Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MRI

Nama: Astuti Tauhid

Nirm: 2001045

Kelas: 2B Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MUHAMMADIYAH MANADO

T/A 2020/2021
1. Pengertian MRI

,MRI adalah teknik pemindaian radiologi yang menggunakan magnet, gelombang radio , dan komputer
untuk menghasilkan gambar struktur tubuh. Mesin MRI berbentuk seperti tabung yang dikelilingi oleh
magnet melingkar yang besar. Dalam pemeriksaan MRI, pasien ditempatkan di tempat tidur yang
kemudian dimasukkan ke lubang magnet. Medan magnet yang kuat akan terbentuk dan menyelaraskan
proton atom hidrogen yang kemudian terkena pancaran gelombang radio . Hasilnya berupa sinyal yang
dideteksi oleh bagian penerima pada mesin MRI. Komputer lalu memproses informasi penerima dan
menghasilkan gambar. Gambar dan resolusi dari MRI cukup detail dan dapat mendeteksi perubahan kecil
pada struktur di dalam tubuh. Dalam beberapa prosedur, bahan kontras seperti gadolinium digunakan
untuk meningkatkan akurasi gambar.

2. Tujuan MRI

Pemeriksaan MRI digunakan untuk menghasilkan gambar organ, tulang, atau jaringan lunak tubuh ,
termasuk sistem saraf. Dokter menjalankan pemeriksaan MRI guna mendiagnosis penyakit atau luka .
Dokter juga bisa menilai seberapa baik pengobatan yang tengah berjalan. MRI dapat dilakukan pada
berbagai bagian tubuh Anda. MRI diperlukan umumnya ketika teknik pencitraan lain tak bisa memberikan
informasi yang memadai untuk penanganan kondisi pasien lebih lanjut . Misalnya dokter belum bisa
menegakkan diagnosis setelah menjalankan CT scan atau pemindaian menggunakan sinar-X . Dalam hal
ini, dokter bisa menyarankan pemeriksaan MRI bagi pasien. Pemeriksaan MRI bisa digunakan untuk
memeriksa berbagai kondisi, antara lain:

 Kerusakan atau sumbatan pembuluh darah


 Penyakit jantung
 Kerusakan otak
 Kanker
 Multiple sclerosis (MS)
 Infeksi tulang
 Kerusakan sendi
 Masalah saraf di leher
 Cedera sumsum tulang belakang
 Stroke
 Masalah mata
 Masalah telinga bagian dalam

MRI juga dapat dilakukan untuk memeriksa kesehatan organ seperti payudara dan ovarium pada wanita ,
ginjal, hati, pankreas, serta prostat pada pria.

3. Jenis-Jenis MRI

Dalam dunia medis, perkembangan teknologi MRI merupakan hal yang sangat penting. Dokter , ilmuwan ,
dan peneliti kini dapat memeriksa bagian dalam tubuh manusia dengan sangat detail tanpa perlu
melakukan pembedahan.

Pemeriksaan MRI antara lain berfungsi untuk memeriksa:

 Anomali otak dan sumsum tulang belakang


 Tumor, kista, dan anomali lain di berbagai bagian tubuh
 Risiko kanker payudara pada wanita
 Cedera atau kelainan pada persendian, seperti punggung dan lutut
 Jenis masalah jantung tertentu
 Penyakit hati dan organ perut lainnya
 Risiko penyakit pada bagian panggul wanita
 Kondisi rahim wanita yang mengalami gangguan kehamilan

Terdapat satu jenis pemeriksaan MRI yang bisa digunakan untuk mengamati struktur otak dan menentukan
bagian otak mana yang bermasalah, yakni MRI fungsional atau fMRI . Pemeriksaan MRI ini digunakan
untuk mengetahui kinerja otak dan menilai status neurologis serta risiko bedah saraf .

4. Manfaat MRI
Selain untuk membantu dokter mendiagnosis masalah kesehatan, pemeriksaan MRI juga dapat digunakan
sebagai salah satu penentu langkah pengobatan dan mengevaluasi efektivitas terapi . MRI umumnya
dilakukan pada:

 Otak dan saraf tulang belakang

Beberapa penyakit pada otak dan saraf tulang belakang yang dapat didiagnosis dengan MRI , antara lain
stroke, tumor, aneurisma, multiple sclerosis, cedera otak akibat kecelakaan , peradangan pada saraf tulang
belakang, serta gangguan mata dan telinga bagian dalam. Selain itu, MRI juga dapat dimanfaatkan untuk
melihat apakah tindakan operasi pada otak diperlukan atau tidak.

 Jantung dan pembuluh darah

MRI yang dilakukan pada jantung atau pembuluh darah bertujuan untuk melihat beberapa hal , seperti
ukuran dan fungsi pada ruang jantung, ketebalan dan gerakan dinding jantung, serta tingkat kerusakan
akibat serangan jantung atau penyakit jantung. MRI juga dapat digunakan untuk mendeteksi masalah
struktural pada urat nadi, seperti dinding pembuluh darah yang melemah atau sobek maupun radang dan
penyumbatan pada pembuluh darah.

 Tulang dan sendi

Pada bagian tulang dan sendi, MRI dapat membantu mengevalusi kondisi seperti infeksi tulang , kelainan
pada tulang belakang dan bantalan saraf tulang belakang, tumor pada tulang dan jaringan lunak , serta
peradangan sendi. MRI juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kondisi abnormal pada sendi yang
disebabkan oleh cedera.

 Payudara

Pemeriksaan MRI dapat dilakukan pada wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara atau pada
wanita yang memiliki jaringan payudara yang padat. MRI biasanya dijadikan sebagai pelengkap
pemerikaan mamografi untuk mendeteksi sel kanker pada payudara.

 Organ dalam lainnya


MRI juga dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi tumor atau gangguan lain di berbagai organ tubuh bagian
dalam, termasuk hati, ginjal, limpa, pankreas, rahim, ovarium, prostat dan testis .

5. Indikasi MRI

Indikasi magnetic resonance imaging (MRI) adalah untuk evaluasi keadaan dan aktivitas otak seperti :

 Iskemia/infark pada otak


 Anomali serebrovaskular
 Hemoragia intrakranial
 Infeksi intrakranial
 Massa atau tumor intrakranial
 Trauma atau cedera akson yang luas
 Gangguan neurodegeneratif, atau dementia
 Inflamasi intrakranial
 Abnormalitas kongenital
 Kejang
 Sakit kepala
 Neuropati kranial
 Kondisi otak fetus
 Herniasi otak

Karena aman dan tidak ada radiasi ion, apabila diperlukan, MRI dapat diindikasikan untuk wanita hamil
dan anak-anak, tetapi dengan menimbang juga hal-hal yang bersifat kontraindikatif terhadap populasi ini .

MRI juga dapat digunakan dalam proses terapeutik, misalnya MRI digunakan untuk memandu radioterapi
terhadap tumor otak, perencanaan neurosurgical, atau untuk memandu prosedur pelaksanaan intervensi
secara radiologis.

Berbeda dengan pemeriksaan raadiologis lainnya, pasien dengan penyakit ginjal yang moderat dapat
dimasukkan zat kontras pada pemeriksaan MRI, namun dengan syarat :
 Tidak diberikan dosis tinggi
 Meminimalkan frekuensi pemberian zat kontras
 Memberikan waktu cukup untuk melakukan pemindaian selanjutnya
 Menggunakan zat kontras yang lebih aman daripada yang berbasis gadolinium , dan yang tidak
dikontra indikasikan pada pasien

Penggunaan zat kontras pada ibu menyusui yang diharuskan menjalankan pemeriksaan MRI dengan
kontras, bisa dilakukan. Meskipun zat kontras dapat diekskresikan kedalam air susu ibu , tetapi kadarnya
sangat sedikit yaitu sekitar 0,04% dan tubuh bayi hanya akan mengabsorpsi sekitar 0,8% dari kadar yang
sedikit tersebut, sehingga tidak perlu dilakukan absen menyusui selama 24- 48 jam setelah injeksi zat
kontras.

6. Risiko Dan Efek Samping MRI

Meski tidak menggunakan radiasi seperti dalam CT scan, pemeriksaan MRI memakai medan magnet yang
kuat. Medan magnet ini begitu kuat hingga mampu mempengaruhi benda apa pun yang terbuat dari logam
di sekitarnya. Maka risikonya amat besar bagi pasien yang memiliki implan logam , seperti alat pacu
jantung. Pasien ini tak boleh memasuki mesin MRI. Risiko dan efek samping lainnya meliputi:

 Kebisingan: ada suara bising hingga mencapai 120 desibel dalam mesin pemeriksaan MRI
tertentu. Pasien mungkin akan diberi alat penyumbat telinga sebelum masuk mesin .
 Stimulasi saraf: sensasi berkedut yang muncul dari proses di dalam mesin MRI .
 Masalah zat kontras: bagi pasien gagal ginjal berat yang memerlukan dialisis mungkin akan
bermasalah dengan penggunaan zat kontras gadolinium .
 Masalah kehamilan: disarankan ibu hamil tidak menjalani pemeriksaan MRI pada trimester
pertama kehamilan dalam kaitan dengan penggunaan zat kontras yang mungkin mempengaruhi
janin.

Klaustrofobia: mesin MRI umumnya tertutup di sekelilingnya dan sempit sehingga tidak nyaman bagi
pengidap klaustrofobia. Tapi kini sudah ada mesin MRI terbaru yang lebih terbuka sehingga lebih
ramah bagi pasien yang punya fobia terhadap tempat yang sempit dan tertutup
7. Kontradiksi

Kontraindikasi magnetic resonance imaging (MRI) adalah pada pasien yang di dalam tubuhnya terdapat
benda asing karena cedera/trauma, katup jantung mekanik buatan, benda yang bersifat logam ataupun
ferromagnetic (plate, skrup, klip, prostetik), serta alat elektronik (pacemaker , implant koklea , pompa
insulin). Namun perlu diingat bahwa beberapa implan medis terbaru sudah ada yang MRI-compatible ,
tetapi hal tersebut harus benar-benar dipastikan ke produsen alat yang bersangkutan .

Pada pasien yang menggunakan implan dental yang bersifat logam atau ferromagnetic , seperti implan
titanium, crown emas, ataupun kawat gigi/braces, juga sebaiknya tidak melakukan pemeriksaan MRI
karena objek tersebut akan memberikan gambaran artefak pada hasil MRI , dan juga dapat mendistorsi
gambaran intrakranial.

Kontraindikasi lain dari MRI adalah pada pasien yang pada tubuhnya melekat kacamata , perhiasan , jepit
rambut, ataupun jam tangan. Selain itu juga pasien yang membawa kunci, pager , handphone , atau pena .

 Anxietas

Pasien yang tidak dapat tenang dan diam pada saat pelaksanaan MRI juga kontraindikasi untuk prosedur
ini, misalnya pada anak-anak, pasien dengan gangguan pergerakan, nyeri berat , serta pasien dengan
anxietas berat atau claustrofobia, dimana kondisi-kondisi ini mungkin memerlukan sedasi . Hal ini
bukanlah merupakan kontraindikasi absolut, karena ada tipe spesifik dari MRI yang memiliki alat untuk
monitoring tanda vital, saturasi oksigen, dan EKG yang dapat digunakan pada pasien-pasien yang harus
terhubung dengan alat bantu medis (misal : pasien ICU) ataupun pada pasien anak yang disedasi dalam
pelaksanaan prosedur ini. Penggunaan sedasi pada prosedur MRI harus mempertimbangkan keuntungan
dan risiko medis secara seksama, serta pelaksanaannya harus diawasi oleh tenaga medis .

 Keadaan Khusus

Pasien-pasien yang harus terhubung dengan peralatan medis seperti tabung oksigen , kursi dorong , dan
infus, juga tidak dapat melakukan prosedur ini. MRI juga sebaiknya tidak dilakukan pada pasien-pasien
yang masih memiliki tanda kegawatdaruratan. Namun, perlu diingat bahwa , keadaan-keadaan tersebut
bukanlah merupakan kontraindikasi absolut, karena ada tipe spesifik dari MRI yang memiliki alat untuk
monitoring tanda vital, saturasi oksigen, dan EKG yang dapat digunakan pada pasien-pasien yang harus
terhubung dengan alat bantu medis (misal : pasien ICU). Namun pada pasien yang masih memiliki tanda
kegawatdaruratan, risiko dan keuntungan medis harus dipertimbangkan secara seksama .

Tindakan MRI juga kontraindikasi pada pasien yang tidak dapat berbaring dengan posisi supinasi , seperti
pada pasien yang menderita distres pernafasan berat atau pada pasien yang menderita kifosis atau
kifoskoliosis. Selain itu, MRI juga kontraindikasi pada pasien-pasien yang tubuhnya tidak dapat
menyesuaikan dengan meja baring dan mesin MRI, seperti pada pasien obesitas .

8. Prosedur Pemeriksaan MRI

Secara umum, MRI biasanya memakan waktu sekitar 20 hingga 90 menit dengan prosedur sebagai
berikut:

 Pasien berbaring di atas meja khusus yang akan bergerak masuk ke dalam mesin MRI . Mesin ini
berbentuk seperti tabung besar dengan lubang di kedua sisi dan magnet yang mengelilinginya .
 Tali pengikat bisa digunakan untuk memastikan posisi pasien tidak bergeser selama pemeriksaan .
 Keseluruhan atau sebagian badan pasien akan masuk ke dalam mesin .
 Mesin MRI akan menghasilkan medan magnet yang kuat di dalam tubuh pasien.
 Komputer lalu menangkap sinyal yang dihasilkan oleh mesin untuk menghasilkan serangkaian
gambar. Tiap gambar memperlihatkan potongan tipis tubuh pasien.

Pasien mungkin mendengar suara ketukan keras selama pemeriksaan . Suara ini berasal dari mesin MRI
yang menghasilkan energi untuk memproduksi gambar. Apabila dirasa kurang nyaman, pasien dapat
meminjam alat penutup telinga untuk meredam suara ini. Pasien juga dapat merasakan sensasi kejut
selama pemeriksaan.

Hal ini terjadi karena mesin MRI merangsang saraf di tubuh pasien, jadi tidak perlu dicemaskan . Pada
beberapa kasus, cairan pewarna kontras akan disuntikkan ke pembuluh darah vena di tangan atau lengan
pasien. Cairan ini membantu dokter untuk melihat struktur di dalam tubuh pasien dengan lebih jelas .
9. Hal Yang Dperhatikan Setelah MRI

Setelah pemindaian, teknisi medis (radiolog) akan memeriksa gambar yang dihasilkan guna mengecek
kecukupan gambar. Apabila dirasa cukup, pasien bisa langsung pulang. Pasien yang tidak dibius sebelum
pemeriksaan dapat kembali melanjutkan aktivitas normalnya setelah MRI . Dokter kemudian akan
menghubungi Anda untuk mendiskusikan hasilnya.

10. Daftar Pustaka

https://www.sehatq.com/tindakan-medis/mri/amp

https://www.alodokter.com/mri-dapat-membantu-identifikasi-penyakit

https://www.medicalnewstoday.com/articles/146309#during-a-scan

https://id.scribd.com/doc/213935578/Makalah-MRI

Anda mungkin juga menyukai