REVIEW JURNAL
Oleh :
Pembahasan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah teknik
pencitran yang digunakan terutama dalam pemeriksaan
medis untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh
manusia. MRI didasarkan pada prinsip – prinsip teknik
resonansi magnetic. MRI mampu mencitrakan penampang
tubuh dalam berbagai potongan seperti sagittal, axial, dan
coronal dengan memanfaatkan atom hydrogen dalam
tubuh. Kelebihan MRI dibandingkan modalitas pencitraan
lain diantaranya tidak menimbulkan rasa sakit, tidak
menggunakan radiasi pengion, dan menghasilkan resolusi
yang baik pada jaringan lunak. Oleh karena itu modalitas
MRI dipilih untuk menilai kelainan pada jaringan lunak
seperti otak, otot, sumsum tulang belakang, persarafan, dan
muskuloskeletal. Kekurangan pencitraan MRI terletak pada
waktu pemeriksaan yang relative lebih lama dibandingkan
modalitas lainnya.
Tumor merupakan masalah kesehatan yang serius di
era modern. Tumor adalah pertumbuhan yang abnormal
dari sel-sel tubuh. Tumor dapat terjadi hampir di seluruh
organ termasuk pada muskuloskeletal. Tumor pada
muskuloskeletal dapat bersifat jinak atau ganas, dimana
dapat merupakan tumor primer yang berasal dari unsur-
unsur tulang atau soft tissue sendiri atau tumor sekunder
dari metastasis (infiltrasi) terutama dari tumor tumor ganas
lain ke dalam musculoskeletal.
Soft tissue tumor adalah suatu kelompok tumor yang
biasanya berasal dari jaringan ikat, dan ditandai sebagai
massa di anggonta gerak, badan atau reptroperitoneum.
Presentasenya kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah,
terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di
kepala dan leher dan 30% di badan dan retroperitoneum
(11). Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin mengetahui
lebih detail dengan melakukan suatu penelitian yang
berjudul “Analisis Teknik Pemeriksaan Mri Cruris Pada
Kasus Soft Tissue Tumor Di Rumah Sakit Premier
Surabaya”.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai teknik pemeriksaan
MRI cruris pada kasus Soft Tissue Tumor di Rumah Sakit
Premier Surabaya didapatkan kesimpulan: Prosedur
pemeriksaan MRI cruris pada kasus Soft Tissue Tumor di
Rumah Sakit Premier Surabaya, pasien memberikan surat
permintaan untuk pemeriksaan MRI ke loket pendaftaran
radiologi dari dokter pengirim. Kemudian pasien datang lagi
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sebelum pemeriksaan
pasien atau keluarga pasien diharuskan mengisi formulir
checklist pemeriksaan MRI dan menandatangani inform
consent. Selanjutnya diminta melepas semua benda logam,
memakai pakaian pasien yang telah disediakan dan pasien
diedukasi mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
Kelebihan pemeriksaa MRI cruris dengan kontras media yaitu
dapat mendeteksi lokasi tumor, jenis tumor dan
metastasenya. Adapun kekurangannya adalah waktu
pemeriksaan yang lama.
Metode
Jenis penelitian dalam jurnal ini adalah kuantitatif analitik
dengan metode eksperimen yang dilakukan secara langsung
di Instalasi Radiologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) di
RSUP Fatmawati. Penelitian ini menggunakan 2 sampel
dengan metode non random sampling yaitu tidak semua
anggota populasi mempunyai kemungkinan terpilih menjadi
sampel tetapi hanya pasien yang melakukan MRI Shoulder di
RSUP Fatmawati. Instrument penelitian ini menggunakan
lembar observasi untuk mencatat semua kegiatan yang
dilakukan selama penelitian berlangsung berupa langkah-
langkah kerja yang dilakukan, dan kuisioner yang akan
diberikan kepada responden.
Kesimpulan
Setelah dilakukan eksperimen terhadap pemeriksaan
MRI Shoulder potongan coronal di Instalasi Radiologi RSUP
Fatmawati dengan sequence T2 TIRM, T2 SPAIR, T2 FAT
SAT, didapatkan hasil bahwa sequence T2 FAT SAT lebih
baik dalam mencitrakan anatomi gambaran dari glenoid,
supraspinatus muscle dan caput humeri sedangkan sequence
T2 SPAIR dan T2 TIRM hasil gambar dan kuisioner
mengatakan hampir mirip bila diukur secara subjektif.
Berdasarkan waktu penilaian nya, sequence T2 FAT SAT
mempunyai waktu relative lebih cepat dengan perolehan
waktu 02,20 menit sedangkan sequence T2 SPAIR 02,49
menit, dan sequence T2 TIRM 03,29 menit.
Diketahui bahwa teknik fat suppression sequence T2 FAT
SAT lebih baik dengan perolehan nilai rata-rata 2,82 dalam
mencitrakan anatomi pada pemeriksaan MRI Shoulder dari
nilai rata-rata sequence T2 TIRM dan T2 SPAIR berdasarkan
hasil kuisioner yang telah dinilai dari responden dan dianalisis
statistik. Dari sequence T2 TIRM, T2 SPAIR, T2 FAT SAT
memiliki keunggulan masing-masing tergantung dari klinis
pasien dan dari permintaan yang diinginkan dokter.