• Kultur urin : (+) bila bacteriuria > 10^5 CFU /ml urin
• Urinalisis
• BNO-IVP bila perlu
• USG ginjal bila perlu
Terapi
Antibiotik
Pyelonefritis
Non-Komplikata
Tatalaksana Infeksi Saluran Kemih
ISK non-komplikata ISK komplikata
Sistitis Lini I : Sistitis - TMP-SMX 2 x 160/800 mg (7 hari)
- Fosfomycin 3 gram single dose - Ciprofloxacin 2 x 500 mg (14 hari)
- Nitrofurantoin 2 x 100 mg (5 hari)
Lini II : Cefadroxil 2 x 500 mg (3 hari)
Lini III : TMP-SMX 2 x 160/800 mg (3 hari)
Pyelonefritis PO : Pyelonefritis PO :
- Ciprofloxacin 2 x 500 mg (7 hari) - Ciprofloxacin 2 x 500 mg (14 hari)
- Levofloxacin 1 x 750 mg (5 hari)
- TMP-SMX 2 x 160/800 (14 hari)
IV : IV :
- Ciprofloxacin 2 x 400 mg - Levofloxacin 1 x 750 mg
- Levofloxacin 1 x 750 mg
- Ceftriaxone 1 x 1-2 g
Soal No. 2
Seorang laki-laki berusia 50 tahun, dibawa ke RS dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 30
menit yang lalu, Pasien baru saja menyelesaikan lomba lari, dan langsung pingsan setelah minum
air 3 Liter. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 90/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR 20
x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan laboratorium didapatkan ureum 69, kreatinin 1.6, Na 128, K
3.9, Hb 13 gr/dl. Sebelumnya diuresis pasien normal, namun setelah 2-3 hari perawatan, diuresis
pasien menjadi <400cc/24 jam, Ur 80 dan Cr 3. Diagnosis pasien tersebut adalah?
A. AKI prerenal
B. AKI renal
C. AKI postrenal
D. Acute tubular nekrosis
E. Acute on CKD
Kunci Jawaban Tubular Nekrosis Akut
A. AKI prerenal Penyebab intrarenal AKI, terdapat kerusakan dan kematian sel-
B. AKI renal sel tubulus ginjal.
C. AKI postrenal Pemeriksaan Penunjang
D. Acute tubular nekrosis 1. Urinalisis → hyalin cast
2. Azotemia
E. Acute on CKD
Tatalaksana
1. Cairan → mempertahankan perfusi
ke ginjal
2. Stop obat nefrotoksik
3. Renal replacement therapy
Gambaran mikroskopis ATN
Panah biru : denudasi difus pada
tubulus dan hilangnya brush border
tubulus
Soal No. 3
Seorang anak laki laki berusia 10 tahun di bawa ibunya ke Poli RS dengan keluhan bengkak pada
kelopak mata pagi ini dan BAK seperti warna coca-cola sejak 5 hari yang lalu. Sekitar 2 minggu yang
lalu anak mengalami sakit tenggorokkan dan sudah sembuh. Tanda vital TD 130/90mmHg HR
95x/menit RR 20x/menit T 37,2 C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan edema palpebra bilateral.
Pemeriksaan laboratorium terdapat penurunan C3, Urin rutin RBC Cast (+). Diagnosis yang tepat
untuk kasus ini adalah ……..
A. Sindroma nefrotik
B. Sindroma nefritik kronis
C. Glomerulonefritis akut post streptococcal
D. ISK bawah
E. Gagal ginjal akut
Sindrom Nefritik
Pada sindroma nefritik, terjadi inflamasi dan kerusakan pada
Kunci Jawaban membran glomerulus yang terjadi akibat deposit kompleks
imun
A. Sindroma nefrotik
B. Sindroma nefritik kronis
C. Glomerulonefritis akut
post streptococcal
D. ISK bawah
Tatalaksana
E. Gagal ginjal akut 1. Antibiotik (penisilin atau eritromisin)
2. Diuretik (Furosemide)
3. Obat anti hipertensi (ACEi atau ARB)
4. Terapi agen Immunosupresif
5. Dialisis (bila ada elektrolit imbalans, asidosis berat)
6. Batasi asupan garam dan cairan
Soal No. 4
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke dokter ingin melakukan pemeriksaan
laboratorium untuk evaluasi pengobatan diabetes mellitus. Pasien memiliki riwayat DM tipe
2 yang menggunakan insulin sudah 4 tahun ini. Pasien juga melakukan cuci darah 2x/minggu
karena mengalami DKD. Apakah pemeriksaan laboratorium evaluasi DM yang tidak bisa
dilakukan pada pasien?
a. Gula darah sewaktu
b. C-peptide
c. Tes toleransi glukosa oral
d. Gula darah puasa
e. HbA1c
Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus: Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
Kunci Jawaban dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah.
Tanda dan Gejala Klasifikasi
a. Gula darah sewaktu • Poliuria, polidipsi, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak
b. C-peptide dapat di jelaskan penyebabnya
• Keluhan lain: lemah badan,
kesemutan, gatal, mata kabur, dan
c. Tes toleransi glukosa oral disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulva pada wanita
d. Gula darah puasa
Pemeriksaan Penunjang
e. HbA1c
Diabetes Mellitus
Kriteria Diagnosis
Pemeriksaan glukosa plasma puasa >= 126 mg/dL (puasa adalah kondisi tidak ada asupan
kalori minimal 8 jam)
atau
Pemeriksaan glukosa plasma >= 200 mg/dL 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) dengan beban glukosa 75 gram
atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >=200 mg/dl dengan keluhan klasik
atau
Pemeriksaan HbA1c >=6,5% dengan menggunakan metode terstandarisasi
Diabetes Mellitus
HbA1c Tatalaksana
Pemeriksaan HbA1c mengukur rata-rata
jumlah hemoglobin A1c yang berikatan dengan
gula darah (glukosa) selama tiga bulan terakhir.
Pemeriksaan HbA1c sebaiknya tidak dilakukan
pada beberapa kondisi berikut:
❑ Perdarahan parah atau kronis
❑ Menderita gangguan darah → anemia
defisiensi besi, anemia hemolitik,
thalassemia, anemia selsabit,dll
❑ Menderita penyakit gagal ginjal, gangguan
hati, atau kadar kolesterol tinggi
❑ Baru menerima transfusi darah
❑ Kerap minum minuman beralkohol dalam
jumlah berlebihan
Soal No. 5
Seorang wanita usia 36 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan peningkatan berat badan sejak
3 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan cepat lelah dan menstruasi tidak teratur. Diketahui
pasien memiliki riwayat asma sejak usia 22 tahun dan rutin mengkonsumsi steroid sejak 3 tahun
yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TB 160 cm, BB 68 kg, TD 150/70 mmHg, HR 88x/menit,
RR 16x/menit, moon face dan striae pada abdomen. Diagnosis pasien tersebut adalah
a. Cushing disease
b. Cushing Syndrome
c. Diabetes Mellitus
d. Akromegali
e. Diabetes Insipidus
Kunci Jawaban Cushing Syndrome
a. Cushing disease
b. Cushing Syndrome
c. Diabetes Mellitus
d. Akromegali
e. Diabetes Insipidus
Cushing Syndrome
Tatalaksana
• Cushing eksogen → tapering off dosis glukokortikoid
• Cushing endogen → reseksi tumor, obat supresi
sintesis kortisol (bila inoperable)
Soal No.6
Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke IGD RS oleh keluarganya dalam keadaan tidak sadar 1
jam yang lalu. Diketahui pasien sebelumnya sering berdebar, mudah lelah, dan terlihat kurus padahal
nafsu makan pasien meningkat. Pasien juga sering berkeringat. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD
150/80 mmHg, HR 115 x/menit, RR 28 x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan leher didapatkan
massa difus, kenyal, batas tegas, tidak nyeri dengan ukuran 2x2 cm. Hasil laboratorium menunjukkan
FT4 meningkat dan TSH menurun. Apakah terapi farmakologi inisiasi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. PTU 300 mg single dose
b. PTU 100 mg single dose
c. PTU 300 mg dosis terbagi
d. PTU 600 mg single dose
e. PTU 600 mg dosis terbagi
Hipertiroid
Kunci Jawaban • Gejala klinis: Berdebar-debar, sering berkeringat, tidak
tahan terhadap panas, BB turun, mata menonjol
a. PTU 300 mg single dose (exoftalmus), dan adanya struma. Bila hanya gejala yang
muncul → tirotoksikosis
b. PTU 100 mg single dose • Jika sudah diketahui adanya peningkatan fT4 dan
penurunan TSH → hipertiroidisme
c. PTU 300 mg dosis terbagi
d. PTU 600 mg single dose Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan penunjang awal: TSH (utama), fT4, total T3
e. PTU 600 mg dosis terbagi • Monitoring terapi: fT4 (utama), TSH
• Anti TPO antibody: menunjukkan autoimun bisa pada
Hashimoto atau grave’s disease
• Anti TSH reseptor: menunjukkan autoimun pada grave’s
disease
• Skintigrafi: untuk menilai fungsi organ tiroid
Hipertiroid
Tatalaksana
• Beta blocker : simtomatik → propranolol, labetalol
• Obat anti-tiroid: menghambat sintesis tiroid
• Methimazole
• PTU (thyroid storm, hamil trimester 1, alergi methimazole)
• Dosis inisial: 300 mg/hari dibagi 8 jam
• Dosis max 600mg/ hari dosis terbagi
• Maintanance 100 mg/hari dosis terbagi
• Radioactive untuk menurunkan massa tiroid
• Iodine/lugol untuk thyroid storm, pre operasi
PO Propranolol 20-40
mg tiap 6 jam
d. Asidosis respiratorik Base (-2) – (+2) Jumlah sisa buffer (HCO3) dalam
excess darah
terkompensasi (BE)
e. Asidosis respiratorik
belum terkompensasi
Blood Gas Analysis (BGA)
• Mengukur unmeasured anions dalam plasma → protein anion (albumin), fosfat, sulfat, anion organic
• Normal → 8-10 mmol/L
• Meningkat pada kondisi → ketoasidosis diabetikum, sindrom uremikum, asidosis laktat, intoksikasi salisilat
Soal No. 9
Seorang anak berumu 10 tahun datang ke poliklinik untuk melakukan check up. PF : nadi 80 x/menit, S
370C, RR 24 x/menit, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada hepatosplenomegali. LAB : Hb
10,8 Ht 33%, leukosit 5.500, trombosit 250.000 dan didapatkan gambaran sel target. Pasien kemudian
dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan penunjang tambahan dan didapatkan Hb A2 10% (nilai normal : 2-
3,5), HbF 9% (nilai normal : 2%). Diagnosis pasien ini adalah :
PEMERIKSAAN FISIK
• Demam
• Conjuctival suffusion
• Bradikardi
• Nyeri tekan otot, terutama betis dan daerah lumbal
• Ronkhi pada auskultasi paru
• Ikterus
• Meningismus, hipo atau arefleksia terutama pada tungkai
LABORATORIUM RUTIN LEPTOSPIRA
Leukosit normal atau ↑, ↑ enzim transaminase liver, ↑ ureum creatinin, ↑ bilirubin, trombositopenia,
proteinuria, pyuria, mikrohematuria.
• Microscopic agglutination test (MAT) → pemeriksaan penunjang gold standard, pemeriksaan sangat
spesifik untuk Leptospira.
• Lepto dipstick, lepto lateral flow, lepto dridot
Soal No. 12
Seorang laki-laki berusia 70 tahun, dibawa ke RS karena bicara meracau sejak 2 jam yang lalu.
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat darah tinggi dan kencing manis sejak
15 tahun lalu namun tidak berobat. Pada pemeriksaan didapatkan TD 180/100 mmHg, HR
110x/menit, RR 28x/menit, suhu afebris. Pada PF didapatkan edema tungkai bilateral dan
konjungtiva anemis. Hasil lab menunjukkan ureum 250, kreatinin 8,2, kalium 4,8 mEq/l, dan Hb 5
g/dl. Dokter berencana menyarankan hemodialisis pada pasien ini karena terdapat indikasi, yaitu...
A. Hb < 8,0 g/dl
B. TD sistol > 160 mmHg atau TD diastol > 100 mmHg
C. Hiperkalemia
D. Overload cairan
E. Sindrom uremia
Sindrom Uremia
Kunci Jawaban
A. Hb < 8,0 g/dl
B. TD sistol > 160 mmHg atau
TD diastol > 100 mmHg
C. Hiperkalemia
D. Overload cairan
E. Sindrom uremia
Soal No. 13
Seorang wanita berusia 25 tahun, G3P0A2, UK 30 minggu datang ke RS dengan keluhan nyeri
ulu hati dan mual selama 5 hari. Keluhan dirasakan semakin berat saat malam hari. TD pasien
145/85 mmHg, HR 90 kali/menit, RR 19 kali/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan obstetri
dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 6,6 g/dL, leukosit
8.500/mm3, trombosit 80.000/mm3, bilirubin total 3 mg/dL, AST 100 U/L, LDH 704 U/L. Pada
urinalisis ditemukan proteinuria +2. Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus ini?
A. Preeklampsia
B. P-HELLP syndrome
C. Eklampsia
D. Hipertensi Kronik
E. HELLP syndrome total
Kunci Jawaban
A. Preeklampsia
B. P-HELLP syndrome
C. Eklampsia
D. Hipertensi Kronik
E. HELLP syndrome total
Tatalaksana
HELLP syndrome: Terminasi kehamilan
Soal No. 14
Laki-laki berusia 50 tahun datang ke klinik pratama dengan sering terbangun di malam hari akibat
jempol kaki terasa nyeri hebat. Pada saat merasakan keluhan jempol kaki pasien kemerahan dan
terdapat benjolan teraba keras. Pasien mengatakan hobi mengkonsumsi ati-ampela ayam Pada
pemeriksaan tanda vital pasien TD : 130/80 mmHg; HR : 78x/menit; RR : 16x/menit; T : 36,1 C; SpO2 :
98%. Asam Urat : 10.5 mg/dl. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambaran berikut pada tangan. Apa
yang dapat diberikan pada pasien saat nyeri terasa ?
a. Natrium diklofenak
b. Gabapentin
c. Paracetamol
d. Meloksikam
e. Kolkisin
Kunci Jawaban Gout Artritis
• Dapat disebabkan kondisi hiperurisemia (kadar asam urat
a. Natrium diklofenak perempuan >6 mg/dL, laki-laki >7 mg/dL)
• Penyebab hiperurisemia → alcohol, seafood, obat (tiazid,
b. Gabapentin loop diuretic, pirazinamid)
Akut Kronik
Kolkisin Dosis awal 1 mg diikuti 500 mcg tiap 2-3 Xantine Oxidase Inhibitor
jam hingga nyeri hilang (dosis total 10
Allopurinol
mg)
Dosis awal 100 mg/hari, titrasi bertahap, bisa
hingga 300-600 mg untuk kondisi berat
NSAID Indometasin
Dipilih setelah 24 jam serangan
Agen uricosuric
Kortikosteroid Triamsinolon 5 – 10 mg untuk Probenesid
sendi kecil; 20-40 mg untuk Dosis awal 2 x 250 mg, titrasi bertahap setelah
sendi besar seminggu hingga 2 x 500 mg sesuai kadar asam
urat
Soal No. 15
Seorang Wanita 60 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala hebat dan pandangan buram
sejak 1 jam yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 220/120 mmHg, HR 110x/menit, RR 18x/menit,
suhu afebris. Tidak ditemukan defisit neurologis. Dokter kemudian memberikan tatalaksana obat anti
hipertensi kemudian TD turun menjadi 180/90 mmHg. Diagnosis pasien tersebut adalah ?
A. Hipertensi grade II
B. Hipertensi grade I
C. Krisis Hipertensi
D. Stroke Hemoragik
E. Stroke non-Hemoragik
Kunci Jawaban Krisis Hipertensi
A. Hipertensi grade II Keadaan hipertensi yang membutuhkan penurunan TD segera TD
B. Hipertensi grade I sistolik >180 mmHg atau diastolik >120 mmHg
C. Krisis Hipertensi
D. Stroke Hemoragik
E. Stroke non-Hemoragik
Soal No. 16
Seorang pria usia 44 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri yang
menembus punggung dan menjalar hingga ke leher dan rahang sejak 15 menit yang lalu.
Keluhan tidak membaik dengan istirahat. Keluhan yang sama tapi lebih ringan dirasakan 1
bulan yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil troponin naik. Dari pemeriksaan
EKG didapatkan hasil sebagai berikut. Apa diagnosis yang tepat?
a. STEMI anterior
b. STEMI Anterior ekstensif
c. STEMI inferior
d. STEMI anteroseptal
e. STEMI anteroapikal
Kunci Jawaban Acute Coronary Syndrome
Penurunan perfusi darah ke jantung secara mendadak ->
a. STEMI anterior iskemia → infark miokard
b. STEMI Anterior ekstensif Kriteria Diagnostik • Gejala iskemik → nyeri angina, durasi > 1 jam
• Perubahan EKG
c. STEMI inferior • Kenaikan enzim jantung (troponin, CKMB)
d. STEMI anteroseptal
Pemeriksaan Penunjang
e. STEMI anteroapikal
Acute Coronary Syndrome
Soal No. 17
Seorang pria usia 54 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 6 jam yang lalu. Pasien
mengaku nyeri dirasakan menjalar ke rahang dan lengan kiri. Pada pemeriksana tanda-tanda vital
didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 110x/menit, frekuensi napas 25x/menit, CTR < 2
detik dan akral teraba hangat. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST elevasi pada lead
II, III, dan aVF. Apakah tatalaksana yang akan diberikan pada pasien tersebut?
a. Terapi dobutamin
b. Terapi adenosine
c. Terapi dopamine
d. Terapi atropine
e. Terapi norepinefrin
Kunci Jawaban Syok Kardiogenik
a. Terapi dobutamin • Gangguan fungsi ventrikel kiri menyebabkan gangguan perfusi
b. Terapi adenosine oksigen ke jaringan
• Paling sering disebabkan oleh infark miokard akut
c. Terapi dopamine
d. Terapi atropine
e. Terapi norepinefrin
Soal No. 18
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran. Setelah
dilakukan pemeriksaan nadi tidak teraba. Dilakukan pemeriksaan EKG ditemukan
gambaran sebagai berikut. Diagnosis dan tatalaksana pasien tersebut adalah…
a. Asistol + Norepinefrin
b. Asistol + CPR
c. Asistol + defibrilasi
d. Asistol + Epinefrin
e. Asistol + sulfas Atropine
Kunci Jawaban
a. Asistol+ Norepinefrin
b. Asistol + CPR Algoritma
c. Asistol + defibrilasi
Cardiac
Arrest
d. Asistol + Epinefrin
e. Asistol + sulfas Atropine
Soal No. 19
Seorang anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan kejang 10 menit. Pasien memiliki
riwayat demam dan sudah kejang sebanyak 2 kali di rumah. Tidak didapatkan adanya pemulihan
kesadaran pada pasien. Pemeriksaan tanda vital didapatkan N: 100 x/menit, RR: 24x/menit, T: 39,4 C,
berat badan 17 kg. Menurut keterangan ibu pasien sudah diberi obat kejang lewat dubur sebanyak 2x.
Pasien sudah dipasang akses intravena dan anda sudah memberikan diazepam intravena. Jika pasien
kejang lagi di IGD, obat apakah yang sebaiknya diberikan?
a. Diazepam intravena 5 mg
b. Fenitoin intravena 400 mg dilarutkan NaCl 0.9% 50 cc selama 20 menit
c. Fenitoin intravena 400 mg tanpa pelarut
d. Fenobarbital 1000 mg tanpa pelarut
e. Fenobarbital 400 mg dilarutkan NaCl 0.9% 50 cc selama 20 menit
Tatalaksana Status Epileptikus
Kunci Jawaban
a. Diazepam intravena 5 mg
b. Fenitoin intravena 400 mg
dilarutkan NaCl 0.9% 50 cc
selama 20 menit
c. Fenitoin intravena 400 mg
tanpa pelarut
d. Fenobarbital 1000 mg tanpa
pelarut
e. Fenobarbital 400 mg
dilarutkan NaCl 0.9% 50 cc
selama 20 menit
Soal No. 20
Seorang anak usia 6 bulan dibawa ibunya ke IGD karena mengalami sesak nafas. Sesak
napas muncul sejak 2 hari sebelumnya, namun hari ini sesak nampak semakin memberat.
Orang tuanya menyampaikan pasien sempat demam, batuk, dan pilek. Dari pemeriksaan
didapatkan suhu 38,3oC dan ronkhi (+). Diagnosis yang mungkin adalah...
a. Bronkopneumoni
b. Bronkiolitis
c. Tuberkulosis
d. Asma
e. Bronkiektasis
Kunci Jawaban Pneumonia
a. Bronkopneumoni • Tanda utama menurut WHO: fast breathing & lower chest
indrawing
b. Bronkiolitis • Signs and symptoms :
– Non respiratory: fever, headache, fatigue, anorexia,
c. Tuberkulosis lethargy, vomiting and diarrhea, abdominal pain
d. Asma – Respiratory: cough, chest pain, tachypnea , grunting,
nasal flaring, subcostal
e. Bronkiektasis retraction (chest indrawing), cyanosis, crackles and rales
(ronchi)
Batas RR anak dikatakan takipneu
Peradangan parenkim paru
Usia RR (kali/menit)
<2 bulan 60
2-12 bulan 50
1-5 tahun 40
Klasifikasi Pneumonia
Pneumonia DEMAM + batuk dan kesulitan ➢ Rawat jalan
Ringan bernafas, dapat ditemui nafas cepat
Kotrimoksasol 2x4mg /kgBB (3hari)
ATAU
Amoksisilin 2x25mg/kgBB (3 hari)
Pneumonia DEMAM + batuk dan kesulitan ➢ Rawat inap
Berat bernafas, + minimal satudari:
• Kepala terangguk-angguk Ampisilin/amoksisilin 4x25-50
• Pernafasan cuping hidung mg/kgBB/kali IV atau IM
• Retraksi subkostal
• Tidak dapat menyusu, atau DAN
memuntahkan semuanya
• Kejang, letargis. Atau tidak sadar + Kloramfenikol 3x25mg/kgBB IM
• Sianosis atau IV
• Distress nafas berat ATAU
• Foto dada menunjukkan + Gentamisin 1x7,5mg/kgBB IM
gambaran pneumonia ATAU
(infiltrat luas, konsolidasi, Seftriakson 1x80-100 mg/kgBB IM
dll) atau IV
Bronkiolitis
Soal No. 21
Seorang anak usia 5 tahun datang ke poli anak dengan keluhan batuk sudah 1 minggu.
Batuk diawali dengan tarikan napas yang panjang, berlangsung lama hingga anak muntah-
muntah. Riwayat imunisasi tidak lengkap. Pada pemeriksaan didapatkan HR 110x/menit,
RR 28x/menit, suhu 37,8°C. Diagnosis anak ini adalah...
a. Pertusis fase kataral
b. Pertusis fase paroksismal
c. Pertusis fase konvalesens
d. Pertusis fase prodromal
e. Bukan pertusis
Kunci Jawaban Pertusis
• Infeksi saluran nafas akibat bakteri Bordetella Pertusis
a. Pertusis fase kataral
(coccobacil gram -)
b. Pertusis fase paroksismal • Faktor resiko → tidak imunisasi DPT, kontak dengan penderita
c. Pertusis fase konvalesens • Khas → batuk berat lebih dari 2 minggu, “whooping cough”
(suara whoop saat inspirasi)
d. Pertusis fase prodromal
Stadium Stadium Stadium
e. Bukan pertusis Catarrhal Paroxysmal Konvalesen
(1-2 mingguI (1-6 minggu) (2-3 minggu)
Needle decompression
di linea midclavicularis ICS 5 (ATLS Ed 10)
dilanjutkan dengan pemasangan WSD
X-foto Thorax :
Pleural visceral line
Soal No. 23
Seorang anak berusia 3 tahun, dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan tidur mendengkur. Pasien
terlihat bernafas lewat mulut karena hidungnya tersumbat. Saat dipanggil anak seringkali tidak
mendengar. Pasien sering mengalami batuk pilek dan sembuh dengan minum obat yang diresepkan
oleh dokter, facies adenoid (+), palatal phenomenon (-). Diagnosis yang tepat adalah?
A. Tonsilitis kronik
C. Abses peritonsil
D. Ca nasofaring
E. Hipertrofi adenoid
Kunci Jawaban Hipertrofi Adenoid
A. Tonsilitis kronik • Adanya hyperplasia tonsil faringeal
• Biasanya asimptomatik hingga terjadi kongesti koana dan tuba
B. Obstructive sleep apnea
eustachius akibat infeksi berulang
C. Abses peritonsil • Etiologi : EBV, S. aureus, S.pneumonia, H.influenza, GABHS,
D. Ca nasofaring alergen
E. Hipertrofi adenoid
Manifestasi Klinis Hipertrofi Adenoid
• Pembesaran adenoid ➔ terjadi sumbatan koana ➔ pasien bernafas melalui mulut
✔ Facies adenoid
✔ Faringitis, bronchitis
✔ Gangguan ventilasi dan drainase sinus paranasal ➔sinusitis kronik
• Pembesaran adenoid menyebabkan sumbatan tuba eustachius ➔ otitis media berulang ➔ OMSK
• Gangguan tidur kronis → menurunkan asupan oksigen ➔ retardasi mental dan hambatan
pertumbuhan
• Takipnea
• Hipoksia (-), sianosis (-)
Tatalaksana
• Suportif
X-Foto Thorax
• Pemberian oksigen apabila terjadi
hipoksia
Fisura horizontal prominen
Soal No. 25
Pasien pria 59 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu dan
memberat dalam 3 hari terakhir. Sesak disertai batuk dengan dahak berwarna hijau
kekuningan. Riwayat merokok satu hari 2 bungkus sejak usia 16 tahun. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan edem tungkai. Hasil foto thorax barrel chest (+), jantung pendulum.
Komplikasi yang sering terjadi pada diagnosis pasien ini adalah…
a. CHF
b. Cor Pulmonale
c. CKD
d. Anemia Penyakit Kronik
e. Perikarditis
PPOK
Kunci Jawaban • Adanya hambatan aliran udara yang irreversibel → obstruksi
saluran nafas kecil (bronkiolitis) dan obstruksi parenkim
a. CHF (emfisema)
• Bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru
b. Cor Pulmonale
c. CKD Anamnesis
• Sesak nafas diperberat oleh aktivitas
d. Anemia Penyakit Kronik • Batuk kronis, sputum produktif
e. Perikarditis • Faktor resiko (+) : merokok, pekerja pabrik
industri kapas, pekerja tambang
Pemeriksaan Fisik
• Takipneu, pursed-lip breathing, tampilan pink puffer dan blue bloater
• Barrel chest
• Retraksi otot bantu pernafasan
• Stem fremitus turun, hipersonor, hiperinflasi
• Auskultasi → ronki/wheezing, ekspirasi memanjang, suara jantung menjauh
Karakteristik
Blue Bloater Pink Puffer
Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
• FEV1 < 80 % prediksi
• FEV1 / FVC< 70 % (GOLD); <75% (pneumobile Indonesia)
istirahat 45 menit
E. Tetanus grade 5
Klasifikasi Ablett
Grade Trismus Kekakuan Gangguan Nafas Lain-lain
I (Ringan) Ringan Spastik general - -
II (Sedang) Sedang Rigid ringan RR >30 x/m
III (Berat) Berat Rigid general RR >40 x/m HR >120 x/m, apneic spell
IV (Sangat berat) Grade 3 + disfungsi otonom
Tatalaksana
• Manajemen luka, cairan infus dextrose 5% : RL = 1:1 per 6 jam
• Anti Toksin Tetanus → ATS 50.000 IU intramuscular (50.000 IU IV bila toleransi); HTIG 3.000-
6000 IU single dose
• Antibiotik → Metronidazole 500 mg/6 jam selama 7-10 hari
Penicillin G 2,4 juta unit /4-6 jam selama 7 – 10 hari
Tetrasiklin 30-50 mg/kg/hari atau Eritromisin 50 mg/kg/hari dibagi 4 dosis selama 10 hari
• Anti kejang → Diazepam 10 mg IV
• Rawat di ruang isolasi dan gelap, hindari stimulus, diet tinggi kalori dan protein
Vaksin tidak lengkap (<3 dosis) / ATS untuk semua Vaksin tidak lengkap/ ATS dan HTIG untuk
tidak diketahui usia tidak diketahui semua usia
Vaksin lengkap ATS hanya untuk yang vaksin Vaksin lengkap ATS hanya untuk yang vaksin
tetanus terakhirnya >10 tahun tetanus terakhirnya >5 tahun
* Ya, jika >10 tahun
** Ya jika > 5 tahun
Soal No. 29
Seorang pasien Wanita berusia 60 tahun mengeluh pusing berputar sejak 1 hari SMRS. Keluhan
pusing memberat dengan pergerakan kepala. Keluhan disertai mual dan muntah. Riwayat
hipertensi dan nyeri telinga sebelumnya disangkal. Pemeriksaan fisik: TD 130/80 mmHg, N 106
x/menit, RR 20 x/menit, Tax 36,7C. Pemeriksaan finger to nose dalam batas normal. Diagnosis yang
tepat adalah
a. Labirinitis
b. BPPV
c. Meniere
d. Cereberal Tumour
e. Jerk
BPPV
Kunci Jawaban
• Kelainan kanalis semisirkularis, tersering → posterior
a. Labirinitis
b. BPPV Gambaran Khas
c. Meniere Sensasi pusing berputar yang dipicu gerakan mendadak
d. Cereberal Tumour dan melibatkan perubahan posisi
e. Jerk
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan nistagmus, keseimbangan
• Penegakkan diagnosis → Pemeriksaan Dix-Hallpike
Romberg Test
Tatalaksana
✓ Non Medikamentosa → canalith repositioning
• Brandt Darroff (dapat dilakukan pasien di rumah)
• Epley dan Semont Maneuver (dilakukan dokter)
✓ Medikamentosa
• Calcium antagonist → Flunarizine 1 x 10 mg
• Vasodilator → Betahistine HCl 3 x 16 mg
Diagnosis banding
Meniere Neuritis Vestibularis Labirinitis
Vertigo (+) (+) berat (+)
Tinitus (+) (-) (-/+)
Penurunan (+) (-) (+) unilateral
pendengaran
Riwayat infeksi virus Riwayat infeksi virus, gg keseimbangan, mual muntah
Soal No. 30
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang dengan pandangan makin buram 1 bulan ini,
pasien mengeluhkan nyeri ketika menggerakan bola mata. Pada pemeriksaan funduskopi
diskus optikus berbatas tegas. Pasien mengaku merupakan penderita multiple sclerosis.
Diagnosis yang mungkin adalah
a. Panoftalmitis
b. Endoftalmitis
c. Ulkus Kornea
d. Edema Papil
e. Neuritis Retrobulbar
Neuritis Retrobulbar
Kunci Jawaban
• Inflamasi pada N. optikus
a. Panoftalmitis • Merupakan bagian dari neuritis optic
b. Endoftalmitis • “doctor sees nothing, patient sees nothing” → pada
funduskopi diskus tetap berbatas tegas (seiring berjalannya
c. Ulkus Kornea
waktu diskus optikus tampak pucat)
d. Edema Papil • Gejala yang dapat muncul :
Kejadian Sentinel
KTD yang menyebabkan kondisi yang mengancam nyawa.
Soal No. 34
Dokter forensic diperintahkan oleh tenaga kepolisian dengan surat perintah visum untuk
memeriksa jenazah yang ditemukan yang diduga dibunuh. Dari hasil visum, didapatkan sebuah
luka tusuk dengan lebar 4 cm dan kedalaman 12 cm. Kemungkinan benda tajam yang sesuai
adalah...
A. lebar 3 cm panjang 6 cm
B. lebar 3 cm panjang 8 cm
C. lebar 4 cm panjang 7 cm
D. lebar 4 cm panjang 10 cm
E. lebar 4 cm panjang 14 cm
Vulnus akibat Benda Tajam
Kunci Jawaban
A. lebar 3 cm panjang 6 cm
B. lebar 3 cm panjang 8 cm
C. lebar 4 cm panjang 7 cm
D. lebar 4 cm panjang 10 cm
E. lebar 4 cm panjang 14 cm
minimum
Soal No. 35
Seorang anak perempuan usia 10 tahun datang ke dokter dengan keluhan kesulitan membaca
saat melihat papan tulis sejak 3 bulan yang lalu. Riwayat menggunakan kaca mata sebelumnya
disangkal. Hasil pemeriksaan visus didapatkan VODS 6/9. Kemudian dilakukan koreksi dan
didapatkan ODS S-1.00 6/9, S-1.25 6/6, S-1.50 6/6, S -1,75 6/9. Diagnosis dan ukuran kacamata
yang tepat diberikan pada pasien adalah?
A. Miopia sedang, -1.50 D
B. Miopia ringan, -1,00 D
C. Miopia ringan, -1,25 D
D. Hipermetropia ringan, -1,25 D
E. Hipermetropia ringan, -1,50 D
Kelainan Refraksi : Miopia
Kunci Jawaban
• Definisi: Kelainan refraksi dimana sinar
A. Miopia sedang, -1.50 D sejajar yang masuk ke mata dalam
keadaan istirahat (tanpa akomodasi)
B. Miopia ringan, -1,00 D akan dibiaskan membentuk bayangan di
depan retina.
C. Miopia ringan, -1,25 D
• Jenis miopia :
Conus Globus
D. Hipermetropia ringan, -1,25 D • Aksial→ sumbu aksial mata lebih
panjang dari normal. Dikoreksi dengan lensa
E. Hipermetropia ringan, -1,50 D • Kurvatura→ kurvatura kornea/lensa S- (concave/cekung)
lebih kuat dari normal. terkecil yang memberi
• Index→ index bias mata lebih tinggi visus terbaik
• Derajat:
• Miopia ringan: < 3 D
• Miopia sedang: 3-6 D Miopia = Mini (negative terkecil)
• Miopia berat: > 6 D Hipermetropi = Besar (positif terbesar)
Soal No. 36
Bayi usia 3 hari dibawa ke IGD karena tidak berhenti menangis. Ibu pasien mengatakan bahwa
sisa tali pusat bayi berubah menjadi kehitaman serta mengeluarkan cairan berbau. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan. Gambaran tali pusat terlihat sebagai berikut. Apakah
diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini?
a. Omphalocele
b. Gastroschizis
c. Omphalitis
d. Persistent urachus
e. Granuloma umbilikalis
Omphalitis
Kunci Jawaban Manifestasi Klinis
a. Omphalocele • Tali pusat kehitaman
• Pus dari sisa umbilikus yang
b. Gastroschizis berbau
• Eritem pada dasar sisa
c. Omphalitis umbilikus
• Perdarahan dari sisa umbilikus
d. Persistent urachus • Bayi rewel
• Demam → tanda bayi berisiko
e. Granuloma umbilikalis sepsis/meningitis
Tata laksana
• Bersihkan tali pusat dengan larutan antiseptik 8x/hari hingga tidak ada
nanah
• Oles salep antibiotik 3-4 kali sehari
• Pengobatan sistemik
• Kloksasilin oral selama 5 hari (50-100 mg/kg/hari dibagi 4x)
• Tanda sepsis + → beta lactam dan aminoglikosida
• Tidak ada perbaikan → pikirkan MRSA, terapi dengan vancomycin
Omphalitis
Kunci Jawaban
a. Omphalocele
b. Gastroschizis
c. Omphalitis
d. Persistent urachus
e. Granuloma umbilikalis
Soal No. 37
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut kanan bawah
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai demam dan mual muntah. Pasien belum menikah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan McBurney (+). Pasien juga mengeluh nyeri perut kanan
bawah pada saat kaki kanan difleksikan pada sendi panggul kemudian dilakukan endorotasi.
Scoring apakah yang digunakan untuk penilaian indikasi operasi pada pasien ?
a. Wayne Index
b. Alvarado Score
c. Burch Wartofsky Scoring
d. Glasgow Coma Score
e. Psoas score
Kunci Jawaban Appendisitis Akut
a. Wayne Index • Peradangan akut pada usus buntu
• Etiologi : obstruksi fecalith, obstruksi hipertrofi jaringan limfoid
b. Alvarado Score
Penegakkan diagnosis → Alvarado Score
c. Burch Wartofsky Scoring
Tanda dan Gejala Skor Skor total <=3 →
d. Glasgow Coma Score kemungkinan
Migratory pain in right iliac fossa 1 kecil
e. Psoas score Anorexia 1
4-6 → butuh
Nausea & vomiting 1 pemeriksaan
Tenderness in right iliac fossa 2 pencitraan
Rebound tenderness in right iliac fossa 1 >=7 →
Elevated temperature >=37,3 1 kemungkinan
besar
Leukositosis (>=10.000) 2
Shift to the left 1
Soal No. 38
Seorang laki-laki berusia 67 tahun dibawa ke IGD RS dengan penurunan kesadaran. Dari
pemeriksaan didapatkan saat diberikan rangsangan nyeri pasien mengekstensikan
ekstremitasnya terus-menerus, mata membuka dengan rangsangan nyeri, pasien beberapa kali
mengerang. Berapa GCS pasien diatas?
a. 5
b. 6
c. 7
d. 4
e. 9
Glasgow Coma Scale
Kunci Jawaban
a. 5
b. 6
c. 7
d. 4
e. 9
Soal No. 39
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun, dibawa ke UGD Rumah Sakit setelah terkena ledakan gas LPG
dengan kondisi terdapat beberapa luka bakar di sekitar tubuhnya. Dari pemeriksaan tampak
beberapa kulit bewarna merah terang dengan bullae, nyeri (+) hebat, dan beberapa bagian
tampak merah pucat di dada, perut, dan seluruh tangan kanannya. Berapakah derajat dan luas
luka bakar yang dialami oleh anak tersebut?
a. Derajat 2A dan 2B, 27%
b. Derajat 2A dan 3, 27%
c. Derajat 2A dan 2B, 18%
d. Derajat 1 dan 2, 36%
e. Derajat 1 dan 3B, 18%
Luka Bakar
Kunci Jawaban
a. Derajat 2A dan 2B, 27%
b. Derajat 2A dan 3, 27%
c. Derajat 2A dan 2B, 18%
d. Derajat 1 dan 2, 36%
e. Derajat 1 dan 3B, 18%
Tatalaksana Terapi Cairan
• Dewasa : 3–4 mL kristaloid (larutan Hartman atau Plasmalyte) / berat badan / luas luka bakar (%)
• Anak–anak : 3–4 mL kristaloid (larutan Hartman atau Plasmalyte) / berat badan / luas luka bakar (%) di
tambah maintenance glukosa 5% + 20 mmol Kcl dalam larutan salin 0.45%
• Untuk 10 kg pertama 100 mL/kg
• 10–20 kg 50 mL/kg
Catatan: Kalkulasi kebutuhan cairan dimulai sejak saat terjadi cedera, bukan terhitung sejak masuk rumah sakit.
• ½ kebutuhan berdasarkan kalkulasi volume diberikan dalam 8 jam dan ½ sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya
• Cairan maintenance bagi anak–anak dibagi dalam 24 jam secara merata.
Soal No. 40
Seorang perempun berusia 23 tahun dating ke IGD RS post KLL dengan jejas di pinggang kanan
belakang. Pada pemeriksaan radiologis didapatkan laserasi korteks ginjal sebesar 2 cm tanpa
mengenai sistem kolektivus dan tanpa ekstravasasi urin. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien?
e. Shimmer Test
• Pemeriksaan Penunjang:
• MCV > 100 fL dan Hb rendah Hipersegmentasi Neurtofil
b. Factor VIII
Jenis hemofilia :
c. Factor XII Hemofilia A : defisiensi factor VIII
Hemofilia B : defisiensi factor IX (christmast disease)
d. Vitamin K
e. Enzim G6PD Manifestasi klinis:
Riwayat perdarahan pada pria
Jumlah trombosit normal
Bleeding time normal
Clotting time memanjang
PT: normal
APTT: memanjang
Tatalaksana Hemofilia
Tambahan Catatan vWF = BT & aPTT memanjang + ristocetin
✓ Fungsi trombosit diukur dengan bleeding time → jadi kalau ada masalah pada trombositnya seperti pada
ITP maka bleeding time (BT) akan memanjang
✓ Fungsi koagulasi diukur dengan clotting time (CT) → jadi kalau ada masalah pada faktor koagulasi seperti
pada hemofili atau defisiensi vitamin K maka clotting time akan memanjang
➢ Jalur koagulasi intrinsik (faktor VIII, IX) diukur dengan APTT → jadi kalau ada masalah pada faktor VIII-
IX maka APTT memanjang
➢ Jalur koagulasi ekstrinsik (harus ada trauma dari luar + faktor VII, X) diukur dengan PTT
➢ Vitamin K mempengaruhi jalur intrinsik dan ekstrinsik (karena vitamin K untuk memproduksi faktor II,
VII, IX dan X) sehingga jika defisiensi vitamin K misal penyakit APCD maka PTT + APTT memanjang
✓ Inflamasi diukur dengan LED shg pada penyakit inflamasi seperti autoimun vaskulitis (HSP / IgA vaskulitis)
maka LED memanjang
Soal No. 43
Seorang wanita berusia 65 tahun dibawa ke dokter oleh anaknya karena sering mimisan sejak 1 bulan
terakhir. Selain itu pasien mengaku sering mengalami perdarahan gusi dan mudah lelah dan sering demam.
Pasien merupakan buruh pabrik kuteks selama 20 tahun lamanya. Saat dilakukan pemeriksaan pasien
tampak lemah, tensi 100/60 mmHg, nadi 85/menit, RR 21x/menit, suhu 36,9oC, konjungtiva anemis. Hasil
pemeriksaan penunjang didapatkan leukosit Hb 6 g/dl, trombosit 40.000/ʯl, lekosit 62.000/ʯl, sel blast
meningkat, hapusan darah tepi tampak Auer Rod (+). Diagnosis yang tepat untuk pasien adalah
a. ALL
b. AML
c. CML
d. CLL
e. Limfoma Hodgkin
AML
Kunci Jawaban Manifestasi Klinis:
• Anemia
a. ALL
• Lesi infiltratif berwarna abu-abu pada Auer rod
kulit → leukimia cutis
b. AML
• Hipertrofi gingiva
• Gangguan perdarahan
c. CML
• Nyeri kepala maupun manifestasi
neurologis lainya → akibat
d. CLL perdarahan/leukemic meningitis
Hipertrofi Gingiva
e. Limfoma Hodgkin
Pemeriksaan Penunjang:
• Apusan darah tepi → ditemukan sel blas
(sel myeloid imatur), ditemukan auer rod
• Darah lengkap → pansitopenia
• Aspirat sumsum tulang → definitive Leukemia cutis
• Sel blas > 20% total sel
• Myeloperoxidase (+)
Aku MaLu Auratku (auer rod)
Soal No. 44
Seorang anak berusia 4 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan tidak nafsu makan dan
rewel sejak 7 hari yang lalu. Keluhan juga disertai BAB cair sekitar 4x/hari. Pasien sering bermain tanah
dengan teman sebayanya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan berat badan 12 kg dan diakui ibunya turun 4 kg
sejak 1 bulan lalu. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang mikroskopi feses dan didapatkan gambaran
berikut. Terapi yang paling tepat pada kasus ini adalah...
b. IVIG
• Orang dengan golongan darah A
c. Tranfusi Tukar dan B memiliki anti-A dan anti-B
isoantibodi yang merupakan IgM
d. Fototerapi
(tidak melewati sawar darah
e. Berjemur plasenta)
• Tatalaksana utama :
FOTOTERAPI
• Individu dengan golongan darah
O isoantibodinya merupakan IgG.
• Tatalaksana kasus berat :
Antibodi tersebut bisa melewati
IVIG atau Tranfusi Tukar
sawar darah plasenta dan
menyebabkan hemolysis
Soal No. 46
Seorang laki laki 60 tahun datang dengan hilang penglihatan tiba tiba. Pemeriksaan tanda
vital TD: 240/120mmHg, HR: 110x/menit; RR: 20x/menit; T: 36.8. Pada pemeriksaan
funduskopi retina pucat dengan adanya bintik merah. Diagnosis yang mungkin adalah
• Manifestasi klinik
‒ Mata tenang visus turun mendadak (no light perception)
‒ Tidak nyeri
‒ Funduskopi : cherry red spot (kekeruhan pada area retina superficial kecuali pada area macula →
macula tidak memiliki ganglion, sehingga mempertahankan warna aslinya)
‒ Papil pucat dan batas kabur
• Tatalaksana : pemberian O2, menurunkan TIO (mannitol IV + massage intermittent), antikoagulan, steroid
Soal No. 47
Seorang anak berusia 4 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan tidak bisa tidur di malam
hari akibat selalu menggaruk duburnya. Pada pemeriksaan fisik BB anak 11 kg. Dokter melakukan
pemeriksaan penunjang dengan cellophane tape dan didapatkan gambaran berikut. Terapi yang bukan
merupakan drug of choice pada kasus ini adalah...
a. Taeniasis
b. Epilepsi
c. Kejang demam kompleks
d. Neurosistiserkosis
e. Toxoplasmosis
Neurosistiserkosis
Kunci Jawaban
a. Taeniasis
b. Epilepsi
c. Kejang demam kompleks
d. Neurosistiserkosis
e. Toxoplasmosis
Soal No. 49
Bayi baru lahir, cukup bulan, baru saja lahir SC, berat lahir 3000 gram, didapatkan menangis merintih,
sianosis sentral, gerak lemah. Setelah dilakukan langkah awal pasien masih merintih, sianosis berkurang,
nafas spontan, laju denyut jantung 120x/menit. Tindakan yang paling tepat kita lakukan pada bayi tersebut
adalah...
a. Pemberian VTP
b. Pemberian CPAP
c. Pemberian oksigenasi
d. Melakukan kompresi dada
e. Pemberian VTP dan melakukan kompresi dada
Resusitasi Neonatus
Kunci Jawaban
a. Pemberian VTP
b. Pemberian CPAP
c. Pemberian oksigenasi
d. Melakukan kompresi dada
e. Pemberian VTP dan
melakukan kompresi dada
Resusitasi Neonatus lanjutan…
Soal No. 50
Nn. Nanno, usia 20 tahun datang dengan keluhan mudah lelah, rambut rontok, dan sering merasa silau sejak
1 minggu yang lalu. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri pada sendi bahu, siku, lutut dan pergelangan
kaki sejak 3 bulan yang lalu. Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluhkan demam dan terkadang sesak.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 96 kali/menit, RR 17 kali/menit, suhu 36,7 C.
Dari hasil pemeriksaan kepala didapatkan ruam kemerahan di wajah. Pemeriksaan autoantibodi yang paling
spesifik adalah...
a. Ana test
b. Anti ds-dna
c. Rhemautoid factor
d. CD4
e. Anti SM
Systemic Lupus Erythematosus
Kunci Jawaban
a. Ana test
b. Anti ds-dna
c. Rhemautoid factor
d. CD4
e. Anti SM
ARA for SLE
https://erar.springeropen.com/articles/10.1186/s43166-021-00110-0
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28281463/
https://www.researchgate.net/publication/353124914_CLINICAL_PROFILE_AND_INCIDENCE_OF_INFECTION_
IN_SYSTEMIC_LUPUS_ERYTHEMATOSUS_PATIENTS_AT_MEDICAL_INPATIENT_INSTALLATION_DEPART
MENT_OF_INTERNAL_MEDICINE_DR_SOETOMO_GENERAL_ACADEMIC_HOSPITAL_SURABAYA_IND