Anda di halaman 1dari 69

Kelon Essential Interna

Endokrin-Rheuma
MEDIKO made the med-easy!
ENDOKRINOLOGI
Anamnesis
Seorang perempuan 60 tahun dengan keluhan sering pipis, sering makan, dan sering minum.
Riwayat tekanan darah tinggi dan kolesterol
Keluhan Poliuri, polidipsi, polifagi
Penjabaran Penyakit • Onset: sejak kapan timbul gejala
• Kuantitas: berapa kali makan, pipis, dan minum
• Faktor memperberat: gejala bertambah saat apa
• Faktor memperingan: gejala berkurang saat apa
• Gejala penyerta: kesemutan, penurunan BB, nyeri hilang timbul
pada dada/tungkai, kaki bengkak, luka sulit sembuh, pandangan
kabur, gejala komplikasi lainnya (ginjal, saluran pencernaan)
• RPD: apakah pernah terdiagnosis DM, HT? apakah meminum suatu
obat rutin?
• RPK: apakah ada keluarga yang memiliki DM?
DIABETES MELITUS
The Egregious Eleven : penyebab hiperglikemia pada diabetes melitus
Keluhan DM :
• Keluhan klasik DM : polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan berat badan tanpa
sebab yang jelas
• Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, sera
pruritus vulva pada wanita.
Diagnosis DM tipe 1
TATALAKSANA DM TIPE 2
Terdapat 5 pilar dalam tatalaksana diabetes yaitu : Edukasi, manajemen diet, aktivitas fisik, obat-obatan dan
monitoring mandiri.

1. EDUKASI
2. Terapi Nutrisi Medis
Penyulit menahun DM

Pemeliharaan dan perawatan


kaki

Mengenal dan mencegah


penyukit akut

Rencana kegiatan khusus


• Pada penyakit
kardiovaskular : GLP-1
agonis dan SGLT-2.
• HbA1c tidak ada maka
memakai konversi
INDIKASI
HbA1c >9% dengan dekompensasi metabolik, penurunan
BB yang cepat, komplikasi akut hiperglikemi, gagal dengan
OHO, stress berat, DM gestational, gangguan ginjal/hepar
yang berat, kontraindikasi OHO
KRITERIA PENGENDALIAN DM
INSULIN

Parameter Sasaran
IMT 18,5-<23
Prandial Basal Tekanan darah <140/<90
50% 50%
GDP 80—130
GD2PP <180
HbA1c <7%
Kadar LDL <100 (<70 bila resiko
KV sangat tinggi)
Kadar HDL Laki-laki >40,
perempuan >50
Trigliserida <150 mg/dL
Snowflake
Pemeriksaan Fisik Terarah
ABI Rumus ABI

1. Letakkan pasien pada posisi supinasi selama 10


menit sebelum pemeriksaan
2. Ukur tekanan daran bagian lengan atas dengan
memasang manset pada area brachial, lakukan hal
yang sama pada lengan atas yang lainnya
3. Catat hasil pengukuran tekanan sistol bracial
tertinggi dari kedua lengan ABI Interpretasi
4. Kemudian ukur tekanan sistol pada ankle dengan > 1.30 Kalsifikasi arteri
memasang manset di kaki bagian bawah 2.5 cm
0.90-1.30 Normal
diatas malleolus, lakukan pada ankle yang lainnya
0.60-0.89 Obstruksi arteri ringan
5. Catat hasil pengukuran tekanan sistol ankle
0.40-0.59 Obstruksi arteri sedang
<0.40 Obstruksi arteri berat
Pemeriksaan Fisik Terarah
Pulsasi a. dorsalis pedis/a. tibialis posterior

Palpasi denyut dorsalis pedis


• Denyut dorsalis pedis diraba dengan posisi
kaki dorsofleksi.
• Arteri dorsalis pedis berjalan sepanjang
garis dari retinaculum ekstensor
pergelangan kaki ke suatu titik tepat lateral
tendo ekstensor ibu jari kaki. Palpasi denyut tibialis posterior
• Arteri tibialis posterior dapat diraba sewaktu
ia melingkar di sekitar malleolus medial
selama fleksi plantar.
Pemeriksaan Fisik Terarah
Sensoris
Mata
Sensasi getaran
Pemeriksaan Funduskopi
• Garpu tala 128 hz, digetarkan
 Retinopati diabetic
• Tempatkan pada tulang malleolus medial (dijelaskan pada latihan
osce mata)
• Tanyakan terasa/tidak Xanthelasma

• Bandingkan kiri dan kanan


Kulit
Sensasi nyeri
• Tajam: tajam, bandingkan atas (paha) dan
Acanthosis
bawah (betis-kaki), kanan dan kiri
Nigricans
• Tumpul: kapas, bandingkan atas (paha) dan
bawah (betis-kaki), kanan dan kiri
Pemeriksaan Fisik Terarah
Ulkus Diabetikum
Terapi
Diagnosis Obat Edukasi
DM Metformin 3x500 mg 30 menit sebelummakan
Glibenklamid 1x5mg Bersama suapan pertama
Acarbose 3x50mg Ed: perubahan life style, olah raga teratur, pengaturan
diet

Dislipidemia Simvastatin 1x10 mg Malam hari


Ed: kurangi makanan berlemak seperti gajih, santan.

Hipertensi Captopril 1x12.5 mg Asupan makanan (sayut dan buah berserat, kurangi
makanan berlemak jenuh)
Berhenti merokok
Olahraga aerobik kontinyu3-5 kali/minggu durasi 20-60
menit
Edukasi DM
Anamnesis
Seorang perempuan 30 tahun dengan keluhan benjolan di leher

Keluhan Benjolan di leher


Penjabaran Penyakit • onset,
• rasa nyeri,
• gelisah dan sulit tidur,
• jantung berdebar,
• sesak,
• badan berkeringat,
• penurunan berat badan,
• peningkatan napsu makan,
• tangan bergetar, demam
Pemeriksaan Fisik Terarah
Grave’s Ophthalmopathy

Rosenbach’s sign: Stellwag’s sign: Jofroy’s sign:


otot fasial yang tidak
tremor palpebra superior melihat tanpa sering bergerak pada saat gerak
saat menutup mata berkedip bola mata ke arah atas

Von Graef’s sign: Moebius’s sign:


Dalrymple’s sign: tampaknya sklera
ketidakmampuan kelopak mata
antara kornea dan palpebral
atas untuk mengikuti gerak bola
gangguan gerak konvergen
superior pada saat membuka mata bola mata
mata ke arah bawah

Lid lag sign:


Eksoftalmus: kelopak mata atas berada di
Penonjolan bola mata atas iris pada saat gerak
bola mata ke arah bawah
Pemeriksaan Fisik Terarah
Grave’s Ophthalmopathy
Pemeriksaan Fisik Terarah
Tiroid
Pemeriksaan Fisik Terarah
Tiroid

Jumlah Satu/lebih dari satu


Lokasi Lobus kanan, lobus kiri, isthmus
Bentuk Nodul/difus
Ukuran Panjang x lebar
Permukaan Rata/tidak rata
Konsistensi Kistik, lunak, kenyal, keras
Nyeri Nyeri/tidak nyeri
Mobilitas Perlekatan terhadap trakea, muskulus SCM
Minta pasien untuk menelan

Pembesesaran KGB disekitar tiroid Ada/tidak  lakukan pemeriksaan KGB sesuai regio
Pemeriksaan Fisik Terarah
Tiroid

Ekstremitas
 Letakkan selembar kertas pada dorsum manus
 Perhatikan apakah ada fine tremor
Hipotiroid
Hipotiroidisme adalah berkurangnya efek tiroid di jaringan. Terdapat 3 bentuk hipotiroidisme yaitu sentral,
hipotiroidisme primer dan akibat etiologi lainya.
Tanda Dan Gejala
1. Cepat lelah, mudah mengantuk dan lamban
2. Rambut dan alis rontok
3. Berat badan naik
4. Suara serak, lamban bicara dan dispnea
5. Obstipasi, depresi
6. Oligomenorrhea dan infertile.

Pemeriksaan Fisik
• Kulit kering, pucat, kasar, dingin
• Edema wajah
• Reflex fisiologis menurun
• Obesitas
• Edema ekstremitas
• Bradikardia
INGAT : yang pertama di cek selalu TSH!!
Indeks diagnosis dapat menggunakan skor
billewicz apabila >25 maka hipotiroid.
Koma Miksedema
• Levothyroxin : pagi hari dalam keadaan perut Hipotiroid dekompensata berat yang mengancam
kosong. Dosis rerata L-T4 adalah 112 mcg/hari atau hidup. Dapat disebabkan oleh infeksi (septikemia,
1,6 mcg/kgBB pneumonia, ISK dan selulitis), stress (serebrovaskular
• Untuk hipotiroid subklinis tidak dianjurkan aksiden, infark miokard, gagal jantung), dan trauma
memberikan terapi rutin apabila TSH <10 mU/L akut.

Pengobatan KM
meliputi pemberian
hormone tiroid,
pengobatan umum,
ventilator,
hipotermia dan
hipotensi.
Hipertiroid

Hipertiroid : peningkatan hormone tiroid

Tirotoksikosis merupakan manifestasi


yang muncul akibat adanya hypertitoid
TEST untuk EXOPHTALMUS
Lid lag sign, stellwag sign, joffroy sign, Dalrymple sign
GRAVES DISEASE
(penyebab hipertiroid terbanyak)
• Perempuan > laki-laki, dan terjadi pada usia 40-60 tahun.
• Antibodi tiroid (+)  TSI/TBII (+), anti-TPO, anti-thyroglobulin.
• Gejala hipertiroid, ditambah :
• Goiter : difusa, tidak nyeri, bruit (+)
• Oftalmopati : edema periorbita, retraksi.
• Myxedema pretibial, disertai dermatopati infiltrative.

Skor Wayne, digunakan untuk


menilai hipertiroid. Interpretasi :
• Skor >19 : hipertiroid
• Skor <11 : eutiroid
• Skor 11-19 : equivocal

Untuk krisis tiroid, menggunakan


skor Burch-Wartofsky.
• PTU pada ibu hamil trimester 1.
• Metimazole dosis awal 15 mg/hari
dan dipilih untuk ibu hamil
trimester 2 dan 3.

• Propanolol untuk control


takikardia, karena dapat mencapai
atrial fibrillasi
Krisis Tiroid
Dapat sebabkan Atrial Fibrillasi
• Merupakan penyakit hipertiroidisme
diserai dengan demam, penurunan
kesadaran dan kolaps PENANGANAN
kardiovaskular. • Suportif
• Tanda dan gejala : gejala khas • Rehidrasi cairan (NaCl, dextrose 5%)
hipertiroid, disertai perubahan • Antagonis aktivitas hormone tiroid
suasana hati, binggung sampai tidak • Blokade produksi hormone tiroid :
sadar, diare, dan amenorrhea. • PTU 300 mg tiap 4-6 jam oral. Pada kondisi sangat berat dapat
• Pemeriksaan Fisik : diberikan via NGT sebanyak 600-1000 mg loading, diikuti 200
• Sistem saraf terganggu mg PTU setiap 4 jam dengan dosis total sehari 1000-1500 mg
• Demam tinggi sampai 40 oC atau
• Takikardia • Metimazole 20-30 mg tiap 4 jam oral. Pada kondisi berat
• Dapat disertai gagal jantung dapat diberikan NGT sebanyak 60-100 mg.
kongestif. • Blokade ekskresi hormone tiroid : lugol 8 tetes tiap 6 jam
• Diare dan ikterus • Penyekat beta : propranolol 20-40 mg tiap 6 jam
Resep
SURAT RUJUKAN

Kepada Yth TS
dr. Beni, Sp.PD
R/ PTU 50 mg tab No. X Di RSUD tokped
s 3 dd tab I
Mohon tatalaksana lanjut pasien berikut:
Nama :
Umur :
R/ Propanolol 20 mg tab No X Alamat :
Keluhan :
S 3 dd tab I
Pemeriksaan Fisik:

Buat Surat rujukan ke spesialis Diagnosis sementara:


Penyakit Dalam! Terapi yang sudah diberikan:

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih

Wuhan, 21 desember 2010

dr. Riyong
Dislipidemia Faktor resiko utama selainan LDL untuk menentukan
kadar yang ingin dicapai adalah :
Klasifikasi Kadar Kolesterol NCEP ATP III
1. Merokok
KADAR KOLESTEROL KLASIFIKASI 2. Hipertensi
3. Kolesterol HDL rendah
KOLESTEROL LDL : 4. Riwayat PJK dini dalam keluarga
• <100 mg/dL Optimal 5. Umur pria ≥ 45 tahun, wanita ≥55 tahun.
• 100-129 mg/dL Hampir optimal
• 130-159 mg/dL Borderline tinggi Resiko Deskripsi
• 160-189 mg/dL Tinggi
• ≥190 mg/dL Sangat tinggi Rendah 0-1 faktor resiko, dengan Resiko PJK dalam 10
tahun terakhir <10%.
KOLESTEROL TOTAL
• <200 mg/dL Yang diinginkan Sedang ≥2 faktor resiko, dengan Resiko PJK dalam 10
• 200-239 mg/dL Borderline tinggi tahun terakhir <20%.
• ≥ 190 mg/dL Tinggi
Tinggi SALAH SATU : Riwayat PJK, salah satu bentuk lain
KOLESTEROL HDL
PJK yaitu diabetes, gagal ginjal kronis, bentuk lain
• <40 mg/dL Rendah
atherosclerosis ( stroke, PAD, aneurisma aorta
• ≥60 mg/dL Tinggi
abdominal)
Tatalaksana
NO KELOMPOK RESIKO TARGET

1 Resiko rendah <160 mg/dL


2 Resiko Multiple <130 mg/dL
3 Resiko tinggi <100 mg/dL
4 Resiko sangat tinggi <70 mg/dL
Kelompok ini dikhususkan untuk pasien dengan Riwayat penyakit kardiovaskuler
dengan :
• Diabetes
• Faktor resiko yang sulit dikendalikan (masih merokok)
• Sindroma metabolic dengan faktor resiko multiple
• Pasien dengan SKA

Aktivitas Fisik Terapi nutrisi medis Berhenti Merokok


Kelas Senyawa Mekanisme Informasi
HMG-CoA Statin Hambat sintesis ES : miopati dan
Reductase kolesterol hepar peningkatan enzim
Inhibitor hati

Inhibitor absorbs Ezetimibe Hambat absorbs Gangguan cerna dan


kolesterol kolesterol dari diet dan konstipasi
empedu.
Bile acid Kolesistramin • Hambat sirkulasi Flushing,
sequestrant Kolestipol enterohepatic hiperglikemia,
• Meningkatkan hiperurisemia,
hepatotoksik,
perubahan asam
gangguan
empedu di hati. pencernaan
Fibrat Gemfibrozil apoC3, ApoA1 dan Dispepsia, batu
Fenofibrat ApoA2  menurunkan empedu, miopati
TG dan menaikkan HDL. KI : CKD, penyakit
hepar
Asam nikotinat Niasin • Hambat mobilisasi Ruam, pruritus,
lemak perifer ke keluhan GI
hepar.
TERAPI STATIN
• Berdasarkan AHA 2013,
merekomendasikan statin sebagai obat
utama pencegahan primer dan sekunder,
obat lain hanya dipakai apabila terdapat
kontraindikasi atau keterbatasan dalam
pemakaian statin.
• Pendekatan terapi trigliserida tinggi :
1. Obat penurun kadar kolesterol LDL.
2. Ditambah obat fibrat atau nikotinik
acid, yang terdiri dari :
• Gemfibrozil 2x600 mg atau
1x900 mg
• Fenofibrat 1x200 mg
Sindroma Metabolik

> 90 cm > 80 cm
Seorang wanita usia 45 tahun datang dengan keluhan sering lemas dan
kesemutan, sering kencing hingga terbangun di malam hari
Anamnesis : 3 P dan penurunan BB +, riwayat keluarga dengan DM tipe
2
PF : ttv dan status generalis dalam batas normal
a. Pemeriksaan penunjang
b. Diagnosis
c. Tatalaksana
d. Komplikasi
Seorang perempuan usia 30 tahun, merasa dada berdebar-debar, sejak 1
minggu yang lalu, gelisah, sulit tidur, mudah lelah, dan diare. Pada
pemeriksaan Tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi denyut jantung
120x/mnt, RR 24x/mnt, mata exopthalmus, pembesara kelenjar tiroid difus,
akral hangat.
a. Hubungan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan kemungkinan kasus
b. Pemeriksaan penunjang
c. Diagnosis
d. Tatalaksana
e. Edukasi
Rheumatology
ANAMNESIS
LOOK-FEEL-MOVE

• LOOK
Periksa penampilan secara keseluruhan (pucat, ruam, kulit yang
meregang, perubahan pada rambut)
• FEEL
Tanyakan area yang terasa nyeri atau nyeri bila ditekan.
Raba untuk mengetahui area yang membengkak, hangat,
deformitas
• MOVE
Nilai pergerakan aktif terlebih dahulu sebelum pergerakan pasif
• Bandingkan satu ekstremitas dengan ekstremitas yang lain
• Periksa satu sendi di atas dan satu sendi di bawah sendi yang
sedang diperiksa
PEMERIKSAAN SENDI

Patellar Tap Test Patellar balotement test


OSTEOARTHRITIS
Penyakit sendi yang ditandai dengan degenerasi tulang rawan, hipertrofi tepi tulang, dan perubahan
membrane synovial
KLASIFIKASI
PRIMER SEKUNDER DENDI
HerberDEN DIstal
Usia tua Dislokasi
sendi
Pada DIP
Wear dan Rheumatoid Pada PIP
tear chages Arthritis
Pada OBESITAS • Nyeri memberat saat aktivitas, membaik saat istirahat.
Lumbosakral, • Kaku pagi < 30 menit.
hip joint, Septic • Terdapat deformitas, dapat berupa genu varus ( OA Kaki O)
knee joint arthritis • Nodus bouchard dan herbeden
Klasifikasi Kellgreen-Lawrence

DMOADS OPERATIF
TATALAKSANA
Medikamentosa
• Simptomatik  analgesic (paracetamol, NSAID, pada pasien dengan gastritis/ulkus
peptikum  Selektif COX-2 inhibitor (partial : meloxiam, piroxicam, total : celecoxib)
• DMOADS : glukosamin, kondroitin sulfat, asam hialuronat, vitamin C, injeksi steroid intra-
artikular.
Perlindungan sendi :
• Penurunan berat badan : olahraga seperti berenang, sepeda statis, senam OA.
• Hindari aktivitas berlebih pada sendi yang sakit
• Fisioterapis
• Penguatan m. quadriceps
Operasi sendi
• Bila nyeri menetap dan terjadi kelemahan fungsi.
• Gout (pirai) : radang sendi (arthritis), AKUT
karena deposisi kristal monosodium urat. (podagra)
• Kondisi hiperurisemia yaitu >7,0 mg/dL
(laki-laki) atau > 6,0 mg/dL (perempuan)
• Klinis :
• Bengkak, panas, merah (tanda
inflamasi)
• Nyeri sendi mendadak INTERKRITIKAL
• Lokasi tersering MTP 1, siku, lutut,
dorsum pedis, dekat tenda Achilles
• Biasanya malam hari atau ketika suhu
lingkungan dingin
• Bisa demam, menggigil, nyeri badan.
• Pria usia 30 tahun > wanita usia 50 KRONIS
tahun.
(tophus)
Gout Arthritis
GOUT PSEUDOGOUT

Positif
Negatif

• Sendi-sendi yang lebih besar


• Sendi-sendi kecil
• Nyeri moderat
• Nyeri sekali
• Sendi bengkak
• Sendi inflamasi
• Kondrokalsinosis 1. Erosion with overhanging
• Hiperurisemia
• Kristal Kalsium Pirofosfat (berbentuk edges
• Kristal asam urat (berbentuk jarum) rhomboid) 2. Rat-bite erosion
• Birefringent negatif kuat (biru) • Birefringent positif lemah(merah)
Obat penurun asam urat :
TATALAKSANA • Dimulai 2-4 minggu setelah serangan
Colchicine akut. Tidak boleh diberikan saat
• Menghambat fagositosis, pergerakan serangan akut dapat memperparah
neutrophil, chemotaxis dan menghambat serangan.
prostalglandin. • Xanthine oxidase inhibitor 
• Dosis : dosis awal 1 mg PO dilanjut 0,5-0,6 allopurinol dimulai dari 100 mg/hari,
mg per 2 jam sampai nyeri dan bila perlu dinaikkan bertahap (max :
inflamasinya hilang (max 6-8 mg) 800 mg/hari).
• Tidak boleh diberikan pada pasien • Urikosurik  probenesid (0,5
gangguan ginjal. g/hari), kontraindikasi pasien
NSAIDS gangguan ginjal.
• Full dose 2-5 hari, setelah serangan • Target terapi  < 6 mg/dL
terkontrol turun dalam 2 minggu (Na Modifikasi gaya hidup
diclofenac 2x50 mg/ asam mefenamat BENJOL (Bayam, Emping, Nangka, Jeroan,
2x500 mg) Otak, lain-lain.
Spondiloarthropati ada 2

• Seropositif : RF (+), CCP (+) penyakitnya


adalah rheumatoid arthritis.
• Seronegative RF (-)
Rheumatoid Arthritis
• Penyakit inflamasi kronik disebabkan oleh
autoimun pada HLA B27.
• Terdapat : inflamasi dan ploriferasi pada
membrane synovial, kartilago sendi
menghilang, terdapat erosi juksartikular.
ARA/EULAR 2010
TATALAKSANA
Goals of therapy
• Mengurangi nyeri sendi dan bengkak.
• Mencegah deformitas (deviasi ulnar), dan erosi tulang.
• Kontrol manifestasi ekstra-artikuler
Terapi
• Disease-modifying antirheumatic drug (DMARDs) merupakan tatalaksana utama
dari RA.
• NSAIDs dan kortikosteroid untuk mengontrol nyeri dan inflamasi.
• DMARDs  METHROTREXATE, leflunomide, hydroxychloroquine, sulfasalazine,
siklofosfamid, siklosporin.
KATA KUNCI
Jenis Penyakit Tanda dan Gejala Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
OA Nyeri weight bearing joint, memberat X-Foto : osteofit, First : paracetamol
dengan aktivitas, kaku pagi <30 menit, penyempitan celah sendi, Non farmako : penguatan
nodus bouchard dan herberden. kista subkondral otot quadriceps, non weight
bearing exercise.
RA Nyeri sendi jari tangan simetris, • X-Foto : Erosi sendi • Tx awal : analgetik
membaik dengan aktivitas, kaku pagi • RF dan anti-CCP (ACPA) • DMARDS
>30 menit
Arthritis in SLE Sama seperti RA • X-Foto : tanpa erosi sendi Sesuai derajat
• ANA, anti-Sm, dsDNA

Gout/pirai Nyeri saat konsumsi BENJOL, terutama • X-foto : erosion with • Tx awal : kolkisin, NSAID
pada MTP 1 (podagra), merah bengkak overhanging edges • Penurun asam urat :
• Kristal berbentuk jarum allopurinol, probenesid.
warna biru birefringent (-)
Pseudogout Terutama mengenai daerah lutut, merah Kristal berbentuk rhomboid NSAID
bengkak. warna merah birefringent (+)
OSTEOPOROSIS : gangguan mikroarsitektur tulang

Brown Tumor
TANDA dan GEJALA
• Fraktur patologis : fraktur colles,
fraktur collum femoris, wedge
fraktur
• Penurunan tinggi badan
• Peningkatan kifosis throkal
• Riwayat penggunaan obat-obatan :
Kortikosteroid, Siklosporin, dll
• Pemeriksaan Klinis :
• Ukur tinggi badan dan berat
badan
• Kifosis dorsal (Dowager’s Hump)
Pemeriksaan Penunjang
BIOKIMIAWI TULANG Resobsi Tulang :
• Deoxypyridinoline (U-DPD)
Pembentukan Tulang : • Pyridinoline Cross-links (PYD), diukur
• Alkali fosfatase isoenzim tulang dalam urine
• Osteocalcin (OC)
Diukur dalam serum

DENSITOMETRI TULANG

Tehnik : DXA (Dual X-ray Absorbtiometry)


Bagian Tulang yang Diukur :
1. Tulang Belakang (L1-4)
2. Panggul : - Femoral Neck
- Total Femoral Neck
- Trokanter
3. Lengan Bawah (Radius 1/3 Distal) T-Score Z-Score
Tatalaksana
NON FARMAKOLOGIS
1. Aktifitas Fisik Teratur : 2. Intake Kalsium 1000 – 1500 mg/hari
• Berjalan 30 – 60 menit/hari
• Bersepeda
• Berenang
Golongan Contoh Dosis
Alendronate 5 mg/hari

Risendronate 5 mg/hari
BIFOSFONAT Ibandronate 150 mg/bulan

SERMS Raloxifene 60 mg/hari


(Selective estrogen receptor
modulator’s) Tamoxifene Sesuai kondisi

Calcitonin
Tn. Slamet, 50 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri dan bengkak pada
ljempol kiri sejak 1 hari SMRS. Pasien menceritakan bahwa nyeri muncul
setiap kali pasien makan jeroan.
Pemeriksaan fisik didapatkan : T: 37.8oC, RR: 18x/menit, HR: 88x/menit, TD :
120/80. Didapatkan bengkak dan kemerahan di jempol kaki, hangat, nyeri
tekan +
a. Hubungan anamnesis dan pf dengan kemungkinan kasus
b. Pemeriksaan penunjang
c. Diagnosis
d. Tatalaksana
e. Edukasi
Seorang wanita usia 61 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang. Nyeri
dirasakan terus menerus. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan DXA. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan hasil
BMD -3. Keluhan dirasakan sudah lama, semakin lama semakin memberat. Pasien
terakhir kali menstruasi pada usia 50 tahun. Pasien tidak pernah minum susu.
Riwayat jatuh -, riwayat pengguan steroid -, rewayat penyakit ginjal –
PF : TTV dalam batas normal, Dowager hump +
a. Hubungan anamnesis dan pemeriksaan fisiki thd kemungkinan kasus pasien
b. Pemeriksaan penunjang
c. Diagnosis
d. Tatalaksana
e. Edukasi

Anda mungkin juga menyukai