Endokrin-Rheuma
MEDIKO made the med-easy!
ENDOKRINOLOGI
Anamnesis
Seorang perempuan 60 tahun dengan keluhan sering pipis, sering makan, dan sering minum.
Riwayat tekanan darah tinggi dan kolesterol
Keluhan Poliuri, polidipsi, polifagi
Penjabaran Penyakit • Onset: sejak kapan timbul gejala
• Kuantitas: berapa kali makan, pipis, dan minum
• Faktor memperberat: gejala bertambah saat apa
• Faktor memperingan: gejala berkurang saat apa
• Gejala penyerta: kesemutan, penurunan BB, nyeri hilang timbul
pada dada/tungkai, kaki bengkak, luka sulit sembuh, pandangan
kabur, gejala komplikasi lainnya (ginjal, saluran pencernaan)
• RPD: apakah pernah terdiagnosis DM, HT? apakah meminum suatu
obat rutin?
• RPK: apakah ada keluarga yang memiliki DM?
DIABETES MELITUS
The Egregious Eleven : penyebab hiperglikemia pada diabetes melitus
Keluhan DM :
• Keluhan klasik DM : polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan berat badan tanpa
sebab yang jelas
• Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, sera
pruritus vulva pada wanita.
Diagnosis DM tipe 1
TATALAKSANA DM TIPE 2
Terdapat 5 pilar dalam tatalaksana diabetes yaitu : Edukasi, manajemen diet, aktivitas fisik, obat-obatan dan
monitoring mandiri.
1. EDUKASI
2. Terapi Nutrisi Medis
Penyulit menahun DM
Parameter Sasaran
IMT 18,5-<23
Prandial Basal Tekanan darah <140/<90
50% 50%
GDP 80—130
GD2PP <180
HbA1c <7%
Kadar LDL <100 (<70 bila resiko
KV sangat tinggi)
Kadar HDL Laki-laki >40,
perempuan >50
Trigliserida <150 mg/dL
Snowflake
Pemeriksaan Fisik Terarah
ABI Rumus ABI
Hipertensi Captopril 1x12.5 mg Asupan makanan (sayut dan buah berserat, kurangi
makanan berlemak jenuh)
Berhenti merokok
Olahraga aerobik kontinyu3-5 kali/minggu durasi 20-60
menit
Edukasi DM
Anamnesis
Seorang perempuan 30 tahun dengan keluhan benjolan di leher
Pembesesaran KGB disekitar tiroid Ada/tidak lakukan pemeriksaan KGB sesuai regio
Pemeriksaan Fisik Terarah
Tiroid
Ekstremitas
Letakkan selembar kertas pada dorsum manus
Perhatikan apakah ada fine tremor
Hipotiroid
Hipotiroidisme adalah berkurangnya efek tiroid di jaringan. Terdapat 3 bentuk hipotiroidisme yaitu sentral,
hipotiroidisme primer dan akibat etiologi lainya.
Tanda Dan Gejala
1. Cepat lelah, mudah mengantuk dan lamban
2. Rambut dan alis rontok
3. Berat badan naik
4. Suara serak, lamban bicara dan dispnea
5. Obstipasi, depresi
6. Oligomenorrhea dan infertile.
Pemeriksaan Fisik
• Kulit kering, pucat, kasar, dingin
• Edema wajah
• Reflex fisiologis menurun
• Obesitas
• Edema ekstremitas
• Bradikardia
INGAT : yang pertama di cek selalu TSH!!
Indeks diagnosis dapat menggunakan skor
billewicz apabila >25 maka hipotiroid.
Koma Miksedema
• Levothyroxin : pagi hari dalam keadaan perut Hipotiroid dekompensata berat yang mengancam
kosong. Dosis rerata L-T4 adalah 112 mcg/hari atau hidup. Dapat disebabkan oleh infeksi (septikemia,
1,6 mcg/kgBB pneumonia, ISK dan selulitis), stress (serebrovaskular
• Untuk hipotiroid subklinis tidak dianjurkan aksiden, infark miokard, gagal jantung), dan trauma
memberikan terapi rutin apabila TSH <10 mU/L akut.
Pengobatan KM
meliputi pemberian
hormone tiroid,
pengobatan umum,
ventilator,
hipotermia dan
hipotensi.
Hipertiroid
Kepada Yth TS
dr. Beni, Sp.PD
R/ PTU 50 mg tab No. X Di RSUD tokped
s 3 dd tab I
Mohon tatalaksana lanjut pasien berikut:
Nama :
Umur :
R/ Propanolol 20 mg tab No X Alamat :
Keluhan :
S 3 dd tab I
Pemeriksaan Fisik:
dr. Riyong
Dislipidemia Faktor resiko utama selainan LDL untuk menentukan
kadar yang ingin dicapai adalah :
Klasifikasi Kadar Kolesterol NCEP ATP III
1. Merokok
KADAR KOLESTEROL KLASIFIKASI 2. Hipertensi
3. Kolesterol HDL rendah
KOLESTEROL LDL : 4. Riwayat PJK dini dalam keluarga
• <100 mg/dL Optimal 5. Umur pria ≥ 45 tahun, wanita ≥55 tahun.
• 100-129 mg/dL Hampir optimal
• 130-159 mg/dL Borderline tinggi Resiko Deskripsi
• 160-189 mg/dL Tinggi
• ≥190 mg/dL Sangat tinggi Rendah 0-1 faktor resiko, dengan Resiko PJK dalam 10
tahun terakhir <10%.
KOLESTEROL TOTAL
• <200 mg/dL Yang diinginkan Sedang ≥2 faktor resiko, dengan Resiko PJK dalam 10
• 200-239 mg/dL Borderline tinggi tahun terakhir <20%.
• ≥ 190 mg/dL Tinggi
Tinggi SALAH SATU : Riwayat PJK, salah satu bentuk lain
KOLESTEROL HDL
PJK yaitu diabetes, gagal ginjal kronis, bentuk lain
• <40 mg/dL Rendah
atherosclerosis ( stroke, PAD, aneurisma aorta
• ≥60 mg/dL Tinggi
abdominal)
Tatalaksana
NO KELOMPOK RESIKO TARGET
> 90 cm > 80 cm
Seorang wanita usia 45 tahun datang dengan keluhan sering lemas dan
kesemutan, sering kencing hingga terbangun di malam hari
Anamnesis : 3 P dan penurunan BB +, riwayat keluarga dengan DM tipe
2
PF : ttv dan status generalis dalam batas normal
a. Pemeriksaan penunjang
b. Diagnosis
c. Tatalaksana
d. Komplikasi
Seorang perempuan usia 30 tahun, merasa dada berdebar-debar, sejak 1
minggu yang lalu, gelisah, sulit tidur, mudah lelah, dan diare. Pada
pemeriksaan Tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi denyut jantung
120x/mnt, RR 24x/mnt, mata exopthalmus, pembesara kelenjar tiroid difus,
akral hangat.
a. Hubungan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan kemungkinan kasus
b. Pemeriksaan penunjang
c. Diagnosis
d. Tatalaksana
e. Edukasi
Rheumatology
ANAMNESIS
LOOK-FEEL-MOVE
• LOOK
Periksa penampilan secara keseluruhan (pucat, ruam, kulit yang
meregang, perubahan pada rambut)
• FEEL
Tanyakan area yang terasa nyeri atau nyeri bila ditekan.
Raba untuk mengetahui area yang membengkak, hangat,
deformitas
• MOVE
Nilai pergerakan aktif terlebih dahulu sebelum pergerakan pasif
• Bandingkan satu ekstremitas dengan ekstremitas yang lain
• Periksa satu sendi di atas dan satu sendi di bawah sendi yang
sedang diperiksa
PEMERIKSAAN SENDI
DMOADS OPERATIF
TATALAKSANA
Medikamentosa
• Simptomatik analgesic (paracetamol, NSAID, pada pasien dengan gastritis/ulkus
peptikum Selektif COX-2 inhibitor (partial : meloxiam, piroxicam, total : celecoxib)
• DMOADS : glukosamin, kondroitin sulfat, asam hialuronat, vitamin C, injeksi steroid intra-
artikular.
Perlindungan sendi :
• Penurunan berat badan : olahraga seperti berenang, sepeda statis, senam OA.
• Hindari aktivitas berlebih pada sendi yang sakit
• Fisioterapis
• Penguatan m. quadriceps
Operasi sendi
• Bila nyeri menetap dan terjadi kelemahan fungsi.
• Gout (pirai) : radang sendi (arthritis), AKUT
karena deposisi kristal monosodium urat. (podagra)
• Kondisi hiperurisemia yaitu >7,0 mg/dL
(laki-laki) atau > 6,0 mg/dL (perempuan)
• Klinis :
• Bengkak, panas, merah (tanda
inflamasi)
• Nyeri sendi mendadak INTERKRITIKAL
• Lokasi tersering MTP 1, siku, lutut,
dorsum pedis, dekat tenda Achilles
• Biasanya malam hari atau ketika suhu
lingkungan dingin
• Bisa demam, menggigil, nyeri badan.
• Pria usia 30 tahun > wanita usia 50 KRONIS
tahun.
(tophus)
Gout Arthritis
GOUT PSEUDOGOUT
Positif
Negatif
Gout/pirai Nyeri saat konsumsi BENJOL, terutama • X-foto : erosion with • Tx awal : kolkisin, NSAID
pada MTP 1 (podagra), merah bengkak overhanging edges • Penurun asam urat :
• Kristal berbentuk jarum allopurinol, probenesid.
warna biru birefringent (-)
Pseudogout Terutama mengenai daerah lutut, merah Kristal berbentuk rhomboid NSAID
bengkak. warna merah birefringent (+)
OSTEOPOROSIS : gangguan mikroarsitektur tulang
Brown Tumor
TANDA dan GEJALA
• Fraktur patologis : fraktur colles,
fraktur collum femoris, wedge
fraktur
• Penurunan tinggi badan
• Peningkatan kifosis throkal
• Riwayat penggunaan obat-obatan :
Kortikosteroid, Siklosporin, dll
• Pemeriksaan Klinis :
• Ukur tinggi badan dan berat
badan
• Kifosis dorsal (Dowager’s Hump)
Pemeriksaan Penunjang
BIOKIMIAWI TULANG Resobsi Tulang :
• Deoxypyridinoline (U-DPD)
Pembentukan Tulang : • Pyridinoline Cross-links (PYD), diukur
• Alkali fosfatase isoenzim tulang dalam urine
• Osteocalcin (OC)
Diukur dalam serum
DENSITOMETRI TULANG
Risendronate 5 mg/hari
BIFOSFONAT Ibandronate 150 mg/bulan
Calcitonin
Tn. Slamet, 50 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri dan bengkak pada
ljempol kiri sejak 1 hari SMRS. Pasien menceritakan bahwa nyeri muncul
setiap kali pasien makan jeroan.
Pemeriksaan fisik didapatkan : T: 37.8oC, RR: 18x/menit, HR: 88x/menit, TD :
120/80. Didapatkan bengkak dan kemerahan di jempol kaki, hangat, nyeri
tekan +
a. Hubungan anamnesis dan pf dengan kemungkinan kasus
b. Pemeriksaan penunjang
c. Diagnosis
d. Tatalaksana
e. Edukasi
Seorang wanita usia 61 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang. Nyeri
dirasakan terus menerus. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan DXA. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan hasil
BMD -3. Keluhan dirasakan sudah lama, semakin lama semakin memberat. Pasien
terakhir kali menstruasi pada usia 50 tahun. Pasien tidak pernah minum susu.
Riwayat jatuh -, riwayat pengguan steroid -, rewayat penyakit ginjal –
PF : TTV dalam batas normal, Dowager hump +
a. Hubungan anamnesis dan pemeriksaan fisiki thd kemungkinan kasus pasien
b. Pemeriksaan penunjang
c. Diagnosis
d. Tatalaksana
e. Edukasi