CASE REPORT
“CA RENAL DEXTRA POST RADICAL NEFRECTOMY DEXTRA”
Disusun oleh :
Pembimbing :
2
LEMBAR PENGESAHAN
CASE REPORT
“CA RENAL DEXTRA POST RADICAL NEFRECTOMY DEXTRA”
Disusun oleh :
Farah Nisrina Naurah
G4A020126
Case report ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu
syarat ujian Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Bedah RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto
Mengetahui :
Pembimbing,
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................2
LAPORAN KASUS................................................................................................2
2.1 Identitas Pasien...........................................................................................2
2.2 Anamnesis...................................................................................................2
2.3 Pemeriksaan Fisik......................................................................................3
2.4 Pemeriksaan Penunjang............................................................................5
2.4 Diagnosis.....................................................................................................9
2.5 Planning......................................................................................................9
BAB 3....................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................10
3.1 NEFROLITHIASIS.................................................................................10
3.2 TUMOR GINJAL....................................................................................15
3.3 NEFROLITHIASIS DENGAN TUMOR GINJAL...............................15
3.3.1 Definisi................................................................................................16
3.3.2 Etiologi...............................................................................................16
3.3.3 Epidemiologi......................................................................................16
3.3.4 Patogenesis.........................................................................................16
3.3.5 Tatalaksana........................................................................................17
BAB 4....................................................................................................................18
PEMBAHASAN...................................................................................................18
BAB 5....................................................................................................................21
KESIMPULAN.....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
LAPORAN KASUS
2
3
c. Vital Sign
1) Tekanan Darah: 171/98 mmHg
2) Nadi : 79x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36,5 oC
d. Antropometri
1) Berat Badan : 89 kg
2) Tinggi Badan : 172 cm
3) IMT : 30.08 kg/m2 (Obesitas)
e. Kepala : Mesocephal
f. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
g. Telinga : Discharge (-/-)
h. Hidung : Deviasi septum (-), discharge (-/-)
i. Mulut : Mukosa bibir tidak sianosis
j. Leher : Pembesaran kelenjar tiroid, KGB (-), deviasi
trakea (-)
k. Regio Thorax
a. Paru : Simetris, SD vesikuler (+/+), ronkhi dan wheezing
(-/-).
b. Jantung : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-).
l. Abdomen
a. Inspeksi : Datar, terbalut kassa post op (+), rembes (+), drain
(+)
b. Auskultasi : BU (+) normal,
c. Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen
d. Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) pada area post op, massa (-)
m. Ekstremitas
a. Superior : jejas (-), pitting edema -/-, akral hangat, CRT<2
detik
b. Inferior : jejas (-), pitting edema -/-, akral hangat, CRT<2
detik
5
Status Lokalis
a. Regio Costovertebra
1) Inspeksi : Bentuk pinggang simetris, benjolan (-)
2) Palpasi : Bimanual Ballotement ginjal (SDN/SDN)
3) Perkusi : Nyeri Ketok (SDN/SDN)
b. Regio Supra Pubis
1) Inspeksi : Terdapat rambut pubis, tidak ada benjolan
2) Palpasi : Nyeri Tekan (-), Buli kesan kosong
3) Perkusi : Timpani
4) Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
c. Regio Genetalia Eksterna
1) Inspeksi : Orifisium uretra eksterna baik terpasang DC (+)
warna urine kuning
2) Palpasi : Tidak dilakukan
d. Regio Anal
1) Inspeksi : Bentuk Normal, benjolan(-)
2) Rectal Toucher: Tidak dilakukan
2.4 Pemeriksaan Penunjang
2.4.1 Pemeriksaan Hematologi
Tabel 2 1 Pemeriksaan Hematologi 25 Juli 2022
Parameter Hasil Nilai Normal
Darah Rutin
Hemoglobin 15.9 13.4 - 17.3 g/dL
Leukosit 9690 5070 - 11100 /uL
Hematokrit 45 40 - 50 %
6
Eritrosit 5.22 4.74 – 6.32 106 /uL
3
Trombosit 272000 185000 - 398000 /Ul
MCH 30.5 24.2 – 31.2 pg/cell
MCHC 35.2 31.9 – 36.0 g/dL
MCV 86.6 73.4 – 91.0 fL
Hitung Jenis
Leukosit
Eosinofil 1.7 0.7 – 5.4 %
Basofil 0.2 0–1%
Batang 0.2 *L* 3–5%
Neutrofil 69.4 42.5 – 71.0 %
Segmen 69.2 50 – 70 %
Limfosit 18.9 *L* 20.4 – 44.6 %
Monosit 9.8 3.6 – 9.9 %
Kimia Klinik
6
Kesan :
- Bentuk dan letak cor normal, besar cor tak valid dinilai
- Pulmo dalam batas normal
2.4.3 Foto Polos Abdomen (19/07/2022)
Kesan :
- Kedudukan DJ Stent dextra baik
- Nefrolithiasis dextra (uk.lk. 2,9 x 3,3 cm)
2.4.4 CT Scan Abdomen
8
Kesan :
- Nefrolithiasis kanan bentuk staghorn inkomplit (uk +- AP
2,3 x LL 4,2 x CC 5,4 cm), non obstruktif
- Lesi solid dengan bagian kistik pada upper pole ginjal
kanan (uk +- AP 5,3 x LL 4,7 x CC 4,2 cm) curiga
tumor solid ginjal DD/ complex cyst
- Multiple lesi kistik pada segmen 2,3,6 hepar (uk terbesar
+- AP 1,4 x LL 1,7 x CC 0,7 cm pada segmen 2) masih
mungkin kista hepar
- Pembesaran ringan prostat (vol +- 24,4 ml)
b. Dengan kontras (28/06/2022)
Kesan :
- Lesi solid inhomogen pada upper pole ginjal kanan (uk
saat ini +- AP 6,0 x LL 5,6 x CC 4,7 cm) disertai fat
stranding disekitarnya cenderung tumor ginjal kanan,
curiga maligna
9
3.1 NEFROLITHIASIS
Nefrolithiasis atau batu ginjal merupakan suatu keadaan di dalam ginjal
dimana terdapat komponen kristal dan matriks organik. Batu staghorn adalah
batu bentuknya yang menyerupai tanduk, dan mempunyai cabang-cabang.
Batu jenis ini dapat berukuran kecil atau besar 11,10.
10
11
obstruksi pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal, tidak alergi
dengan kontras dan tidak sedang hamil.
d. USG
USG merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi ginjal pada
pasien azotermia, alergi terhadap kontras, wanita yang sedang hamil, atau
pada anak-anak, faal ginjal yang menurun 22,23,24,25.
Penatalaksanaan dari nefrolithiasis yaitu :
a. Medikamentosa
Terapi medika mentosa yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa nyeri dan memperlancar aliran urin dengan pemberian
diuretik.
b. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)
ESWL adalah pemecah batu, baik batu ginjal, batu ureter
proksimal, atau batu buli- buli tanpa melalui tidakan invasive dan tanpa
pembiusan.
c. Endourologi
Tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan batu saluran
kemih yang terdiri atas pemecah batu dan kemudian mengeluarkanya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung kedalam saluran
kemih. Beberapa tindakan endourologi yaitu seperti PNL (Percutaneus
Nephro Litholapaxy), litotripsi, ureteroskopi, dan ekstraksi dormia.
d. Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih,
cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
e. Pembedahan terbuka antara lain pielotomi atau nefrolitotomi untuk
mengambil batu pada ginjal dan ureterolitotomi untuk batu di ureter
Pencegahan terhadap nefrolithiasis yang dilakukan dapat berupa :
a. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahkan produksi
urin sebanyak 2-3 liter perhari.
b. Diet untuk mengurangi kadar zat- zat komponen pembentuk batu.
c. Olahraga yang cukup.
d. Pemberian medikamentosa
15
3.3.3 Epidemiologi
Saat ini beberapa penelelitian telah menilai hubungan
antara batu ginjal dengan kejadian karsinoma sel ginjal dan
karsinoma saluran urotelial atas. Beberapa penelitian menunjukkan
peningkatan kejadian batu ginjal diikuti oleh peningkatan
terjadinya tumor ginjal 45,46,47
. Berdasarkan delapan penelitian
kasus-kontrol dan kohort retrospektif yang menunjukkan bahwa
peningkatan risiko kanker ginjal, ureter atau pelvis ginjal pada
individu dengan batu ginjal40. Selanjutnya, batu ginjal dikaitkan
dengan peningkatan risiko RCC pada pria, tetapi tidak pada
wanita48,49,50. Studi kohort terbesar menggunakan database rumah
sakit nasional sampai saat ini dilakukan di Swedia dan
mengungkapkan bahwa pasien dengan batu saluran kemih
sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker pelvis
ginjal/ureter dan kanker kandung kemih setelah 25 tahun follow-
up51.
18
3.3.4 Patogenesis
Nefrolitiasis mengacu pada pembentukan dan impaksi batu
di pelvis ginjal dan kaliks. Batu yang menyumbat lama dapat
menyebabkan iritasi, peradangan kronis. Secara umum, iritasi
kronis dan infeksi merekrut sel-sel inflamasi yang mengeluarkan
sitokin dan kemokin. Selanjutnya, spesies stres oksidatif dari
oksigen dan nitrogen diproduksi, memfasilitasi timbulnya kanker
19
3.3.5 Tatalaksana
Penelitian menunjukan bahwa tatalaksana untuk batu
saluran kemih dapat mengurangi risiko keganasan. Sebuah
percobaan prospektif untuk mengevaluasi waktu intervensi untuk
batu yang akan mempengaruhi risiko kanker tidak bisa dilakukan
karena batasan etik. Seperti yang diharapkan, pasien yang
menerima intervensi untuk batu saluran kemih dalam waktu 3
bulan setelah diagnosis memiliki kelangsungan hidup bebas kanker
lebih lama daripada mereka yang memulai pengobatan 3 bulan atau
lebih setelah diagnosis 50.
Tatalaksana pasien batu ginjal dengan tumor ginjal
dilakukan penyingkiran batu ginjal terlebih dahulu sebagai faktor
risiko terhadap munculnya tumor tersebut. Setelah batu ginjal dapat
dihilangkan, selanjutnya tatalaksana tumor dilakukan berdasarkan
sifat tumor melalui pemeriksaan histopatologi. Tatalaksana tumor
ginjal dilakukan sesuai dengan hasil pemeriksaan jinak atau ganas
50
.
21
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien berusia 65 tahun dengan keluhan nyeri pinggang
kanan yang dirasakan hilang tumbul dengan sifat nyerinya adalah nyeri
tumpul. Pasien ini telah melakukan operasi batu ginjal dan pemasangan DJ
Stent 7 hari yang lalu. Kasus ini menyebutkan bahwa pasien menderita
hipertensi dan diabetes mellitus serta pola hidup pasien yang jarang
mengkonsumsi air putih, hampir setiap hari meminum kopi hitam 1-2 gelas
dan sering mengkonsumsi mie instan. Faktor risiko ini dapat dikaitkan
dengan kejadian batu ginjal pada pasien 36.
Pasien berusia 65 tahun, dimana tubuh akan mengalami penurunan
fungsi pada organ tubuh seperti kemampuan regenerasi pada nefron dalam
ginjal dan kontraksi otot pada tubuh sudah tidak teratur. Dimana dengan
bertambahnya usia maka akan mengalami proses penurunan fungsi organ
tubuh termasuk fungsi pada sistem urinarius. Hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa nefron sudah tidak bekerja dengan baik yang menyebabkan proses
pengendapan yang tinggi di lengkung henle. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian Tan pada tahun 2013, bahwa dapat mengakibatkan peluang
terjadinya proses pengendapan batu pada ginjal36.
Pasien sering mengkonsumsi kopi dalam sehari dimana terdapat kafein
300 – 400 mg atau lebih merupakan jumlah yang berlebihan karena dapat
meningkatkan kalsium dalam urin sebesar 10 mg/hari melalui penurunan
reabsorpsi ginjal. Sesuai dengan penelitian Zhai tahun 2021, bahwa
kandungan kalsium dengan konsentrasi yang banyak dalam kopi tidak mampu
diserap oleh ginjal maka akan dikeluarkan melalui urin dan meningkatkan
sedimentasi kalsium urin37. Konsumsi kafein dalam jangka waktu yang lama
sebagian besar memiliki sedimentasi urin abnormal. Hal ini ditunjukkan
dengan kandungan kopi salah satunya kafein yang mampu membuat tubuh
tetap terjaga, menahan kantuk dan meningkatkan produksi adrenalin sehingga
tubuh mengalami peningkatan energi yang spesifik dan akan mempengaruhi
peningkatan detak jantung. Kopi yang mengandung kafein jika dikonsumsi
22
23
juga didukung oleh penelitian Mlambo tahun 2018, bahwa diagnosis batu
ginjal lebih awal dapat memberikan jangka waktu yang lebih lama bagi batu
ginjal untuk menyebabkan iritasi kronis pada lingkungan setempat atau zat
terlarut yang berpotensi berbahaya dalam urin dan memiliki efek
karsinogenik. Oleh karena itu, asosiasi yang ditemukan dapat menunjukkan
bahwa gaya hidup pembentuk batu ginjal mungkin sudah berperan dalam
perkembangan kanker selama tahap awal kehidupan 37,38.
BAB 5
KESIMPULAN
a. Batu ginjal adalah suatu keadaan di dalam ginjal dimana terdapat komponen
kristal dan matriks organik
b. Tumor ginjal adalah jaringan baru yang tumbuh secara abnormal dan dapat
bersifat jinak ataupun ganas
c. Batu ginjal dan tumor ginjal memiliki hubungan yang erat yaitu batu yang
menyumbat lama dapat menyebabkan iritasi, peradangan kronis dan dapat
menyebabkan metaplasia lapisan epitel.
d. Tatalaksana pada nefrolithiasis dextra dilakukan PNL dextra
e. Tatalaksana pada tumor ginjal dextra dilakukan Radical Nefrectomy Dextra,
dan pemeriksaan patologi anatomi
25
DAFTAR PUSTAKA
2. Bratu, O., Mischianu, D., Marcu, D., Spinu, D., Iorga, L., Cherciu, A., ... &
Anghel, R. (2021). Renal tumor biomarkers. Experimental and Therapeutic
Medicine, 22(5), 1-7.
3. Perazella, M. A., Dreicer, R., & Rosner, M. H. (2018). Renal cell carcinoma for
the nephrologist. Kidney International, 94(3), 471-483.
4. Moch, H., Cubilla, A. L., Humphrey, P. A., Reuter, V. E., & Ulbright, T. M.
(2016). The 2016 WHO classification of tumours of the urinary system and
male genital organs—part A: renal, penile, and testicular
tumours. European urology, 70(1), 93-105.
9. Sherwood, L. Human Physiology: From Cells to Systems. 7th ed. US: Cengage
Learning; 2009. p. 554-602.
10. Said SHA, Al Kadum Hassan MA, Ali RHG, Aghaways I, Kakamad FH,
Mohammad KQ. Percutaneous nephrolithotomy; alarming variables for
postoperative bleeding. Arab J Urol. 2017;15(1):24–9.
12. Lee JK, Kim BS, Park YK. Predictive factors for bleeding during
percutaneous nephrolithotomy. Korean J Urol. 2013;54(7):448–53.
26
27
15. Standring S. Gray’s Anatomy. 41st ed. Churchill Livingstone Elsevier. The
anatomical basis of clinical practice. Philadelphia; 2015:1821-65.
16. Aggarwal, K. P., Narula, S., Kakkar, M., & Tandon, C. (2013).
Nephrolithiasis: molecular mechanism of renal stone formation and the
critical role played by modulators. BioMed research international, 2013.
17. Levi, M., & Bruesegem, S. (2008). Renal phosphate–transporter regulatory
proteins and nephrolithiasis. The New England journal of
medicine, 359(11), 1171.
19. Vervaet, B. A., Verhulst, A., d'Haese, P. C., & De Broe, M. E. (2009).
Nephrocalcinosis: new insights into mechanisms and
consequences. Nephrology Dialysis Transplantation, 24(7), 2030-2035.
20. Scanlon VC, Sanders T. Essential Of Anatomy And Physiology. 5th ed. US:
FA Davis Company; 2007. p. 499-502.
21. Van de Graaf KM. Human Anatomy. 8th ed. US: The McGraw-Hill
Companies; 2016. p. 886.
22. Mader S. Understanding anatomy & physiology. 9th ed. Boston: McGraw-
Hill; 2017. p. 372-385.
24. Moe OW. Kidney stones: Pathophysiology and medical management. Lancet,
2006; 367: 333-44.
29. Ballard, B. D., & Guzman, N. (2022). Renal Mass. In StatPearls [Internet].
StatPearls Publishing.
29. Zhang, C.Y, W.H. Wu, J, Wang and M.B. Lan. Antioxidant properties of
polysaccharide from the brown seaweed Sargassum graminifolium (Turn.)
and its effects on calcium oxalate crystallization. Mar. Drugs, 2012; 10:
119-130
31. Williamson, S. R., Gill, A. J., Argani, P., Chen, Y. B., Egevad, L., Kristiansen,
G., ... & Hes, O. (2020). Report from the International Society of Urological
Pathology (ISUP) consultation conference on molecular pathology of
urogenital cancers. III. Molecular pathology of kidney cancer. The
American journal of surgical pathology, 44(7), e47.
32. Pandey, J., & Syed, W. (2021). Renal Cancer. In StatPearls [Internet].
StatPearls Publishing.
33. Woo, S., & Cho, J. Y. (2015). Imaging findings of common benign renal
tumors in the era of small renal masses: differential diagnosis from small
renal cell carcinoma: current status and future perspectives. Korean journal
of radiology, 16(1), 99-113.
34. Scelo, G., & Larose, T. L. (2018). Epidemiology and risk factors for kidney
cancer. Journal of Clinical Oncology, 36(36), 3574.
35. Nabi, S., Kessler, E. R., Bernard, B., Flaig, T. W., & Lam, E. T. (2018). Renal
cell carcinoma: a review of biology and
pathophysiology. F1000Research, 7.
36. Tan, P. H., Cheng, L., Rioux-Leclercq, N., Merino, M. J., Netto, G., Reuter,
V. E., ... & Panel, T. I. R. T. (2013). Renal tumors: diagnostic and
prognostic biomarkers. The American journal of surgical pathology, 37(10),
1518.
37. Puri, S., Gupta, N., & Sharma, S. (2015). Nephrolithiasis Associated Rare
Renal Tumors Masquerading Non-Functional Kidney. J Nephrol
Ther, 5(226), 2161-0959.
37. Safitri, E., & Fitranti, D. 2015. Hubungan Asupan Kafein dengan Kalsium
Urin pada Laki-Laki Dewasa Awal. Jorunal of Nutrition College, 4(2): 458 .
37. Zhai, J., Liu, N., Wang, H., Huang, G., & Man, L. (2021). Clinical
characteristics and prognosis of renal cell carcinoma with spinal bone
metastases. Frontiers in Oncology, 11, 2216.
29
38. Mlambo, N. E., Dlamini, N. N., & Urry, R. J. (2018). Correlation between
radiological and histopathological findings in patients undergoing
nephrectomy for presumed renal cell carcinoma on computed tomography
scan at Grey’s Hospital. SA Journal of Radiology, 22(1), 1-8.
39. Van de Pol, J. A., van den Brandt, P. A., & Schouten, L. J. (2019). Kidney
stones and the risk of renal cell carcinoma and upper tract urothelial
carcinoma: the Netherlands Cohort Study. British journal of cancer, 120(3),
368-374.
43. Chuang, T. F., Hung, H. C., Li, S. F., Lee, M. W., Pai, J. Y., & Hung, C. T.
(2020). Risk of chronic kidney disease in patients with kidney stones—a
nationwide cohort study. BMC nephrology, 21(1), 1-7.
44. Sigurjonsdottir, V. K., Runolfsdottir, H. L., Indridason, O. S., Palsson, R., &
Edvardsson, V. O. (2015). Impact of nephrolithiasis on kidney
function. BMC nephrology, 16(1), 1-7.
45. McCredie, M., & Stewart, J. H. (1992). Risk factors for kidney cancer in New
South Wales, Australia. II. Urologic disease, hypertension, obesity, and
hormonal factors. Cancer Causes & Control, 3(4), 323-331.
46. Chow, W. H., Gridley, G., Linet, M. S., Pennello, G. A., Fraumeni Jr, J. F.,
Lindblad, P., ... & Adami, H. O. (1997). Risk of urinary tract cancers
following kidney or ureter stones. Journal of the National Cancer
Institute, 89(19), 1453-1457.
47. Liu, S. P., Chung, S. D., & Lin, H. C. (2013). A population-based study on the
association between urinary calculi and kidney cancer. Canadian
Urological Association Journal, 7(11-12), e716-21.
48. Sun, L. M., Lin, C. L., Chang, Y. J., Liang, J. A., Liu, S. H., Sung, F. C., &
Kao, C. H. (2013). Urinary tract stone raises subsequent risk for urinary
tract cancer: a population‐based cohort study. BJU international, 112(8),
1150-1155.
49. Shih, C. J., Chen, Y. T., Ou, S. M., Yang, W. C., Chen, T. J., & Tarng, D. C.
(2014). Urinary calculi and risk of cancer: a nationwide population-based
30
study. Medicine, 93(29)
50. Lin, C. L., Huang, W. T., Fan, W. C., Feng, Y. H., Lin, C. H., Lin, C. S., ... &
Lin, S. H. (2016). Associations between interventions for urolithiasis and
urinary tract cancer among patients in Taiwan: The effect of early
intervention. Medicine, 95(49).
51. Chow, W. H., Gridley, G., Linet, M. S., Pennello, G. A., Fraumeni Jr, J. F.,
Lindblad, P., ... & Adami, H. O. (1997). Risk of urinary tract cancers
following kidney or ureter stones. Journal of the National Cancer
Institute, 89(19), 1453-1457.