Pediatri-1
d r. B u s t o n
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal • Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit à 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
• Baca soal à Baca Kasus à Kata • Terapi awal : Tatalaksana
kunci à Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif • Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
• Jika kesulitan à Eksklusi jawaban
• Terapi supportif: Terapi yang
à Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.
2
•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
2
•Mendiagnosis dan merujuk
•Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
1 •Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
o Neonatologi o Pediatrik Sosial
o Resusitasi Neonatus (4A) o Vaksinasi (4A)
o Hyaline Membrane Disease (3B) o Pediatrik Gastroenterohepatologi
o Meconium Aspiration Syndrome (3B) o Diare pada anak (4A)
o Transient Tachypnea of The Newborn o Diare ec Susu (2)
(3B) o Enterokolitits Nekrotikans (1)
o Bronchopulmonary Displasia (1) o Pediatrik Hemato-onkologi
o Ikterus Neonatorum (2) o Defisiensi Vitamin K
o Sepsis Neonatorum (3B)
o Tetanus Neonatorum (3B)
o Kelainan Genetik
o Pediatrik Gizi
o Pertumbuhan Anak (4A)
o Perkembangan Anak (4A)
o Gizi Buruk (4A)
o Pemberian Makanan (4A)
o Defisiensi Mikronutrien Khusus (4A)
Pediatri
NEONATOLOGI
Pediatri
4A
Resusitasi
Neonatus
Resusitasi Neonatus (IDAI 2017)
IDAI MED+EASY
Bayi lahir
HAIKaL
Hangatkan
Atur posisi Tatalaksana awal
Isap lendir
Keringkan
rangsang taktiL
HR <100 HR >100
HR <60
Epinefrine 0,1-
0,3ml/kgbb
7
> 10 MENIT à Hentikan Resusitasi
8
4A
9
4A
10
4A
• Resusitasi dianggap layak untuk dihentikan jika detak jantung tetap tidak terdeteksi
setelah resusitasi selama 10 menit
• Keputusan untuk meneruskan resusitasi bisa dipertimbangkan setelah memperhatikan
beberapa faktor: penyebab henti jantung, usia gestasi, adanya komplikasi, dan
pertimbangan orangtua
12
4A
Sneeze, cough on
stimulation
13
Pediatri
3B
1
Asfiksia Neonatus
Pediatri
3B
Hyaline Membrane
Disease
3B
Definisi
Faktor Risiko
Gejala Klinis
• Gejala dalam 24 jam pertama:
• Takipneu, grunting, retraksi dinding dada, sianosis
16
3B
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap
• Analisis gas darah
• Rasio lesitin/sfingomielin pada cairan paru (L/S ratio) < 2:1
Pemeriksaan Radiologi
17
3B
Stadium
• 1 : pola retikulogranuler
• 2 : stadium 1 + air bronchogram
• 3 : stadium 2 + batas jantung paru kabur
• 4 : stadium 3 + white lung
Tatalaksana
• Resusitasi neonatus
• Terapi oksigen
• Surfaktan
• Antibiotik à bila ada tanda infeksi
18
Pediatri
3B
Meconium
Aspiration Syndrome
3B
Definisi
Faktor risiko
20
3B
Manifestasi Klinis
•Tanda postmatur: deskuamasi, kuku panjang, rambut lebat, kulit pucat, kuku, kulit, vernix, dan tali pusat terdapat
noda mekoneum
•Terdapat mekoneum pada cairan ketuban (kental seperti lumpur)
•Obstruksi jalan napas (gasping, apneu, sianosis)
•Distres nafas (takipneu, nasal flaring, retraksi dinding dada, sianosis)
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
21
Pediatri
3B
Transient Tachypnea
of The Newborn
3B
Definisi
• Distres nafas pada bayi aterm atau premature karena resorbsi dan
pengeluaran cairan alveolar paru yang terhambat sehingga ada
retensi cairan di paru
• Distres napas bersifat sementara (muncul 1-2 jam setelah lahir,
membaik dalam 24-48 jam)
Faktor risiko
Patogenesis
23
3B
Klinis
• Takipneu
• Retraksi dinding dada, grunting, napas cuping hidung, sianosis
• Berespon terhadap suplementasi O2, jarang perlu VTP
Pemeriksaan Radiologi
Tatalaksana
24
Pediatri
1
Bronchopulmonary
Displasia
1
Definisi
• Penyakit paru kronis pada neonates preterm karena penggunaan ventilasi/ suplementasi oksigen
jangka panjang karena adanya gangguan pernapasan
• Sebabkan ketergantungan terhadap oksigen persisten hingga usia 28 hari
Faktor risiko
• Prematur
• BBL < 1000 gr
• Korioamnionitis
• RDS
• Terapi oksigen
Manifestasi Klinis
• Takipneu, takikardia
• Peningkatan usaha nafas (retraksi, nasal flaring, grunting)
• Desaturasi rekuren
26
1
Pemeriksaan Radiologi
• Foto Thorax : area atelectasis dan hiperinflasi (emfisematous), kardiomegali (akibat hipertensi
pulmonal)
• CT scan : pola mosaic lung, penebalan dinding bronkus, subpleural opacities
27
Asfiksia Neonatorum
HMD TTN MAS BPD
Usia Preterm (FR: Pemakaian
Preterm Aterm Aterm – Post term
Kehamilan ventilator)
Etiologi Retensi cairan di paru Aspirasi meconium EC:
dan faktor Defisiensi surfaktan FR à SC, Ibu dengan DM, • KPD Kolaps paru
risiko makrosomia • Postmatur
• Fisura interlobaris terisi
cairan • Hiperinflasi
• Ground glass
• Efusi • Diafragma mendatar
Rontgen • Air bronchogram Atelectasis
• Hiperinflasi paru • infiltrate kasar / patchy
• Infiltrat retikulogranular
• Garis perihilar infiltrate
prominen / fuzzy vessel
Tatalaksan • Surfaktan • Suction
Oksigen
a • CPAP • Ventilasi mekanik
28
Pediatri
2
Ikterus Neonatorum
2
Definisi
• Diskolorasi kuning pada kulit, membrane mukosa, dan sklera karena peningkatan kadar bilirubin
dalam darah
• Hampir semua bayi mengalami peningkatan kadar bilirubin serum
30
Diagnosa Banding Ikterus Neonatorum
Fisiologis Patologis
Breastfeeding Jaundice (BFJ) Breastmilk Jaundice (BMJ) Inkompatibilitas Resus Inkompatibilitas ABO
• Ibu Resus (-), anak Resus (+) • Ibu Gol. O, anak A/B
• Kurang ASI (<8x/hari) • ASI cukup
• Kehamilan kedua dst • Kehamilan pertama
• usia 2 – 5 hari • usia 5 – 10 hari
• Coombs test (+) • Coombs test (+/-)
31
2
Kramer’s Scale
32
Pediatri
2
Ikterus Fisiologis
2
Ikterus Fisiologis
34
2
Tatalaksana
35
Pediatri
2
Inkompatibilitas
Darah (Resus/ABO)
2
Definisi Etiologi
• Inkompatibilitas Resus
• Inkompatibilitas ABO (tersering)
Inkompatibilitas ABO Inkompatibilitas Resus
Insidensi Sering Jarang
Kejadian pada
Sering Jarang
kehamilan pertama
37
2
Inkompatibilitas ABO
38
2
Inkompatibilitas Resus
39
2
Tatalaksana
Pre-natal
Transfusi darah intrauterine à terutama pada inkompatibilitas rhesus, untuk mencegah terjadinya
hydrops fetalis
Injeksi Anti-D (RhoGAM) à untuk mencegah terbentuknya antibodi pada ibu
untuk mencegah terjadinya hydrops fetalis
Post-natal
• Anemia à transfusi tukar pada janin
• Pada kondisi hiperbilirubinemia, dapat dilakukan fototerapi dan transfusi tukar
• Pada kasus berat, dapat diberikan immunoglobulin intravena (IVIg)
40
Pediatri
2
Atresia Bilier
2
Definisi
• Kondisi obstruksi total aliran empedu dan obliterasi ductus biliaris ekstrahepatik
Manifestasi klinis
• Ikterus
• Tinja pucat atau akolik (stercobilin feses negative)
• Urin berwarna seperti teh (bilirubin urin positif)
• Hepatomegali
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Bilirubin direk > 1 mg/dl, bila bilirubin total <5 mg/dl
• Bilirubin direk >20% dari bilirubin total bila bilirubin total >5 mg/dl
• Peningkatan enzim hati (ALT, ALP, GGT)
• USG à Triangular Cord Sign
Tatalaksana
42
Pediatri
2
Kern Ikterus
2
Definisi
• Sindrom neurologis akibat deposisi bilirubin (indirek) di ganglia basalis dan nucleus batang otak
Manifestasi klinis
• Defisit neurologis
• Muncul pada:
• Aterm : Hari 2-5
• Preterm : Hari 7
Parameter Lab
Tatalaksana
• Transfusi Tukar
44
Pediatri
3B
Sepsis Neonatorum
3B
Definisi
• Sindrom klinik penyakit sistemik akibat infeksi yang terjadi pada satu bulan pertama kehidupan.
Mortalitas mencapai 13-25%
Jenis
• Early Onset = Dalam 3 hari pertama, awitan tiba-tiba, cepat berkembang menjadi syok septik
• Late Onset = setelah usia 3 hari, sering diatas 1 minggu, ada fokus infeksi, sering disertai meningitis
Tanda awal
46
3B
Faktor Risiko
Diagnosis
47
3B
Tatalaksana
• Stabilisasi ABC
• Antibiotik
• Ampicilin 100 mg/kgBB/hari (terbagi dalam 2 dosis @ 12 jam) +
• Gentamisisn 5-7,5 mg/kgBB/hari (sekali sehari)
• Jika tidak membaik lakukan kultur dan berikan antibiotik yg sesuai
• Tangani penyakit penyerta/komplikasi (kejang, gangguan metabolik, gangguan hematologi,
hiperbilirubin, dll)
• Tangani penyakit penyerta/ komplikasi (kejang, gangguan metabolik, gangguan hematologi,
hiperbilirubin, dll)
48
Pediatri
3B
Tetanus Neonatorum
3B
Definisi
• Tetanus neonatorum (disease of the seventh day) merupakan tetanus generalisata yang terjadi
pada neonatus akibat adanya inokulasi kuman C.tetani yang terjadi pada saat persalinan
maupun sesaat setelah persalinan
Etiologi
• Clostridium tetani (basil gram positif berspora, anaerob obligat) à pada pewarnaan mikrobiologi
tampak “drumstick appearance” atau “tennis racket”
50
3B
Klasifikasi Tetanus
Pada kasus pasca trauma kepala atau otitis media, klinis berupa parese nervus
Tetanus cephalica
kranialis
51
3B
Patofisiologi
• Spora C. tetani melepaskan 2 jenis toksin, yaitu tetanolisin (menyebabkan hemolisis) dan
tetanospasmin (menyebabkan spasme otot)
• Kedua toksin ini akan berikatan dengan neuron dan kemudian menimbulkan gejala klinis
Manifestasi Klinis
• Iritabilitas
• Kesulitan untuk menetek
• Rigiditas dengan spasme
• Grimacing
Pemeriksaan Fisik
Tatalaksana
53
3B
Tatalaksana
54
3B
55
Tetanus Neonatorum
Faktor Resiko: Tetanus Neonatorum
Persalinan (-) steril (mis: di dukun…)
Manifestasi Klinis
Etiologi
•Trismus
• Clostridium tetani
•Rissus Sardonicus
• Mikroskopis: drumstick appereance
•Opistotonus
• Produksi tetanolisin dan tetanospasmin
•(-) menyusu à pada neonatus
à spasme otot
Tatalaksana
•Wound treatment
•Antibiotik:
Pemeriksaan à Diagnosis Klinis •Metronidazole 4 x 30mgbb 10 hari
•Tes spatula atau
•Penicilin G 100.000 IU/kgbb 10 hari
•Antitoksin
•HTIg 500 IU IM
•ATS 5000-10.000 IU IM
•Vaksinasi
56
Pediatri
Kelainan
Genetik
Kelainan Genetik
SINDROM PENJELASAN
• Perempuan – 45 XO
• Kelenjar kelamin (gonad) yang tidak berfungsi dengan baik dan dilahirkan tanpa ovari
SINDROMA TURNER dan uterus
• Ciri : tubuh pendek, kehilangan lipat kulit di sekitar leher, wajah anak kecil, tangan kaki
bengkak
58
Kelainan Genetik
SINDROM PENJELASAN
• Kelainan pada kromosom 21
• Ciri : microcephal dg bagian anteroposterior mendatar, sela hidung datar, macroglossia,
SINDROMA DOWN mata menjadi sipit dengan sudut bagian bawah tengah membentuk lipatan (epicanthal
folds) dan melebar, tangan pendek, jarak antara jari pertama dan kedua (baik tangan
dan kaki) melebar
• Kelainan pada kromosom 13
SINDROM PATAU • Defek saraf pusat ,retardasi mental
• Sumbing bibir, dan palatum, polidaktili, anomali pola dermis, abnormalis jantung, genitalia.
59
Kelainan Genetik
SINDROM KLINEFELTER
SINDROM MARFAN
SINDROM TURNER
SINDROM CRI-DU-CHAT
60
60
Kelainan Genetik
61
61
Sindroma Down
Definisi
• Kelainan kromosom yang terjadi pada kromosom 21 dimana terdapat satu atau sebagian kromosom berlebih
(trisomy)
Manifestasi Klinis
62
Sindroma Klippel-Feil
Definisi
• Sindroma Klippel-Feil (sindroma fusi vertebra servikal) merupakan kelainan bawaan yang ditandai
dengan fusi abnormal dari dua atau lebih vertebra servikalis.
Etiologi
Klasifikasi
MED QUIZ
+
Bayi baru lahir, datang ke IGD RS menggunakan ambulans
yang merupakan rujukan dari puskesmas. Bayi mengalami
sesak napas sejak 3 jam yang lalu. Anak lahir pada usia
kehamilan 42 minggu dan cairan ketuban berwarna kuning
kehijauan. Pemeriksaan fisik dijumpai warna kehijauan di jari-
jari anak.
Diagnosis yang mungkin?
A. Sepsis Neonatorum
B. Hyaline Membrane Disease
C. Meconium Aspiration Syndrome
D. Transient Tachypnea of Newborn
E. Respiratory Distress Syndrome
Bayi baru lahir, datang ke IGD RS menggunakan ambulans
yang merupakan rujukan dari puskesmas. Bayi mengalami
sesak napas sejak 3 jam yang lalu. Anak lahir pada usia
kehamilan 42 minggu dan cairan ketuban berwarna kuning
kehijauan. Pemeriksaan fisik dijumpai warna kehijauan di jari-
jari anak.
Diagnosis yang mungkin?
A. Sepsis Neonatorum
B. Hyaline Membrane Disease
C. Meconium Aspiration Syndrome
D. Transient Tachypnea of Newborn
E. Respiratory Distress Syndrome
Bayi perempuan, usia 1 bulan dibawa ibunya ke IGD RS
dengan keluhan anak tampak kuning. Hal ini dialami sejak
lahir dan terasa semakin memberat. Ibu juga menyadari BAB
anak tampak seperti dempul. Pemeriksaan fisik anak tampak
aktif. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan bilirubin
total 12, bilirubin direk 13.
Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus ini?
A. Neonatal hepatitis
B. Kolangitis
C. Atresia bilier
D. Infeksi TORCH
E. BMJ
Bayi perempuan, usia 1 bulan dibawa ibunya ke IGD RS
dengan keluhan anak tampak kuning. Hal ini dialami sejak
lahir dan terasa semakin memberat. Ibu juga menyadari BAB
anak tampak seperti dempul. Pemeriksaan fisik anak tampak
aktif. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan bilirubin
total 12, bilirubin direk 13.
Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus ini?
A. Neonatal hepatitis
B. Kolangitis
C. Atresia bilier
D. Infeksi TORCH
E. BMJ
Bayi perempuan, 2 hari, datang dibawa ibunya dengan keluhan
anak terus tertidur. Anak lahir di puskesmas ditolong bidan. Riwayat
ketuban pecah 24 jam sebelum melahirkan, ketuban berwarna
keruh dan berbau. TTV didapatkan suhu 39 C. Pemeriksaan fisik
dijumpai anak letargis, kurang aktif, dan tidak mau menyusu.
Tatalaksana yang sesuai?
A. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari + kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari
B. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari + gentamisin 5-7,5 mg/kgBB/hari
C. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari + gentamisin 5-12 mg/kgBB/hari
D. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari + cefotaksim 100 mg/kgBB/hari
E. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari + cefotaksim 200 mg/kgBB/hari
Bayi perempuan, 2 hari, datang dibawa ibunya dengan keluhan
anak terus tertidur. Anak lahir di puskesmas ditolong bidan. Riwayat
ketuban pecah 24 jam sebelum melahirkan, ketuban berwarna
keruh dan berbau. TTV didapatkan suhu 39 C. Pemeriksaan fisik
dijumpai anak letargis, kurang aktif, dan tidak mau menyusu.
Tatalaksana yang sesuai?
A. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari + kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari
B. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari + gentamisin 5-7,5 mg/kgBB/hari
C. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari + gentamisin 5-12 mg/kgBB/hari
D. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari + cefotaksim 100 mg/kgBB/hari
E. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari + cefotaksim 200 mg/kgBB/hari
Anak perempuan baru lahir, 8 hari, datang dibawa oleh orang
tuanya dengan keluhan anak tidak mau minum sejak 1 hari
yang lalu. Anak lahir cukup bulan di rumah dengan
pertolongan mantri. Anak merupakan anak pertama. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai mulut bayi mencucu serta
abdomen yang rigid.
Hal yang dapat diberikan pada ibu untuk mencegah hal ini?
A. Melahirkan secara sectio cesarea
B. Mendapat TT selama kehamilan
C. Mendapat HTIg pada saat melahirkan
D. Mengonsumsi asam folat selama kehamilan
E. Mengonsumsi besi elemental selama kehamilan
Anak perempuan baru lahir, 8 hari, datang dibawa oleh orang
tuanya dengan keluhan anak tidak mau minum sejak 1 hari
yang lalu. Anak lahir cukup bulan di rumah dengan
pertolongan mantri. Anak merupakan anak pertama. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai mulut bayi mencucu serta
abdomen yang rigid.
Hal yang dapat diberikan pada ibu untuk mencegah hal ini?
A. Melahirkan secara sectio cesarea
B. Mendapat TT selama kehamilan
C. Mendapat HTIg pada saat melahirkan
D. Mengonsumsi asam folat selama kehamilan
E. Mengonsumsi besi elemental selama kehamilan
Anak perempuan, 17 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan anak belum menstruasi. Selain itu ibu juga
menyadari bahwa daerah kemaluan anak belum ditumbuhi
rambut. Ketika ditanya, anak menyangkal adanya nyeri kepala
maupun gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
webbed neck, rambut axilla dan pubis dalam kondisi tanner 1 dan
pertumbuhan payudara pada tanner 1.
Diagnosis yang mungkin?
a. Sindroma Turner
b. Sindroma Wanita Super
c. Sindroma Kallmann
d. Pubertas terlambat
e. Pubertas prekoks
Anak perempuan, 17 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan anak belum menstruasi. Selain itu ibu juga
menyadari bahwa daerah kemaluan anak belum ditumbuhi
rambut. Ketika ditanya, anak menyangkal adanya nyeri kepala
maupun gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
webbed neck, rambut axilla dan pubis dalam kondisi tanner 1 dan
pertumbuhan payudara pada tanner 1.
Diagnosis yang mungkin?
a. Sindroma Turner
b. Sindroma Wanita Super
c. Sindroma Kallmann
d. Pubertas terlambat
e. Pubertas prekoks
Pediatri
PEDIATRIK GIZI
Pediatri
4A
Pertumbuhan
Anak
4A
Pertumbuhan Perkembangan
78
4A
79
4A
80
4A
PARAMETER KETERANGAN
- Hati hati kelainan genetik,
- Marfan syndrome
Length/Heigh for Age > +2 - Kleine felter syndrome,
- Pubertas prekoks
- Tumor secreting GH
- Kekurangan energi kronis
- Hipotiroid, Gh defisiensi
Length/Heigh for Age < -2
- Riwayat pendek pada keluarga
(too short/stunted)
- Delay puberty
- Achondroplasia
Weigh for Lenght/heigh or BMI for Age - Overweight
> +2 - Obese
- Gizi Kurang
Weigh for Lenght/heigh or BMI for Age - Marasmus
< -2 - Kwashiokor
- Marasmic-kwashiokor
81
Pediatri
4A
Perkembangan
Anak
4A
Interpretasi:
83
Perkembangan Anak
Umur Gross Fine Speech Personal Social
Angkat kepala 45 derajat, Ngoceh spontan:
Balas senyum,
0 – 3 bln gerakkan kepala kaki Melihat/ menatap wajah ooh aah, bereaksi
mengenali ibu
tangan terhadap suara
Duduk tidak pegangan, Memungut 2 benda sekaligus, Bersuara tanpa arti Tepuk tangan,
6-9 bln
merangkak, belajar berdiri meraup benda kecil : mamama dadada mencari mainan
84
Perkembangan Anak
Umur Gross Fine Speech Personal Social
Memegang
Menumpuk 4 kubus, cangkir, makan
18-24 bln Berlari tanpa jatuh menjimpit, menggelindingkan 3 – 6 kata berarti minum sendiri,
bola membantu
pekerjaan RT
Membantu
Bicara baik 2 kata, memungut
Jalan naik tangga, menyebut 2 benda mainan, makan
24-36 bln Corat coret pada kertas
menendang bola kecil atau lebih, menunjuk tidak banyak
bagian tubuh tumpah, melepas
pakaian sendiri
Cuci tangan,
Berdiri 1 kaki
2-4 warna, memakai sepatu,
selama 2 detik, Gambar garis lurus, menumpuk
36-48 bln menyebut nama, pakai celana
melompat 1 kaki diangkat, 8 kubus
umur, tempat panjang,kemeja,ba
bersepeda roda 3
ju
Sebut nama
lengkap tanpa
Berdiri 1 kaki 6 Menggambar x, o, orang Berpakaian, gosok
dibantu, senang
48-60 bln detik, melompat 1 kaki , dengan 3 bagian, kancingkan gigi, tidak rewel
bertanya, jawab
menari baju saat ditinggal
benar nama har/
angka
85
4A
86
4A
87
4A
88
Pediatri
4A
Gizi Buruk
4A
Definisi
• Malnutrisi: Ketidakseimbangan seluler antara asupan dan kebutuhan energi dan nutrien tubuh
untuk tumbuh dan mempertahankan fungsinya (WHO)
Klasifikasi
KLINIS BB/TB
91
Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk, Kemenkes 2011
4A
PERBEDAAN
MARASMUS vs. KWASHIOKOR
MARASMUS KWASHIOKOR
• Tampakan kurus, kulit dan tulang, tidak • Tungkai bawah, lengan bawah, dan
terdapat edema terkadang di wajah
92
4A
93
4A
C–R–A–N–L
C Cardiac oedema
• heart failure
R Renal oedema
• nephrotic syndrome
A Allergic oedema
• Angioneurotic
N Nutritional oedema
• kwashiorkor
L Liver oedema
• liver cirrhosis
94
Gizi Buruk
Tatalaksana
MED+EASY
95
4A
•Bila anak sadar → beri 50ml glukosa 10% atau 10% sukrosa (1 sdt gula + 50ml air) per oral atau NGT diikuti first feed
F75 segera
•Lanjutkan F75 tiap 2 jam; dalam 24 jam; lalu lanjutkan tiap 2 atau 3 jam.
•Bila anak tidak sadar → beri glukosa IV 10% (5ml/kg) diikuti 50ml glukosa 10% atau sukrosa via NGT, lanjutkan
dengan F75.
3. Atasi dehidrasi
96
4A
•Koreksi elektrolit selama minimal 2 minggu dengan menambahkan extra substansi dalam makanan
• Koreksi Kalium: extra Kalium (3-4 mmol/kgBB/hari)
•Koreksi Magnesium: extra Magnesium (0.4-0.6 mmol/kgBB/hari)
5. Obati Infeksi
97
4A
98
4A
7. Pemberian makan
•Pemberian makanan F-75 dalam jumlah sedikit namun sering (Oral atau NGT)
• Kebutuhan zat gizi anak gizi buruk menurut fase terapi:
• Jika anak masih ASI maka lanjutkan saja ditambah kebutuhan F-75 sebagai berikut:
99
4A
8. Mencapai kejar-tumbuh
100
4A
•Pemberian makan secara serung dengan kandungan energi dan nutrient yang memadai
•Berikan terapi bermain yang terstruktur
•Membawa anak kontrol secara teratur
•Memberikan imunisasi booster
•Memberikan vitamin A setiap 6 bulan
101
Gizi Buruk
Gizi Buruk
Antoprometri : BB/PB <-3SD
Klasifikasi Klinis
Marasmus Kwarsiorkor
• Kekurangan Kalori Marasmus • Kekurangan Protein
• Wajah tua (Old man face) • Edema
• Baggy Pants Kwarsiorkor • Rambut Jagung
• Iga gambang • Atrofi otot
Fase: STR
Stabilisasi (Hari 1-2) F75 80-100kkal/kg
Atasi Hipoglikemi Dextrose à 10% 5cc/kg
Tatalaksana Atasi Hipotermi
Atasi Dehidrasi à Resomal 5cc/kg / 30 menit
Transisi (Hari 3-7) F100 100-150kkal/kg
Rehabilitasi (Minggu 2-6) F135 150-220kkal/kg
102
4A
Obesitas
Obesitas
Target penurunan berat badan pada anak dengan obesitas à 20% di atas berat badan ideal
Pediatri
4A
Pemberian
Makanan
4A
Umur Makanan
106
4A
107
4A
108
4A
109
Pediatri
4A
Defisiensi
Mikronutrien
Khusus
4A
111
Pediatri
PEDIATRIK
SOSIAL
Pediatri
4A
Vaksinasi
Jadwal Vaksinasi
114
4A
1. HEPATITIS B
•Vaksin Hep-B1 diberikan segera setelah lahir < 24 jam setelah injeksi Vitamin K1 pada paha berbeda +- 30
menit sebelumnya à mencegah perdarahan
•Bayi dari ibu HBsAg (+) à berikan tambahan HBIg untuk mencegah infeksi perinatal
2. POLIO
3. BCG
•Vaksin BCG diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum umur 1 bulan
•Jika diberikan pada usia ≧ 3 bulan à uji tuberculin dahulu
4. DPT
115
4A
5. CAMPAK
6. PNEUMOKOKUS (PCV)
•Diberikan pada umur 2, 4 , dan 6 bulan dengan booster pada umur 12-15 bulan.
•Jika belum diberi di umur 7-12 bulan --> beri PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah umur 12 bulan
dengan jarak minimal 2 bulan dari dosis sebelum
•Jika belum diberi di umur 1-2 tahun --> beri PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan
•Jika belum diberi di umur 2-5 tahun --> PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali
7. ROTAVIRUS
•Monovalen: diberikan 2 kali, dosis pertama umur 6 minggu, dosis kedua interval minimal 4 minggu, harus selesai
umur 24 minggu
•Pentavalen: diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua & ketiga interval 4-10 minggu, harus selesai
umur 32 minggu
116
4A
8. VARISELA
9. INFLUENZA
10. HPV
•Diberikan pada anak perempuan umur 9-14 tahun, 2 kali dengan jarak 6-15 bulan
•Umur 15 tahun atau lebih à diberi 3 dosis dengan interval 0,1,6 bulan (bivalen) atau 0,2,6 bulan (kuadrivalen)
117
4A
12. TIFOID
13. HEPATITIS A
•Diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 – 12 bulan kemudian
•Diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis.
•Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun kemudian
118
4A
PENYELENGGARAAN IMUNISASI
BERDASARKAN PERMENKES 42/2017
Umur Jenis
18 Bulan DPT-HB-HiB
18 Bulan MR
119
4A
120
4A
KONTRAINDIKASI ABSOLUT
• Anafilaksis atau hipersensitifitas pada bahan vaksin
• Ensefalopati dalam 7 hari pasca vaksin DPT
• AIDS (tidak diberikan vaksin BCG , OPV, dan yellow fever)
KONTRAINDIKASI RELATIF
• Live vaccine: kehamilan, mendapat transfusi darah atau imunoglobulin dalam 3-11 bulan, trombositopenia
• Moderate/severe acute illness
• Demam >40,5 °C, syok, kejang, menangis > 3jam dalam 48 jam pasca vaksin DPT sebelumnya
• Sindrom GBS dalam 6 minggu pasca vaksinasi
• Prematur atau BBLR à tunggu berat badan >2 kg atau usia 2 bulan (terutama untuk vaksin BCG)
121
4A
BUKAN KONTRAINDIKASI
• Alergi/asma (selain komponen vaksin)
• Mild illness : ISPA, diare ringan, otitis media, demam, ringan,
• Dalam terapi antibiotik
• Penyakit kronis (jantung, ginjal, hepar, paru)
• Cerebral palsy atau down syndome
• Malnutrisi atau jaundice
• Diketahui atau suspek HIV tanpa tanda dan gejala AIDS
• Ibu Menyusui
122
4A
VAKSINASI
PADA PASIEN HIV
Pada kasus anak lahir dari ibu HIV (+) maka pemberian vaksin VAKSIN KETERANGAN
Kejadian medis yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin, reaksi sensitifitas,
efek farmakologis maupun kesalahan program yang biasanya terjadi dalam kurun waktu sebulan
paska imunisasi
Jenis Reaksi
§ Reaksi lokal ringan: nyeri, eritema, bengkak daerah suntikan <1 cm
• Reaksi lokal berat: nyeri, eritema/indurasi > 8cm, abses
• Reaksi sistemik: demam, lesu, nyeri otot, mengigil
• Kolaps/syok anafilaksis
• Sepsis
• Ensefalitis
• Kejang à akibat demam tinggi, Tetanus
• Kelemahan otot/kelumpuhan
• Sindrom Guillain-Barre, Neuritis Brakialis
124
4A
VAKSINASI PADA
BAYI DENGAN IBU HEPATITIS B POSITIVE
RISIKO PENULARAN
• Ibu terinfeksi di TRIMESTER I DAN II RESIKO KECIL karena antigen dalam darah sudah negatif pada kehamilan cukup bulan dan anti HBs
sudah muncul
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Bukti klinis pertama infeksi HBV adalah KENAIKAN SERUM ALT, YANG MULAI NAIK SEBELUM TIMBUL GEJALA, SEKITAR 6-7 MINGGU
SESUDAH PEMAJANAN.
• Periksa kadar HBsAg dan IgM anti-HBc. Kadar antigen akan terdeteksi dalam darah bayi pada usia 6 bulan, dengan kadar puncak
pada usia 3-4 bulan. Jangan ambil darah umbilikal karena
§ (1) terkontaminasi dengan darah ibu yang mengandung antigen positif atau sekresi vagina,
§ (2) adanya kemungkinan antigen noninfeksius dari darah ibu.
TATALAKSANA
• Berikan dosis awal VAKSIN HEPATITIS B 0,5 ML IM DALAM 12 JAM SETELAH LAHIR dilanjutkan dosis ke-2 dan ke-3 pada usia 1 dan 6
bulan.
• Bila tersedia, berikan imunoglobulin hepatitis B (HBIG) 200 IU (0,5 mL)
• YAKINKAN IBU UNTUK TETAP MENYUSUI BAYINYA
IBU MASIH BOLEH MEMBERIKAN ASI PADA ANAK; DENGAN SYARAT ANAK SUDAH DIVAKSINASI
125
4A
IMUNOPROFILAKSIS HEPATITIS B
PADA BAYI PREMATUR DAN BBLR
• Vaksin HepB (dalam 12 jam) + HBIg (dalam • Vaksin HepB + HBIg (dalam 12 jam)
TIDAK 7 hari) • Periksa HBsAg ibu segera, jika tidak dapat
DIKETAHUI • Periksa HBsAg ibu segera, bila positif dilakukan dalam 12 jam maka berikan HBIg
maka berikan HBIg segera segera
• Vaksin HepB dalam 12 jam • Vaksin Hep B diberikan dalam 30 hari usia
NEGATIF • Vaksin HepB dalam 3 dosis yaitu pada kronologis jika klinis stabil Vaksin diberikan 3
0,1 dan 6 bulan (usia kronologis) dosis yaitu 1-2, 2-4, dan 6 bulan usia kronologis
126
4A
PERBEDAAN
OPV vs. IPV
KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Harga terjangkau 1. Dapat menyebabkan kelumpuhan pada
2. Mudah cara pemberian penerima vaksin (VAPP)
3. Mengimunisasi secara alami 2. Virus aktif yang diekskresi melalui feses dapat
4. Menimbulkan mucosal immunity pada intestine ditularkan kepada anak lain
dan oropharynx 3. Dapat bermutasi menjadi ganas (VDVP)
OPV
5. Memberikan kekebalan humoral seumur 4. Tidak dapat diberikan pada
hidup imudodefisiensi
6. Menimbulkan community immunity 5. Ekskresi virus melalui virus pada anak sehat
berlangsung 4-6 minggu, pada anak
imunodefisiensi berlangsung 10 tahun
1. Memberikan serokonversi yang tinggi 1. Harga mahal
2. Pemberiannya dapat dikombinasi 2. Pemeberian harus disuntik
dengan vaksin lain 3. Sedikit menimbulkan mucosal immunity pada
IPV 3. Virus mati sehingga tidak menular intestine
4. Tidak menyebabkan VAPP 4. Tidak memberikan kekebalan alami
5. Tidak bermutasi VDVP 5. Tidak memberikan community immunity
6. Menimbulkan mucosal immunity pada oropharynx
127
Pediatri
PEDIATRIK
GASTROENTERO
HEPATOLOGI
Pediatri
4A
Diare pada
Anak
4A
Qualitative Assessment
• Keluarnya feses dengan struktur lebih lunak atau bahkan berair, sebanyak 3 kali atau labih dalam
durasi 24 jam
Quantitave Assessment
• Kadar air dalam feses melebihi nilai normal, yakni >10 mL/kg/hari pada bayi atau anak-anak,
atau 200 g/hari pada remaja dan dewasa
Klasifikasi Diare
Diare Akut Berlangsung beberapa hari sampai 14 hari (umumnya <1 minggu)
Diare Persisten
Berlangsung sampai >14 hari dan umunya disebabkan agen infeksius
Diare Kronik Kondisi diare dengan durasi >14 hari dan umumnya disebabkan agen non-
infeksius
130
4A
Mekanisme Diare
• Terjadi perubahan gradien absorbsi cairan sehingga menimbulkan retensi cairan dalam
intralumen usus
Osmotik
• Intoleransi laktosa à hiperosmotik à malabsorbsi cairan
• Infeksi rotavirus, Shigella à merusak epitel usus à malabsorbsi cairan
• Tejadi karena adanya sekresi aktif cairan ke intralumen ususoleh substansi endogen yang
mengaktivasi mediator intraselular (cAMP, cGMP, Kalsium intraselular)
Sekretorik • Contoh:
• Infeksi Cholera, rotavirus à toxin ke epitel usus à sekresi
• Substansi empedu, asam lemak, lakastif
• Terjadi karena adanya proses peradangan yang menyebabkan destruksi villi usus dan atau
disfungsi transporter sehingga menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam rupa
Inflamatorik mucus, protein dan darah.
• Contoh:
• Infeksi shigella, Inflamatory Bowel Disease, Celiac Disease (Imunne process)
131
4A
TANDA-TANDA DEHIDRASI ?
• Gelisah/cengeng
Tanda Utama •lemah/letargi/koma
•Haus, turgor kulit abdomen menurun
132
4A
PENILAIAN DEHIDRASI
BERDASARKAN KRITERIA WHO
133
Lima Pilar Tatalaksana Diare pada Anak
1.Rehidrasi
• Tanpa dehidrasi à rencana terapi A
• Dengan dehidrasi tak berat à rencana terapi B
• Dengan dehidrasi berat à rencana terapi C
2.Dukungan Nutrisi
• Tetap diteruskan sesuai umur anak à menu sama pada anak sehat
• ASI tetap diteruskan à frekuensi lebih sering dari biasanya
3.Suplementasi Zinc (10 – 14 hari)
• < 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari
• > 6bulan : 20mg (1tablet) perhari
4.Antibiotik Selektif (diare berdarah (disentri) dan kolera)
5.Edukasi
134
4A
135
4A
136
4A
TIPS:
Usia makin muda, badan lebih kecil, ga boleh buru-
buru kasih cairan
Usia <1 tahun à total 6 jam
Usia >1 tahun à total 3 jam
137
4A
138
Diare (Gastroenteritis Akut/GEA)
Diare
Derajat Dehidrasi Diare BAB >3x/hari atau Klasifikasi
>10cc/bb
Tanpa dehidrasi: Akut: <14 hari
• Mata cekung (-)
Persisten: > 14 hari infeksius
• Turgor kembali cepat
5 Pilar Diare Kronik: > 14 hari (-) infeksius
Dehidrasi ringan-sedang:
• Mata cekung(+)
• Rasa haus (+) Rehidrasi • Tanpa Dehidrasi (A), Oralit:
• Turgor Kembali lambat • < 2 tahun = 50- 100 ml setiap kali BAB
Dehidrasi berat • ≥ 2 tahun = 100-200 ml setiap kali BAB
• Mata cekung(+) • Dehidrasi Ringan-Sedang (B), Oralit:
Nutrisi • 75 cc X kgBB dalam 3 jam pertama
• Tidak mau minum
• Turgor Kembali sangat • Dehidrasi Berat (C), RL atau NaCI:
lambat • 6 bulan < I tahun =
Zinc 30 ml/kgBB (I jam) & 70 cc/kgBB (5 jam)
• Anak > I tahun =
30 ml/kgBB (30 menit) & 70 ml//kgBB (2.5 jam)
Antibiotik Selektif
•< 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari
•> 6bulan : 20mg (1tablet) perhari
Edukasi
139
4A
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
DIARE PADA ANAK
DIAGNOSIS MANIFESTASI
- Diare >3 kali per hari berlangsung <14 hari
Diare cair akut
- Tidak mengandung darah
- Diare air cucian beras yang sering dan banyak
Kolera
- Cepat menyebabkan dehidrasi berat
Disentri - Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan)
Diare persisten - Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare dengan gizi buruk - Diare jenis apapun disertai gizi buruk
140
Pediatri
• Kelainan akibat defisiensi enzim laktase sehingga tidak dapat mencerna lactosa yang terdapat
dalam makanan (susu)
Patofisiologi
• Malabsorbsi laktosa à lumen usus terisi cairan hiperosmotik à menyerap cairan dan
menyebabkan diare
• Laktosa yang tidak diserap usus difermentasi oleh bakteri menjadi zat asam (fatty acid,
organic acid) dan berbagai macam gas.
Manifestasi Klinis
Tatalaksana
143
Definisi Etiologi
• Kelainan akibat defisiensi enzim laktase sehingga tidak dapat mencerna lactosa yang terdapat
dalam makanan (susu)
Patofisiologi
• Malabsorbsi laktosa à lumen usus terisi cairan hiperosmotik à menyerap cairan dan
menyebabkan diare
• Laktosa yang tidak diserap usus difermentasi oleh bakteri menjadi zat asam (fatty acid,
organic acid) dan berbagai macam gas.
Manifestasi Klinis
Etiologi
Manifestasi klinis
• Diare
• Reaksi alergi, seperti: urtikaria, angioedema, ruam kulit, dermatitis atopik, muntah, nyeri
perut, diare, rinokonjungtivitis, bronkospasme, dan anafilaksis.
145
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Hindari segala bentuk produk susu sapi
• Untuk bayi, tetap berikan ASI eksklusif
• Untuk bayi yang mengonsumsi susu formula:
• Susu terhidrolisat ekstensif atau formula asam amino
• Susu kedelai (alternatif)
146
Intoleransi Laktosa vs Alergi Susu Sapi
147
Pediatri
1
Enterokolitis
Nekrotikans
Enterokolitis Nekrotikans 1
Definisi
• Sindrom nekrosis intestinal akut pada neonatus yang ditandai oleh kerusakan dinding intestinal
berat akibat proses inflamasi vaskular, mukosa dan metabolik pada usus yang imatur
• Biasanya terjadi pada neonatus usia 2-3 minggu kehidupan. Faktor risiko: bayi prematur, terlalu dini
memberi susu formula.
Manifestasi Klinis
SISTEMIK SALURAN PENCERNAAN
• Distress napas • Distensi abdomen (terisi gas)
• Letargis atau iritabilitas • Eritema dinding abdomen
• Suhu tubuh tidak stabil • Muntah (bilier, darah)
• Toleransi minum buruk • Diare dengan tinja berdarah
• Asidosis • Residu lambung
• Oliguria • Tanda-tanda ileus: Bising usus
• Hipotensi berkurang/menghilang
• Syok sepsis
Keywords: Neonatus, premature, susu formula à Diare berdarah dan distensi abdomen
149
Enterokolitis Nekrotikans 1
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• LED dan CRP meningkat à penanda inflamasi
• Asidosis metabolik pada AGD
• Pencitraan à Rontgen abdomen
• Pneumatosis intestinalis à terbentuknya gelembung gas di dalam dinding usus
• Dilatasi usus proksimal à akibat stenosis bagian distal Pneumoperitoneum à bila terjadi perforasi
usus
150
Enterokolitis Nekrotikans 1
Tatalaksana
151
Pediatri
PEDIATRIK
HEMATO-
ONKOLOGI
Definisi
Anamnesis
• Bayi kecil (1-6 bulan), sebelumnya sehat tiba tiba tampak pucat dan malas minum, banyak tidur
• Minum ASI, tidak mendapat suntikan vit K saat lahir
• Kejang fokal
Pemeriksaan Fisik
• Pucat tanpa perdarahan yang nyata
• Peningkatan tekanan intrakranial, UUB Menonjol, penurunan kesadaran, papil edema
• Defisit neurologis : kejang fokal, hemoparesis, peresis nervus kranial
153
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap
• Pemeriksaan PT dan APTT dapat normal atau memanjang
• USG atau CT scan Kepala
Tatalaksana
Pemantauan
154
Pediatri
MED QUIZ
+
Anak laki-laki, 3 tahun, datang dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan anak tampak sangat kurus. Riwayat anak
lahir cukup bulan secara normal di bidan. Pemeriksaan TTV
dbn. Pada pemeriksaan fisik dijumpai lemak di bawah kulit
tipis, rambut mudah dicabut dan terlihat seperti jagung, kedua
tungkai tampak bengkak. Antropometri BB/TB 60%.
Diagnosis?
a. Kekurangan protein
b. Kekurangan karbohidrat
c. Marasmus
d. Kwarshiorkor
e. Marasmus-kwarshiorkor
Anak laki-laki, 3 tahun, datang dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan anak tampak sangat kurus. Riwayat anak
lahir cukup bulan secara normal di bidan. Pemeriksaan TTV
dbn. Pada pemeriksaan fisik dijumpai lemak di bawah kulit
tipis, rambut mudah dicabut dan terlihat seperti jagung, kedua
tungkai tampak bengkak. Antropometri BB/TB 60%.
Diagnosis?
a. Kekurangan protein
b. Kekurangan karbohidrat
c. Marasmus
d. Kwarshiorkor
e. Marasmus-kwarshiorkor
Anak laki-laki, 3 tahun, datang dibawa ke IGD RS oleh ibunya
dengan keluhan utama sesak napas yang dialami sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan disertai batuk, suara serak, dan demam. Pasien belum
pernah mendapatkan imunisasi. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 120/70, N 100x/menit, RR 36x/menit, S 38,5 C. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan adanya pseudomembran pada
daerah tonsil dan pembesaran KGB di sekitar leher.
Imunisasi apa yang dapat diberikan untuk mencegah kondisi ini?
A. BCG
B. DPT
C. Td
D. MMR
E. Polio
Anak laki-laki, 3 tahun, datang dibawa ke IGD RS oleh ibunya
dengan keluhan utama sesak napas yang dialami sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan disertai batuk, suara serak, dan demam. Pasien belum
pernah mendapatkan imunisasi. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 120/70, N 100x/menit, RR 36x/menit, S 38,5 C. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan adanya pseudomembran pada
daerah tonsil dan pembesaran KGB di sekitar leher.
Imunisasi apa yang dapat diberikan untuk mencegah kondisi ini?
A. BCG
B. DPT
C. Td
D. MMR
E. Polio
Anak laki-laki, 5 bulan datang ke Puskesmas dibawa
ibunya. Ibu pasien mengatakan anaknya belum
mendapat vaksin pada saat berusia 4 bulan pasien
sedang sakit.
Apa yang sebaiknya dilakukan dokter?
A. Vaksin + catch up
B. Rujuk ke dr Sp. A
C. Memberikan vaksin DPT
D. Vaksin harus diulang
E. Vaksin tidak diberikan
Anak laki-laki, 5 bulan datang ke Puskesmas dibawa
ibunya. Ibu pasien mengatakan anaknya belum
mendapat vaksin pada saat berusia 4 bulan pasien
sedang sakit.
Apa yang sebaiknya dilakukan dokter?
A. Vaksin + catch up
B. Rujuk ke dr Sp. A
C. Memberikan vaksin DPT
D. Vaksin harus diulang
E. Vaksin tidak diberikan
Anak perempuan, 14 bulan, datang dibawa ibunya ke
Puskesmas dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari. BAB dialami
pasien sebanyak 5x/ hari, konsistensi cair, warna coklat
kekuningan. Darah maupun lendir disangkal. Pada
pemeriksaan fisik pasien tampak sadar, mata cekung (-),
turgor kulit kembali cepat, CRT <2 detik.
Diagnosis?
a. Diare akut tanpa dehidrasi
b. Diare akut dengan dehidrasi ringan
c. Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
d. Diare akut dengan dehidrasi sedang-berat
e. Diare akut dengan dehidrasi berat
Anak perempuan, 14 bulan, datang dibawa ibunya ke
Puskesmas dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari. BAB dialami
pasien sebanyak 5x/ hari, konsistensi cair, warna coklat
kekuningan. Darah maupun lendir disangkal. Pada
pemeriksaan fisik pasien tampak sadar, mata cekung (-),
turgor kulit kembali cepat, CRT <2 detik.
Diagnosis?
a. Diare akut tanpa dehidrasi
b. Diare akut dengan dehidrasi ringan
c. Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
d. Diare akut dengan dehidrasi sedang-berat
e. Diare akut dengan dehidrasi berat
Anak laki-laki, 1 bulan, datang dibawa oleh ibunya ke Puskesmas
dengan BAB cair disertai darah sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya
anak mendapatkan ASI eksklusif namun 3 hari terakhir ini anak mulai
diberikan susu formula karena ibu merasa produksi ASI tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sang anak. Anak lahir kurang bulan
pada usia 34 minggu. Pada pemeriksaan fisik dijumpai anak iritabel
dan distensi abdomen.
Pemeriksaan penunjang yang tepat?
a. Urea breath test
b. Hydrogen breath test
c. Skin prick test
d. USG abdomen
e. Foto polos abdomen
164
Anak laki-laki, 1 bulan, datang dibawa oleh ibunya ke Puskesmas
dengan BAB cair disertai darah sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya
anak mendapatkan ASI eksklusif namun 3 hari terakhir ini anak mulai
diberikan susu formula karena ibu merasa produksi ASI tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sang anak. Anak lahir kurang bulan
pada usia 34 minggu. Pada pemeriksaan fisik dijumpai anak iritabel
dan distensi abdomen.
Pemeriksaan penunjang yang tepat?
a. Urea breath test
b. Hydrogen breath test
c. Skin prick test
d. USG abdomen
e. Foto polos abdomen
165
Pediatri
Terima Kasih
#OneShotBersamaMedsense+