2.
Bet, namun bukan Cal, dapat menginduksi apoptosis
Sel T pada kelompok control dikultur dan diberikan Bet, Cal, atau
keduanya selama 96 jam. Kemudian jumlah sel hidup dan mati
dihitung
27
Diskusi
29
Diskusi
▪ Di sisi lain, ada mekanisme potensial penghambatan tidak langsung sel TH17
oleh vitamin D3. Salah satu target utama vitamin D3 pada pasien dengan
psoriasis dianggap keratinosit. Keratinosit menghasilkan CCL20, ligan untuk
CCR6 dan kemoatraktan pada sel TH17, sehingga menginduksi CCR6 TH17
terkait peradangan pada kulit. Selain itu, ekspresi CCL20 diregulasi oleh
TH17 cytokines untuk membentuk loop umpan balik positif. Ekspresi mRNA
CCL20 juga sangat downregulated oleh perawatan Calcipotriol dan CB, dan
ini bisa menjadi salah satu mekanisme utama penekanan infiltrasi sel TH17.
30
Diskusi
31
Diskusi
32
Diskusi
33
Diskusi
▪ Namun, penyelidikan baru ini menunjukkan bahwa ada sel TH17 yang resistan
terhadap glukokortikoid yang disebut sel TH17 proinflamasi dan bahwa vitamin
D3 menghambat produksi IL-17A dengan cara yang tidak tergantung
glukokortikoid pada pasien dengan asma berat. Sel-sel TH17 proinflamasi pada
subyek manusia adalah CCR6 CXCR3 CCR4 tinggi CCR10 rendah CD1611 dan
menghasilkan IL-17 dan IFN-g. mengingat adanya sel-sel TH17 proinflamasi
dalam lesi psoriatik, subset tertentu dari sel-sel TH17 dapat bertahan hidup bahkan
setelah pengobatan Bettametasone.
34
Diskusi
▪ Penerapan lebih lanjut dari Calcipotriol dapat memberantas populasi TH17. Sel-sel TH17
proinflamasi seperti itu, diidentifikasi sebagai sel IL-17A1IFN-g1, diamati dalam sel-sel
yang diperluas, dan frekuensinya lebih tinggi pada sel T dari kulit yang dirawat dengan
Bettametasone dibandingkan pada sel T dari kulit yang dirawat dengan Calcipotriol (Bet vs
Cal adalah 5,89% 6 4,59% vs 2,9% 6 1,59% [rata-rata 6 SD]; P=,013, uji peringkat bertanda
Wilcoxon), menunjukkan bahwa sel TH17 proinflamasi resisten terhadap Bettametasone
tetapi rentan terhadap Calcipotriol
▪ Singkatnya, Calcipotriol dan Bettametasone menormalkan perubahan psoriatik melalui cara
yang berbeda, dengan penurunan ekspansi sel TH17 di kulit lesi. Sangat mungkin bahwa
tindakan yang berbeda dari 2 obat pada sel T dan bahkan subpopulasi sel TH17
menghasilkan efek antipsoriatik yang unggul dalam kaitannya dengan efektivitas terapi.
35
P-I-C-O Analysis
Patient Comparison
10 Pasien yang didiagnosis Psoriasis plak dan belum Membandingkan efek dari obat topikal kalsipotriol
mendapatkan pengobatan sistemik ataupun fototerapi. (Cal), betametason dipropionat (Bet), atau kalsipotriol
Dilakukan pemilihan 4 lesi plak psoriasis yang berbeda dan betamethasone dipropionate 2-compound
namun memiliki tingkat keparahan yang sama. formulation (CB)
Intervention Outcome
3 lesi plak psoriatik diberikan kalsipotriol (Cal), Perbaikan klinis yang dinilai dari ketebalan epidermis
betametason dipropionat (Bet), atau kalsipotriol dan dan stratum korneum serta panjang parakeratosis.
betamethasone dipropionate 2-compound formulation Perbaikan secara histopatologis dengan menilai infiltrasi
(CB) 1x sehari selama 14 hari. Dan 1 lesi plak psoriasis TH17 pada lesi kulit dan produksi sitokin-sitokin seperti :
dijadikan sebagain kontrol. TH1, TH2, TH17, IL-4, IL-17A.
36
Critical Appraisal
Was the assignment of patients to treatments randomised? NO
Were the groups similar at the start of the trial? YES
Aside from the allocated treatment, were the group treated equally? YES
Dalam jurnal ini disebutkan ke-10 pasien mengikuti penelitian dari awal hingga akhir
dilakukannya analisis secara histologi&immunologi namun pasien tidak dilakukan
randomisasi
Were measures objective or were the patients and clinicians kept “blind” to
which treatment was being received? NO
44
Applicability
45
THANK YOU
46