Anda di halaman 1dari 2

Patogenesis Urolithiasis

Urolithiasis terbentuk karena adanya endapan dan kristalisasi yang terbentuk di ginjal itu
sendiri dan bisa juga terbentuk di ureter, VU atau di urethra.

Urine mengandung air sebagai pelarut dan semua jenis partikel atau zat terlarut.
Ketika zat terlarut konsentrasi nya terlalu tinggi didalam pelarut maka akan menjadi jenuh.

Supersaturasi urin pada zat terlarut menyebabkan endapan dan pembentukan kristal. Kristal
akan berperan sebagai nidus atau tempat dimana zat terlarut dapat mengendap. Ini dapat
terjadi ketika peningkatan zat terlarut atau penurunan dari zat pelarut.

Selain itu ada zat magnesium dan sitrat yang menghambat pertumbuhan dan agregasi
kristal  mencegah pembentukan batu ginjal

Dalam sebagian besar kasus, endapan anorganik adalah kalsium oksalat, dibentuk oleh
ikatan ion oksalat bermuatan negatif yang menghasilkan batu berwarna hitam atau coklat
gelap yaitu radioopak pada x ray yang berwarna titik putih

Kristal kalsium oksalat lebih cenderung terbentuk dalam urin yang asam sedangkan kristal
kalsium fosfat lebih cenderung terbentuk dalam urin alkali

Faktor risiko
- Hiperkalsemia : akibat peningkatan penyerapan kalsium dalam GI tract dn penyebab
hormonal seperti hiperparatoroidisme primer
- Hiperkalsiuria : gangguan reabsorp kalsium tubulus ginjal yang banyak meninggalkan
kalsium di tubulus ginjal
- hiperoksaluria yang disebbkan defek genetik yg meningkatkan ekskresi oksalat
karena defek metabolisme hati atau diet berat dalam makanan kaya oksalat

batu asam urat yang merwarna merah-coklat dan radiolusen dibawah x ray.

Pada pH fisiologis asam urat kehilangan proton dan menjadi ion urat yang kemudian
mengikat natrium, membentuk monosodium urat yang mengkristal sehingga akhirnya
membentuk asam urat. Karena asam urat adalah produk pecahan purin, alasan yang sangat
umum untuk kadar asam urat yang tinggi adalah konsumsi banyak purin (kerang, ikan teri,
daging merah)
Tingginya kadar asam urat dapat menyebabkan gout

Struvite stones merupakan batu yang terbentuk krn adanya infeksi. Kandungannya adalah
Mg, amonium dan fosfat. Terjadi ketika bakteri seperti proteus mirabilis, vulgaris dan
morganella morgagni menggunakan enzim urease (enzim yang mengubah urea ke amonia
dan CO2)  amonia membuat urin semakin alkali sehingga akan membentuk endapat Mg,
amonium dan fosfat yang bentuknya bergerigi yang disebut “staghorn”

Bentuk batu struvite itu adalah putih keruh dan radio opak pada x ray
Faktor risiko nya adalah
- UTI Refluks vesico urethral dan Obs uropati

Batu yang jarang adalah batu cystine yang berisi asam amino yang dibuang ke urin dalam
bentuk kristal dan membentuk warna kuning atau merah muda terang dan radioopak.

Yang lebih jarang lagi ada xantine stones yang terbentuk dari hasil pemecahan produk purin.
Sama seperti batu asam urat dengan warna merah-coklat dan radioopak

Batu tersebut dapat menyebabkan flank pain pada mid lower back or both + renal colic
(nyeri tajam dan konstan).

Nyeri disebbkan kaerena adanya dilatasi, peregangan dan spasme yang disebabkan karena
obs ureter yang rasanya memburuk ketika batu tersebut berada di ureter di junction
ureteropelvic dan ureter dibawahnya.

Batu tersebut bisa masuk ke dalam VU, biasanya batu dengan ukuran < 5mm akan bisa
masuk dalam hitungan bberapa jam

Patogenesis UTI (lower)


Penyebab (bakteri, virus, fungal, benda asing (batu ginjal), iritan kimia dan trauma) 
hampir semua sifatnya adalah ascending  bakteri naik dri area rectal ke urethra dan ke VU
 tapi infeksi descending juga bisa yang sifatnya adalah hematogen atau limfogen menuju
ke ginjal dan turun kebawah  normalnya adalah urine itu steril dimana mempunyai urea
konsentrasi tinggi dan pH yang rendah untuk mencegah bakteri tumbuh serta saat kita
berkemih secara teratur juga mencegah bakteri untuk menginvasi  beberapa bakteri
sifatnya ada yang resisten dan bisa kolonisasi di mukosa VU seperti E. coli dan beberapa
bakteri gram negatif seperti klebsiella, proteus, enterobacter, citrobacter dan bakteri gram
+ seperti neterococcus, staphyloccous saprophyticus (most common kedua setelah e. coli)

Sexual intercourse  risk factor terbesar

Anda mungkin juga menyukai