Disusun Oleh
Tiara Riska Dilapanga 1901024
1
Ida Bagus Leo Mahadya Suta, Rukmi Sari Hartati, and Yoga Divayana, “Diagnosa Tumor Otak Berdasarkan Citra
MRI (Magnetic Resonance Imaging),” Majalah Ilmiah Teknologi Elektro 18, no. 2 (2019): 149–53.
2
Kiki Dwi Prebiana and Luh Gede Astuti, “Penerapan Metode Certainty Factor (CF) Dalam Pembuatan Sistem Pakar
Diagnosis Penyakit Tumor Otak,” Jurnal Elektronik Ilmu Komputer Udayana P-ISSN 2301 (n.d.): 5373.
Perpindahan cairan melewati sawar darah otak (blood brain barrier/BBB) ditentukan oleh
perbedaan osmolaritas total. Bila osmolalitas plasma berkurang, perubahan osmotik akan
mendorong air ke jaringan otak. Bahkan, perubahan osmolalitas plasma yang kecil (kurang dari
5%) meningkatkan kandungan air otak dan tekanan intrakranial. Cairan yang mengandung
natrium bebas yang lebih kecil dari natrium plasma, ketika diberikan dalam jumlah banyak, akan
mengurangi osmolalitas plasma, mendorong air melewati BBB ke dalam jaringan otak, dan
meningkatkan kandungan air dalam otak serta tekanan intrakranial. Banyak peneliti yang
mengemukakan fakta bahwa Ringer Laktat (RL) yang digunakan sebagai larutan intravena, tidak
betul-betul isotonik. Pemberian RL pada pasien bedah saraf dibatasi karena hipoosmoler bila
dibandingkan dengan osmolaritas plasma. Oleh karena itu, pasien dengan gangguan otak
biasanya mendapatkan cairan yang mengandung NaCl 0,9% dengan osmolaritas 308 mOsm/L
sebagai cairan dasar dan penggantian puasa. Penting untuk diingat bahwa pemberian NaCl 0,9%
dalam jumlah besar dapat menginduksi asidosis metabolik hiperkloremik tergantung dosisnya.3-
5 Untuk mengurangi terjadinya hal tersebut di RSUP. Dr. Hasan Sadikin digunakan kombinasi 3
NaCl 0,9%: 1 RL. NaCl 0,9% mempunyai osmolaritas 308 mOsm/l dan RL mempunyai
osmolaritas 274 mOsm/l. Penggunaan kombinasi kedua larutan kristaloid tersebut dengan
perbandingan tiga banding satu secara perhitungan matematis akan didapatkan osmolaritas 299
mOsm/l, dengan kandungan elektrolit natrium 148 mmol/L dan klorida 142,5 mmol/L.3
Tumor otak terus mengalami peningkatan insidensi selama satu dekade terakhir di
beberapa negara.Angka harapan hidup penderita tumor otak seperti glioma dipengaruhi beberapa
faktor, yaitu usia, stadium, jenis histo PA, ada atau tidaknya defisit neurologi dan modalitas
terapi.4
Aplikasi Nuclear Magnetic Resonance (NMR) dalam bidang biomedis dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu Magnetic Resonance Imaging dan Magnetic Resonance
Spectroscopy. Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan prosedur atau metode
pemeriksaan non invasive menggunakan resonansi magnetik untuk mengetahui lokasi secara
anatomis dari suatu kelainan patologis, Sedangkan Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS)
adalah suatu prosedur pemeriksaan non invasif menggunakan resonansi magnetik untuk
3
Fardian Martinus, Iwan Fuadi, and Tatang Bisri, “Perbandingan Osmolaritas, Kadar Natrium Dan Klorida Plasma
Setelah Pemberian NaCl–RL (3: 1) Dengan Ringerfundin Pada Pasien Tumor Otak,” Jurnal Neuroanestesi Indonesia
3, no. 1 (2014): 1–7.
4
Ellysabet Dian YVS, Indri Windarti, and Ari Wahyuni, “Karakteristik Klinik Dan Histopatologi Tumor Otak Di
Dua Rumah Sakit Di Kota Bandar Lampung,” Jurnal Majority 3, no. 4 (2014).
membandingkan komposisi kimiawi antara jaringan normal dan jaringan yang tidak normal.
Pemeriksaan MRS dilakukan untuk mendiagnosa kelainan berupa tumor, epilepsi dan perubahan
jaringan yang mungkin terjadi pada pasien-pasien stroke. 5
5
Putri Susilowati and Widya Nurmayanti, “Analisis Prosedur Pemeriksaan Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS)
Pada Kasus Tumor Otak,” Jurnal Imejing Diagnostik (JImeD) 6, no. 2 (2020): 86–90.
DAFTAR PUSTAKA
Martinus, Fardian, Iwan Fuadi, and Tatang Bisri. “Perbandingan Osmolaritas, Kadar Natrium
Dan Klorida Plasma Setelah Pemberian NaCl–RL (3: 1) Dengan Ringerfundin Pada
Pasien Tumor Otak.” Jurnal Neuroanestesi Indonesia 3, no. 1 (2014): 1–7.
Prebiana, Kiki Dwi, and Luh Gede Astuti. “Penerapan Metode Certainty Factor (CF) Dalam
Pembuatan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Tumor Otak.” Jurnal Elektronik Ilmu
Komputer Udayana P-ISSN 2301 (n.d.): 5373.
Susilowati, Putri, and Widya Nurmayanti. “Analisis Prosedur Pemeriksaan Magnetic Resonance
Spectroscopy (MRS) Pada Kasus Tumor Otak.” Jurnal Imejing Diagnostik (JImeD) 6, no.
2 (2020): 86–90.
Suta, Ida Bagus Leo Mahadya, Rukmi Sari Hartati, and Yoga Divayana. “Diagnosa Tumor Otak
Berdasarkan Citra MRI (Magnetic Resonance Imaging).” Majalah Ilmiah Teknologi
Elektro 18, no. 2 (2019): 149–53.
YVS, Ellysabet Dian, Indri Windarti, and Ari Wahyuni. “Karakteristik Klinik Dan Histopatologi
Tumor Otak Di Dua Rumah Sakit Di Kota Bandar Lampung.” Jurnal Majority 3, no. 4
(2014).