Disusun Oleh:
dr. ILHAM NUR KASGORO
Pembimbing:
dr. INDRA WIRADINATA, Sp.B
Pendamping:
dr. AZHARUL YUSRI, Sp.OG
Diajukan oleh:
GAS GANGRENE
Disahkan Oleh :
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus
pengalaman penulis, penulis menyadari bahwa ini tidak luput dari kekurangan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan penulisan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. INDRA
WIRADINATA, SP.B yang telah membimbing serta berbagai pihak yang telah
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ngatiah
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 59 tahun
Alamat : Desa Lemang
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Tanggal MRS : 22/01/2022
II. Anamnesa
Keluhan Utama :
Terdapat luka pada kaki kiri
2
3
Riwayat Pengobatan :
Riwayat Alergi :
- Merokok (-)
- Alkohol (-)
- Suka makan dan minum yang manis-manis
- Jarang minum air putih ( hampir selalu minum teh manis )
Vital sign
Tekanan darah : 177/95 mmHg
Nadi : 74x/menit
Respiration rate : 18x/menit
Temperature : 37,80C
Status Generalis
1. Pemeriksaan Kepala
a. Bentuk kepala : Simetris
b. Rambut : Warna hitam lurus
c. Nyeri tekan : Nyeri tekan (-)
2. Pemeriksaan Mata
a. Palpebra : Edema - / -, Ptosis - / -
b. Konjungtiva : Anemis + / +
c. Sclera : ikterik - / -
d. Pupil : reflek cahaya + / + , pupil kanan dan kiri isokor
3. Pemeriksaan telinga : pendengaran baik. Tinnitus - / -, otore - / -,
deformitas - / -, nyeri tekan - / -, darah - / -
4. Pemeriksaan hidung : penciuman baik, Pernafasan Cuping Hidung
(-), deformitas - / -, rhinore - / -, darah - / -
5. Pemeriksaan mulut dan faring : bibir sianosis (-), tepi hiperemis (-),
bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-), hiperemis (-), tonsil
tidak membesar.
6. Pemeriksaan leher : deviasi trakea (-), kelenjar tiroid : tidak
membesar, kelenjar limfonodi : tidak membesar, nyeri tekan (-),
JVP : tidak meningkat, massa : tidak ada
7. Pemeriksaan thorax
a. Paru-paru
- Inspeksi : bentuk normal, simetris, retraksi (-), ketinggalan
gerak (-), deformitas (-), jejas (-), pernafasan
thoracoabdominal
5
Status lokalisata:
Inspeksi :
Merah, bengkak
Palpasi :
- Nyeri (-)
- Bila di tekan terdapat krepitasi , berbau, darah (-)
6
a. Pemeriksaan Radiologi
b. Pemeriksaan Laboratorium
2.5 DIAGNOSIS
Selulitis dengan Gas Gangren pedis Sinistra
DM Type II
7
2.6 PENATALAKSANAAN
Post Debridement :
- IVFD NaCl 0,9 % 28 ptm Obat Makan:
- Inj. Ceftriaxone 1x2 gr - Bicnat 3x500 mg
- Inj. Tofedex 3x1 - Amlodipin 1x10 mg
- Inj. Levemir 1x10 unit - Candesartan 1x16 mg
- Inj. Novorapid (Sesuai
Protap)
2.7 Follow Up
DPH 1
24/01/2022 S: Nyeri bekas operasi P:
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Epidemiologi
Gas gangren adalah infeksi jaringan subkutan dan otot yang disebabkan
toksin yang dihasilkan oleh spesies Clostridium terutama Clostridium
perfringens(1).
Di Amerika Serikat ditemukan sekitar 3000 kasus gas gangren per tahun,
dimana 1.100 diantaranya meninggal dunia sedangkan di Indonesia belum ada
data yang jelas mengenai insiden dari gas gangren ini(3,5).
3.2. Patogenesis
8
9
perfringens dibagi menjadi lima tipe yaitu A,B,C,D dan E berdasarkan toksin
utama yang dihasilkannya(tabel 1)(16,117,18,19,20).
Alfa toksin adalah toksin yang paling berperan dalam pembentukan gas
gangren. Toksin ini terdiri dari 370 residu zinc metalloenzim yang merupakan
suatu Phospholipase- C dan dapat berikatan dengan memban sel dengan bantuan
ion kalsium.
• Pemakai alkohol
• Malnutrisi
• Trauma
11
• Diabetes Melitus
• Pemakaian kortikisteroid
• Keganasan pada Traktus Gastrrointestinal
• Penyakit hematologi yang disertai dengan imunosupresi
• Injeksi intra muskular ataupun subkutan
3. Spontan
a) Dikenal sebagai nontraumatik, idiopatik, atau metastasis gas
gangren.
b) Paling sering merupakan infeksi campuran yang disebabkan oleh
C. septikum, C. perfringens, dan C. nouvy. Angka kematian akibat
infeksi ini mendekati 100 %
12
3.5. Diagnosis
Diagnosis gas gangren dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang
lainnya.
a. Anamnesis
Riwayat pasien dengan gas gangren tergantung pada faktor- faktor yang
dapat menimbulkan infeksi. Sebagian besar pasien gas gangren posttraumatik
mempunyai cedera serius pada kulit, jaringan lunak ataupun fraktur terbuka.
Pasien dengan gas gangren postoperatif sering disebabkan oleh operasi traktus
gastrointestinal dan traktus biliaris. Sebaliknya pasien keganasan yang
dihubungkan dengan gas gangren spontan tidak ada riwayat yang spesifik.
Keluhan yang pertama dan paling sering dirasakan pasien dengan gas
gangren adalah nyeri yang timbul secara tiba- tiba, makin lama makin berat dan
meluas sesuai dengan penyebaran dari gas gangren. Beberapa ada yang
mengeluhkan perasaan berat pada ekstremitas yang terkena. Infeksi dapat disertai
dengan demam dan perubahan dari status mental(3,4).
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Laboratorium(1,2,3,4)
• Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan Roentgen menggambarkan pola bulu-bulu halus dijaringan.
• Pemeriksaan kultur
Clostridium perfringens fosfolipase menyebabkan kekeruhan di sekitar
koloni pada media kuning telur (nagler plate)
• Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaaan histologi menunjukkan adanya inflamasi dan nekrosis otot
15
3.6. PENATALAKSANAAN
• Pemberian antibiotik
• Terapi Hiperbarik Oksigen
• Pemberian vaksin dan antitoksin
• Tindakan debrideman
A. Pemberian antibiotik
Antibiotik yang sering dipakai antaralain(3,4,21):
1.Penisilin G
Merupakan obat pilihan untuk infeksi dengan dosis 10- 20 juta unit/hari. Obat ini
menghambat sintesis dinding sel bakteri selama proses multipikasi.
2.Klindamisin
Obat ini menghambat sintesis protein bakteri. Dosis yang digunakan adalah 600-
1200 mg/hari.
3.Metronidazol
Aktif terhadap bakteri anaerob dan protozoa dan pemakainnya tidak boleh lebih
dari 4 gram/hari.
4.Vancomisin
5.Kloramfenikol
6.Tetrasiklin
Perlu disadari bahwa terapi HBO yang bermanfaat bagi beberapa macam
penyakit, ternyata menjadi Kontraindikasi bagi kondisi dan jenis penyakit
tertentu, dan dari beberapa penelitian rupanya HBO juga dapat menyebabkan
beberapa Komplikasi.
Prinsip yang dianut secara fisiologis adalah bahwa tidak adanya O2 pada
tingkat seluler akan menyebabkan gangguan kehidupan pada semua organisme.
Dengan kondisi tekanan oksigen yang tinggi, diharapkan matriks seluler yang
menopang kehidupan suatu organisme mendapatkan kondisi yang optimal.
sintesis proteoglikan dan bersama dengan VEGF akan memacu kolagen sintesis
pada proses remodeling, salah satu tahapan dalam penyembuhan luka(10,25).
No Indikasi
5 Penyakit dekompresi
▪ ulkus diabetikum
▪ ulkus stasis venosus
▪ ulkus dekubitus
▪ ulkus insufisiensi arterial
18
10 Osteomyelitis refrakter
13 Luka bakar
No Kontraindikasi
2 Gangguan kejang
6 Demam tinggi
8 Kehamilan
Percobaan pada hewan membuktikan peningkatan terjadinya cacat
bawaan pada janin bila HBO diberikan pada awal kehamilan. Namun
19
9 Neuritis opticus
No Komplikasi
1 Barotrauma telinga
2 Nyeri sinus
4 Barotrauma Paru
5 Kejang
6 Penyakit Dekompresi
7 Klaustrofobia
C. Tindakan debrideman
Amputasi dilakukan apabila terdapat jaringan nekrosis yang luas serta melibatkan
jaringan otot.
BAB 1V
PEMBAHASAN
20
BAB V
KESIMPULAN
1. Gas gangren adalah infeksi jaringan subkutan dan otot yang disebabkan
toksin yang dihasilkan oleh spesies Clostridium terutama Clostridium
perfringens.
2. Alfa toksin adalah salah satu toksin yang dihasilkan oleh Clostridium
perfringens dan toksin ini memegang peranan penting dalam pembentukan
gas gangren.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23
16. Titball RW. Gas gangrene: an open and closed case. Microbiology 2005.
151:2821-28
17. Ridad AM. Infeksi dan inflamasi. Dalam buku ajar ilmu bedah. Editor
sjamsuhidayat R, de jong W. edisi revisi. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.1996.p.1-70
18. Baron S. Gas gangren and related clostridial wound infections. Diakses
dari http:/www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf.
19. Stevens DL. Necrotizing clostridial soft tissue infections. In: The
cloctridia. Ed Rood JI el al. academic press. Sandiago.1997.p.141-52
20. Correa AG. Anaerobic bacteria. In: textbook of pediatric infections
desease. Ed Feigin RD. 5th edition. Elsevier inc. philadelpia.p.1751-8
21. Gas gangrene. Diakses dari http://www.patirnt.co.uk.
22. Clostridium perfringens. Diakses dari http://www.biotech.com
23. Gas gangrene. Diakses dari http://www.ortosupersite.com
24. Feirera R.ASB in blood cultures. Diakses dari
http://microblog.me.uk/wp_content
25. Wiyono H. Pemanfaatan Hiperbarik. Diakses dari
http://penyakitdalamonline.com
26. Mixed gas gangrene antitoxin I.P. Diakses dari
http://www.bharatserums.com