Anda di halaman 1dari 5

Vol. 11, No. 3, May 2021, pp.

55 – 59
P-ISSN: 2089 – 0256, e-ISSN: 2598 – 3016

KLASIFIKASI TUMOR OTAK MENGGUNAKAN


CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK DENGAN
ARSITEKTUR EFFICIENTNET-B3
Rachmad Andre R1, Baghas Wahyu P2, dan Rani Purbaningtyas3
1,2,3
Program studi Teknik Informatika Universitas Bhayangkara Surabaya
rachmadandre.me@gmail.com1,baghaswahyu1@gmail.com2, raniubhara@gmail.com3

Abstrak

Tumor otak merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak
normal pada jaringan otak. Salah satu cara yang dapat dilakukan dokter dalam
pendeteksian tumor otak yaitu pengamatan langsung dengan diagnosis secara
manual yang memiliki resiko terjadinya kesalahan. Perkembangan kecerdasan
buatan terhadap computer vision saat ini sudah diterapkan dalam klasifikasi citra
pada bidang kesehatan. Penelitian ini melakukan klasifikasi citra tumor otak
menggunakan deep learning, khususnya metode Convolutional Neural Network
(CNN) dengan arsitektur EfficientNet-B3 serta melakukan hyper-parameter
optimization untuk membangun model terbaik yang diterapkan dalam bentuk sistem.
Dataset yang digunakan berjumlah 2875 gambar dengan kelas glioma dan
meningioma yang diperoleh dari kaggle. Pengujian dilakukan dengan beberapa
skenario dari learning rate serta kombinasi dari jumlah neuron pada dense layer.
Hasil dari pengujian model dengan confusion matrix, mendapatkan akurasi tertinggi
pada eksperimen dengan skenario learning rate 0.02 dan neuron pada dense layer
berjumlah 256 yang menghasilkan akurasi mencapai 99.7% dan mendapatkan nilai
F1-Score tertinggi mencapai 99.6%. Penerapan model terbaik yang dirancang dalam
bentuk sistem berhasil melakukan prediksi terhadap jenis tumor glioma,
meningioma, dan pitutary.
Kata Kunci: Klasifikasi, Deep Learning, EfficientNet-B3, Hyper-parameter
Optimization, Convolutional Neural Network, Tumor Otak

Abstract

A brain tumor is a condition in which abnormal cell growth occurs in the brain
tissue. Direct observation with manual diagnosis utilizing MRI scans, which has a
risk of inaccuracy, is one method doctors can use to diagnose brain cancers.
Artificial intelligence in computer vision has now been applied to image
classification in the medical field. This study uses deep learning, namely the
Convolutional Neural Network (CNN) approach using EfficientNet-B3 architecture,
to classify brain tumor images and performs hyper-parameter optimization to create
the best model that can be used as a system. The dataset utilized was 2875 MRI
pictures from kaggle that included healthy brain, glioma, meningioma, pituitary, and
meningioma classes. The experiment was conducted using numerous learning rate
scenarios and combinations of the number of neurons in the dense layer. The
maximum accuracy in the experiment was achieved with a learning rate scenario of
0.02 and 256 neurons in the dense layer, resulting in an accuracy of 99.7% and the
highest F1-Score value of 99.6%. The use of the best model, which was built as a
system, was successful in detecting glioma, meningioma, and pituitary cancers.
Keywords:Classification, Deep Learning, EfficientNet-B3, Hyper-parameter
Optimization(HPO), Convolutional Neural Network, brain cancer

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/just-it/index 55
Muhammad Fathi Azzumar, Evy Nurmiati p-ISSN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

1. Pendahuluan menggunakan metode machine learning


pernah dilakukan oleh. Penelitian tersebut
Penyakit tumor otak adalah pertumbuhan sel menggunakan metode Support Vector
otak yang abnormal di dalam atau di sekitar Machine (SVM) sebagai klasifikasi dengan
otak secara tidak wajar dan tidak terkendali. ekstraksi fitur khusus. Ekstraksi fitur yang
Tumor otak dibagi menjadi dua yaitu, tumor digunakan pada penelitian tersebut adalah
otak primer dan sekunder. Tumor otak primer Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM)
merupakan perubahan sel yang tidak normal yang memperoleh hasil akurasi 76%.
dan tidak terkontrol yang berasal dari sel otak Berdasarkan penelitian Convolutional Neural
itu sendiri. Sedangkan, tumor otak sekunder Network (CNN) memiliki kinerja yang jauh
merupakan tumor yang menyebar ke otak dari lebih baik dari pada SVM.
kanker tubuh bagian lain. Kasus tumor otak di Convolutional Neural Network (CNN)
dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Di merupaka metode deep learning yang populer
Indonesia, terhitung ada 300 pasien setiap terhadap pengenalan pola citra. CNN sangat
tahunnya yang terdiagnosis tumor otak. Bukan baik dalam mengekstraksi fitur yang
hanya orang dewasa, tetapi tumor otak juga kompleks secara otomatis dan efisien untuk
menyerang anak-anak dengan usia yang klasifikasi citra dengan skala yang besar.
tergolong muda. Banyak orang mengabaikan Metode deep learning dapat dengan jelas
gejala yang disebabkan oleh tumor otak. dalam membedakan citra dengan karakteristik
Pendekatan anatomi citra kesehatan menjadi serupa yang sulit dikenali oleh metode
salah satu cara yang dapat digunakan untuk tradisional machine learning. Bahkan deep
mengetahui keberadaan tumor pada otak. learning dapat mengekstraksi fitur secara
Misalnya CT-Scan dan Magnetic Resonance objektif dengan sendirinya dan dapat langsung
Imaging (MRI). CT-Scan lebih sesuai untuk memproses data gambar dalam dua dimensi,
melihat struktur tulang dan tidak efektif dalam sedangkan pada metode tradisional machine
mendeteksi jaringan lunak yang terdapat pada learning memerlukan ekstraksi fitur khusus
otak. Sedangkan MRI lebih baik dalam dalam proses feature learning.
memberikan informasi citra yang lebih dalam, Berdasarkan dari uraian Latar Belakang
sehingga MRI bisa memberikan gambaran diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
informasi yang jelas antara jaringan lunak dan membuat ”Klasifikasi Tumor Otak
jaringan keras yang terdapat pada otak. Hasil Menggunakan convolutional neural network
dari MRI dapat memberikan informasi penting dengan arsitektur EfficientNet-B3”.
bagi dokter untuk melakukan evaluasi dan
diagnosis. Metode yang biasa digunakan oleh 2. Tinjauan Pustaka
dokter dalam pengambilan keputusan terhadap
tumor otak adalah biopsi dan pengamatan Tumor Otak
langsung dalam diagnosis secara manual. Tumor merupakan perkembangan dari
Biopsi memerlukan waktu yang tidak cepat sel yang tidak biasa. Sel merupakan bangunan
sekitar 10 sampai 15 hari untuk pengujian dasar yang menyusun jaringan dan organ pada
laboratorium, sedangkan diagnosis secara tubuh. Pada tumor otak, sel yang tidak normal
manual memiliki resiko terjadinya kesalahan. membentuk benjolan yang tumbuh di daerah
Sehingga diperlukan metode alternatif yang sekitar otak yang dapat mengganggu fungsi
cepat dan memiliki tingkat kesalahan yang otak (Cancer Council, 2020). Di Amerika
rendah untuk dapat membantu dokter dalam dan Eropa, jumlah kasus mengenai tumor
mengambil keputusan. otak mencapai sekitar 18.500 kasus
Perkembangan kecerdasan buatan dengan angka kematian sebesar 3 persen
terhadap computer vision saat ini sudah sering setiap tahunnya (Aman et al., 2016). Tumor
diterapkan pada bidang kesehatan dalam
otak umumnya terdiri dari tumor otak primer
pengenalan pola citra. Pendekatan tradisional
dan sekunder. Tumor otak dengan kelompok
machine learning dan deep learning
primer yaitu penyakit tumor yang pertama kali
merupakan teknik yang cukup populer dalam
tumbuh dan berkembang pada otak. Tumor ini
pengenalan pola pada citra. Salah satu
dapat menyebar ke bagian lain dari sistem
penelitian terkait untuk klasifikasi tumor otak

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/just-it/index 56
Muhammad Fathi Azzumar, Evy Nurmiati p-ISSN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

saraf, tetapi jarang tumbuh pada bagian tubuh System Development Life Cycle (SDLC) yang
yang lain. Sedangkan tumor otak dengan bersifat linear dari tahap awal yang berupa
kelompok sekunder yaitu penyakit dari tumor perencanaan sampai tahap akhir
yang bermula tumbuh pada bagian dari tubuh pengembangan sistem, yaitu tahap
selain otak. Kemudian meluas melalui aliran pemeliharaan(Nur, 2019). Metode ini
darah menuju otak. Tumor ini biasanya merupakan metode yang sering digunakan
dikenal dengan kanker sekunder atau oleh penganalisa sistem pada umumnya. Inti
metastasis. Kanker yang kemungkinan dari metode waterfall adalah pengerjaan dari
menyebar ke otak yaitu melanoma, paru-paru- suatu sistem dilakukan secara berurutan atau
paru, payudara, ginjal, dan usus. secara linear. Jadi setiap tahap harus
diselesaikan terlebih dahulu secara penuh
Artificial Intelligence sebelum diteruskan ke tahap berikutnya untuk
Artificial Intelligence (AI) merupakan menghindari terjadinya pengulangan tahapan.
bidang komputer serta dirancang untuk Secara garis besar metode waterfall
membuat sistem sehingga dapat melakukan mempunyai langkah – langkah sebagai
beberapa hal yang biasanya membutuhkan berikut: Analisis Sistem, Desain Sistem,
kecerdasan manusia. Secara umum AI dapat Implementasi Sistem, Pemeliharaan Sistem.
diartikan sebagai penggabungan antara
kecerdasan manusia dan mesin. Dalam AI,
algoritma yang sudah ditetapkan akan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
terhadap mesin(Jakhar & Kaur, 2020).

Gambar 2. Diagram alir secara waterfall


Gambar 1. Skema pada AI
Machine Learning A. Analisis kebutuhan perangkat lunak
Machine Learning (ML) adalah seni Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan
pemrograman dari komputer yang dimana ia secara intensif untuk menspesifikasikan
dapat belajar dari data. Menurut Arthur kebutuhan perangkat lunak agar dapat
Samuel (1959), Machine Learning adalah dipahami perangkat lunak seperti apa yang
pembelajaran yang memberi komputer dibutuhkan oleh user.
perintah untuk belajar dari data tanpa B. Desain
dilakukan sesuatu hal terperinci untuk harus Desain perangkat lunak adalah proses
mengikuti instruksi yang diprogram multi langkah yang fokus pada desain
(Boehmke & Greenwell, 2019). Tujuan dari pembuatan program perangkat lunak
Machine Learning adalah untuk melatih mesin termasuk struktur data, arsitektur
berdasarkan data dan algoritma yang perangkat lunak, representasiantarmuka,
diberikan. Menggunakan data dan informasi dan prosedur pengodean. Tahap ini
yang diproses, mesin belajar bagaimana mentranslasi kebutuhan perangkat
membuat keputusan. ML bersifat lunakdari tahap analisis kebutuhan ke
dinamis,yang artinya memiliki kemampuan representasi desain agar dapat
untuk mengubah dirinya sendiri saat diimplementasikan menjadi program pada
diterapkan ke data yang lebih banyak. Aspek tahap selanjutnya.
pembelajaran dari ML berarti bahwa algoritma C. Implementasi sistem
ML berusaha meminimalkan kesalahan dan Desain harus ditranslasikan ke dalam
memaksimalkan kemungkinan prediksi program perangkat lunak. Hasil dari tahap
menjadi benar (Jakhar & Kaur, 2020). ini adalah program komputer sesuai
dengan desain yang telah dibuat pada tahap
Metode Waterfall desain.
Metode Waterfall adalah suatu model

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/just-it/index 57
Muhammad Fathi Azzumar, Evy Nurmiati p-ISSN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

D. Pengujian dimensi dengan format JPG yang


Pengujian fokus kepada perangkat lunak berjumlah 4091 gambar grayscale
secara logic dan fungsional dan dengan resolusi 1024 x 1024. Data yang
memastikan bahwa semua bagian sudah dikumpulkan terbagi menjadi 3 kelas.
diuji untuk meminimalisir error dan Setiap kelasnya terdiri dari giloma tumor
keluaran harus sesuai.Pemilihan cara sebanyak 394 gambar, meningioma
pengujian dilakukan dengan menggunakan tumor sebanyak 827 gambar, dan pitutary
data-data yang sering digunakan untuk tumor sebanyak 2870 gambar.
pengolahan data, mulai dari data c. Analisis Sistem
opersional, data input dan output. Tahapan analisis sistem ini, mempunyai
tugas mendefinisikan masalah kebutuhan
EfficentNet dari sistem yang diperlukan dalam
EfficientNet merupakan kumpulan permasalahan Klasifikasi tumor otak.
model yang terdiri dari EfficientNet-B0 hingga Dengan adanya kemajuan teknologi
EfficientNet-B7 yang awalnya merupakan informatika dan dunia kedokteran dapat
turunan dari EfficientNet-B0 kemudian menjawab kebutuhan Klasifikasi tumor
dilakukan evaluasi hingga muncul model- otak, dan akan sangat membantu baik dari
modelnya yang lain. EfficientNet memiliki sisi peneliti. Oleh karena itu dibutuhkan
keunggulan yang dapat mencapai akurasi yang program aplikasi klasifikasi tumor otak
tinggi dan juga dapat mengurangi parameter menggunakan Convolutional Neural
dari FLOPS (Floating Point Operations Per Network dengan arsitektur EfficientNet-
Second) yang memperbaiki kemampuan suatu B3.
model. EfficientNet menarik perhatian dalam d. Perancangan sistem
melakukan prediksi dengan memanfaatkan Pada tahap ini data-data yang telah
metode penskalaan yang menggabungkan dikumpulkan dan dianalisis lalu
semua dimensi jaringan terhadap lebar dilakukan perancangan sistem model
(width), kedalaman (depth), dan resolusi yang akan digunakan dalam pembuatan
(resolution). Dimensi lebar didasari oleh aplikasi. Tools yang digunakan Entity
jumlah channels seluruh layer, pada dimensi Relationship Diagram (ERD), Data Flow
kedalaman didasari oleh jumlah layer pada Diagram (DFD).
CNN, dan pada resolusi didasari oleh ukuran e. Pembuatan aplikasi
suatu gambar (Chowdhury et al., 2020). Pada tahap ini dilakukan pembuatan
aplikasi, setelah tahap perancangan
3. Metode Penelitian sistem selesai. Aplikasi klasifikasi ini
menggunakan Google Collaboratory
Langkah-langkah yang dilakukan pada sebagai pembuatan model CNN. Lalu
penelitian ini adalah sebagai berikut: aplikasi berbasis web ini menggunakan
Bahasa pemrograman Python dan
a. Identifikasi Masalah framework Flask sebagai server.
Identifikasi masalah merupakan langkah f. Pengujian sistem
mengidentifikasikan permasalahan yang Proses pengujian dalam penulisan ini
muncul sebagai awal dimulainya yaitu dengan menggunakan pengujian
perumusan masalah, perancangan, black box testing dengan mengevaluasi
metode, dan rekomendasi. dari sisi fungsional berdasarkan input dan
b. Pengumpulan Data output.
Data yang digunakan dalam penulisan
tugas akhir ini adalah data MRI tumor 4. Hasil dan pembahasan
otak yang akan dijadikan sebagai data
masukan. Pengumpulan data pada Implementasi dilakukan dengan bahasa
penelitian ini dilaksanakan dengan pemrograman Python dan framework Flask.
mengambil data yang didapatkan dari
kaggle. Data yang dikumpulkan
merupakan data MRI tumor otak dua

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/just-it/index 58
Muhammad Fathi Azzumar, Evy Nurmiati p-ISSN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

3. Penerapan learning rate pada model


EfficientNet-B3 untuk klasifikasi MRI
tumor otak menunjukkan bahwa semakin
besarnya learning rate maka semakin
tinggi akurasi yang didapatkan.

Daftar Pustaka
Aman, R. A., Soernarya, M. F., Andriani,
R., Munandar, A., Tadjoedin, H.,
Gambar 3. Halaman Input Citra Susanto, E., Nuhonni, S. A., &
Gambar 3 merupakan halaman input citra Nasional, K. P. K. (2016). Brain
yang akan digunakan untuk input deteksi Tumor Management Guideline.
tumor. National Cancer Combat Committee,
1–79.
http://kanker.kemkes.go.id/guideline
s.php?id=5
Boehmke, B., & Greenwell, B. (2019).
Hands-On Machine Learning with R.
In Hands-On Machine Learning with
R.
https://doi.org/10.1201/9780367816
377
Gambar 4.Halaman Deteksi Cancer Council, A. (2020). Understanding
Brain Tumours : A Guide for People
Gambar 4 merupakan halaman setelah with brain or spinal cord tumours,
dilakukan deteksi tumor menggunakan model their families and friends. Australia,
yang sudah dibuat.
1–68.
5. Kesimpulan Chowdhury, N. K., Kabir, M. A., Rahman,
Md. M., & Rezoana, N. (2020).
Berdasarkan keberhasilan penerapan serta ECOVNet: An Ensemble of Deep
pengujian dari model EfficientNet-B3 untuk Convolutional Neural Networks
klasifikasi MRI tumor otak. Maka dapat Based on EfficientNet to Detect
ditarik kesimpulan sebagai berikut: COVID-19 From Chest X-rays.
https://doi.org/10.7717/peerj-cs.551
1. Penerapan model terbaik yang dibangun Jakhar, D., & Kaur, I. (2020). Artificial
dan dirancang dalam bentuk sistem
intelligence, machine learning and
berhasil melakukan prediksi terhadap
jenis tumor glioma, meningioma dan
deep learning: definitions and
pitutary. differences. Clinical and
2. Pelatihan model EfficientNet-B3 pada Experimental Dermatology, 45(1),
MRI tumor otak yang menghasilkan nilai 131–132.
akurasi tertinggi terdapat pada https://doi.org/10.1111/ced.14029
eksperimen 4 dengan skenario learning Nur, H. (2019). Penggunaan Metode
rate 0.02 dan neuron pada dense yang Waterfall Dalam Rancang Bangun
berjumlah 256 menghasilkan nilai Sistem Informasi Penjualan.
akurasi mencapai 99.7 % dan Generation Journal, 3(1), 1.
mendapatkan nilai F1-Score tertinggi https://doi.org/10.29407/gj.v3i1.126
dari seluruh skenario eksperimen dengan 42
nilai F1-Score mencapai 99.6%.

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/just-it/index 59

Anda mungkin juga menyukai