Anda di halaman 1dari 142

Kelon Baper UKMPPD November 2022

Pers. UKMPPD Februari 2023 Day 3


Mediko made the med-easy!
Soal No. 1
Seorang wanita berusia 50 tahun mengeluhkan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan
tinggi tapi tidak pernah diukur suhu mandiri. Pasien juga mengeluhkan pinggang terasa sakit dan
kencingnya keruh. Pada pemeriksaan fisik TD : 150/90; HR : 80x/menit; RR : 12x/menit; T : 37.9 C ,
NKTCV (+/+). Pemeriksaan urin didapatkan urin sangat pekat dan nitrit (+). Terapi apa yang dapat
diberikan untuk pasien ?

a. Amoksisilin trihidrat 3x500 mg IV

b. Cefotaxim 1gr/12 jam IV

c. Ceftriaxone 3g/24 jam

d. Levofloxacin 1 x 750 mg (5 hari)

e. TMP-SMX 2 x 1gram (14 hari)


Kunci Jawaban Infeksi Saluran Kemih
a. Amoksisilin trihidrat 3x500 mg IV
b. Cefotaxim 1gr/12 jam IV
c. Ceftriaxone 3g/24 jam
d. Levofloxacin 1 x 750 mg (5 hari)
e. TMP-SMX 2 x 1gram (14 hari)

• Kultur urin : (+) bila bacteriuria > 10^5 CFU /ml urin
• Urinalisis
• BNO-IVP bila perlu
• USG ginjal bila perlu
Terapi
Antibiotik
Pyelonefritis
Non-Komplikata
Tatalaksana Infeksi Saluran Kemih
ISK non-komplikata ISK komplikata
Sistitis Lini I : Sistitis - TMP-SMX 2 x 160/800 mg (7 hari)
- Fosfomycin 3 gram single dose - Ciprofloxacin 2 x 500 mg (14 hari)
- Nitrofurantoin 2 x 100 mg (5 hari)
Lini II : Cefadroxil 2 x 500 mg (3 hari)
Lini III : TMP-SMX 2 x 160/800 mg (3 hari)

Pyelonefritis PO : Pyelonefritis PO :
- Ciprofloxacin 2 x 500 mg (7 hari) - Ciprofloxacin 2 x 500 mg (14 hari)
- Levofloxacin 1 x 750 mg (5 hari)
- TMP-SMX 2 x 160/800 (14 hari)
IV : IV :
- Ciprofloxacin 2 x 400 mg - Levofloxacin 1 x 750 mg
- Levofloxacin 1 x 750 mg
- Ceftriaxone 1 x 1-2 g
Soal No. 2
Seorang laki-laki berusia 50 tahun, dibawa ke RS dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 30
menit yang lalu, Pasien baru saja menyelesaikan lomba lari, dan langsung pingsan setelah minum
air 3 Liter. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 90/60 mmHg, HR 120 x/menit, RR 20
x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan laboratorium didapatkan ureum 69, kreatinin 1.6, Na 128, K
3.9, Hb 13 gr/dl. Sebelumnya diuresis pasien normal, namun setelah 2-3 hari perawatan, diuresis
pasien menjadi <400cc/24 jam, Ur 80 dan Cr 3. Diagnosis pasien tersebut adalah?
A. AKI prerenal
B. AKI renal
C. AKI postrenal
D. Acute tubular nekrosis
E. Acute on CKD
Kunci Jawaban Tubular Nekrosis Akut
A. AKI prerenal Penyebab intrarenal AKI, terdapat kerusakan dan kematian sel-
B. AKI renal sel tubulus ginjal.
C. AKI postrenal Pemeriksaan Penunjang
D. Acute tubular nekrosis 1. Urinalisis → hyalin cast
2. Azotemia
E. Acute on CKD
Tatalaksana
1. Cairan → mempertahankan perfusi
ke ginjal
2. Stop obat nefrotoksik
3. Renal replacement therapy
Gambaran mikroskopis ATN
Panah biru : denudasi difus pada
tubulus dan hilangnya brush border
tubulus
Soal No. 3
Seorang anak laki laki berusia 10 tahun di bawa ibunya ke Poli RS dengan keluhan bengkak pada
kelopak mata pagi ini dan BAK seperti warna coca-cola sejak 5 hari yang lalu. Sekitar 2 minggu yang
lalu anak mengalami sakit tenggorokkan dan sudah sembuh. Tanda vital TD 130/90mmHg HR
95x/menit RR 20x/menit T 37,2 C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan edema palpebra bilateral.
Pemeriksaan laboratorium terdapat penurunan C3, Urin rutin RBC Cast (+). Diagnosis yang tepat
untuk kasus ini adalah ……..
A. Sindroma nefrotik
B. Sindroma nefritik kronis
C. Glomerulonefritis akut post streptococcal
D. ISK bawah
E. Gagal ginjal akut
Sindrom Nefritik
Pada sindroma nefritik, terjadi inflamasi dan kerusakan pada
Kunci Jawaban membran glomerulus yang terjadi akibat deposit kompleks
imun
A. Sindroma nefrotik
B. Sindroma nefritik kronis
C. Glomerulonefritis akut
post streptococcal
D. ISK bawah
Tatalaksana
E. Gagal ginjal akut 1. Antibiotik (penisilin atau eritromisin)
2. Diuretik (Furosemide)
3. Obat anti hipertensi (ACEi atau ARB)
4. Terapi agen Immunosupresif
5. Dialisis (bila ada elektrolit imbalans, asidosis berat)
6. Batasi asupan garam dan cairan
Soal No. 4
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke dokter ingin melakukan pemeriksaan
laboratorium untuk evaluasi pengobatan diabetes mellitus. Pasien memiliki riwayat DM tipe
2 yang menggunakan insulin sudah 4 tahun ini. Pasien juga melakukan cuci darah 2x/minggu
karena mengalami DKD. Apakah pemeriksaan laboratorium evaluasi DM yang tidak bisa
dilakukan pada pasien?
a. Gula darah sewaktu
b. C-peptide
c. Tes toleransi glukosa oral
d. Gula darah puasa
e. HbA1c
Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus: Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
Kunci Jawaban dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah.
Tanda dan Gejala Klasifikasi
a. Gula darah sewaktu • Poliuria, polidipsi, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak
b. C-peptide dapat di jelaskan penyebabnya
• Keluhan lain: lemah badan,
kesemutan, gatal, mata kabur, dan
c. Tes toleransi glukosa oral disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulva pada wanita
d. Gula darah puasa
Pemeriksaan Penunjang
e. HbA1c
Diabetes Mellitus
Kriteria Diagnosis

Pemeriksaan glukosa plasma puasa >= 126 mg/dL (puasa adalah kondisi tidak ada asupan
kalori minimal 8 jam)
atau
Pemeriksaan glukosa plasma >= 200 mg/dL 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) dengan beban glukosa 75 gram
atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >=200 mg/dl dengan keluhan klasik
atau
Pemeriksaan HbA1c >=6,5% dengan menggunakan metode terstandarisasi
Diabetes Mellitus
HbA1c Tatalaksana
Pemeriksaan HbA1c mengukur rata-rata
jumlah hemoglobin A1c yang berikatan dengan
gula darah (glukosa) selama tiga bulan terakhir.
Pemeriksaan HbA1c sebaiknya tidak dilakukan
pada beberapa kondisi berikut:
❑ Perdarahan parah atau kronis
❑ Menderita gangguan darah → anemia
defisiensi besi, anemia hemolitik,
thalassemia, anemia selsabit,dll
❑ Menderita penyakit gagal ginjal, gangguan
hati, atau kadar kolesterol tinggi
❑ Baru menerima transfusi darah
❑ Kerap minum minuman beralkohol dalam
jumlah berlebihan
Soal No. 5
Seorang wanita usia 36 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan peningkatan berat badan sejak
3 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan cepat lelah dan menstruasi tidak teratur. Diketahui
pasien memiliki riwayat asma sejak usia 22 tahun dan rutin mengkonsumsi steroid sejak 3 tahun
yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TB 160 cm, BB 68 kg, TD 150/70 mmHg, HR 88x/menit,
RR 16x/menit, moon face dan striae pada abdomen. Diagnosis pasien tersebut adalah
a. Cushing disease
b. Cushing Syndrome
c. Diabetes Mellitus
d. Akromegali
e. Diabetes Insipidus
Kunci Jawaban Cushing Syndrome

a. Cushing disease
b. Cushing Syndrome
c. Diabetes Mellitus
d. Akromegali
e. Diabetes Insipidus
Cushing Syndrome

Bila hasilnya tidak tersupresi


= Cushing Syndrome

Tatalaksana
• Cushing eksogen → tapering off dosis glukokortikoid
• Cushing endogen → reseksi tumor, obat supresi
sintesis kortisol (bila inoperable)
Soal No.6
Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke IGD RS oleh keluarganya dalam keadaan tidak sadar 1
jam yang lalu. Diketahui pasien sebelumnya sering berdebar, mudah lelah, dan terlihat kurus padahal
nafsu makan pasien meningkat. Pasien juga sering berkeringat. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD
150/80 mmHg, HR 115 x/menit, RR 28 x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan leher didapatkan
massa difus, kenyal, batas tegas, tidak nyeri dengan ukuran 2x2 cm. Hasil laboratorium menunjukkan
FT4 meningkat dan TSH menurun. Apakah terapi farmakologi inisiasi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. PTU 300 mg single dose
b. PTU 100 mg single dose
c. PTU 300 mg dosis terbagi
d. PTU 600 mg single dose
e. PTU 600 mg dosis terbagi
Hipertiroid
Kunci Jawaban • Gejala klinis: Berdebar-debar, sering berkeringat, tidak
tahan terhadap panas, BB turun, mata menonjol
a. PTU 300 mg single dose (exoftalmus), dan adanya struma. Bila hanya gejala yang
muncul → tirotoksikosis
b. PTU 100 mg single dose • Jika sudah diketahui adanya peningkatan fT4 dan
penurunan TSH → hipertiroidisme
c. PTU 300 mg dosis terbagi
d. PTU 600 mg single dose Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan penunjang awal: TSH (utama), fT4, total T3
e. PTU 600 mg dosis terbagi • Monitoring terapi: fT4 (utama), TSH
• Anti TPO antibody: menunjukkan autoimun bisa pada
Hashimoto atau grave’s disease
• Anti TSH reseptor: menunjukkan autoimun pada grave’s
disease
• Skintigrafi: untuk menilai fungsi organ tiroid
Hipertiroid

Dapat sebabkan Atrial Fibrillasi

Tatalaksana
• Beta blocker : simtomatik → propranolol, labetalol
• Obat anti-tiroid: menghambat sintesis tiroid
• Methimazole
• PTU (thyroid storm, hamil trimester 1, alergi methimazole)
• Dosis inisial: 300 mg/hari dibagi 8 jam
• Dosis max 600mg/ hari dosis terbagi
• Maintanance 100 mg/hari dosis terbagi
• Radioactive untuk menurunkan massa tiroid
• Iodine/lugol untuk thyroid storm, pre operasi
PO Propranolol 20-40
mg tiap 6 jam

Japanese Thyroid Association Criteria for Thyroid Storm


Soal No. 7
Seorang wanita usia 50 tahun, datang dibawa keluarganya ke IGD karena penurunan kesadaran sejak 30
menit yang lalu. Diketahui pasien sulit konsentrasi, tampak bingung dan lemas sejak 2 hari yang lalu.
Pasien diketahui baru saja menjalani prosedur pengangkatan kelenjar gondok di leher sekitar 3 bulan
yang lalu namun tidak rutin minum obat yang diberikan dokter pasca operasi. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan GCS 9, TD 80/50 mmHg, N 60 x/menit, hipoventilasi, dan suhu afebris. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan FT4 dan T3 sangat rendah. Apakah diagnosis pada kasus di atas?
a. Hipotiroid
b. Hipertiroid
c. Krisis Tiroid
d. Koma Miksedema
e. Krisis Adrenal
Kunci Jawaban Koma Miksedema
• Suatu keadaan mengancam nyawa akibat
hipotiroidisme berat yang tidak tertangani
a. Hipotiroid • Biasanya dialami oleh pasien yang memiliki latar
b. Hipertiroid belakang penyakit tiroid; paling sering pasien dengan
pasca tiroidektomi total
c. Krisis Tiroid
Manifestasi Klinis
d. Koma Miksedema • Gejala klinis hipotiroidisme
• Penurunan kesadaran
e. Krisis Adrenal • Hipoventilasi, hipotensi,
bradikardia
• Laboratorium → FT4 & T3
sangat rendah, bisa
didapatkan hiponatremia
dan hipoglikemi
Soal No. 8
Seorang pria usia 62 tahun datang dibawa keluarganya karena tidak dapat diajak berbicara
sejak 4 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat penyakit kencing manis sejak 6 tahun yang lalu.
Pada PF, didapatkan kesadaran somnolen, TD 90/60 mmHg, RR 26x/m cepat dan dalam. Pada
pemeriksaan darah, didapatkan GDS 450 mg/dl, pH 7,15, HCO3- menurun, pCO2 dalam batas
normal, anion gap meningkat. Kondisi asam-basa pada pasien yang tepat adalah...
a. Asidosis metabolik terkompensasi
b. Asidosis metabolik belum terkompensasi
c. Alkalosis metabolik terkompensasi
d. Asidosis respiratorik terkompensasi
e. Asidosis respiratorik belum terkompensasi
Kunci Jawaban Gangguan Asam Basa
a. Asidosis metabolik Paramet Nilai normal Keterangan
er
terkompensasi
pH 7,35-7,45 Tingkat keasaman
b. Asidosis metabolik belum pCO2 35-40 Tekanan parsial – seberapa banyak
terkompensasi jumlah gas tersebut yang terlarut
pO2 95-100
dalam darah
c. Alkalosis metabolik
HCO3- 22-30 Buffer – mengatur jumlah CO2
terkompensasi dalam darah

d. Asidosis respiratorik Base (-2) – (+2) Jumlah sisa buffer (HCO3) dalam
excess darah
terkompensasi (BE)
e. Asidosis respiratorik
belum terkompensasi
Blood Gas Analysis (BGA)

1. PH normal darah : 7,35-7,45


2. PCO2 memegang peranan respirasi : contoh pada kasus KAD, respirasi
mengkompensasi dengan nafas kussmaul.
3. HCO3 memegang peranan metabolik (ginjal).
Etiologi Asidosis Metabolik Alkalosis Metabolik Asidosis Respiratorik Alkalosis respiratorik
• Gagal ginjal • Peningkatan Retensi CO2 Hiperventilasi
• Diabetik HCO3- • Depresi nafas • Stimulasi SSP
ketoasidosis • Kehilangan asam • Paralisis otot • Kelainan rongga
• Asidosis laktat (muntah ventilasi dada (flail chest,
• Asidosis renal persisten) • Asma, PPOK hemothorax)
tubular • Hipoksemia

AG = Na+ - (Cl- + HCO3-)


Anion Gap

• Mengukur unmeasured anions dalam plasma → protein anion (albumin), fosfat, sulfat, anion organic
• Normal → 8-10 mmol/L
• Meningkat pada kondisi → ketoasidosis diabetikum, sindrom uremikum, asidosis laktat, intoksikasi salisilat
Soal No. 9
Seorang anak berumu 10 tahun datang ke poliklinik untuk melakukan check up. PF : nadi 80 x/menit, S
370C, RR 24 x/menit, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada hepatosplenomegali. LAB : Hb
10,8 Ht 33%, leukosit 5.500, trombosit 250.000 dan didapatkan gambaran sel target. Pasien kemudian
dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan penunjang tambahan dan didapatkan Hb A2 10% (nilai normal : 2-
3,5), HbF 9% (nilai normal : 2%). Diagnosis pasien ini adalah :

a. Thalassemia alpha mayor


b. Thalassemia alpha minor
c. Thalassemia beta mayor
d. Thalassemia beta minor
e. Anemia sickle cell
Kunci Jawaban Thalassemia
a. Thalassemia alpha mayor

b. Thalassemia alpha minor

c. Thalassemia beta mayor

d. Thalassemia beta minor

e. Anemia sickle cell THAL : Target cell, Howell


Jolly bodies, Anisocytosis,
Low MCV (mikrositik)
Hair on end Pemeriksaan Hb Elektroforesis
Thalasemia • Thalassemia beta terdapat
• Diturunkan secara autosomal resesif peningkatan HbA2, penurunan
HbA dan peningkatan HbF.
• Merupakan defek sintesis rantai globin
• Secara fenotip :
• Thalassemia alfa, pada dewasa
dapat normal, pada anak
• Mayor : transfusion dependent terdapat HbH atau Hb Barts.

• Intermedia : gejala klinis ringan Transfusi : PRC


• Minor atau trait (asimptomatik) Indikasi :
• Secara genotip : • Hb < 8
• Alfa (kromosom 11) • Hb >8, bila keadaan umum kurang
baik, anorexia, gangguan aktivitas,
• Beta ➔ lebih berat (Kromosom gangguan pertumbuhan, adanya
16) splenomegaly, perubahan pada
Facies cooley tulang.
Curiga thalassemia bila : • Diberikan sampai target Hb 12
• Riwayat keluarga (+)
Monitoring dan Kontrol
• Tanda hemolisis (anemia, jaundice, Target Cell • Kontrol 2-4 minggu sekali
splenomegali usia dini) dan tear • Kadar ferritin dan besi serum diperiksa
tiap 6 bulan.
• Deformitas tulang drop cell.
• Fungsi organ dipantau tiap 6 bulan.
• MDT ➔ Sel target (+), teardrop cell (+)
Soal No. 10
Seorang wanita G1P0A0 dengan usia kehamilan 24 minggu datang ke klinik membawa hasil
pemeriksaan laboratorium TORCH. Didapatkan hasil Toxoplasma IgM (+), Toxoplasma IgG (+),
aviditias IgG rendah. Rubella IgM (-), IgG (-). CMV IgM (-), IgG (+). HSV I IgM (-), IgG (+). HSV II
IgM (-), IgG (-). Tatalaksana selanjutnya yang diperlukan adalah …

a. Tidak diperlukan tatalaksana lanjutan

b. Cek ulang laboratorium pada usia kehamilan Trimester III

c. Mulai pengobatan dengan spiramycin

d. Mulai pengobatan dengan pirimethamin dan sulfadiazine

e. Mulai pengobatan dengan acyclovir


Kunci Jawaban Toxoplasmosis
a. Tidak diperlukan tatalaksana lanjutan
b. Cek ulang laboratorium pada usia
kehamilan Trimester III

c. Mulai pengobatan dengan spiramycin


d. Mulai pengobatan dengan
pirimethamin dan sulfadiazine

e. Mulai pengobatan dengan acyclovir


Toxoplasmosis
• Ibu biasanya asimptomatik
• Semakin awal infeksi, semakin rendah risiko penularan ke
janin, namun jika terinfeksi, semakin buruk dampaknya
• Gejala pada bayi : (Classic Triad)
Soal No. 11
Seorang Wanita 18 tahun datang dengan keluhan terlihat kuning di seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu.
Demam sejak 8 hari yang lalu. Pegal pada seluruh badan terutama betis. Mual, muntah. Riwayat
kebanjiran. Pada pemeriksaan didapatkan sklera pasien ikterik, nyeri tekan epigastrium, hepatomegali,
terdapat nyeri tekan pada M. Gastrocnemius, perdarahan subkonjungtiva minimal. Pemeriksaan lab
didapatkan leukositosis, peningkatan enzim transaminase, disertai dengan hematuria mikroskopik.
Tatalaksana yang tepat adalah?

a. Rawat jalan, doksisiklin 2x100 mg PO

b. Rawat jalan, penisilin prokain injeksi 1,5 juta unit/24 jam

c. Rawat inap, doksisiklin 2x100 mg PO

d. Rawat inap, penisilin prokain 1,5 juta unit/8jam

e. Rawat inap, tidak perlu antibiotik, cukup paracetamol aja


Leptospirosis
Kunci Jawaban Weil disease merupakan bentuk berat dari leptospirosis yang
a. Rawat jalan, doksisiklin 2x100 PO ditandai oleh demam, ikterus, gagal ginjal akut, syok refrakter
dan perdarahan.
b. Rawat jalan, penisilin prokain injeksi
1,5 juta unit/24 jam TATALAKSANA
1. Supportif: mengatasi dehidrasi, hipotensi, perdarahan, gagal ginjal.
c. Rawat inap, doksisiklin 2x100 PO 2. Antibiotik
Leptospirosis Ringan :
d. Rawat inap, penisilin prokain 1,5 juta
• Doksisiklin 2x100 mg PO 7 hari
unit/8jam • Amoxicilin 4x500 mg PO
• Ampicilin 4x500-750 mg selama 7 hari
e. Rawat inap, tidak perlu antibiotik,
• Pada ibu hamil hindari doksisiklin.
cukup paracetamol aja Leptospirosis sedang-berat :
• Pencilin G intravena 1,5 juta unit/6 jam selama 7 hari.
• Ceftriaxone intravena 1 gr/24 jam selama 7 hari
• Doksisiklin intravena 100 mg/12 jam selama 7 hari
LEPTOSPIROSIS
ANAMNESIS
• Riwayat paparan dengan urin serta air, tanah atau makanan yang terkontaminasi urin dari hewan yang
terinfeksi (pengerat, ternak, kuda, anjing, kucing)
• Pekerjaan resiko tinggi (pemotong hewan, pekerja limbah)
• Demam yang muncul mendadak dan bersifat bifasik yaitu demam remiten tinggi pada fase awal
leptospiremia (3-10 hari) kemudian demam turun dan muncul saat fase imun.
• Sakit kepala, nyeri otot gastrocnemius, fotofobia, mual-muntah, nyeri abdomen.

PEMERIKSAAN FISIK
• Demam
• Conjuctival suffusion
• Bradikardi
• Nyeri tekan otot, terutama betis dan daerah lumbal
• Ronkhi pada auskultasi paru
• Ikterus
• Meningismus, hipo atau arefleksia terutama pada tungkai
LABORATORIUM RUTIN LEPTOSPIRA
Leukosit normal atau ↑, ↑ enzim transaminase liver, ↑ ureum creatinin, ↑ bilirubin, trombositopenia,
proteinuria, pyuria, mikrohematuria.

Pemeriksan Penunjang Leptospira :


• Kultur darah (fase I)
• Kultur urin (fase II)
• Mikroskop medan gelap
Leptospira Interrogans
• Imunologic Banyak terdapat pada urin pengerat (tikus)

• Microscopic agglutination test (MAT) → pemeriksaan penunjang gold standard, pemeriksaan sangat
spesifik untuk Leptospira.
• Lepto dipstick, lepto lateral flow, lepto dridot
Soal No. 12
Seorang laki-laki berusia 70 tahun, dibawa ke RS karena bicara meracau sejak 2 jam yang lalu.
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat darah tinggi dan kencing manis sejak
15 tahun lalu namun tidak berobat. Pada pemeriksaan didapatkan TD 180/100 mmHg, HR
110x/menit, RR 28x/menit, suhu afebris. Pada PF didapatkan edema tungkai bilateral dan
konjungtiva anemis. Hasil lab menunjukkan ureum 250, kreatinin 8,2, kalium 4,8 mEq/l, dan Hb 5
g/dl. Dokter berencana menyarankan hemodialisis pada pasien ini karena terdapat indikasi, yaitu...
A. Hb < 8,0 g/dl
B. TD sistol > 160 mmHg atau TD diastol > 100 mmHg
C. Hiperkalemia
D. Overload cairan
E. Sindrom uremia
Sindrom Uremia
Kunci Jawaban
A. Hb < 8,0 g/dl
B. TD sistol > 160 mmHg atau
TD diastol > 100 mmHg
C. Hiperkalemia
D. Overload cairan
E. Sindrom uremia
Soal No. 13
Seorang wanita berusia 25 tahun, G3P0A2, UK 30 minggu datang ke RS dengan keluhan nyeri
ulu hati dan mual selama 5 hari. Keluhan dirasakan semakin berat saat malam hari. TD pasien
145/85 mmHg, HR 90 kali/menit, RR 19 kali/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan obstetri
dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 6,6 g/dL, leukosit
8.500/mm3, trombosit 80.000/mm3, bilirubin total 3 mg/dL, AST 100 U/L, LDH 704 U/L. Pada
urinalisis ditemukan proteinuria +2. Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus ini?
A. Preeklampsia
B. P-HELLP syndrome
C. Eklampsia
D. Hipertensi Kronik
E. HELLP syndrome total
Kunci Jawaban
A. Preeklampsia
B. P-HELLP syndrome
C. Eklampsia
D. Hipertensi Kronik
E. HELLP syndrome total

Tatalaksana
HELLP syndrome: Terminasi kehamilan
Soal No. 14
Laki-laki berusia 50 tahun datang ke klinik pratama dengan sering terbangun di malam hari akibat
jempol kaki terasa nyeri hebat. Pada saat merasakan keluhan jempol kaki pasien kemerahan dan
terdapat benjolan teraba keras. Pasien mengatakan hobi mengkonsumsi ati-ampela ayam Pada
pemeriksaan tanda vital pasien TD : 130/80 mmHg; HR : 78x/menit; RR : 16x/menit; T : 36,1 C; SpO2 :
98%. Asam Urat : 10.5 mg/dl. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambaran berikut pada tangan. Apa
yang dapat diberikan pada pasien saat nyeri terasa ?
a. Natrium diklofenak
b. Gabapentin
c. Paracetamol
d. Meloksikam
e. Kolkisin
Kunci Jawaban Gout Artritis
• Dapat disebabkan kondisi hiperurisemia (kadar asam urat
a. Natrium diklofenak perempuan >6 mg/dL, laki-laki >7 mg/dL)
• Penyebab hiperurisemia → alcohol, seafood, obat (tiazid,
b. Gabapentin loop diuretic, pirazinamid)

c. Paracetamol Perjalanan Penyakit

d. Meloksikam Akut Kronik

e. Kolkisin • Onset <24 jam • Sendi bengkak/kaku


• Nyeri hebat pada sendi yang • Tidak nyeri
terlibat • Tampak deformitas
• Bengkak, eritema, hangat (nodul subkutan) kaibat
• Umumnya monoartikular (MTP deposit kristal massif
1 – podagra) • Dapat disertai ulkus
• Didahului faktor yang memicu kulit akibat tekanan
eksaserbasi
Kristal Brefingent (-)
Tatalaksana Gout Artritis

Akut Kronik

Kolkisin Dosis awal 1 mg diikuti 500 mcg tiap 2-3 Xantine Oxidase Inhibitor
jam hingga nyeri hilang (dosis total 10
Allopurinol
mg)
Dosis awal 100 mg/hari, titrasi bertahap, bisa
hingga 300-600 mg untuk kondisi berat
NSAID Indometasin
Dipilih setelah 24 jam serangan
Agen uricosuric
Kortikosteroid Triamsinolon 5 – 10 mg untuk Probenesid
sendi kecil; 20-40 mg untuk Dosis awal 2 x 250 mg, titrasi bertahap setelah
sendi besar seminggu hingga 2 x 500 mg sesuai kadar asam
urat
Soal No. 15
Seorang Wanita 60 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala hebat dan pandangan buram
sejak 1 jam yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 220/120 mmHg, HR 110x/menit, RR 18x/menit,
suhu afebris. Tidak ditemukan defisit neurologis. Dokter kemudian memberikan tatalaksana obat anti
hipertensi kemudian TD turun menjadi 180/90 mmHg. Diagnosis pasien tersebut adalah ?

A. Hipertensi grade II
B. Hipertensi grade I
C. Krisis Hipertensi
D. Stroke Hemoragik
E. Stroke non-Hemoragik
Kunci Jawaban Krisis Hipertensi
A. Hipertensi grade II Keadaan hipertensi yang membutuhkan penurunan TD segera TD
B. Hipertensi grade I sistolik >180 mmHg atau diastolik >120 mmHg

C. Krisis Hipertensi
D. Stroke Hemoragik
E. Stroke non-Hemoragik
Soal No. 16
Seorang pria usia 44 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri yang
menembus punggung dan menjalar hingga ke leher dan rahang sejak 15 menit yang lalu.
Keluhan tidak membaik dengan istirahat. Keluhan yang sama tapi lebih ringan dirasakan 1
bulan yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil troponin naik. Dari pemeriksaan
EKG didapatkan hasil sebagai berikut. Apa diagnosis yang tepat?
a. STEMI anterior
b. STEMI Anterior ekstensif
c. STEMI inferior
d. STEMI anteroseptal
e. STEMI anteroapikal
Kunci Jawaban Acute Coronary Syndrome
Penurunan perfusi darah ke jantung secara mendadak ->
a. STEMI anterior iskemia → infark miokard

b. STEMI Anterior ekstensif Kriteria Diagnostik • Gejala iskemik → nyeri angina, durasi > 1 jam
• Perubahan EKG
c. STEMI inferior • Kenaikan enzim jantung (troponin, CKMB)
d. STEMI anteroseptal
Pemeriksaan Penunjang
e. STEMI anteroapikal
Acute Coronary Syndrome
Soal No. 17
Seorang pria usia 54 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 6 jam yang lalu. Pasien
mengaku nyeri dirasakan menjalar ke rahang dan lengan kiri. Pada pemeriksana tanda-tanda vital
didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 110x/menit, frekuensi napas 25x/menit, CTR < 2
detik dan akral teraba hangat. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ST elevasi pada lead
II, III, dan aVF. Apakah tatalaksana yang akan diberikan pada pasien tersebut?
a. Terapi dobutamin
b. Terapi adenosine
c. Terapi dopamine
d. Terapi atropine
e. Terapi norepinefrin
Kunci Jawaban Syok Kardiogenik
a. Terapi dobutamin • Gangguan fungsi ventrikel kiri menyebabkan gangguan perfusi
b. Terapi adenosine oksigen ke jaringan
• Paling sering disebabkan oleh infark miokard akut
c. Terapi dopamine
d. Terapi atropine
e. Terapi norepinefrin
Soal No. 18
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran. Setelah
dilakukan pemeriksaan nadi tidak teraba. Dilakukan pemeriksaan EKG ditemukan
gambaran sebagai berikut. Diagnosis dan tatalaksana pasien tersebut adalah…
a. Asistol + Norepinefrin
b. Asistol + CPR
c. Asistol + defibrilasi
d. Asistol + Epinefrin
e. Asistol + sulfas Atropine
Kunci Jawaban
a. Asistol+ Norepinefrin
b. Asistol + CPR Algoritma
c. Asistol + defibrilasi
Cardiac
Arrest
d. Asistol + Epinefrin
e. Asistol + sulfas Atropine
Soal No. 19
Seorang anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan kejang 10 menit. Pasien memiliki
riwayat demam dan sudah kejang sebanyak 2 kali di rumah. Tidak didapatkan adanya pemulihan
kesadaran pada pasien. Pemeriksaan tanda vital didapatkan N: 100 x/menit, RR: 24x/menit, T: 39,4 C,
berat badan 17 kg. Menurut keterangan ibu pasien sudah diberi obat kejang lewat dubur sebanyak 2x.
Pasien sudah dipasang akses intravena dan anda sudah memberikan diazepam intravena. Jika pasien
kejang lagi di IGD, obat apakah yang sebaiknya diberikan?
a. Diazepam intravena 5 mg
b. Fenitoin intravena 400 mg dilarutkan NaCl 0.9% 50 cc selama 20 menit
c. Fenitoin intravena 400 mg tanpa pelarut
d. Fenobarbital 1000 mg tanpa pelarut
e. Fenobarbital 400 mg dilarutkan NaCl 0.9% 50 cc selama 20 menit
Tatalaksana Status Epileptikus
Kunci Jawaban
a. Diazepam intravena 5 mg
b. Fenitoin intravena 400 mg
dilarutkan NaCl 0.9% 50 cc
selama 20 menit
c. Fenitoin intravena 400 mg
tanpa pelarut
d. Fenobarbital 1000 mg tanpa
pelarut
e. Fenobarbital 400 mg
dilarutkan NaCl 0.9% 50 cc
selama 20 menit
Soal No. 20
Seorang anak usia 6 bulan dibawa ibunya ke IGD karena mengalami sesak nafas. Sesak
napas muncul sejak 2 hari sebelumnya, namun hari ini sesak nampak semakin memberat.
Orang tuanya menyampaikan pasien sempat demam, batuk, dan pilek. Dari pemeriksaan
didapatkan suhu 38,3oC dan ronkhi (+). Diagnosis yang mungkin adalah...
a. Bronkopneumoni
b. Bronkiolitis
c. Tuberkulosis
d. Asma
e. Bronkiektasis
Kunci Jawaban Pneumonia
a. Bronkopneumoni • Tanda utama menurut WHO: fast breathing & lower chest
indrawing
b. Bronkiolitis • Signs and symptoms :
– Non respiratory: fever, headache, fatigue, anorexia,
c. Tuberkulosis lethargy, vomiting and diarrhea, abdominal pain
d. Asma – Respiratory: cough, chest pain, tachypnea , grunting,
nasal flaring, subcostal
e. Bronkiektasis retraction (chest indrawing), cyanosis, crackles and rales
(ronchi)
Batas RR anak dikatakan takipneu
Peradangan parenkim paru
Usia RR (kali/menit)
<2 bulan 60
2-12 bulan 50
1-5 tahun 40
Klasifikasi Pneumonia
Pneumonia DEMAM + batuk dan kesulitan ➢ Rawat jalan
Ringan bernafas, dapat ditemui nafas cepat
Kotrimoksasol 2x4mg /kgBB (3hari)
ATAU
Amoksisilin 2x25mg/kgBB (3 hari)
Pneumonia DEMAM + batuk dan kesulitan ➢ Rawat inap
Berat bernafas, + minimal satudari:
• Kepala terangguk-angguk Ampisilin/amoksisilin 4x25-50
• Pernafasan cuping hidung mg/kgBB/kali IV atau IM
• Retraksi subkostal
• Tidak dapat menyusu, atau DAN
memuntahkan semuanya
• Kejang, letargis. Atau tidak sadar + Kloramfenikol 3x25mg/kgBB IM
• Sianosis atau IV
• Distress nafas berat ATAU
• Foto dada menunjukkan + Gentamisin 1x7,5mg/kgBB IM
gambaran pneumonia ATAU
(infiltrat luas, konsolidasi, Seftriakson 1x80-100 mg/kgBB IM
dll) atau IV
Bronkiolitis
Soal No. 21
Seorang anak usia 5 tahun datang ke poli anak dengan keluhan batuk sudah 1 minggu.
Batuk diawali dengan tarikan napas yang panjang, berlangsung lama hingga anak muntah-
muntah. Riwayat imunisasi tidak lengkap. Pada pemeriksaan didapatkan HR 110x/menit,
RR 28x/menit, suhu 37,8°C. Diagnosis anak ini adalah...
a. Pertusis fase kataral
b. Pertusis fase paroksismal
c. Pertusis fase konvalesens
d. Pertusis fase prodromal
e. Bukan pertusis
Kunci Jawaban Pertusis
• Infeksi saluran nafas akibat bakteri Bordetella Pertusis
a. Pertusis fase kataral
(coccobacil gram -)
b. Pertusis fase paroksismal • Faktor resiko → tidak imunisasi DPT, kontak dengan penderita
c. Pertusis fase konvalesens • Khas → batuk berat lebih dari 2 minggu, “whooping cough”
(suara whoop saat inspirasi)
d. Pertusis fase prodromal
Stadium Stadium Stadium
e. Bukan pertusis Catarrhal Paroxysmal Konvalesen
(1-2 mingguI (1-6 minggu) (2-3 minggu)

• Fase menular! • Muncul whooping • Fase penyembuhan,


• Batuk, bersin, cough! batuk (+)
demam, mata • Muntah, kelelahan
berair setelah batuk
Tatalaksana Pertusis
• Oksigen, tatalaksana jalan nafas, kecukupan nutrisi dan istirahat
• Observasi ketat untuk mencegah apneu, sianosis, hipoksia
• Isolasi selama 4 minggu
• Pemberian vaksin DPT pada pasien dan setiap anak dalam keluarga
• Terapi antibiotik
Drug of Choice Pertusis Alternatif
Usia
Eritromisin Klaritromisin Azitromisin TMP-SMX
< 1 bulan 40-50 - 10 mg/kgbb/hari dosis
1 s.d 5 mg/kgbb/hari 15 tunggal (5 hari) TMP 8 mg/kgbb/hari,
bulan dibagi 4 dosis; mg/kgbb/hari SMX 40 mg/kgbb/hari
14 hari terbagi 2 dosis;
> 6 bulan (sama dengan diatas) + terbagi 2 dosis; 14 hari
7 hari 5 mg/kgbb/hari dosis
tunggal (hari ke 2-5)
Remaja 2 gr/hari terbagi 1 gr/hari terbagi 500 mg dosis tunggal TMP 300 mg/hari,
4 dosis selama 2 dosis selama (hari 1), 250 mg dosis SMX 1600mg/hari
14 hari 7 hari tunggal (hari 2-5) terbagi 2 dosis; 14 hari
Soal No. 22
Seorang laki-laki berusia 24 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan sesak napas setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas. Keluhan disertai nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan saat inspirasi toraks sisi kanan tertinggal, perkusi hipersonor, dan suara pernafasan
menghilang. Pada pemeriksaan foto toraks tampak pleural line dan lung marking negatif.
Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. Atelectasis
b. Efusi pleura
c. Emfisema
d. Pneumonia aspirasi
e. Tension Pneumotoraks
Tension Pneumothoraks
Kunci Jawaban Adanya penumpukan udara dalam cavum pleura sehingga
menghambat ekspansi paru, udara tidak bisa keluar cavum pleura (one
a. Atelectasis way valve)
b. Efusi pleura Manifestasi Klinis Tatalaksana awal
• Nyeri dada, sesak nafas
c. Emfisema • Takikardi, Cemas
• Gerakan dada tertinggal
d. Pneumonia aspirasi • Perkusi hipersonor
• Suara nafas menurun
e. Tension Pneumotoraks
Pemeriksaan Penunjang

Needle decompression
di linea midclavicularis ICS 5 (ATLS Ed 10)
dilanjutkan dengan pemasangan WSD
X-foto Thorax :
Pleural visceral line
Soal No. 23
Seorang anak berusia 3 tahun, dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan tidur mendengkur. Pasien
terlihat bernafas lewat mulut karena hidungnya tersumbat. Saat dipanggil anak seringkali tidak
mendengar. Pasien sering mengalami batuk pilek dan sembuh dengan minum obat yang diresepkan
oleh dokter, facies adenoid (+), palatal phenomenon (-). Diagnosis yang tepat adalah?

A. Tonsilitis kronik

B. Obstructive sleep apnea

C. Abses peritonsil

D. Ca nasofaring

E. Hipertrofi adenoid
Kunci Jawaban Hipertrofi Adenoid
A. Tonsilitis kronik • Adanya hyperplasia tonsil faringeal
• Biasanya asimptomatik hingga terjadi kongesti koana dan tuba
B. Obstructive sleep apnea
eustachius akibat infeksi berulang
C. Abses peritonsil • Etiologi : EBV, S. aureus, S.pneumonia, H.influenza, GABHS,
D. Ca nasofaring alergen
E. Hipertrofi adenoid
Manifestasi Klinis Hipertrofi Adenoid
• Pembesaran adenoid ➔ terjadi sumbatan koana ➔ pasien bernafas melalui mulut
✔ Facies adenoid
✔ Faringitis, bronchitis
✔ Gangguan ventilasi dan drainase sinus paranasal ➔sinusitis kronik
• Pembesaran adenoid menyebabkan sumbatan tuba eustachius ➔ otitis media berulang ➔ OMSK
• Gangguan tidur kronis → menurunkan asupan oksigen ➔ retardasi mental dan hambatan
pertumbuhan

Tatalaksana Hipertrofi Adenoid


• Simptomatis
✔ Kortikosteroid pada kasus alergi
✔ Antibiotik (infeksi bakteri)
• Adenotonsillectomy pada kondisi berikut
✔ Otitis media kronik/berulang
✔ Sinusitis kronik/berulang
✔ Obstruksi jalan nafas (OSA)
Soal No. 24
Seorang bayi laki-laki lahir pada UK 39 minggu secara SC. Bayi jenis kelamin laki-laki berat
badan lahir 3.800 gram. Setelah 3 jam pasca kelahiran, bayi tampak sesak dengan RR 75x/min,
terdapat napas cuping hidung, dan retraksi subcostal. Gambaran radiologi yang mungkin pada
pasien menunjukan adanya fisura paru prominen dengan hiperinflasi. Diagnosis yang mungkin
adalah …
a. Bronkopneumonia
b. Bronkiolitiis
c. Transient Tachypnea Of The Newborn
d. Hyaline Membrane Disease
e. Efusi Pleura
Transient Tachypnea Of The NewBorn
Kunci Jawaban • Retensi cairan dalam paru ➔
a. Bronkopneumonia menyebabkan sesak
• Faktor resiko
b. Bronkiolitiis ✔ sectio caesaria (bayi tidak melewati
jalan lahir ➔ jalan lahir berfungsi
c. Transient Tachypnea Of memeras cairan keluar dari paru)
✔ Ibu menderita diabetes
The Newborn ✔ Macrosomia
d. Hyaline Membrane Disease •Membaik dalam 72 jam pasca kelahiran

e. Efusi Pleura Manifestasi Klinis

• Takipnea
• Hipoksia (-), sianosis (-)
Tatalaksana

• Suportif
X-Foto Thorax
• Pemberian oksigen apabila terjadi
hipoksia
Fisura horizontal prominen
Soal No. 25
Pasien pria 59 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu dan
memberat dalam 3 hari terakhir. Sesak disertai batuk dengan dahak berwarna hijau
kekuningan. Riwayat merokok satu hari 2 bungkus sejak usia 16 tahun. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan edem tungkai. Hasil foto thorax barrel chest (+), jantung pendulum.
Komplikasi yang sering terjadi pada diagnosis pasien ini adalah…
a. CHF
b. Cor Pulmonale
c. CKD
d. Anemia Penyakit Kronik
e. Perikarditis
PPOK
Kunci Jawaban • Adanya hambatan aliran udara yang irreversibel → obstruksi
saluran nafas kecil (bronkiolitis) dan obstruksi parenkim
a. CHF (emfisema)
• Bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru
b. Cor Pulmonale
c. CKD Anamnesis
• Sesak nafas diperberat oleh aktivitas
d. Anemia Penyakit Kronik • Batuk kronis, sputum produktif
e. Perikarditis • Faktor resiko (+) : merokok, pekerja pabrik
industri kapas, pekerja tambang

Pemeriksaan Fisik
• Takipneu, pursed-lip breathing, tampilan pink puffer dan blue bloater
• Barrel chest
• Retraksi otot bantu pernafasan
• Stem fremitus turun, hipersonor, hiperinflasi
• Auskultasi → ronki/wheezing, ekspirasi memanjang, suara jantung menjauh
Karakteristik
Blue Bloater Pink Puffer
Pemeriksaan Penunjang

Spirometri
• FEV1 < 80 % prediksi
• FEV1 / FVC< 70 % (GOLD); <75% (pneumobile Indonesia)

X-Foto Thorax (CXR)


• Emfisema
Hiperinflasi, hiperlusen, sela iga melebar, diafragma
mendatar, jantung pendulum
• Bronkitis kronik : Peningkatan corakan bronkovaskular Emfisema
Agarwal AK, Raja A, Brown BD. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-.
Klasifikasi dan Terapi

Contoh regimen obat


Soal No. 26
Seorang pasien Wanita berusia 40 tahun, dibawa ke UGD RS setelah kecelakaan lalu lintas
sekitar 1 jam yang lalu. Pasien saat ini mengatakan kedua tangannya sulit untuk digerakkan.
GCS E4V5M6 TD 120/80 mmHg N 98x/m RR 20x/m t 36.4 C. Hilangnya sensasi nyeri dan suhu
pada kedua kaki. Propriosepsi dan vibrasi kedua sisi tubuh terganggu dari umbilikus ke
bawah. Diagnosis yang paling mungkin adalah?
A. Brown Sequard Syndrome
B. Anterior Cord Syndrome
C. Posterior Cord Syndrome
D. Central Cord Syndrome
E. Complete spinal transection
Trauma Medulla Spinalis
Kunci Jawaban
A. Brown Sequard Syndrome
B. Anterior Cord Syndrome
C. Posterior Cord Syndrome
D. Central Cord Syndrome
E. Complete spinal transection
KELAINAN DI SOAL:
• Kedua tangan: kelemahan motorik
• Kedua kaki: hilangnya sensoris (nyeri, suhu)
• Kedua sisi tubuh: hilangnya propiosepsi dan vibrasi dari
umbilikus ke bawah
Tatalaksana
• Stabilisasi A-B-C-D-E
• Analgetik kuat (tramadol/morfin
sulfat)
• Bila trauma < 3 jam
Methylprednisolone 30 mg/kgBB
bolus IV 15 menit

istirahat 45 menit

dilanjutkan infus 5,4 mg/kgBB/jam


selama 23 jam
Bila trauma 3-8 jam, infus diberikan
selama 47 jam
Bila trauma >8 jam, tidak diberikan
metilprednisolon
Soal No. 27
Seorang mahasiswi berusia 19 tahun, datang dengan keluhan mulut merot kiri dan kerutan dahi
sebelah kanan hilang, hiperakusis telinga kanan (+), hilangnya sensasi rasa manis dan asin di 2/3
anterior lidah, Bell’s phenomenon mata kanan (+), pasien mengatakan sering ketiduran di sebelah
kipas angin dengan power maksimal. Terapi yang tepat adalah....
a. Prednisone 1 x 60mg, single dose
b. Prednisone 1 x 60mg selama 7 hari
c. Prednisone 1 x 60mg selama 10 hari
d. Prednisone 3 x 60mg selama 7 hari
e. Prednisone 3 x 60mg selama 14 hari
Kunci Jawaban Bell’s Palsy
a. Prednisone 1 x 60mg, single dose
• Paralisis n. facial (VII) tipe LMN
b. Prednisone 1 x 60mg selama 7 hari
c. Prednisone 1 x 60mg selama 10 hari • Akut, Unilateral, Onset: < 48 jam
d. Prednisone 3 x 60mg selama 7 hari • Etiologi: idiopatik
e. Prednisone 3 x 60mg selama 14 hari
Soal No. 28
Seorang laki-laki usia 26 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan kejang dan tidak dapat membuka
mulut sempurna sejak 3 hari lalu. Saat kejang pasien dapat merespon orang disekitarnya. Dua
minggu yang lalu pasien tertusuk paku berkarat saat bertamasya bersama pacarnya. Pemeriksaan
fisik TD 90/60 mmHg, nadi 110x, RR 30x/ menit. temp 39. Dari pemeriksaan didapatkan trismus ++
kejang rangsang +, kejang spontan +. Apakah diagnosa yang paling tepat pada pasien ini ?
A. Tetanus grade 1
B. Tetanus grade 2
C. Tetanus grade 3
D. Tetanus grade 4
E. Tetanus grade 5
Kunci Jawaban Tetanus
Etiologi : Clostridium tetani
A. Tetanus grade 1
✓ Bakteri bentuk batang gram (+)
B. Tetanus grade 2 ✓ Obligat anaerob, berspora, motil
✓ Menghasilkan toksin tetanospasmin dan tetanolisin
C. Tetanus grade 3
D. Tetanus grade 4 Manifestasi Klinis

E. Tetanus grade 5

Klasifikasi Ablett
Grade Trismus Kekakuan Gangguan Nafas Lain-lain
I (Ringan) Ringan Spastik general - -
II (Sedang) Sedang Rigid ringan RR >30 x/m
III (Berat) Berat Rigid general RR >40 x/m HR >120 x/m, apneic spell
IV (Sangat berat) Grade 3 + disfungsi otonom
Tatalaksana
• Manajemen luka, cairan infus dextrose 5% : RL = 1:1 per 6 jam
• Anti Toksin Tetanus → ATS 50.000 IU intramuscular (50.000 IU IV bila toleransi); HTIG 3.000-
6000 IU single dose
• Antibiotik → Metronidazole 500 mg/6 jam selama 7-10 hari
Penicillin G 2,4 juta unit /4-6 jam selama 7 – 10 hari
Tetrasiklin 30-50 mg/kg/hari atau Eritromisin 50 mg/kg/hari dibagi 4 dosis selama 10 hari
• Anti kejang → Diazepam 10 mg IV
• Rawat di ruang isolasi dan gelap, hindari stimulus, diet tinggi kalori dan protein

Pemberian Anti Tetanus Serum

Luka Bersih Luka Kotor

Vaksin tidak lengkap (<3 dosis) / ATS untuk semua Vaksin tidak lengkap/ ATS dan HTIG untuk
tidak diketahui usia tidak diketahui semua usia

Vaksin lengkap ATS hanya untuk yang vaksin Vaksin lengkap ATS hanya untuk yang vaksin
tetanus terakhirnya >10 tahun tetanus terakhirnya >5 tahun
* Ya, jika >10 tahun
** Ya jika > 5 tahun
Soal No. 29
Seorang pasien Wanita berusia 60 tahun mengeluh pusing berputar sejak 1 hari SMRS. Keluhan
pusing memberat dengan pergerakan kepala. Keluhan disertai mual dan muntah. Riwayat
hipertensi dan nyeri telinga sebelumnya disangkal. Pemeriksaan fisik: TD 130/80 mmHg, N 106
x/menit, RR 20 x/menit, Tax 36,7C. Pemeriksaan finger to nose dalam batas normal. Diagnosis yang
tepat adalah
a. Labirinitis
b. BPPV
c. Meniere
d. Cereberal Tumour
e. Jerk
BPPV
Kunci Jawaban
• Kelainan kanalis semisirkularis, tersering → posterior
a. Labirinitis
b. BPPV Gambaran Khas
c. Meniere Sensasi pusing berputar yang dipicu gerakan mendadak
d. Cereberal Tumour dan melibatkan perubahan posisi
e. Jerk
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan nistagmus, keseimbangan
• Penegakkan diagnosis → Pemeriksaan Dix-Hallpike

Romberg Test
Tatalaksana
✓ Non Medikamentosa → canalith repositioning
• Brandt Darroff (dapat dilakukan pasien di rumah)
• Epley dan Semont Maneuver (dilakukan dokter)
✓ Medikamentosa
• Calcium antagonist → Flunarizine 1 x 10 mg
• Vasodilator → Betahistine HCl 3 x 16 mg

Diagnosis banding
Meniere Neuritis Vestibularis Labirinitis
Vertigo (+) (+) berat (+)
Tinitus (+) (-) (-/+)
Penurunan (+) (-) (+) unilateral
pendengaran
Riwayat infeksi virus Riwayat infeksi virus, gg keseimbangan, mual muntah
Soal No. 30
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang dengan pandangan makin buram 1 bulan ini,
pasien mengeluhkan nyeri ketika menggerakan bola mata. Pada pemeriksaan funduskopi
diskus optikus berbatas tegas. Pasien mengaku merupakan penderita multiple sclerosis.
Diagnosis yang mungkin adalah
a. Panoftalmitis
b. Endoftalmitis
c. Ulkus Kornea
d. Edema Papil
e. Neuritis Retrobulbar
Neuritis Retrobulbar
Kunci Jawaban
• Inflamasi pada N. optikus
a. Panoftalmitis • Merupakan bagian dari neuritis optic
b. Endoftalmitis • “doctor sees nothing, patient sees nothing” → pada
funduskopi diskus tetap berbatas tegas (seiring berjalannya
c. Ulkus Kornea
waktu diskus optikus tampak pucat)
d. Edema Papil • Gejala yang dapat muncul :

e. Neuritis Retrobulbar ‒ Pandangan buram dan meredup


‒ Skotoma
‒ Nyeri dengan pergerakan mata
‒ Nyeri pada mata akibat tekanan atau sentuhan
• Tatalaksana : Observasi – Metilprednisone 250 mg IV, disusul
dengan prednisone tablet
Soal No. 31
Seorang wanita 30 tahun pasca melahirkan anak pertamanya. Pasien dibawa keluarganya
mengaku tidak dapat mengurusi anaknya lagi dan bahkan ingin membunuh anaknya. Pasien
merasa murung dan sedih selama 1 bulan terakhir. Diagnosis yang tepat pada pasien ini
adalah.............................
A. Depresi akut post partum
B. Baby blues syndrome
C. Psikotik post partum
D. Gangguan cemas menyeluruh
E. Depresi ringan
Gangguan Paska Melahirkan
Kunci Jawaban
A. Depresi akut post partum
B. Baby blues syndrome
C. Psikotik post partum
D.Gangguan cemas menyeluruh
E. Depresi ringan
Soal No. 32
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke sebuah klinik. Ia mengeluh sering merasa sangat
takut saat bepergian sendiri naik bus ke sekolahnya. Ia tidak punya pilihan lain selain tetap naik
bus ke sekolah namun terpaksa.
Apakah diagnosis dan terapi yang tepat bagi pasien ini?
A. Acrofobia
B. Agorafobia
C. Xenophobia
D. Fobia social
E. Claustrofobia
F40- Agorafobia
Kunci Jawaban
A. Acrofobia
B. Agorafobia
C. Xenophobia
D. Fobia social
E. Claustrofobia
Soal No. 33
Dokter meminta perawat untuk memberikan injeksi ampisilin pada pasien A dan injeksi ranitidine
pada pasien B. Pasien B diketahui memiliki riwayat alergi antibiotic. Karena terburu – buru,
perawat tersebut malah memberikan injeksi ampisilin dan ranitidine pada pasien B. Setelah
diobservasi, untungnya pasien B mengalami anafilaksis kemudian tertolong dengan injeksi
epinefrin. Apakah insiden patient safety pada kasus tersebut ?
A. Kejadian potensial cedera (KPC)
B. Kejadian nyaris cedera (near miss)
C. Kejadian tidak cedera (KTC)
D. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
E. Kejadian sentinel
Insidens Keselamatan Pasien
Kunci Jawaban Kondisi Potensial Cedera (KPC)
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi
A. Kejadian potensial cedera (KPC) belum terjadi insiden. Misalnya: ventilator di ICU rusak, tetapi belum
ada pasien yang membutuhkan ventilator.
B. Kejadian nyaris cedera (near
Kejadian Tidak Cedera (KTC)
miss) Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Misalnya: pasien salah diberi obat, sudah terlanjur diminum pasien,
C. Kejadian tidak cedera (KTC) tetapi tidak muncul efek samping apapun.

D. Kejadian tidak diharapkan (KTD) Kejadian Nyaris Cedera (KNC)


Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
E. Kejadian sentinel Misalnya: hendak salah memberikan obat tetapi diketahui sebelum
terlanjur terjadi.

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)


Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. Misalnya: pasien
jatuh dari tempat tidur karena penghalang tidak dipasang.

Kejadian Sentinel
KTD yang menyebabkan kondisi yang mengancam nyawa.
Soal No. 34
Dokter forensic diperintahkan oleh tenaga kepolisian dengan surat perintah visum untuk
memeriksa jenazah yang ditemukan yang diduga dibunuh. Dari hasil visum, didapatkan sebuah
luka tusuk dengan lebar 4 cm dan kedalaman 12 cm. Kemungkinan benda tajam yang sesuai
adalah...
A. lebar 3 cm panjang 6 cm
B. lebar 3 cm panjang 8 cm
C. lebar 4 cm panjang 7 cm
D. lebar 4 cm panjang 10 cm
E. lebar 4 cm panjang 14 cm
Vulnus akibat Benda Tajam
Kunci Jawaban
A. lebar 3 cm panjang 6 cm
B. lebar 3 cm panjang 8 cm
C. lebar 4 cm panjang 7 cm
D. lebar 4 cm panjang 10 cm
E. lebar 4 cm panjang 14 cm

minimum
Soal No. 35
Seorang anak perempuan usia 10 tahun datang ke dokter dengan keluhan kesulitan membaca
saat melihat papan tulis sejak 3 bulan yang lalu. Riwayat menggunakan kaca mata sebelumnya
disangkal. Hasil pemeriksaan visus didapatkan VODS 6/9. Kemudian dilakukan koreksi dan
didapatkan ODS S-1.00 6/9, S-1.25 6/6, S-1.50 6/6, S -1,75 6/9. Diagnosis dan ukuran kacamata
yang tepat diberikan pada pasien adalah?
A. Miopia sedang, -1.50 D
B. Miopia ringan, -1,00 D
C. Miopia ringan, -1,25 D
D. Hipermetropia ringan, -1,25 D
E. Hipermetropia ringan, -1,50 D
Kelainan Refraksi : Miopia
Kunci Jawaban
• Definisi: Kelainan refraksi dimana sinar
A. Miopia sedang, -1.50 D sejajar yang masuk ke mata dalam
keadaan istirahat (tanpa akomodasi)
B. Miopia ringan, -1,00 D akan dibiaskan membentuk bayangan di
depan retina.
C. Miopia ringan, -1,25 D
• Jenis miopia :
Conus Globus
D. Hipermetropia ringan, -1,25 D • Aksial→ sumbu aksial mata lebih
panjang dari normal. Dikoreksi dengan lensa
E. Hipermetropia ringan, -1,50 D • Kurvatura→ kurvatura kornea/lensa S- (concave/cekung)
lebih kuat dari normal. terkecil yang memberi
• Index→ index bias mata lebih tinggi visus terbaik
• Derajat:
• Miopia ringan: < 3 D
• Miopia sedang: 3-6 D Miopia = Mini (negative terkecil)
• Miopia berat: > 6 D Hipermetropi = Besar (positif terbesar)
Soal No. 36
Bayi usia 3 hari dibawa ke IGD karena tidak berhenti menangis. Ibu pasien mengatakan bahwa
sisa tali pusat bayi berubah menjadi kehitaman serta mengeluarkan cairan berbau. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan. Gambaran tali pusat terlihat sebagai berikut. Apakah
diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini?
a. Omphalocele
b. Gastroschizis
c. Omphalitis
d. Persistent urachus
e. Granuloma umbilikalis
Omphalitis
Kunci Jawaban Manifestasi Klinis
a. Omphalocele • Tali pusat kehitaman
• Pus dari sisa umbilikus yang
b. Gastroschizis berbau
• Eritem pada dasar sisa
c. Omphalitis umbilikus
• Perdarahan dari sisa umbilikus
d. Persistent urachus • Bayi rewel
• Demam → tanda bayi berisiko
e. Granuloma umbilikalis sepsis/meningitis

Tata laksana
• Bersihkan tali pusat dengan larutan antiseptik 8x/hari hingga tidak ada
nanah
• Oles salep antibiotik 3-4 kali sehari
• Pengobatan sistemik
• Kloksasilin oral selama 5 hari (50-100 mg/kg/hari dibagi 4x)
• Tanda sepsis + → beta lactam dan aminoglikosida
• Tidak ada perbaikan → pikirkan MRSA, terapi dengan vancomycin
Omphalitis
Kunci Jawaban
a. Omphalocele
b. Gastroschizis
c. Omphalitis
d. Persistent urachus
e. Granuloma umbilikalis
Soal No. 37
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut kanan bawah
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai demam dan mual muntah. Pasien belum menikah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan McBurney (+). Pasien juga mengeluh nyeri perut kanan
bawah pada saat kaki kanan difleksikan pada sendi panggul kemudian dilakukan endorotasi.
Scoring apakah yang digunakan untuk penilaian indikasi operasi pada pasien ?
a. Wayne Index
b. Alvarado Score
c. Burch Wartofsky Scoring
d. Glasgow Coma Score
e. Psoas score
Kunci Jawaban Appendisitis Akut
a. Wayne Index • Peradangan akut pada usus buntu
• Etiologi : obstruksi fecalith, obstruksi hipertrofi jaringan limfoid
b. Alvarado Score
Penegakkan diagnosis → Alvarado Score
c. Burch Wartofsky Scoring
Tanda dan Gejala Skor Skor total <=3 →
d. Glasgow Coma Score kemungkinan
Migratory pain in right iliac fossa 1 kecil
e. Psoas score Anorexia 1
4-6 → butuh
Nausea & vomiting 1 pemeriksaan
Tenderness in right iliac fossa 2 pencitraan
Rebound tenderness in right iliac fossa 1 >=7 →
Elevated temperature >=37,3 1 kemungkinan
besar
Leukositosis (>=10.000) 2
Shift to the left 1
Soal No. 38
Seorang laki-laki berusia 67 tahun dibawa ke IGD RS dengan penurunan kesadaran. Dari
pemeriksaan didapatkan saat diberikan rangsangan nyeri pasien mengekstensikan
ekstremitasnya terus-menerus, mata membuka dengan rangsangan nyeri, pasien beberapa kali
mengerang. Berapa GCS pasien diatas?

a. 5
b. 6
c. 7
d. 4
e. 9
Glasgow Coma Scale
Kunci Jawaban
a. 5
b. 6
c. 7
d. 4
e. 9
Soal No. 39
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun, dibawa ke UGD Rumah Sakit setelah terkena ledakan gas LPG
dengan kondisi terdapat beberapa luka bakar di sekitar tubuhnya. Dari pemeriksaan tampak
beberapa kulit bewarna merah terang dengan bullae, nyeri (+) hebat, dan beberapa bagian
tampak merah pucat di dada, perut, dan seluruh tangan kanannya. Berapakah derajat dan luas
luka bakar yang dialami oleh anak tersebut?
a. Derajat 2A dan 2B, 27%
b. Derajat 2A dan 3, 27%
c. Derajat 2A dan 2B, 18%
d. Derajat 1 dan 2, 36%
e. Derajat 1 dan 3B, 18%
Luka Bakar
Kunci Jawaban
a. Derajat 2A dan 2B, 27%
b. Derajat 2A dan 3, 27%
c. Derajat 2A dan 2B, 18%
d. Derajat 1 dan 2, 36%
e. Derajat 1 dan 3B, 18%
Tatalaksana Terapi Cairan
• Dewasa : 3–4 mL kristaloid (larutan Hartman atau Plasmalyte) / berat badan / luas luka bakar (%)
• Anak–anak : 3–4 mL kristaloid (larutan Hartman atau Plasmalyte) / berat badan / luas luka bakar (%) di
tambah maintenance glukosa 5% + 20 mmol Kcl dalam larutan salin 0.45%
• Untuk 10 kg pertama 100 mL/kg
• 10–20 kg 50 mL/kg

Catatan: Kalkulasi kebutuhan cairan dimulai sejak saat terjadi cedera, bukan terhitung sejak masuk rumah sakit.
• ½ kebutuhan berdasarkan kalkulasi volume diberikan dalam 8 jam dan ½ sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya
• Cairan maintenance bagi anak–anak dibagi dalam 24 jam secara merata.
Soal No. 40
Seorang perempun berusia 23 tahun dating ke IGD RS post KLL dengan jejas di pinggang kanan
belakang. Pada pemeriksaan radiologis didapatkan laserasi korteks ginjal sebesar 2 cm tanpa
mengenai sistem kolektivus dan tanpa ekstravasasi urin. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien?

A. Ruptur ginjal grade I


B. Ruptur ginjal grade II
C. Ruptur ginjal grade III
D. Ruptur ginjal grade IV
E. Ruptur ginjal grade V
Kunci Jawaban Ruptur Ginjal
Derajat Jenis Deskripsi
A. Ruptur ginjal grade I
I Kontusio Mikroskopis/gross hematuria
B. Ruptur ginjal grade II Hematom Subcapsular, tanpa laserasi parenkim
C. Ruptur ginjal grade III II Hematom Hematom perirenal – retroperitoneum
Laserasi <1 cm korteks renal, tanpa ekstravasasi urine
D. Ruptur ginjal grade IV
III Laserasi > 1 cm korteks renal, tanpa rupture/ekstravasasi duktus
E. Ruptur ginjal grade V kolektivus
IV Laserasi Laserasi parenkim meluas ke korteks, medulla, duktus
kolektivus
Vascular Injuri vena/arteri renalis
V Laserasi Ruptur total
Vascular Avulsi hilum renal; devaskularisasi renal
Ruptur Ginjal
Kunci Jawaban
A. Ruptur ginjal grade I
B. Ruptur ginjal grade II
C. Ruptur ginjal grade III
D. Ruptur ginjal grade IV
E. Ruptur ginjal grade V
Soal No. 41
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke poliklinik umum puskesmas dengan keluhan jari-jemari
sering terasa baal dan kesemutan. Menurut keterangan keluarga pasien mudah lupa dan sering
merasa sedih tanpa sebab sejak menjalani reseksi usus halus 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 110/80 mmHg, N 80x/menit,, RR 22x/menit, T 37oC. pada pemeriksaan fisik
pasien mengalami ataxia. Pemeriksaan yang dapat memperlihatkan gambaran patognomonik dari
keluhan pasien adalah
a. Coomb Test
b. Crossmatch Test
c. Uncrossmatched Test
d. Schilling Test
e. Shimmer Test
Anemia Megaloblastik
Kunci Jawaban
Definisi: kelainan SDM dimana dijumpai anemia dengan volume
a. Coomb Test
SDM lebih besar dari normal dan ditandai oleh banyaknya sel
b. Crossmatch Test imatur besar dan SDM disfungsional
c. Uncrossmatched Test
d. Schilling Test Etiologi: Hipovitaminosis & Non Hipovitaminosis

e. Shimmer Test
• Pemeriksaan Penunjang:
• MCV > 100 fL dan Hb rendah Hipersegmentasi Neurtofil

• Tes Schilling untuk mengukur kadar vitamin B12


• ADT ditemukan hipersegmentasi neutrofil
• Pemeriksaan kadar asam folat intrasel darah merah dan
pada serum rendah
Anemia Megaloblastik
Soal No. 42
Seorang laki-laki berusia 20 tahun mengeluh sering mimisan. Pasien mengeluhkan sebenarnya keluhan
sering diderita sejak kecil namun tidak pernah diperiksakan karena kakek dari ibu pasien juga memiliki
riwayat keluhan yang sama. Dari pemeriksaan fisik tampak epistaksis aktif dan hemartrosis pada
persendian. Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan trombosit 350.000/ʯl, bleeding time normal,
clotting time memanjang, protombin time normal, PTT normal, aPTT memanjang, tes ristosetin normal.
Faktor yang mengalami defisiensi pada kasus ini adalah
a. Von Willebrand Factor
b. Factor VIII
c. Factor XII
d. Vitamin K
e. Enzim G6PD
Hemofilia
Kunci Jawaban
Definisi: kelainan pembekuan darah tersering, yang diturunkan
a. Von Willebrand Factor dengan pola X-linked recessive baik A dan B

b. Factor VIII
Jenis hemofilia :
c. Factor XII Hemofilia A : defisiensi factor VIII
Hemofilia B : defisiensi factor IX (christmast disease)
d. Vitamin K
e. Enzim G6PD Manifestasi klinis:
Riwayat perdarahan pada pria
Jumlah trombosit normal
Bleeding time normal
Clotting time memanjang
PT: normal
APTT: memanjang
Tatalaksana Hemofilia
Tambahan Catatan vWF = BT & aPTT memanjang + ristocetin

✓ Fungsi trombosit diukur dengan bleeding time → jadi kalau ada masalah pada trombositnya seperti pada
ITP maka bleeding time (BT) akan memanjang
✓ Fungsi koagulasi diukur dengan clotting time (CT) → jadi kalau ada masalah pada faktor koagulasi seperti
pada hemofili atau defisiensi vitamin K maka clotting time akan memanjang
➢ Jalur koagulasi intrinsik (faktor VIII, IX) diukur dengan APTT → jadi kalau ada masalah pada faktor VIII-
IX maka APTT memanjang
➢ Jalur koagulasi ekstrinsik (harus ada trauma dari luar + faktor VII, X) diukur dengan PTT
➢ Vitamin K mempengaruhi jalur intrinsik dan ekstrinsik (karena vitamin K untuk memproduksi faktor II,
VII, IX dan X) sehingga jika defisiensi vitamin K misal penyakit APCD maka PTT + APTT memanjang
✓ Inflamasi diukur dengan LED shg pada penyakit inflamasi seperti autoimun vaskulitis (HSP / IgA vaskulitis)
maka LED memanjang
Soal No. 43
Seorang wanita berusia 65 tahun dibawa ke dokter oleh anaknya karena sering mimisan sejak 1 bulan
terakhir. Selain itu pasien mengaku sering mengalami perdarahan gusi dan mudah lelah dan sering demam.
Pasien merupakan buruh pabrik kuteks selama 20 tahun lamanya. Saat dilakukan pemeriksaan pasien
tampak lemah, tensi 100/60 mmHg, nadi 85/menit, RR 21x/menit, suhu 36,9oC, konjungtiva anemis. Hasil
pemeriksaan penunjang didapatkan leukosit Hb 6 g/dl, trombosit 40.000/ʯl, lekosit 62.000/ʯl, sel blast
meningkat, hapusan darah tepi tampak Auer Rod (+). Diagnosis yang tepat untuk pasien adalah

a. ALL

b. AML

c. CML

d. CLL

e. Limfoma Hodgkin
AML
Kunci Jawaban Manifestasi Klinis:
• Anemia
a. ALL
• Lesi infiltratif berwarna abu-abu pada Auer rod
kulit → leukimia cutis
b. AML
• Hipertrofi gingiva
• Gangguan perdarahan
c. CML
• Nyeri kepala maupun manifestasi
neurologis lainya → akibat
d. CLL perdarahan/leukemic meningitis
Hipertrofi Gingiva
e. Limfoma Hodgkin
Pemeriksaan Penunjang:
• Apusan darah tepi → ditemukan sel blas
(sel myeloid imatur), ditemukan auer rod
• Darah lengkap → pansitopenia
• Aspirat sumsum tulang → definitive Leukemia cutis
• Sel blas > 20% total sel
• Myeloperoxidase (+)
Aku MaLu Auratku (auer rod)
Soal No. 44
Seorang anak berusia 4 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan tidak nafsu makan dan
rewel sejak 7 hari yang lalu. Keluhan juga disertai BAB cair sekitar 4x/hari. Pasien sering bermain tanah
dengan teman sebayanya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan berat badan 12 kg dan diakui ibunya turun 4 kg
sejak 1 bulan lalu. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang mikroskopi feses dan didapatkan gambaran
berikut. Terapi yang paling tepat pada kasus ini adalah...

A. Albendazole 1x400mg selama 3 hari


B. Albendazole 1x400mg SD
C. Pirantel pamoat 3x10mg/kgBB
D. Mebendazole 2x100mg selama 5 hari
E. Mebendazole 100mg SD
Kunci Jawaban Trichuris Trichiura
A. Albendazole 1x400mg selama 3 hari
B. Albendazole 1x400mg SD
• Trichuris trichiura (cacing cambuk)
C. Pirantel pamoat 3x10mg/kgBB
• Punya 2 kutub seperti tong /
D. Mebendazole 2x100mg selama 5
tempayan
hari
• Fecal-oral Trichuris trichiura
E. Mebendazole 100mg SD
• Migrasi cacing di usus → infeksi berat
bisa anemia berat, prolaps recti
• *Pemeriksaan tinja Terapi Farmakologis
• *Protoskopi • Albendazole 400 mg SD
• Mebendazole 500 mg SD
• Pirantel pamoat 10mg/kg SD
Soal No. 45
Seorang bayi berusia 24 jam dibawa oleh orang tuanya dengan panik ke IGD RS dengan keluhan anak tampak
kuning sejak 12 jam yang lalu. Orangtu mengatakan bahwa anak lahir di tolong bidan secara spontan
pervaginam, lahir langsung menangis, dengan berat badan 3000 g dan APGAR skor 8/9. Riwayat ibu sakit
hepatitis dan infeksi kehamilan lainnya disangkal. Menurut keterangan ayah, ibu bergolongan darah O rhesus
(+) dan ayah bergolongan darah A rhesus (+) sedangkan anak bergolongan darah A rhesus (+). Terapi utama
pada pasien tersebut adalah ?
a. Steroid IV
b. IVIG
c. Tranfusi Tukar
d. Fototerapi
e. Berjemur
Inkompatibilitas Gol. Darah
Kunci Jawaban
• Bayi dengan golongan darah A dan
a. Steroid IV B dengan golongan darah ibu O

b. IVIG
• Orang dengan golongan darah A
c. Tranfusi Tukar dan B memiliki anti-A dan anti-B
isoantibodi yang merupakan IgM
d. Fototerapi
(tidak melewati sawar darah
e. Berjemur plasenta)
• Tatalaksana utama :
FOTOTERAPI
• Individu dengan golongan darah
O isoantibodinya merupakan IgG.
• Tatalaksana kasus berat :
Antibodi tersebut bisa melewati
IVIG atau Tranfusi Tukar
sawar darah plasenta dan
menyebabkan hemolysis
Soal No. 46
Seorang laki laki 60 tahun datang dengan hilang penglihatan tiba tiba. Pemeriksaan tanda
vital TD: 240/120mmHg, HR: 110x/menit; RR: 20x/menit; T: 36.8. Pada pemeriksaan
funduskopi retina pucat dengan adanya bintik merah. Diagnosis yang mungkin adalah

A. Oklusi arteri sentralis retina


B. Oklusi arteri perifer retina
C. Oklusi vena sentralis retina
D. Oklusi vena perifer retina
E. Ablasio Retina
Oklusi Retina
Kunci Jawaban
A. Oklusi arteri sentralis retina
B. Oklusi arteri perifer retina
C. Oklusi vena sentralis retina
D. Oklusi vena perifer retina
E. Ablasio Retina
CRAO vs BRAO CRVO vs BRVO
(Central Retinal Artery Occlusion vs Branch (Central Retinal Vein Occlusion vs Branch Retinal
Retinal Artery Occlusion) Vein Occlusion)
Opasitas superficial Opasitas superficial Perdarahan difus Perdarahan superfisial
pada polus posterior pada distribusi cabang (splashed-tomato pada cabang vena yang
arteri yang defek appearance) defek (flame
hemorrhage)
Cherry red spot
Oklusi Arteri Retina Sentral
• Sumbatan aliran darah → menyebabkan iskemia retina

Arteritik : Arteritis temporal


• Etiologi
Non Arteritik : Emboli, atherosclerosis

• Manifestasi klinik
‒ Mata tenang visus turun mendadak (no light perception)
‒ Tidak nyeri
‒ Funduskopi : cherry red spot (kekeruhan pada area retina superficial kecuali pada area macula →
macula tidak memiliki ganglion, sehingga mempertahankan warna aslinya)
‒ Papil pucat dan batas kabur

• Tatalaksana : pemberian O2, menurunkan TIO (mannitol IV + massage intermittent), antikoagulan, steroid
Soal No. 47
Seorang anak berusia 4 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan tidak bisa tidur di malam
hari akibat selalu menggaruk duburnya. Pada pemeriksaan fisik BB anak 11 kg. Dokter melakukan
pemeriksaan penunjang dengan cellophane tape dan didapatkan gambaran berikut. Terapi yang bukan
merupakan drug of choice pada kasus ini adalah...

a. Piperazin 1x2,25-3 gram 7 hari


b. Pirantel Pamoat 10 mg/kgBB
c. Prazikuantel 500 mg SD, diulang dalam 1 minggu
d. Mebendazole 100 mg PO
e. Albendazole 400 mg SD, diulang dalam 2 minggu.
Enterobiasis (Oxyuris vermicularis)
Kunci Jawaban
a. Piperazin 1x2,25-3 gram 7 hari
b. Pirantel Pamoat 10 mg/kgBB
c. Prazikuantel 500 mg SD,
diulang dalam 1 minggu
d. Mebendazole 100 mg PO
e. Albendazole 400 mg SD, diulang
dalam 2 minggu.
Soal No. 48
Seorang anak berusia 4 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan kejang sudah 30 menit
tidak berhenti padahal sudah diberikan obat dari dubur. Anak kemudian di rawat di ICU selama 5 hari, kejang
masih sering muncul per hari 2-4x. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan gambaran MRI berikut. Menurut
keterangan ibu pasien suka sekali makan babi. Diagnosis yang tepat pada pasien adalah

a. Taeniasis
b. Epilepsi
c. Kejang demam kompleks
d. Neurosistiserkosis
e. Toxoplasmosis
Neurosistiserkosis
Kunci Jawaban
a. Taeniasis
b. Epilepsi
c. Kejang demam kompleks
d. Neurosistiserkosis
e. Toxoplasmosis
Soal No. 49
Bayi baru lahir, cukup bulan, baru saja lahir SC, berat lahir 3000 gram, didapatkan menangis merintih,
sianosis sentral, gerak lemah. Setelah dilakukan langkah awal pasien masih merintih, sianosis berkurang,
nafas spontan, laju denyut jantung 120x/menit. Tindakan yang paling tepat kita lakukan pada bayi tersebut
adalah...

a. Pemberian VTP
b. Pemberian CPAP
c. Pemberian oksigenasi
d. Melakukan kompresi dada
e. Pemberian VTP dan melakukan kompresi dada
Resusitasi Neonatus
Kunci Jawaban
a. Pemberian VTP
b. Pemberian CPAP
c. Pemberian oksigenasi
d. Melakukan kompresi dada
e. Pemberian VTP dan
melakukan kompresi dada
Resusitasi Neonatus lanjutan…
Soal No. 50
Nn. Nanno, usia 20 tahun datang dengan keluhan mudah lelah, rambut rontok, dan sering merasa silau sejak
1 minggu yang lalu. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri pada sendi bahu, siku, lutut dan pergelangan
kaki sejak 3 bulan yang lalu. Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluhkan demam dan terkadang sesak.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 96 kali/menit, RR 17 kali/menit, suhu 36,7 C.
Dari hasil pemeriksaan kepala didapatkan ruam kemerahan di wajah. Pemeriksaan autoantibodi yang paling
spesifik adalah...

a. Ana test
b. Anti ds-dna
c. Rhemautoid factor
d. CD4
e. Anti SM
Systemic Lupus Erythematosus
Kunci Jawaban
a. Ana test

b. Anti ds-dna

c. Rhemautoid factor

d. CD4

e. Anti SM
ARA for SLE
https://erar.springeropen.com/articles/10.1186/s43166-021-00110-0

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28281463/

https://www.researchgate.net/publication/353124914_CLINICAL_PROFILE_AND_INCIDENCE_OF_INFECTION_
IN_SYSTEMIC_LUPUS_ERYTHEMATOSUS_PATIENTS_AT_MEDICAL_INPATIENT_INSTALLATION_DEPART
MENT_OF_INTERNAL_MEDICINE_DR_SOETOMO_GENERAL_ACADEMIC_HOSPITAL_SURABAYA_IND

Anda mungkin juga menyukai