Anda di halaman 1dari 112

Materi November 2021

Kardiologi
Mediko made the med-easy!
Banyaakkk bangettttttttt
Belajar yang mana dulu ???
Definisi
Sindroma coroner akut adalah gejala/kumpulan gejala
yang berkaitan dengan terjadinya infark miokard.
Angina Pektoris
Iskemi miokardium akibat ketidakseimbangan kebutuhan dan pasokan
oksigen à menimbulkan nyeri dada; etiologi terbanyak : atherosklerosis
Stable Angina Pectoris Unstable Angina Pectoris
Akibat obstruksi arteri coronaria e.c plak ateroma Akibat obstruksi a. coroner e.c plak atheroma
progresif
Pencetus Makan, emosi, exercise, suhu ekstrim
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis • Nyeri dada kiri >10 menit, tidak hilang dengan
• Nyeri dada kiri 5-10 menit, hilang dengan istirahat
istirahat/nitrogliserin • Bersifat crescendo
• Nyeri dada retrosternal à menjalar ke bahu, • Muncul ketika aktivitas maupun istirahat
lengan, rahang, epigastrik • Dapat menyebabkan infark miokard

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang


EKG (biasanya normal), treadmill test EKG à adanya elevasi segmen ST
Angina Prinzmental • Akibat vasospasme arteri coroner
• Tidak berhubungan dengan atherosklerosis
• Biasanya muncul pada usia muda
• Nyeri dada timbul saat istirahat, hilang dengan nitrogliserin
Perbedaan SAP UAP NSTEMI STEMI
Angina < 20 menit, hilang
> 20 menit, tidak hilang dengan istirahat
dengan istirahat
EKG Non ST Elevasi : ST Elevasi
+ bila stress physical
- ST depresi LBBB
Biasanya normal
- T Inverted
Enzim Jantung - - + +

Stable Angina Pectoris à 4E


- Eating
- Emotion
- Exercise
- Extreme Temperature
Gambaran EKG
STEMI Evolusi EKG pada STEMI
• Elevasi segmen ST sebesar 0,1 mV pada dua sadapan
bersebelahan, kecuali untuk sadapan V1–V3.
• Nilai ambang elevasi segmen ST di sadapan V1–V3
pada:
• Pria usia ≥40 tahun: ≥0,2 mV
• Pria usia <40 tahun: ≥0,25 mV
• Pada perempuan: ≥0,15 mV
• LBBB baru LBBB NSTE-ACS

NON STEMI / UAP


• Gambaran ST depresi > 0,1mV
• Gambaran T inverted ≥ 0,2 mV
• Tanpa perubahan EKG / Normal
q

Lokasi Oklusi
Cardiac Biomarker

Peningkatan marka jantung hanya Troponin I/T juga dapat meningkat oleh sebab
Troponin I/T sebagai marka nekrosis menunjukkan adanya nekrosis miosit, kelainan kardiak nonkoroner seperti
jantung mempunyai sensitivitas dan namun tidak dapat dipakai untuk takiaritmia, trauma kardiak, gagal jantung,
spesifisitas lebih tinggi dari CK-MB. menentukan penyebab nekrosis miosit hipertrofi ventrikel kiri,
tersebut (penyebab koroner/nonkoroner) miokarditis/perikarditis
STEMI kaya akan Fibrin à Fibrinolitik
NSTEMI kaya akan platelet à Anti platelet
PENJELASAN
Tatalaksana Awal
1. Aspirin diberikan 160-320 mg diberikan pada semua pasien,
pemberian secara dikunyah (non-enteric coated) lebih dipilih.
O2 (jika <95% + ANIMO) 2. Pemberian penghambat reseptor ADP : ticagleror diberikan
Aspirin 180 mg dilanjutkan dosis maintenance 2x90 mg/hari atau
Nitrat clopidogrel 300 mg dilanjutkan dosis maintenance 75 mg/hari.
MOrphine (Pada pasien yang akan dilakukan fibrinolitik dianjurkan
menggunakan clopidogrel)

1. Nitrogliserin spray/tablet sublingual pada pasien masih nyeri


dada di ruang IGD, dapat diulang 3x dengan jarak 5 menit,
nitrogliserin diberikan secara intravena.
2. Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30
menit, bagi pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis
NTG sublingual.
Door to balloon (PCI)
Kontraindikasi Fibrinolitik

1. Stroke hemoragik kapanpun


2. Stroke iskemik > 3 jam dan < 3
bulan
3. Trauma kraniofasial signifikan
dalam 3 bulan
4. Lesi vaskular serebral
struktural (misal AVM)
5. Neoplasma intrakranial
maligna
6. Kecurigaan diseksi aorta
7. Perdarahan aktif atau
gangguan perdarahan (tidak
termasuk menstruasi)
SOAL NO 1
Tn. A, 51 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 6 jam yang lalu. Nyeri
dada dirasakan seperti terhimpit beban berat, menjalar ke rahang kiri. Nyeri dada tidak
membaik dengan istirahat. Pemeriksaan tanda vital TD 140/90 mmHg HR 94x/menit RR
23x/menit T 36,8 C SpO2 98%. Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya ST depresi pada lead
V5 dan V6. Pemeriksaan lab didapatkan peningkatan kadar troponin I.
Tatalaksana awal pasien yang paling tepat adalah…
a. Bisoprolol 10 mg
b. ISDN sublingual 5 mg
c. Streptokinase 1,5 juta IU
d. Amiodarone 150 mg iv
e. Amlodipin 10 mg
SOAL NO 2
Seorang laki-laki usia 51 tahun datang ke IGD RS mengeluhkan adanya nyeri dada sejak 3
jam yang lalu. Nyeri dada seperti tertekan, menjalar ke bahu dan lengan kiri. Nyeri dada
muncul setelah pasien selesai bermain tennis. Nyeri tidak hilang meskipun pasien sudah
minum obat di bawah lidah. Pasien pernah sebelumnya merasakan keluhan seperti, namun
hilang dengan minum obat tersebut. Pemeriksaan EKG menunjukkan hasil seperti di bawah.
Berdasarkan gambaran tersebut, manakah arteri coronaria yang mengalami sumbatan?
a. Left Circumflex coronary artery
b. Left anterior descending artery
c. Left coronary artery
d. Right coronary artery
e. Aorta
SOAL NO 3
Tn. E, 59 tahun datang ke UGD dengan penurunan kesadaran sejak 3 jam yang lalu. Sebelum
pingsan, pasien sempat mengeluh nyeri dada saat bermain tennis lapangan bersama teman
kantornya. Pemeriksaan EKG didapatkan hasil ST elevasi pada lead II, III dan aVF. Pasien
kemudian dilakukan terapi fibrinolitik karena akses PCI RS terdekat memakan waktu 4 jam.
Manakah yang benar dari pernyataan berikut…
a. Fibrinolitik dapat dilakukan meskipun onset nyeri dada > 12 jam
b. Fibrinolitik dapat dilakukan dengan pemberian streptokinase 1 juta IU
c. Alteplase merupakan salah satu jenis fibrinolitik non-spesifik
d. Salah satu tanda keberhasilan fibrinolitik adalah menurunnya elevasi ST segmen ≥ 50%
pada EKG
e. Apabila gagal fibrinolitik maka hentikan pemberian dan monitoring tanda-tanda vital
pasien.
SOAL NO 4
Ny. A, 49 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 1 jam yang lalu. Nyeri dirasakan
seperti tertekan benda berat, menjalar ke bahu dan lengan kiri. Nyeri tidak membaik dengan
beristirahat. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 140/90 mmHg, HR 90x/menit, RR
24x/menit, suhu 36,6 C. Pemeriksaan EKG didapatkan adanya gelombang T inversi pada lead
V3 dan V4.
Pemeriksaan lanjutan yang dapat dikerjakan adalah…
a. NT-proBNP
b. Myoglobin
c. CKMB
d. Troponin I
e. Enzim jantung
GAGAL JANTUNG
Sindrom klinis yang ditandai oleh gejala tipikal (sesak napas, pembengkakan tungkai, fatigue) dan
dapat disertai dengan tanda (peningkatan JVP, ronkhi, dan edema perifer), yang disebabkan oleh
kelainan struktur dan/atau fungsi jantung sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung
dan/atau peningkatan tekanan intrakardiak saat istirahat maupun aktivitas (stress).
GAGAL JANTUNG

Dikatakan positif apabila :


2 mayor/1 mayor + 2 minor

PNR PICASO Positif Hepatojugular Reflux


Increase Venous Pressure
Paroksisimal Nokturnal Dispneu Cardiomegaly
Neck Vein Distention Acute Pulmonary Oedema
Rales S3 GallOp
Gagal Jantung Kanan dan Kiri
Beberapa obat yang bersifat anti remodelling untuk mencegah
progresifitas gagal jantung adalah : ACE inhibitor, beta-blockers,
angiotensin receptor blockers, and Antagonis Aldosteron
PEMBESARAN JANTUNG
Atrium kanan
• Pembesaran batas atrium kanan
• Double contour pada jantung kanan
• Pada EKG menunjukan P Pulmonal

P Pulmonale merupakan gambaran P yang meninggi,


yaitu P yang lebih dari 3 kotak, sering diakibatkan karena
kelainan jantung kongenital, kelainan katup tricuspid
dan hipertensi pulmonal.
PEMBESARAN JANTUNG
Ventrikel kanan
• Pada pemeriksaan fisik : apex jantung geser ke
lateral
• Foto thorax : apex terangkat pada foto PA, dan
penyempitan ruang retrosternal pada lateral.
• Pada EKG rasio R/S >1 di V1

RVH
Sering disebabkan oleh penyakit
paru kronis seperti TB dan
PPOK yang menyebabkan
Hipertensi Pulmonal
PEMBESARAN JANTUNG
Atrium kiri
• Pada x-foto didapatkan double density pada
bagian kiri jantung, pinggang jantung mendatar
dan bronkus kiri terangkat.
• Pada EKG menunjukan P mitral.

P Mitral adalah P yang lebih dari 3 kotak dan dapat


berbentuk seperti huruf M. Untuk mempermudah bisa
diingat MIKI MOKA (MItral KIri, pulMOnal KAnan).

Etiologi dari LAE antara lain : AMI, mitral stenosis, mitral


regurgitasi, gangguan katup semilunar aorta, hipertensi
sistemik dsb.
PEMBESARAN JANTUNG
Ventrikel kiri
• Pada pemeriksaan fisik : apex jantung geser ke laterocaudal
• Foto thorax : apex tertanam ke diafragma pada foto PA, dan penyempitan ruang
retrocardial pada lateral.
• Pada EKG terdapat kriteria sokolow-lyon, cornell criteria dan sebagainya.

KRITERIA EKG
1. Kriteria Cornell
• S pada V3 + R di aVL > 24 mm Sekolah sampe S1 berakhir
pada pria dan >20 mm pada Ranking 56
wanita.
2. Kriteria lainnya : Sekolah : Sokolow Lyon
• S di V1 + R di V5/V6 >35 mm S1 : S di V1
(Sokolow Lyon Criteria) Ranking 56 : R di V5/V6
• R di aVL >11 mm
Apex jantung yang
tertanam pada diafragma
pada proyeksi PA, dan
penyempitan ruangan
retrocardial pada proyeksi
lateral
Alur Diagnosis
• Pada pasien DM/gagal jantung
direkomendasikan ACE-I atau
ARB.
• CCB tidak direkomendasikan
karena memperburuk oedem.
• Tx DM : metformin
dikombinasikan dengan SGLT-
2/GLP-1 Agonis
• TZD tidak direkomendasikan
karena memperparah oedem
SOAL NO 5
Ny. T, 58 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas. Sesak dirasakan pasien sejak
2 bulan terakhir ketika melakukan aktivitas berat, saat bekerja sehari-hari pasien merasa
sehat. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu. TD 140/90 mmHg, HR
90x/mnt, RR 20x/menit, suhu afebris.
Diagnosis pasien yang tepat adalah…
a. CHF NYHA I
b. CHF NYHA II
c. CHF NYHA III
d. CHF NYHA IV
e. Acute De Novo Heart Failure
SOAL NO 6
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat jantung dan hipertensi sejak 4 tahun yang lalu.
Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD 140/90 mmHg, HR 115x/menit, RR 28x/menit,
SpO2 80%. Pemeriksaan fisik ditemukan ronkhi basah di kedua lapangan paru. Pemeriksaan
foto thoraks ditemukan kardiomegali dengan garis Kerley B dan batwings appearance.
Apakah medikamentosa awal yang dapat diberikan?
a. Clopidogrel 1x75 mg
b. Bisoprolol 1x 2,5 mg
c. Aspilet 1x160 mg
d. Furosemide IV 0,5 mg/kg
e. Captopril 3x12,5 mg
SOAL NO 7
Tn. B, 42 tahun diantar istrinya ke IGD dengan keluhan sesak yang semakin memberat sejak 2
bulan terakhir. Sesak disertai dengan batuk berdahak berwarna keputihan. Pasien memiliki
kebiasaan merokok 10 batang perhari. Pemeriksaan tanda vital didapatkan kesadaran
composmentis, TD 140/100 mmHg, HR 100x/menit, RR 30x/menit, suhu 36,8 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan barrel chest (+), JVP 5+4 cm H2), shifting dullness (+), edema
pretibial.
Gambaran EKG yang sesuai dengan kondisi pasien adalah…
a. S di V1 + R di V5/V6 > 35 mm
b. Pemanjangan interval QT
c. Pemendekan interval QT
d. Gelombang P lebih lebar dari 3 kotak
e. Gelombang P lebih tinggi dari 3 kotak
SOAL NO 8
Seorang pria berusia 60 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas saat beraktivitas. Keluhan
kadang dirasakan pada malam hari dan mengganggu tidur pasien. Pasien juga mengeluh
kedua tungkai membengkak. Riwayat hipertensi tidak terkontrol. Dari pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan TD 140/80 mmHg, HR 82x/min, RR 32x/min, S 36.9C. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan ada rhonki di kedua basal paru, dan pemeriksaan CTR 0,69.
Marker yang berguna dalam penegakkan diagnosis pasien tersebut adalah …
a. NT pro BNP
b. CK dan CKMB
c. Troponin
d. LDH
e. Mioglobin
Gangguan Katup Jantung
• Sistolik à katup aorta dan pulmonal membuka, katup
mitral dan tricuspid menutup
• Diastolik à katup aorta dan pulmonal menutup, katup
mitral dan tricuspid membuka

• Gangguan saat menutup à regurgitas/insufisiensi


• Gangguan saat membuka à stenosis

Katup Murmur Sistolik Murmur diastolic


Mitral dan Trikuspid Regurgitasi Stenosis
Aorta dan Pulmonal Stenosis Regurgitasi
CARA MUDAH

MERAH (katup atas), HIJAU (katup bawah)

ATAS SISTOLE STENOSIS (ASS)


BAWAH SISTOLE REGURGITASI (BSR)
Apabila diastole maka tinggal kebalikanya

Contoh Soal :

Tn. A 54 tahun, saat diperiksa di SIC II katup 2


sinistra didapatkan bising diastole.

SIC 2 sinistra (pulmonal), atas diastole maka


pulmonal regurgitasi (karena kebalikan stenosis
adalah regurgitasi)
Demam Rematik Akut
Kondisi inflamasi sistemik akibat proses Diagnosis : Jones Criteria
autoimun dari infeksi streptococcus yang
tidak tertangani Kriteria Mayor Kriteria Minor

Joint involvement Peningkatan CRP


MyOcarditis Pemanjangan interval PR
Nodul subcutaneous Leukositosis
Erythema marginatum Arthralgia
Sydenham chorea Demam
Peningkatan LED
2 mayor
Kultur tenggorok (+) atau
atau
Peningkatan titer ASTO
1 mayor 2 minor
Perjalanan Penyakit

Rheumatic heart disease


• Kerusakan pada satu/lebih katup
jantung yang diawali episode
demam rematik akut
• Katup yang sering terlibat : mitral
(regurgitasi à stenosis)
Tatalaksana
Pencegahan primer Penicillin G benzathine >= 27 kg : 1.200.000 unit IM single dose
<27 kg : 600.000 unit IM single dose
Penicillin VK 250 mg 3-4x/hari atau 500 mg 2x/hari PO selama 10 hari
Amoxicillin 50 mg/kg PO selama 10 hari
Cephalosporin 1st gen 20 mg/kg/hari selama 10 hari
Eritromisin etilsuksinat 40 mg/kg/hari dibagi 2-3 dosis selama 10 hari
Pencegahan sekunder Intramuscular Benzathine benzyl penicillin tiap 3 minggu
<30 kg : 600.000 unit
>= 30 kg dan dewasa : 1.200.000 unit
Oral Phenoxymethyl penicillin 250 mg 2x/hari

Durasi pencegahan • Demam rematik tanpa keterlibatan jantung : s/d usia 18 tahun; atau selama 5 tahun
sekunder (WHO • Karditis : s/d usia 25 tahun; atau 10 tahun
2004) • Katup prostetik : seumur hidup
Endokarditis Bakterialis
• Infeksi mikroba pada permukaan endotel
jantung
• Berisiko pada pasien dengan :
katup prostetik, riwayat endocarditis
sebelumnya, penyakit jantung kongenital,
menjalani prosedur di area gigi dan
mulut

Etiologi dan Faktor Predisposisi


Patogenesis

Kerusakan endotel katup

Pembentukan thrombus fibrin-trombosit

Perlekatan bakteri pada plak


thrombus-trombosit

Proliferais bakteri fokal dengan


penyebaran hematogen
Diagnosis

Kriteria Mayor
Kultur darah Positif (patogen tipikal dari minimal 2 kultur terpisah)
Definite
Bukti lesi endocardium berdasarkan ekokardiografi (vegetasi, abses 2 mayor
perivalvular, regurgitasi mitral)
1 mayor + 3 minor
Kriteria Minor 5 minor
Faktor Predisposisi Demam (>38oC)
(Kelainan jantung/pengguna jarum
suntik) Possible
1 mayor + 1 minor
1 kultur darah positif Fenomena vascular
(kecuali pathogen yang tidak (emboli arteri, aneurisma mikotik, 3 minor
menyebabkan endocarditis) splinter hemorrhage, janeway lesion)
Fenomena imunologi
(glomerulonephritis, Osler’s node, Roth spot, faktor rheumatoid)
Perikarditis
• Peradangan lapisan pericardium jantung akibat infeksi
• Menyebabkan restriksi pompa jantung à tamponade cordis
Gambaran EKG Manifestasi Klinis
• Nyeri dada retrosternal/precordium,
berkurang ketika duduk/membungkuk
• Pericardial Friction rub
Tatalaksana Akut
• Aspirin dosis tinggi 650-1000 mg 3x/hari
• Kolkisin 0.5-.06 mg 2x/hari dikombinasi dengan aspirin/NSAIDs
• Observasi kemungkinan tamponade jantung, mioperikarditis, atau pericarditis bacterial
• Hindari antikoagulan à risiko hemoperikardium

Tatalaksana Etiologi
• Antibiotik sistemik dan drainase pericardium pada pericarditis bacterial
• Prednison
• Dialisis à pada kondisi uremia
SOAL NO 9
Tn. A usia 57 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 2 jam yang lalu. Sesak tidak
membaik dengan istirahat. Keluhan lain berupa jantung terasa berdebar-debar sejak 3 hari
yang lalu. Pemeriksaan tanda vital TD 90/60 mmHg, HR 115x/menit, RR 28x/menit.
Pemeriksaan fisik didapatkan edema pada ekstremitas bawah. Auskultasi jantung didapatkan
murmur sistolik pada ICS II linea parasternal sinistra. Apakah diagnosis yang mungkin pada
pasien tersebut…
a. Stenosis pulmonal
b. Stenosis aorta
c. Regurgitasi aorta
d. Regurgitasi pulmonal
e. Regurgitasi mitral
SOAL NO 10
Tn. B, datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke tangan kiri. Nyeri dirasakan
tajam dan muncul saat menarik napas. Keluhan disertai dengan demam yang tidak
terlalu tinggi dan seluruh badan terasa linu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD
110/80 mmHg, HR 102x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,3 C. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pericardial friction rub (+). Gambaran EKG yang mungkin muncul pada
pasien ini adalah…
a. Pemanjangan interval QT
b. SIQIITIII
c. ST elevasi hampir semua lead EKG
d. Inversi gelombang T di V2-V4
e. S di V1 + R di V5/V6 > 35 mm
SOAL NO 11
Tn. L, 38 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan demam sejak 2 minggu yang lalu. Riwayat
pasien pengidap narkoba, ditemukan banyak bekas suntikan. Pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan TD 110/80 mmHg, HR 125x/menit irregular, nafas 22x/menit, suhu 38,5 C.
Pemeriksaan fisik didapatkan bising jantung (+), lesi Janeway (+). Pada ekokardiografi
didapatkan adanya vegetasi pada ventrikel kiri.
Kriteria mayor menurut Duke Criteria pada pasien tersebut adalah?
a. Bising jantung
b. Vegetasi
c. Bekas suntikan
d. Lesi Janeway
e. Demam
Aritmia

Sinus Takikardi Atrial Fibrilasi


Laju : >100x/menit Laju : >350x/menit (laju atrium)
Irama : Reguler Irama : Ireguler
Gelombang P : normal Gelombang P : Tidak terlihat
Interval PR : Normal Interval PR : sulit dinilai

Supraventrikular Takikardi Atrial Flutter


Laju : 150-250x/menit Laju : 200-350x/menit (laju atrium)
Irama : Reguler Irama : Reguler
Gelombang P : Tidak terlihat Gelombang P : Sawtooth/gigi gergaji
Interval PR : sulit dinilai Interval PR : sulit dinilai
Ventrikular takikardi
Laju : 100-250x/menit
Irama : Reguler
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada

Torsades De Pointes
Laju : 200-250x/menit
Irama : Ireguler
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada

Ventrikular Fibrilasi
Laju : Tidak dpt dinilai
Irama : kacau
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Guideline AHA 2015
Guideline AHA 2020
dan Maklumat ACLS
PERKI 2021

Apa yang baru?


• Pemberian adenosin adalah 6mg kemudian
diulang satu kali 12 mg jika tidak berhasil (6-12
mg), dari yang sebelumnya diulang 2x (6- 12-12
mg)
• Sotalol dan prokainamid tidak tersedia di
Indonesia (sehingga tidak dimasukkan dalam
algoritma ACLS PERKI)
Tipe PVC/VES
Kriteria VES Benigna vs Maligna
1. > 6 dalam 1 menit
2. R on T
3. Infark miokard
4. Polimorfik
5. Repetitif dan konsekutif (bigemini, trigemini)

EKG HOLTER
Tatalaksana VES
1. Asimptomatik : tidak perlu dilakukan terapi, hanya perlu reassurance, tidak perlu terapi obat-
obatan.
2. Simptomatik
a. Koreksi penyebab dasar : misal gangguan elektrolit, terutama magnesium dan kalium
b. Farmakologi : CCB non dihiropiridin (verapamil, diltiazem), beta blocker, amiodarone
c. Terapi definitif : ablasi radio frekuensi
Cerita Cinta AV-BLOCK, seperti aku, kamu dan dia!

1. Derajat 1 : LDR!, kita jauh dan konstan…….. (PR


interval memanjang konstan, tanpa adanya blok)
2. Derajat 2 :
a. Mobitz 1 : makin lama makin menjauh lalu
kamu minta putus (PR semakin memanjang
dan blok!)
b. Mobitz 2 : Gak ada perkara tiba2 kamu
putusin aku! ( interval PR normal/menjauh
dengan jarak yang sama dan tiba-tiba blok)
3. Derajat 3 : kita harus berpisah L
Guideline AHA 2015

Pada AV blok derajat 2 Mobitz 2


dan 3, langsung diberikan
pacemaker.
Guideline AHA 2020
dan Maklumat ACLS
PERKI 2021

Apa yang baru?

• Dosis sulfas atropin untuk bradikardia


simtomatik yaitu 1 mg dapat diulang 3x dengan
dosis maksimal 3 mg, dari yang sebelumnya 0.5
mg.
• Dosis drip dopamin ialah 5 – 20
mcg/KgBB/menit dari yang sebelumnya 2-20
mcg/KgBB/menit.
SOAL NO 12
Tn. G, 39 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan dada berdebar-debar. Keluhan disertai
dengan keringat dingin dan sesak napas. Tanda tanda vital didapatkan tekanan darah 140/90
mmHg, nadi 110x/menit T 36,5C, RR 26x/menit, SpO2 98%. Pemeriksaan fisik tidak
didapatkan adanya ronkhi dan tidak ada edema ekstremitas. Pasien memiliki riwayat stroke
non hemorrhagic 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran berikut.
Tatalaksana awal yang tepat adalah…
a. Amiodarone
b. Vagal manuever
c. Adenosine
d. Synchronize cardioversion 200J
e. Calcium channel blocker
SOAL NO 13
Ny. Q, 59 tahun mendadak tidak sadar di pantai. Saat diperiksa nadi pasien (-) dan napas (-)
kemudian dilakukan bantuan hidup dasar. Setelah ambulans datang dilakukan pemasangan
AED. Setelah dilakukan RJP 5 siklus, nadi pasien masih masih tidak teraba dan tidak ada
napas. Apabila gambaran monitor AED seperti gambar dibawah, maka tatalaksana yang dapat
diberikan kepada pasien adalah…
a. Synchronized cardioversion
b. Defibrilasi
c. Amiodarone 150 mg
d. Amiodarone 300 mg
e. Epinefrin 1:1000 1 cc
SOAL NO 14
Ny. A, 65 tahun datang ke IGD mengeluhkan lemas dan keringat dingin seperti hendak
pingsan. Keluhan ini muncul sejak 6 bulan lalu, namun pasien tidak pernah memeriksakan diri
ke dokter. Dalam perjalanan ke RS pasien dilaporkan sempat pingsan 1 kali. Keluhan nyeri
dada dan sesak disangkal. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 100/60 mmHg, HR
45x/menit, RR 24x/menit, T 36,8 C. Pemeriksaan fisik tidak didapatkan suara tambahan paru,
edema tungkai (-). Pemeriksaan EKG menunjukkan gambaran sebagai berikut.
Tatalaksana yang paling tepat pada pasien adalah….
a. Digoxin IV
b. Amiodarone IV
c. Atropin IV
d. Pemasangan transcutaneous pacemaker
e. Adenosine IV
SOAL NO 15
Ny. F, 24 tahun datang ke klinik dengan keluhan dada berdebar debar sejak 2 bulan terakhir.
Pasien juga mengeluhkan lemas. Pasien gemar mengkonsumsi kopi karena pasien sedang
mempersiapkan ujian nasional. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR
64x/menit, RR 24x/menit, suhu 36,9 C. Pemeriksaan EKG didapatkan hasil berikut ini.
Interpretasi gambaran EKG pasien adalah…
a. Premature atrial contraction
b. Torsades des pointes
c. Ventricular extrasystole
d. AV nodal reentry tachycardia
e. Supraventricular tachycardia
SOAL NO 16
Tn. E, 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar-debar yang dirasakan sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan cepat lelah dan badan terasa lemas. Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan penyakit jantung yang rutin kontrol ke dokter jantung. Keluhan sesak nafas dan nyeri
dada disangkal. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan 130/90 mmHg, HR 105x/menit, RR
24x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan fisik didapatkan apeks jantung bergeser ke inferolateral,
murmur diastolic grade IV/VI pada SIC VI linea axillaris anterior sinistra, pulsus deficit (+).
Pemeriksaan EKG didapatkan hasil sebagai berikut. Dokter berencana untuk memberikan
antikoagulan kepada pasien. Apakah antikoagulan yang paling tepat sesuai kondisi pasien?
a. Heparin
b. Dabigatran
c. Warfarin
d. Enoxaparain
e. Rivaroxaban
Syok Kardiogenik

Fluid challenge dengan memberi cairan koloid atau kristaloid sejumlah


250-500 ml dalam 20-30 menit. Apabila membaik maka bisa jadi
merupakan syok hipovolemik.
Cardiogenic Shock And Pulmonary Edema Harrison S
Tatalaksana Syok Kardiogenik

Maklumat ACLS PERKI


2021

Apa yang baru?

• Dosis drip dopamin ialah sebesar 5 – 20


mcg/KgBB/menit dari yang sebelumnya 2-20
mcg/KgBB/menit.
• Jika terjadi hipotensi dengan tanda syok
dengan HR <50 akan diberikan drip dopamine
5-20 mcg/kg/menit, sedangkan jika HR >50
maka akan langsung diberikan drip
norepinefrin 0.1-0.5 mcg/kg/menit.
DOPAMIN vs DOBUTAMIN
(Efek di reseptor Simpatis)

Dopamin :
- Alfa-1 : vasokontriktor
- Beta-1 : meningkatkan kontraksi jantung (Inotropik positif)

Dobutamin :
- Beta-1 : meningkatkan kontraksi jantung (Inotropik positif)

Pada pasien dengan gagal jantung à tidak disarankan memakai


dopamine, karena dapat memperberat kerja jantung (preload
meningkat)
Algoritma Cardiac Arrest ACLS 2018
Jangan lupa 5H dan 5T
Algoritma Cardiac Arrest ACLS 2020

Apa Perbedaannya?
1 1. Inisiasi epinefrin segera

74
SOAL NO 17
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran. Setelah
dilakukan pemeriksaan nadi tidak teraba. Dilakukan pemeriksaan EKG ditemukan gambaran
sebagai berikut.
Diagnosis dan tatalaksana pasien tersebut adalah…
a. VT + defibrilasi
b. VF + kardioversi
c. Asistol + defibrilasi
d. PEA + adrenalin
e. Bradikardia + sulfas Atropine
SOAL NO 18
Tn. B, 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas yang memberat sejak 1 jam yang
lalu. Pasien tidak mengeluh demam maupun batuk sebelumnya. Pasien memiliki sakit jantung
sejak 4 tahun lalu, namun tidak rutin kontrol berobat. Pemeriksaan tanda vital dijumpai
pasien tampak sakit berat, TD 80/50 mmHg, HR 118x/menit, RR 38x/menit, suhu 36,8C.
Pemeriksaan fisik didapatkan JVP 5 + 4 cm H2O, ronkhi basah halus di kedua lapang paru,
ictus cordis berada di SIC VI linea axillaris anterior, suara jantung S3 gallop (+), pitting edema
dan akral dingin. Tatalaksana yang dapat dilakukan pada pasien tersebut adalah…
a. Nitrogliserin IV
b. Norepinefrin IV
c. Dobutamin IV
d. Dopamin IV
e. Resusitasi cairan kristaloid 1000cc dalam 2 jam
Diseksi Aorta
Robekan lapisan tunika intima aorta à pemisahan dinding aorta membentuk lumen palsu
Etiologi dan Faktor Risiko

Penyakit Genetik
• Marfan syndrome
• Turner syndrome

Inflamasi
Takayasu, giant cell arteritis

Peningkatan stress dinding aorta


• Hipertensi, feokromositoma
• Trauma, rokok, koarktasio
Klasifikasi Manifestasi Klinis
• Nyeri dada mendadak seperti disobek
• Syok/hipotensi
• Tekanan darah systole berbeda pada tiap
esktremitas
• Defisit neurologis fokal
• Insufisiensi aorta

Pemeriksaan Penunjang
• Radiologi (gold standard : CT Scan)
• EKG
ü ST elevasi inferior
ü Gambaran pericarditis
• Darah lengkap + enzim jantung
ü Leukositosis, peningkatan troponin, d-dimer (+)
USG
X Foto Thorax

Dissection flap diatas katup aorta

CT Scan

Jarak dari tunika intima


Calcium sign
ke aortic knob >0.5 cm
Aneurisma Aorta Abdominalis
Aneurisma Aorta Abdominalis
Pelebaran aorta abdominalis dengan diameter >3 cm

Faktor Risiko
Merokok, usia >60 tahun, atherosclerosis, hipertensi,
diabetes mellitus

Manifestasi Klinis
• Asimptomatik
• Teraba pulsasi abdomen
• Ruptur AAA à nyeri hebat midabdomen menjalar ke
punggung, teraba massa berdenyut intrabadomen,
hipotensi
Pemeriksaan Penunjang

USG Abdomen Gold standard : CT angiography

Normal

AAA
Peripheral Arterial Disease
Penyumbatan pada arteri perifer yang dihasilkan dari proses atherosklerosis atau
proses inflamasi yang menyebabkan lumen menyempit (stenosis), atau dari
pembentukan trombus (biasanya terkait dengan faktor resiko yang menjadi dasar
timbulnya atherosklerosis)

Meningkat Pada Penyakit

1. Diabetes Melitus
2. Hipertensi
3. Dislipidemia
4. Merokok
Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis

Kronis Akut
(e.c atherosclerosis) (e.c emboli)

Iskemi Tungkai Iskemi Tungkai Iskemi tungkai


Kritis Non Kritis akut

As ischemic rest Tanpa nyeri saat


pain or a lesion istirahat, dan
with risk of tissue resiko
loss ulkus/gangren
Klaudikasio Intermiten
• Menurunnya perfusi ekstremitas inferior akibat atherosclerosis
• Ditandai dengan nyeri yang timbul saat aktivitas
• Merupakan fase awal perjalanan penyakit chronic limb ischaemia
Chronic limb ischaemia
Penyempitan progresif lumen arteri akibat
penumpukan plak aterosklerosis

Faktor Risiko
Merokok, DM, hipertensi, hiperkolesterolemia
GOLD STANDARD
MR Angiography
Ankle Brachial Index
Tatalaksana PAD
Klaudikasio Intermitten
1. Olahraga dan gaya hidup sehat
2. Antiplatelet: aspirin/clopidogrel
3. Arteriodilator: cilostazol (KI : CHF), pentoxyfiline
4. Antikoagulan à bila ada atrial fibrilasi
5. Edukasi smoking cessation
Critical Limb Ischemia
1. Perawatan luka
2. Antibiotik
3. Revaskularisasi: endovascular surgery
4. Edukasi smoking cessation

Acute Limb Ischemia


• Segera revaskularisasi dalam 6 jam
• Tatalaksana: embolektomi, trombolisis, heparin bolus
100U/kg, lanjut 150U/kg/jam
Buerger Disease (Thromboangiits obliterans)

• Etiologi : merupakan inflamasi pada arteri atau


vena (vasculitis)
• Lokasi : pada a.tibialis dan a. radialis
• Terbanyak pada usia <35 tahun berhubungan
dengan perokok.
• Gejala : klaudikasio intermitten, nyeri pada
ujung kaki saat istirahat dan gangren/ulkus Gangren pada ujung jari
pada ujung-ujung jari.
Varises Vena

Vena Varikosa :
• Primer : berasal dari vena superficial, terjadi lebih banyak wanita daripada pria.
• Sekunder : berasal dari insufisiensi vena dan thrombosis vena dalam dan oklusi vena dalam, yang
menyebabkan pelebaran vena superficial.

Insufisiensi Vena Kronik


• Dapat berasal dari DVT atau inkompetensi katup. Dinding vena menjadi katup dan tebal.
• Klasifikasi berdasarkan clinical, etiologic, anatomic, patofisiologi.

DX : trendelenberg test
Thrombosis Vena
• Thrombosis vena superficial
• Thrombosis vena profunda (DVT): akut apabila berlangsung <10 hari dan kronik apabila
berlangsung >10 hari.

• DVT bergejala seperti nyeri saat berjalan,


berdiri dan istirahat disertai tanda inflamasi
seperti merah (eritema), hangat dsb.
• Tanda Homan : nyeri pada betis (calf pain)
saat kita lakukan dorsoflexi pada pedis.
• Untuk menilai faktor resiko kita dapat
menggunakan well score.
Pada low probability
dapat diperiksa D-Dimer
terlebih dahulu

• Gold standard : venografi


• D-Dimer pada UKMPPD : 3 D (DVT, DIC,
Digigit Ular)
TATALAKSANA

Pada ibu hamil yang dipilih adalah LMWH


SOAL NO 19
Ny. S usia 38 tahun datang ke praktik dokter dengan nyeri di ujung jari-jari tangannya. Nyeri
muncul bila pasien sedang bekerja. Pasien merupakan pekerja kantoran bagian administrasi.
Pasien merupakan perokok aktif 10 batang per hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ujung
jari telunjuk hingga jari manis kehitaman.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah…
a. Berger disease
b. Raynaud’s disease
c. Tromboangitis Obliterans
d. Tenosinovitis supuratif
e. Klaudikasio intermitten
Soal UKMPPD Batch I Februari 2021
SOAL NO 20
Perempuan 45 th, nyeri kaki kanan mendadak sejak 5 jam yang lalu. Riwayat 3 bulan terakhir
nyeri tungkai saat jalan jauh dan membaik ketika istirahat. Riwayat hipertensi dan merokok
disangkal. Pemeriksaan fisik kaki kiri tampak pucat, sedikit sianosis, dingin, tidak terdapat
pulsasi arteri setinggi arteri popliteal kanan. Pemeriksaan penunjang yang tepat? (SOAL TO
AIPKI reg 2 batch 1)
a. Foto thorax
b. USG doppler
c. Echocardiography
d. Treadmill test
e. Electrocardiography

Soal TO AIPKI Batch 1 Februari 2021 Regio 2


SOAL NO 21
Seorang laki-laki usia 43 tahun datang dengan keluhan nyeri pada betis kanan sejak 2 bulan
lalu dan dirasakan memberat. Nyeri terutama muncul saat berolahraga dan mereda saat
beristirahat. Pasien memiliki riwayat dislipidemia sejak 7 tahun lalu namun jarang berobat.
Pada pemeriksaan didapatkan vital sign dalam batas normal. Pada PF tungkai kanan tampak
pucat, pulsasi nadi teraba lemah.
Medikamentosa yang sesuai pada kasus seperti ini adalah…
a. Warfarin 1 x 2 mg PO
b. Asetilsalisilat 1 x 80 mg PO
c. Cilostazol 2 x 100 mg PO
d. Heparin 8.000 IU IV
e. Clopidogrel 1 x 75 mg PO
SOAL NO 22
Tn. Y, usia 52 tahun diantar ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan nyeri perut hebat
mendadak 15 menit yang lalu. Nyeri dirasakan seperti tersayat pisau. Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan tidak rutin minum obat. Pasien juga mengeluhkan adanya massa berdenyut
pada daerah abdomen.
Apakah pemeriksaan penunjang yang paling sensitive untuk penyakit tersebut?
a. Electrocardiography
b. Ultrasonography
c. Transthoracic echocardiography
d. Foto thorax
e. CT angiography
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
Egg on string
Ringkasan Terpenting
Kelainan Kongenital Jenis Bising
Ventricle Septal Defect Bising holosistolik linea sternalis kiri SIC 3-4
penjalaran ke arah precordial
Ductus Arteriosus Persisten Bising kontinu pada linea parasternalis SIC 1-2
dijalarkan ke subklavikula
Tetralogy of fallot Bising ejeksi sistolik linea sternalis kiri SIC 1-2
Atrial septal defect Bising ejeksi sistolik, wide fixed splitting S2

Asianotik
• Ventricle Septal Defect Sianotik
• Ductus arteriosus persistent • Tetralogy of Fallot
• Atrial septal defect
SOAL NO 23
An. L, usia 8 bulan datang ke puskesmas dibawa oleh ibunya karena berat badan sulit naik
tiap kali ditimbang di posyandu sejak 3 bulan yang lalu. Riwayat adanya sesak nafas ataupun
kebiruan disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 100x/menit, RR 20x/menit, suhu
36, 8 C, auskultasi jantung didapatkan fixed split S2.
Apakah komplikasi yang dapat terjadi pada pasien adalah…
a. Left to right shunt
b. Cardiomyopathy
c. Eisenmeinger syndrome
d. Tet spell
e. Chest pain
SOAL NO 24
Seorang anak usia 6 tahun dibawa oleh ibunya dengan keluhan sering sekali mengalami
batuk pilek. Riwayat ANC teratur, anak lahir kurang bulan, langsung menangis. Riwayat
pertumbuhan dan perkembangan sedikit rendah dibanding anak seusianya. Ketika
dilakukan pemeriksaan thorax, auskultasi jantung ditemukan machinary like murmur di
bawah clavicula sinistra.
Apa diagnosis kasus tersebut?
a. Ventrikel septal defek
b. Atrial sepal defak
c. Tetralogy of fallot
d. Paten duktus arteriosus
e. Stenosis mitral
SOAL NO 25
Seorang anak berusia 3 tahun, datang ke IGD oleh orang tuanya dengan keluhan sesak dan biru.
Keluhan ini muncul saat anak sedang bermain sepeda bersama teman-temannya. Diketahui
anak sering memiliki riwayat serupa, dan anak sering jongkok untuk mengurangi sesak dan biru.
Pemeriksaan tanda vital TD 90/60 mmHg HR 110x/menit, RR 40x/menit, T 36,9 C. Pemeriksaan
fisik anak tampak gelisah, didapatkan sianosis pada bibir dan akral (+), clubbing finger (+),
auskultasi jantung didapatkan bunyi S2 tunggal dan murmur ejeksi sistol 3/6 pada ICS II sinistra.
Dokter kemudian mengusulkan pemeriksaan rontgen thorax.
Apa gambaran khas yang mungkin ditemukan pada rontgen thorax pasien?
a. Konsolidasi
b. Kardiomegali
c. Boot-shaped heart
d. Egg on a string heart
e. Water bottle sign

Anda mungkin juga menyukai