Anda di halaman 1dari 11

TATALAKSANA RADIOTERAPI KANKER OTAK DENGAN TEKNIK 3D-CRT DAN

BOOSTER IMRT DI UNIT RADIOTERAPI RSUP Dr. SARDJITO


YOGYAKARTA

RADIOTHERAPY PROCEDURE WITH BRAIN CANCER WITH 3D-CRT AND


BOOSTER IMRT IN UNITS OF RADIOTHERAPY
Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
Diotama wangga yudistira1), Khumaidi2), Ardi soesilo wibowo3)
1
) Mahasiswa Program Studi D-IV Teknik Radiologi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
2,3
) Dosen Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
Author Mail : diotamawy21@gmail.com

INTISARI

Latar belakang : Kanker otak adalah suatu lesi ekspansif membentuk massa dalam ruang intra cranial. Salah satu penanganan kanker otak
adalah dengan radioterapi, yang merupakan pemberian dosis radiasi terukur pada target volume untuk membunuh sel-sel kanker sebanyak-
banyaknya dengan meminimalkan efek radiasi pada jaringan sehat sekitar tumor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tatalaksana
radioterapi kanker otak dan untuk mengetahui alasan penggunaan teknik 3D CRT dan booster IMRT pada pasien kanker otak.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan pada bulan
November 2018 sampai April 2019 di Unit Radioterapi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dengan metode observasi, dokumentasi dan
wawancara terstruktur kepada dokter onkologi radiasi, fisikawan medis, radiografer radioterapi. Data yang diproleh dianalisis dengan intraktif
model, membuat transkrip wawancara, kemudian direduksi dan diolah dalam bentuk koding terbuka, disajikan dalam bentuk kuotasi dan
kemudian dapat diambil kesimpulan.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tatalaksana penyinaran Kanker otak menggunakan Teknik 3D CRT dan booster
IMRT di Unit Radioterapi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, meliputi: Konsultasi dokter, CT-Simulator, perencanaan treatment planning system
(TPS), verifikasi dan dilanjutkan treatment radiasi. Tujuan menggunakan teknik 3D-CRT diperoleh waktu perencanaan penyinaran yang lebih
cepat untuk melihat respon kanker, kondisi klinis pasien, dan diharapkan volum tumor dapat menggecil terlebih dahulu. Dan dilanjutkan
Booster IMRT untuk meradiasi target primer dengan meminimalkan dosis radiasi pada daerah organ At Risk.
Kata kunci : Radioterapi, Teknik 3D CRT, Booster IMRT, Kanker Otak.
1)
Mahasiswa Diploma IV Teknik Radiologi Poltekkes Kemenkes Semarang
2),3)
Dosen Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang

PENDAHULUAN kejadian kanker otak di Indonesia adalah 1,9 per 100.000


Kanker otak adalah suatu lesi ekspansif yang penduduk, dan angka mortalitas kanker otak sebanyak 1,3
bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) per 100.000 penduduk. Berdasarkan data tersebut
membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra diperlihatkan bahwa tingkat penderita kanker otak di
cranial) (Price, 2007). Adapun jenis-jenis kanker otak Indonesia tinggi. (HPV and Cancer,2016)
primer meliputi: kanker hipofisis, schwannoma, Pada umumnya metode pengobatan kanker otak
astrositoma, meduloblastoma, hemangioblastoma glioma, yang antara lain: pembedahan, kemoterapi dan radioterapi.
oligodendroglioma, dan ependymoma (Globocan, 2012). Bahkan bisa dilakukan secara kombinasi antara
Ependymoma merupakan suatu tumor Glial yang pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Sehingga dapat
berasal dari sel ependymal dalam sistem saraf pusat (SSP), memberikan hasil pengobatan yang lebih baik. Radioterapi
yang mengandung kista atau kalsifikasi mineral dan merupakan pengobatan lokal pada kanker menggunakan
berwarna keabuan atau merah. Ependymoma muncul dari radiasi pengion bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker
sel-sel ependym pada ventrikel otak dan medula spinalis. sebanyak-banyaknya melalui pemberian dosis radiasi
Terkadang sel ependym ditemukan di dalam jaringan itu terukur pada volume tumor/target, dan meminimalkan efek
sendiri. Pada anak anak, 90% ependymoma intrakranial radiasi pada jaringan sehat sekitar tumor (Susworo dan
timbul pada ventrikel keempat (infratentorial). Pada orang Kodrat H, 2017).
dewasa dan remaja, 75% ependymoma muncul di medula Untuk mendapatkan dosis radiasi yang maksimal
spinalis dan minoritas pada intrakranial supratentorial pada tumor dan dosis serendah mungkin pada organ kritis
(Japardi, 2014). diperlukan suatu teknik radiasi tertentu antara lain teknik 3
Angka kejadian kanker otak di dunia berdasarkan Dimensional Conformal Radiotherapy (3D-CRT), Intensity
angka standar populasi dunia adalah 3,4 per 100.000 Modulated Radiotherapy (IMRT), Stereotactic Radiotion
penduduk dan angka mortalitas kanker otak sebanyak 4,25 Therapy (SRT) dan Stereotactic Radiosurgery (SRS).
per 100.000 penduduk per tahun. Sedangkan angka Dengan teknik tersebut, massa tumor dan organ kritis dapat

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................
terindentifikasi dengan baik dan arah sinar dapat dibuat Instrumen penelitian yang digunakan dalam
sedemikian rupa sehingga dosis pada organ kritis dapat penelitian antara lain : pedoman observasi, pedoman
minimal dan dosis pada target dapat maksimal wawancara dan dokumentasi. Tahapan Analisis data dalam
(Beyzadeoglu, 2010). penelitian menggunakan interaktif model (Milles &
Radioterapi Three Dimensional Conformal Huberman,1994). Bersumber dari latar belakang, penulis
Radiotherapy (3D-CRT) adalah proses perencanaan dan mengambil topik tentang Tata laksana radioterapi pasien
pemberian radioterapi yang mengacu pada data pencitraan kanker otak dengan teknik 3D-CRT pesawat Linear
3 Dimensi dan bentuk lapangan penyinaran disesuaikan Accelerator di Subdep Radioterapi Rumkital Dr.Ramelan
dengan bentuk tumor (conformal), sedangkan Intensitas Surabaya. Sebagai pokok bahasan Karya Tulis Ilmiah ini,
Modulated Radiotherapy (IMRT) merupakan penulis selanjutnya melakukan pengumpulan data yang
pengembangan dari teknik penyinaran 3D-CRT dengan mendukung dengan cara observasi langsung terhadap
optimasi dosisnya dikendalikan oleh komputer untuk jalannya pemeriksaan, wawancara dengan pelaksana
mendistribusikan dosis radiasi yang tidak seragam dan pemeriksaan dan dokter spesialis onkologi radiasi, serta
untuk menghasilkan dosis radiasi yang lebih tepat dan pengumpulan data pasien yang berkenaan dengan
akurat karena penyesuaian dari bentuk tiga-dimensi (3-D) pemeriksaan tersebut sebagai dasar penyusunan Karya
dari tumor melalui pengontrolan atau modulasi intensitas Tulis Ilmiah ini. Tahapan ini terdiri dari :
berkas radiasi dalam berbagai volume kecil (Susworo dan 1. Tahapan Pengumpulan Data.
Kodrat H, 2017). Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
Menurut Wijokongko, dkk. (2016), informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
Penatalaksanaan radioterapi pada kanker otak dilakukan tujuan penelitian, pada tahapan ini penulis melakukan
dengan menggunakan teknik konvensional lapangan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara
laterolateral, pada kasus metastase sebagai tindakan dan dokumentasi.
paliatif. Namun dengan perkembangan teknologi radiasi 2. Tahapan Penyajian Data
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Three Data yang diperoleh dari hasil observasi
Dimensional Conformal Radiotherapy (3D-CRT) dan terstruktur, wawancara mendalam dengan Dokter
teknik Intensitas Modulated Radiotherapy (IMRT). Sesuai Spesialis Onkologi Radiasi, Fisikawan Medis,
dengan volume target tumor yang akan diradiasi. Radiografer Radioterapi, tantang tatalaksana radioterapi
Sedangkan tatalaksana pada pasien kasus kanker kanker otak di Unit Radioterapi RSUP Dr. Sardjito
otak klinis ependymoma dengan jenis kanker kuratif di Yogyakarta, kemudian data penelitian yang telah
Unit Radioterapi Rumah Sakit Dr. Sardjito yogyakarta, terkumpul dari hasil wawancara dan observasi disusun
dilakukan dengan teknik 3D-CRT, dan dilanjutkan dengan dalam bentuk transkip wawancara.
(Booster) IMRT. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin 3. Tahapan Reduksi data
mengkaji lebih dalam dan tertarik untuk mengangkatnya Dari hasil wawancara dengan Radioterapis,
sebagai tugas akhir dengan judul : Fisikawan Medis, Dokter Spesialis Onkologi Radiasi
”TATALAKSANA RADIOTERAPI KANKER OTAK yang telah dilakukan. Kemudian dilakukan kategorisasi
DENGAN TEKNIK 3D-CRT DAN BOOSTER IMRT dari rangkuman data tersebut sehingga dapat diambil
DI UNIT RADIOTERAPI RSUP Dr. SARDJITO kesimpulan.
YOGYAKATA”. 4. Tahapan Kesimpulan
Adapun tujuan penelitian dalam Tugas Akhr Tahapan kesimpulan atau tahap akhir dalam
ini adalah mengetahui Tatalaksana radioterapi pasien proses analisa data. Pada bagian ini peneliti
kanker otak dan untuk mengetahui alasan penggunaan mengutarakan kesimpulan dari data yang telah
teknik 3D-CRT dan booster IMRT pada pasien diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari
makna data yang dikumpulkan dengan mencari
kanker otak di Unit Radioterapi RSUP Dr. Sardjito
hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan
Yogyakarta? kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan
METODE PENELITIAN membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek
Jenis penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah penelitian dengan makna yang terkandung dengan
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.
bertujuan untuk mengetahui prosedur tentang Tatalaksana
Radioterapi Kanker Otak dengan Teknik 3D-CRT dan
Booster IMRT di Unit Radioterapi RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Subyek penelitian yang peneliti ambil
melibatkan beberapa responden yaitu dokter onkologi
radiasi, fisikawan medis, radiographer radioterapi Lokasi
Penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini dilakukan
di Unit Radioterapi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Pengambilan data dilakukan pada bulan November 2018
sampai April 2019.

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................
Hasil Dan Pembahasan b) Setelah perawat selesai memasang injector
1. Tatalaksana Radioterapi Kanker Otak Dengan media kontras, pasien dilakukan scanning
Teknik 3D CRT scanogram untuk mengetahui posisi pasien
a. Konsultasi Dokter Onkologi radiasi searah dengan laser sagital, koronal, dan
Sesudah dikonfirmasi oleh petugas, pasien datang aksial, atau true AP dan true lateral.
ke poli radioterapi untuk dilakukan pemeriksaan oleh c) Melakukan proses dual scanogram ( AP dan
dokter onkologi radiasi, mulai dari surat pengantar, Lateral ), atur batas atas dua jari di atas
pemeriksaan fisik, hasil laboratorium darah, hasil vertex dan bawah pada fossa supraclavikula.
patologi anatomi, hasil pemeriksaan radiologi dan lain- Pastikan posisi pasien simetris.
lain. Untuk mengetahui jenis kanker dan untuk d) Mereview posisi kepala dan leher untuk true
menentukan staduim pasien, yang kemudian dibuat AP dan Lateral.
perencanaan radioterapi mulai dari penjadwalan CT e) Setelah didapatkan posisi true AP, kemudian
Simulator, penentuan modalitas pesawat radioterapi dipasang masker Thermoplastik 3 point
yang akan digunakan, dosis yang akan diberikan dan untuk kepala.
jadwal pelaksanaan radioterapi. f) Rendam masker di waterbath dengan suhu
b. Tatalaksana Pengambilan Gambar CT Simulator antara 6070 °C. Sesudah dilakukan
1) Persiapan Pasien : pemasangan dan ditandai dengan marker
a) Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan CT pada 3 titik yang saling bertemu, yaitu titik
Simulator yang akan dilaksanakan, meliputi AP dan kedua lateral pada titik sentral
manfaat tindakan CT Simulator, waktu yang penyinaran. Kemudian menandai titik CT
dibutuhkan untuk tindakan CT Simulator, proses Reference sebagai titik referensi untuk
CT Simulator, dan risiko yang mungkin akan pergeseran sudut penyinaran (isocenter).
terjadi selama dilakukan CT Simulator. Pada posisi AP marker ditempatkan di posisi
b) Kemudian menanyakan kepada pasien pernah Mid Sagital Plane (MSP) di Glabela,
melakukan pemeriksaan apa saja, sehingga jika sedangkan pada posisi lateral marker
ada hasil-hasil pemeriksaan sebelumnya dapat ditempatkan 2 cm di atas Meatus Austicus
dijadikan bahan evaluasi dan menambah Eksterna (MAE).
informasi perencanaan radiasi. g) Melakukan proses scanning kembali dari
c) Jika pasien sudah jelas dan setuju, maka pasien pembuatan dual scanogram dan dilanjutkan
maupun keluarga pasien mengisi Informed scanning axial dari vertex sampai fossa
Consent untuk dilakukan persetujuan tindakan. supraclavikula dengan ketebalan potongan
d) Pasien ganti baju dengan baju pemeriksaan yang (slice thickness) 2 mm.
sudah disiapkan dan melepaskan sementara h) Memastikan pada hasil scanning bahwa pada
aksesoris yang digunakan untuk disimpan di meja 0 cm terdapat juga gambaran 3 marker
loker penyimpanan barang. pada sisi anterior, lateral kanan dan lateral
2) Input Data Pasien kiri.
Sebelum pasien diposisikan di meja
pemeriksaan, terlebih melakukan input data sebagai
berikut :
a) Klik gambar “New Pasien” pada layar
monitor 1 x
b) Tampil “Patient Information” selanjutnya isi
data sesuai data RM Pasien
c) Patient ID, ketik dengan No.RM pasien
1804XXX
d) Patient name, ketik nama pasien dengan huruf
capital P_D_P
e) Sex, ketik Female (wanita) Gambar 1. Marker 3 Buah Potongan Axial
f) Age, ketik umur pasien 16 tahun
g) Reference Physician ketik nama dokter i) Setelah selesai proses scanning, semua
Onkologi Radiasi yang mengerjakan: Dr. Ericko gambar potongan axial dikirim ke Treatment
E. Sp. Onk. Rad Planning System (TPS) melalui DICOM
3) Posisi pasien pada Xio (Virtual Simulasi). Dan posisi
a) Pasien dipersilahkan tidur supine/terlentang di pasien, posisi masker, alat fiksasi yang
atas meja pemeriksaan, kedua tanggan digunakan difoto terlebih dahulu sebagai
diletakkan di samping tubuh dan kepala pedoman dalam waktu penyinaran.
diberikan bantalan matec dengan kode no 4

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................
j) Pemeriksaan CT-Simulator dengan kontras dengan titik referensi dan dose volume histogram
selesai. Pasien dipersilahkan mengganti baju. (DVH), dari DVH dapat dievaluasi sebaran dosis
Kemudian Pasien diperbolehkan pulang dan radiasi yang akan diberikan pada target tumor, dosis
diberikan penjelasan jika semua data sudah optimal pada target tumor dapat diketahui dengan
selesai dihitung oleh Treatment Planning melihat distribusi dosis yang diberikan dan dosis
System, pasien akan dihubungi kembali seminimal mungkin pada organ at risk, di bawah
sehari sebelum tanggal penyinaran. dosis toleransi untuk masing masing organ.
c. Tatalaksana Contouring 3) Data yang dihasilkan oleh komputer TPS Xio untuk
Dari hasil contouring didapatkan berupa hasil: pasien Nn. P kasus kanker kanker otak dengan
1) Deliniasi tumor: teknik 3DCRT menggunakan dosis 20 x 2 Gy atau
a) Penetapan gross target volume (GTV), yaitu 2Gy/hari.
massa tumor yang terlihat.
b) Penetapan clinical target volume (CTV), yaitu
daerah yang memiliki resiko penyebaran kanker.
c) Penetapan Planning tumor volume (PTV), yaitu
berhubungan dengan planning
memperhitungkan pergeseran dan pergerakan
pasien.
2) Dosis
Pemberian dosis akan disesuaikan dengan
tujuan dari tindakan terapi radiasi, bila digunakan
untuk tujuan paliatif, maka diberikan dosis yang
lebih besar dengan fraksinasi yang singkat dan
apabila digunakan untuk tujuan kuratif pada
tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik Gambar 3. Kurva Dose Histogram (DVH)
3D-CRT dan booster IMRT di Unit Radioterapi
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Dilakukan dengan e. Tatalaksana Treatment Awal Teknik 3D CRT
pemberian dosis 20 X 2 Gy pada teknik 3D-CRT 1) Persiapan Pasien
yang artinya perencanaan tindakan terapi radiasinya Sebelum dilakukan tindakan radiasi, dilakukan
sebanyak 20 kali dengan setiap kali tindakan diberi beberapa tahapan persiapan dan screening, antara
bobot dosis 2 Gy sampai 20x tindakan terapi lain :
radiasi. a) Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan
d. Treatment Planning System (TPS) radiasi yang akan dilaksanakan, meliputi
1) Hasil contouring dari dokter onkologi radiasi, manfaat tindakan radiasi, waktu yang
kemudian melalui komputer treatment planning dibutuhkan untuk tindakan radiasi, proses
system Xio, data tersebut diolah untuk penentuan radiasi, dan risiko yang mungkin akan terjadi
arah sudut gantry, waktu dan dosis penyinaran, selama dilakukan radiasi.
dengan mempertimbangkan organ sehat b) Memberikan informasi kepada pasien bahwa
mendapatkan dosis minimal dan jaringan kanker proses radiasi akan dilaksanakan selama 20 kali
mendapatkan dosis yang maksimal. setiap hari senin – jumat, hari sabtu, minggu dan
tanggal merah, libur. Kemudian setiap 5 kali
radiasi harus kontrol ke dokter spesialis
onkologi radiasi untuk diberikan evaluasi.
c) Pasien diberikan informasi bahwa selama
penyinaran harus menjaga kondisi tubuh agar
selalu baik, membatasi kegiatan fisik yang berat
dan makan makanan yang bergizi tinggi.
2) Persiapan Alat linac
a) Nama Pesawat : Linear Accelerator III
b) Buatan : ElektaModel
Synergy Platform
Gambar 2. Distribusi Dosis Pada kanker c) Tipe Radiasi : Foton dan Elektron
Otak dan Organ At d) Energi Radiasi Foton : 8 MV
risk e) Verifikasi Radiasi : EPID
f) Teknik Radiasi : 3DCRT, IMRT,
2) Hasil dari planning fisika diperoleh jumlah Support ke VMAT
lapangan, waktu penyinaran, pergeseran letak tumor g) Blok Radiasi : MLC (Multi Leaf

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................
Collimator) tebal 1
cm sebanyak 40 MLC
di kanan dan 40
MLC di kiri
h) Lapangan Radiasi : Minimal 3x3 cm dan
Maksimal 40 x 40cm
i) Transfer Data : DICOM dan ICOM
j) Aplication Software : Mosaiq Oncology
Management System
3) Persiapan bahan
a) Themoplastik Mask 3 Poin
b) Whole Body Base Plate
c) Alat Fiksasi Kepala (Matec No 4)
4) Verifikasi Geometri
a) Positioning pasien sesuai dengan data dari CT
Simulator dan alat bantu fiksasi yang digunakan.
b) Penentuan titik dari CT Reference point
berdasarkan data pergeseran dari TPS
Gambar 6. Proses pencocokan gambar DRR dan
aktual proyeksi AP dan Lateral serta hasil koreksinya

e) Setelah tidak ada pergeseran, pada titik sentrasi


yang sudah dilakukan verifikasi, selanjutnya
diberikan tanda dan disebut sebagai titik
isocentre.
Gambar 4. Panduan Arah Pergeseran Dari TPS
c) Pengambilan gambar posisi AP dan Lateral
(Gantry 0 dan 270)

Gambar 7. Titik CT Reference (tanda plus warna biru)


dan Isocentre (tanda plus warna hitam dilingkari)

f) Untuk menjamin kualitas dan ketepatan dalam


Gambar 5. Proses Verifikasi dengan EPID
penyinaran, proses verifikasi ini dilakukan pada
Posisi AP dan Lateral Kanan
penyinaran ke-1
g) Toleransi pergeseran untuk teknik penyinaran
d) Verifikasi dengan menggunakan software Iviev
monoisocentric adalah 0,2 Cm.
GT, pencocokan gambar radiograf/DRR (Digital
5) Penyinaran Teknik 3D CRT
Reconstruction Radiograf) proyeksi AP dan
a) Posisioning pasien, pasien supine di atas meja
Lateral dengan kondisi aktual penyinaran.
pemeriksaan dengan bantalan kepala
Dengan hasil gambar 4.23 proses
menggunakan medtec no 4 dan thermoplastik
pencocokan gambar DRR dengan gambar
mask yang sama digunakan seperti di CT
aktual proyeksi anterior posterior (AP) dan
Simulator.
Lateral pada penyinaran kanker otak, yang
b) Posisi obyek, kedua tangan lurus diletakan di
kemudian tercatat nilai pergeserannya yaitu
samping tubuh,
horizontal sejauh 0 mm (tidak ada pergeseran),
c) Meja pemeriksaan dinaikkan dan posisi pasien
vertikal sejauh 0 mm (tidak ada pergeseran), dan
diatur sampai benar-benar tubuh pasien lurus
rotasi 0 mm (tidak ada pergeseran).
pada meja pemeriksaan

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................
d) Central Point, menempatkan laser sagital, e) Plester dan hipafic
koronal, dan aksila pada tanda isocentre /tanda f) Spidol
plus warna hitam dilingkari pada thermoplastik g) Tinta cina
mask. 4) Tatalaksna CT Simulator Kedua
e) Masuk komputer sequencer mozaiq : a) Input Data Pasien
(1) Pilih nama pasien beserta nomor medical b) Posisi pasien
record, klik kanan klik chart/ capture (1) Pasien dipersilahkan tiduran/supine di
(2) Untuk pasien pertama kali sinar, harus buat atas meja pemeriksaan, dengan kedua
treamant calender terlebih dahulu yang tangan diletakkan di samping tubuh, dan
mencakup jenis lapangan radiasi, jumlah kepala diberikan bantalan matec dengan
fraksi dan waktu penyinaran kode no 4.
(3) Klik Chart, klik treat dan akan muncul site (2) Melakukan proses dual scanogram ( AP
set up untuk proses verifikasi apakah sudah dan Lateral ), atur batas atas dua jari di
dilakukan atau belum dan klik record atas vertex dan bawah pada fossa
(4) Pilih lapangan radiasi dan klik treat supraclavikula. Pastikan posisi pasien
(5) Dalam radiasi teknik 3DCRT semua data simetris
penyinaran dapat dilakukan secara otomatis, (3) Setelah didapatkan posisi true AP,
dengan bantuan komputer mosaiq, dan kemudian dipasang Thermoplastik Mask
selanjutnya dikirim ke pesawat linac. 3 point untuk kepala.
(6) Setelah semua siap dan dilayar komputer (4) sesudah itu dilakukan pemasangan dan
linac control system berwarna hijau, maka ditandai dengan marker pada 3 titik yang
siap untuk dilakukan proses radiasi. saling bertemu, yaitu titik AP dan kedua
lateral pada titik sentral penyinaran.
Kemudian menandai titik CT reference
sebagai titik referensi untuk pergeseran
di penyinaran (Isocentre).

Gambar 8. Arah Perputaran Gantry dan Bentuk MLC

2. Tatalaksana Radioterapi Kanker Otak Lanjut


Booster IMRT
Setelah pasien selesai dengan teknik 3DCRT,
selanjutnya pasien dilakukan booster menggunakan Gambar 9. Penempatan Marker (a) Posisi AP,
teknik IMRT, masih sama seperti pemeriksaan (b) Pada Posisi Lateral Sebagai CT Reference
sebelumnya yaitu meliputi:
a. Konsultasi dan Pemeriksaan Dokter Onkologi (5) Melakukan proses scanning kembali dari
Radiasi pembuatan dual scanogram dan
Selanjutnya dibuat perencanaan dan dilanjutkan scanning axial dari vertex
penjadwalan untuk dilakukan CT Simulator ke dua sampai fossa supraklavikula dengan
dan planning menggunakan teknik IMRT dengan ketebalan potongan (slice thickness) 2
dosis 6 x 2 Gy (2 Gy/hari). mm.
b. Pengambilan gambar CT Simulator Kedua (6) Memastikan pada hasil scanning bahwa
1) Persiapan pasien, sama seperti tindakan CT pada meja 0 cm terdapat juga gambaran 3
simulator yang Pertama marker pada sisi anterior, lateral kanan
2) Persiapan peralatan dan lateral kiri.
a) Pesawat CT Simulator
3) Persiapan bahan
a) Masker Thermoplast 3 point
b) Waterbath
c) Whole Body Base Plate
d) Alat bantalan kepala/ Matec no 4

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................
Gambar 10. Marker (3 buah) Potongan Axial
Gambar 12. (b) Distribusi Dosis Pada Kanker Otak
c. Tatalaksana Contouring dan Organ At Risk posisi Lateral.
Dari hasil contouring didapatkan berupa hasil:
1) Deliniasi tumor: e. Tatalaksana Treatment Kedua Booster Teknik
a) Penetapan gross target volume (GTV), yaitu IMRT
massa tumor yang terlihat. 1) Persiapan Pasien
b) Penetapan clinical target volume (CTV), 2) Persiapan Alat : Pesawat Linac
yaitu daerah yang memiliki resiko 3) Persiapan Bahan
penyebaran kanker. a) Thermoplastik Mask 3 Poin
c) Penetapan Planning tumor volume (PTV), b) Whole Body Base Plate
yaitu berhubungan dengan planning c) Alat Fiksasi Kepala( Matec no 4)
memperhitungkan pergeseran dan 4) Verifikasi Geometri
pergerakan pasien. a) Positioning pasien sesuai dengan data dari
2) Dosis CT Simulator dan alat bantu fiksasi yang
Setelah pemberian dosis 20 X 2 Gray pada digunakan.
teknik 3D-CRT selanjutnya dilanjutkan Booster b) Penentuan titik dari CT Reference point
IMRT dengan dosis 6 x 2 Gray. berdasarkan data pergeseran dari TPS
d. Treatmen Planning System (TPS)

Gambar 11. (a) Distribusi Dosis Pada Kanker Otak Gambar 13. Panduan Arah Pergeseran Dari TPS
dan Organ At Risk Posisi Axial

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................
c) Pengambilan gambar posisi AP dan Lateral
(Gantry 0 dan 270)

Gambar 14. Proses Verifikasi Dengan EPID Posisi


AP dan Lateral Kanan
Gambar 16. Titik CT Reference (tanda plus warna biru)
d) Verifikasi dengan menggunakan software dan Isocentre (tanda plus warna hitam dilingkari)
Iviev GT pencocokan gambar
radiograf/DRR (Digital Reconstruction 5) Penyinaran Teknik IMRT
Radiograf) proyeksi AP dan Lateral dengan a) Posisioning pasien, pasien supine di atas meja
kondisi aktual pemeriksaan dengan bantalan kepala
menggunakan medtec no 4 dan thermoplastik
mask yang sama digunakan seperti di CT
Simulator.
b) Posisi obyek, kedua tangan lurus diletakan di
samping tubuh,
c) Meja pemeriksaan dinaikkan dan posisi pasien
diatur sampai benar-benar tubuh pasien lurus
pada meja pemeriksaan
d) Central Point, menempatkan laser sagital,
koronal, dan aksila pada tanda isocentre /tanda
plus warna hitam dilingkari pada thermoplastik
mask.
e) Masuk komputer sequencer mozaiq :
(1) Pilih nama pasien beserta nomor medical
record, klik kanan klik chart/ capture
(2) Untuk pasien pertama kali sinar, harus buat
treamant calender terlebih dahulu yang
mencakup jenis lapangan radiasi, jumlah
fraksi dan waktu penyinaran
Gambar 15. Proses Pencocokan Gambar DRR dan (3) Klik Chart, klik treat dan akan muncul site
Aktual Proyeksi AP dan Lateral Serta Hasil Koreksinya set up untuk proses verifikasi apakah sudah
dilakukan atau belum dan klik record
Hasil gambar 4.36 menunjukkan proses (4) Pilih lapangan radiasi dan klik treat
pencocokan gambar DRR dengan gambar (5) Dalam radiasi teknik 3DCRT semua data
aktual proyeksi anteriorposterior (AP) dan penyinaran dapat dilakukan secara otomatis,
Lateral pada penyinaran kanker otak, yang dengan bantuan komputer mosaiq, dan
tercatat nilai pergeserannya adalah horizontal selanjutnya dikirim ke pesawat linac.
sejauh 0 mm (tidak ada pergeseran), vertikal (6) Setelah semua siap dan dilayar komputer
sejauh 0 mm (tidak ada pergeseran), dan linac control system berwarna hijau, maka
rotasi 0 mm (tidak ada pergeseran). siap untuk dilakukan proses radiasi.
e) Setelah tidak ada pergeseran, pada titik
sentrasi yang sudah dilakukan verifikasi
selanjutnya diberikan tanda sebagai titik
isocenter.

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................
Pada tindakan TPS, data hasil CT Simulator
dengan kontras ditransfer dari CT Simulator ke
komputer TPS Xio ataupun Dicom, selanjutnya
dilakukan delineasi oleh dokter onkologi radiasi,
untuk menentukan target GTV (Gross Tumor
Volume), CTV (Clinical Tumor Volume), PTV
(Planning Tumor Volume), dan menentukan organ
at risk disekitar tumor, dengan melakukan
perhitungan dari beberapa sudut lapangan radiasi
oleh fisika medik. Setelah dilakukan perhitungan, di
dapatkan hasil nilai DVH (dose volume histogram)
Gambar 17. Perubahan bentuk lapangan dengan
yang dapat memberikan nilai optimum dosis radiasi
pengaturan Multi Leaf Colimator (MLC)
pada target maupun organ at risk di sekitar tumor.
Pada permintaan dokter tertulis bawasanya
Pembahasan perencanaan penyinaan pada kasus kanker otak
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tatalaksana menggunakan teknik 3D-CRT (dievaluasi) dan
Radioterapi Kanker Otak Dengan Teknik 3DCRT dan
dilanjutkan dengan Booster IMRT. Kemudian fisika
Booster IMRT di Unit Radioterapi RSUP.Dr. Sardjito
medis melakukan perhitungan sesuai perintah
Yogyakarta adalah sebagai berikut :
dokter. Pada teknik 3D CRT diperoleh 7 jumlah
1. Tatalaksana Radioterapi Kanker Otak Dengan Teknik
lapangan penyinaran dengan total dosis radiasi
radioterapi 3D Conformal Radioterapi (3D-CRT) dan 20 x 2 Gy pada perputaran gantry G60, G180,
Booster IMRT di Unit Radioterapi Instalasi Radiologi G270, G95, G220, G130, G300 dan dilanjutkan
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
booster teknik IMRT diperoleh 9 jumlah lapangan
Prinsip tatalaksana pelayanan radioterapi dalam
penyinaran dengan masing-masing penyinaran
perencanaan terapi radiasi mengacu pada protap yang
mempunyai jumlah segmentasi yang berbeda-beda,
ada dan sudah disepakati di RSUP Dr. Sardjito dengan total dosis radiasi 6 x 2 Gy pada perputaran
Yogyakarta, dalam hal ini prosedur tindakan radioterapi gantry G200, G240, G280, G320, G0, G40, G80,
kanker otak meliputi: tindakan CT Simulator, TPS, G120, G160. Hasil dari perhitugan TPS kemudian
verifikasi dan treatment (pengobatan radiasi).
dikirim ke aplikasi Mosaiq di operator penyinaran.
Menurut Standar Operational Procedure
Selanjutnya dilakukan penyinaran dengan
(SOP) di Unit Radioterapi RSUP Dr. Sardjito
posisi pasien dan alat bantu fiksasi yang sama pada
Yogyakarta, sebelum dilakukan tindakan CT saat dilakukan CT Simulator. Posisi pasien
Simulator, diperlukan data penunjang: hasil supine/tidur terlentang dengan dipasangkan masker
laboratorium (ureum dan creatinin), hasil rotgen
thermoplatik 3 point. Radioterapis mengatur meja
thorax, hasil MRI dan hasil patologi anatomi,
pemeriksaan sesuai dengan garis tanda yang ada
karena tindakan CT Simulator dilakukan dengan
pada masker pasien. Pada penyinaran awal
menggunakan media kontras. Pada daerah kepala
dilakukan pergeseran meja dari titik yang dibuat
bahan kontras yang digunakan adalah 1ml/ kg berat saat di CT-Simulator sesuai data dari TPS sebagai
badan, dan sebelum dimasukkan media kontras titik isosenter. Kemudian garis tersebut ditandai
perlu dilakukan skin test, untuk memastikan pasien
menggunakan hipafix dan spidol pada petemuan
tidak ada alergi terhadap bahan kontras tersebut.
garis table high, garis longitudinal dan lateral.
Selanjutnya dilakukan positioning dengan
Pada tindakan verifikasi, data diperoleh dari
menggunakan alat bantu fiksasi seperti penggunaan server mosaiq yang dikirim oleh TPS. Data yang
thermoplastic mask, base plate. Kemudian diperoleh dari TPS tidak hanya data waktu
dilakukan dual scanogram AP dan Lateral dengan penyinaran saja (MU), tetapi disertai data image
batas atas adalah dua jari di atas vertex dan batas
berupa DRR (Digital Reconstruction Radiograph).
bawah pada supraclavicula. Setelah sudah
Hal ini sesuai dengan teori Conway (2010) bahwa
memberikan data yang cukup untuk mengetahui
dua elemen utama simulasi virtual untuk akurasi
gambaran target tumor pada pemeriksaan CT- dan verifikasi pengobatan pasien individu adalah
Simulator selanjutnya diberikan tanda titik referensi transfer koordinat (tanda isocenter dan tepi
yang dapat dilakukan sebagai titik acuan pada saat lapangan) dan pembuatan Digital Reconstruction
pasien di ruang penyinaran. Setelah pelaksanaan CT
Radiograph (DRR).
Simulator selesai, pasien kembali ke bagian
Jika image pada penyinaran tidak sesuai
administrasi untuk diregistrasi ulang, dan
dengan image DRR, maka perlu dilakukan
selanjutnya pasien akan dihubungi kembali oleh pergeseran sesuai data TPS. Verifikasi dilakukan
petugas untuk mendapatkan informasi pelaksanaan pada setiap pasien kanker otak dengan teknik
treatment radiasi.
3DCRT maupun Teknik IMRT dilakukan dengan

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................
2 proyeksi AP dan Lateral yang sesuai anatomi dan yang diberikan tidak melebihi batas toleransi yaitu
geometrinya. Dengan dilakukan verifikasi 54 gray pada organ at risk brainstem karena
diharapkan tindakan penyinaran presisi dan akurasi homogenitas penggunaan teknik IMRT lebih
(sesuai dengan yang diharapkan). mohogen dibandingkan teknik 3DCRT.
Penyinaran pada pasien kanker otak dengan Optimalisasi hasil kurva isodosis pada teknik
pesawat linac, dilakukan setelah tindakan verifikasi 3DCRT dan Booster IMRT, dari hasil perhitungan
selesai. Keberhasilan tindakan penyinaran sangat TPS, pada penggunaan teknik 3DCRT kasus
tergantung dari tindakan verifikasi. Pada umumnya kanker otak dengan klinis ependymoma distribusi
selama pasien menjalani penyinaran dilakukan dosis ini masih ada sedikit hotsport dan coldsport
tindakan verifikasi sebanyak lima kali verifikasi, hal tetapi masih dalam batas toleransi. penggunaan
ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya teknik 3DCRT distribusi dosis tidak bisa lebih dari
perubahan pada tubuh pasien, sehingga dengan satu level dose sehingga dapat terjadi hotsport dan
cepat dapat diketahui jika ada perubahan tersebut. coldsport. Berbeda dengan teknik IMRT bahwa
Pada pasien kasus kanker otak ini, mulai dilakukan penggunaan booster IMRT ini tepat untuk
verifikasi awal sampai ke lima kali penyinaran meminimalkan dosis pada organ at risk dan dapat
hasilnya tidak ada pergeseran. memberikan homogenitas dosis lebih baik dari
Dalam menjalani treatment radioterapi, teknik 3DCRT. Teknik IMRT distribusi dosis bisa
pasien tidak ada persiapan khusus, akan tetapi lebih dari satu level dose dengan satu kali
pasien harus kooperatif, karena penyinaran kanker penyinaran sehingga target primer akan lebih
otak memerlukan waktu yang relatif lama dan tidak terkafer dan organ sehat akan dapat terlindungi.
boleh ada pergerakan, sehingga sebelum dilakukan
penyinaran, pasien harus diberikan penjelasan pada DAFTAR PUSTAKA
saat penyinaran berlangsung. Kenyamanan Ahmed R, Oborski MJ, Hwang M, Lieberman FS, Mountz
pelaksanakan penyinaran sangat diharapkan bagi JM. 2014, Malignant Gliomas: Current
pasien, karena memerlukan waktu yang relatif lama Perspectives In Diagnosis, Treatment, and Early
dan tidak boleh ada pergerakan, maka diperlukan Response Assess-Ment Using Advanced
asesoris/sarana yang memadai untuk menunjang Quantitative Imaging Methods. Cancer Manag
kenyamanan bagi pasien seperti : alat bantu berupa Res 6.
head support, masker, selimut dan bisa juga Beyzadeoglu, Murat. 2010, Basic Radiation Oncology,
diperdengarkan suara musik agar pasien tidak Springer Heidelberg Dordrecht, New York.
tegang dalam menjalani treatment radiasi. Globocan. 2012, Estimated Cancer Incidence, Mortality,
2. Mengapa dilakukan penyinaran radioterapi pada and Prevalence Worldwide in 2012.
pasien kanker otak dengan teknik 3DCRT dan Harrop, D.S. and Sharan, A.D. 2009, Spinal Cord Tumors
Booster IMRT di Unit Radioterapi RSUP Dr. Management of Intradural Intramedullary
Sardjito Yogyakarta. Neoplasms. :http://emedicine. Mmedscape.
Berdasarkan tujuan dilakukan tindakan com/article/249306.2.
radioterapi yaitu membunuh sel kanker sebanyak- Indah, Y. 2010, Stop Kanker. Jakarta : Agromedia Pustaka.
banyaknya dengan dosis maksimal pada target Irianto, Koes. 2014, Anatomi Dan Fisiologi Alfabeta
tumor dan dosis minimal pada organ kritis atau : Bandung.
jaringan sehat sekitar, sehingga hal ini sebagai Kemenkes RI. 2015, Panduan Penatalaksanaan Kanker
pedoman dalam penerapan perencanaan teknik Otak. KPKN : Jakarta.
radioterapi oleh dokter onkologi radiasi khususnya Khan, Faiz M. 2014, Physic Of Radiation Therapy.
pada pasien kanker otak dengan klinis Lippincott Williams & Wilkins : Philladelpi.
ependymoma. Alasan dilakukan teknik 3DCRT Lorentini S, Amelio D, Giri MG,Fellin F,Meliado G,
dan Booster IMRT adalah mempertimbangkan Rizzotti A,et al. 2013, IMRT or 3DCRT A
kondisi pada pasien. Karena pada pasien ini volume Dosimetric Criterion For Patient Selection.
tumor pada awalnya sudah cukup besar dan target Technol Cancer Res Treat 12.
tumor berada dekat dengan organ at risk brainstem. Perez C.A, Halperin E.C, Wazer D.E, Brady L.W. 2013,
Sehingga dengan dilakukan teknik 3DCRT dengan Principles And Practice Of Radiation Oncology 6
dosis 20x2 Gray (dievaluasi) bertujuan untuk Ed. Lippicot William And Wilkin : Philadelphia.
melihat respon, kondisi klinis pasien, efek samping Price, Sylvia. 2007, Patofisiologi Konsep Klinis Proses –
pasien pada saat dilakukan penyinaran dan Proses Penyakit. Vol 2 EGC: Jakarta.
diharapkan setelah dilakukan penyinaran volume Susworo, Kodrat H . 2017, Radioterapi. UIPress : Jakarta.
tumor dapat mengecil terlebih dahulu, dengan Unita Werdi Rahajeng. 2016, Anatomi Otak. http://unita.
kemudian dilanjutkan dengan booster IMRT untuk lecture.ub.ac.id/ files/2016/09/4. ANATOMI
target primernya, dengan meminimalkan dosis di OTAK. pdf. Diakses pada tanggal 12 Oktober
daerah organ at risk brainstem, diharapkan dosis 2017.

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................
Untari, Ida. 2012, Kesehatan Otak Modal Dasar
Hasilkan SDM Handal. https://ejourna. stikes
pku. ac.id. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2018.
White H, White N. 2009, Practical Radiotherapy,
Immobilisation Equipment. Wiley-Blackwell.
Wijokongko, Sigit Dkk. 2016, Protokol Radiologi. Inti
Medika Pustaka : Magelang
World Health Organization (WHO). 2017, Cancer.
http://www.who. int/topics/cancer/en/. Diakses
pada tanggal 5 Oktober 2018.

Diotama Wangga Yudistira : Tatalaksana radioterapi kanker otak dengan teknik 3D-CRT dan Booster IMRT ...................

Anda mungkin juga menyukai