Anda di halaman 1dari 54

PROSEDUR PERSIAPAN

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
MUKHAMMAD TOHA

PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNEJ KAMPUS KOTA


PASURUAN
Pemeriksaan CT Scan Kepala: Persiapan &
Prosedurnya
 Pemeriksaan CT scan pada kepala adalah metode pencitraan tomografi terkomputasi
menggunakan sinar-X untuk mendapatkan gambar tiga dimensi dari tengkorak, otak, dan
bagian terkait lain dari kepala. CT scan bisa menghasilkan gambar yang lebih detail
dibanding pemindaian sinar-X biasa, yang umumnya dokter lakukan untuk mengecek
pembuluh darah dan jaringan lunak dalam tubuh
 Pemeriksaan CT scan pada kepala umumnya berlangsung untuk mendeteksi berbagai
masalah medis pada area kepala, misalnya:
 Cedera kepala dan tengkorak retak serta perdarahan pada pasien yang mengalami luka pada
kepala
 Perdarahan akibat pecah atau bocornya pembuluh darah otak yang disertai rasa sakit kepala hebat
yang mendadak muncul
 Gumpalan darah atau perdarahan pada otak pasien dengan gejala stroke
 Tumor otak
 Pembesaran rongga otak pada pasien hidrosefalus
 Kelainan bentuk tengkorak
 Vertigo
 kelumpuhan
Persiapan Menjalani Pemeriksaan CT Scan
Kepala
 Pasien memerlukan persiapan khusus sebelum menjalani pemeriksaan CT scan. Salah
satunya menggunakan pakaian yang nyaman dan tak terlalu ketat. Pasien juga mungkin
mesti bersalin pakaian dengan gaun rumah sakit.
 Tak perlu memakai perhiasan, termasuk anting-anting, atau benda logam lain pada hari-H
pemeriksaan. Perempuan mesti melepas bra jika ada kandungan logam, seperti kawat. Bila
pemeriksaan CT scan menggunakan cairan kontras, pasien harus berpuasa selama beberapa
jam sebelumnya.
 Pasien juga wajib menginformasikan kepada dokter semua jenis obat yang tengah
dikonsumsi dan ada-tidaknya alergi. Dokter mungkin meresepkan obat khusus untuk
mengurangi reaksi alergi jika pasien memiliki alergi terhadap material cairan kontras.
 Sebaiknya jadwalkan pemeriksaan CT scan dengan membuat janji sebelumnya. Bila pasien
punya riwayat penyakit seperti asma, diabetes, penyakit jantung, ginjal, atau tiroid, dokter
juga perlu tahu. Sebab, kondisi itu bisa meningkatkan risiko efek yang berlawanan.
Perempuan hamil berisiko mengalami masalah pada janin jika menjalani pemeriksaan CT
scan karena penggunaan radiasi. Maka pasien perlu memberi tahu dokter jika sedang
hamil.
 Menandatangani lembar persetujuan mengenai prosedur pemeriksaan. Pasien sebaiknya
membaca form dengan seksama dan bertanya jika ada yang tidak jelas
 Posisi Pasien
 Dalam pemeriksaan CT scan kepala, pasien harus telentang dengan kepala ke arah gantry
atau rumah tabung sinar-X. Pasien harus tepat di garis tengah pemindai. Operator bisa
menggunakan tali pengikat khusus untuk mempertahankan posisi kepala.  Pasien juga
harus sedikit menundukkan dagu ke arah dada. Bisa pula operator mengarahkan gantry
agar posisinya pas.
 Posisi ini penting agar pemindaian tidak mengenai bola mata. Pasien mesti rileks dan diam
selagi pemeriksaan berlangsung. Jika merasa tidak nyaman, pasien bisa memberi tahu
perawat atau operator lewat interkom.
 Prosedur Pemeriksaan
 Prosedur CT scan kepala berbeda-beda tergantung kondisi pasien dan tujuan pemeriksaan. Umumnya, prosedur itu
meliputi:
 Memasukkan cairan kontras lewat pembuluh darah pada lengan atau lewat oral jika pemeriksaan membutuhkan
cairan tersebut.
 Pasien berbaring pada meja pemeriksaan yang akan masuk ke mesin pemindai.
 Operator berada dalam ruang terpisah, tapi masih bisa berkomunikasi dengan pasien.
 Selagi pemindai berputar, sinar-X akan melalui tubuh selama beberapa saat.
 Pemindai mendeteksi gambar dari organ tubuh yang menyerap sinar-X, lalu mengirimnya ke komputer. Komputer
kemudian mengolahnya menjadi gambar untuk interpretasi.
 Pasien tak boleh bergerak selama prosedur. Pasien mungkin harus beberapa kali menahan napas dalam pemeriksaan.
 Jika sudah ada hasil yang memadai, operator menghentikan prosedur dan membantu pasien bangkit dari meja periksa
 Umumnya tidak ada larangan atau hal spesifik yang harus dilakukan oleh pasien setelah
melakukan CT scan kepala

Normal Fraktur glioblastoma


Pada tindakan medis CT scan kepala, juga umumnya tidak terdapat efek samping yang serius jika pasien
tidak dalam keadaan tertentu.
Berikut beberapa efek samping yang mungkin dirasakan oleh beberapa pasien

 Pasien mungkin akan merasakan semacam rasa logam di mulut sesaat dan setelah
diberikannya kotras (jika diperlukan kontras saat pemeriksaan).
 Beberapa pasien juga mungkin bisa mengalami sakit pada perut dan kepala mereka.
Merasa sulit bernafas, berkeringat, dan jantung berdebar-debar. Jika hal ini terjadi, pasien
harus menghubungi dokter.
 Pasien dengan keadaan tertentu, seperti alergi pada yodium mungkin akan merasa mual
dan muntah, bersin, atau merasa gatal. Begitu juga dengan pasien dengan masalah ginjal
sebelumnya, mungkin akan diberikan cairan tambahan setelah melalui pemeriksaan ini
untuk membantu menghilangkan yodium dari tubuh
 Referensi:
 https://www.medicinenet.com/cat_scan/article.htm#why_are_ct_scans_performed
 https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/computed-tomograp
hy-ct-or-cat-scan-of-the-brain
 https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=headct
Pemeriksaan MRI: Fungsi, Persiapan, & Prosedurnya
 Pemeriksaan MRI menggunakan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk
menghasilkan gambar penampang organ dalam dan struktur di tubuh secara detail. Mesin
pemindai MRI umumnya berbentuk tabung besar dengan meja di tengahnya untuk
dimasuki pasien dengan cara berbaring. MRI berbeda dengan CT scan dan sinar-X karena
tidak menggunakan radiasi yang bisa berbahaya bagi pasien

 Setelah pemeriksaan klien bias langsung beraktifitas.


Fungsi Pemeriksaan MRI
 anomali otak dan sumsum tulang belakang
 tumor, kista, dan anomali lain di berbagai bagian tubuh
 risiko kanker payudara pada wanita
 cedera atau kelainan pada persendian, seperti punggung dan lutut
 jenis masalah jantung tertentu
 penyakit hati dan organ perut lainnya
 risiko penyakit pada bagian panggul wanita
 kondisi rahim wanita yang mengalami gangguan kehamilan
 jika CT Scan tidak menunjukkan hasil yang jelas, bagian-bagian tertentu dari otak yang tidak mudah
terlihat pada CT Scan, seperti tulang belakang di leher dan bagian belakang otak.
 Terdapat satu jenis pemeriksaan MRI yang bisa digunakan untuk mengamati struktur otak
dan menentukan bagian otak mana yang bermasalah, yakni MRI fungsional atau fMRI.
Pemeriksaan MRI ini digunakan untuk mengetahui kinerja otak dan menilai status
neurologis serta risiko bedah saraf
 Orang-orang yang telah menjalani operasi jantung dan mereka yang di dalam tubuhnya tertanam
atau menggunakan peralatan medis, aman diperiksa dengan MRI. Diantaranya adalah:

 Jahitan atau klip bedah


 Sendi buatan
 Staples
 Penggantian katup jantung (kecuali Starr-Edwards metallic ball/cage)
 Disconnected medication pumps
 Vena cava filters
 Brain shunt tubes untuk hidrosefalus.
 Beberapa kondisi juga membuat pemeriksaan MRI perlu dipertimbangkan lagi. Beritahukan kepada dokter
jika Anda memiliki salah satu kondisi berikut ini:
 Alat pacu jantung
 Klip aneurisma serebral (klip logam di pembuluh darah di otak)
 Hamil
 Pompa insulin (untuk pengobatan diabetes), pompa narkotika (untuk mengatasi nyeri), atau stimulator
saraf
 "TENS" alat untuk sakit punggung
 Logam di dalam atau rongga mata
 Implan koklea untuk penderita tunarungu
 Implan stabilisasi untuk tulang belakang
 Penyakit paru-paru yang parah (seperti tracheomalacia atau bronchopulmonary dysplasia)
 Gastroesophageal reflux (GERD)
 Berat badan lebih dari 300 kilogram
 Tidak mampu berbaring selama 30 sampai 60 menit
 Claustrophobia (fobia pada ruang tertutup atau sempit)
Persiapan Sebelum MRI
 Pemeriksaan MRI memanfaatkan medan magnet yang kuat. Maka pasien harus melepaskan semua aksesori
yang terbuat dari logam. Adapun pasien yang memiliki implan logam, misalnya alat pacu jantung, tidak
diperkenankan menjalani MRI kecuali atas arahan dari dokter.
 Kunci utama dalam pemeriksaan MRI adalah ketenangan. Pasien harus tenang sebelum, saat, hingga sesudah
MRI agar proses berjalan lancar dan hasilnya dapat dimanfaatkan. Bila merasa gugup, pasien harus memberi
tahu dokter. Kadang diperlukan obat penenang agar pasien merasa relaks.
 Ini terutama bagi pasien yang memiliki klaustrofobia atau ketakutan berlebih terhadap ruangan yang sempit
dan tertutup. Sebab, dalam proses MRI, pasien akan berada di dalam mesin tertutup yang bisa memantik
klaustrofobia.
 Tidak ada aturan pasti harus puasa sebelum MRI.
 Referensi:
 https://www.nibib.nih.gov/science-education/science-topics/magnetic-resonance-imaging-
mri
 https://www.medicalnewstoday.com/articles/146309#during-a-scan
ANGIOGRAFI
 Angiografi adalah pemeriksaan pencitraan yang menggunakan sinar X dan zat pewarna
khusus. Tujuannya untuk melihat keadaan pembuluh darah arteri
 membutuhkan waktu 30 menit hingga dua jam
 zat pewarna kontras dimasukkan ke arteri melalui selang tipis bernama kateter
 dapat mendeteksi ada tidaknya penyempitan, sumbatan, pelebaran, ataupun malformasi
(kelainan bentuk) pada pembuluh darah di berbagai organ tubuh
 Terdapat tiga jenis angiografi yang sering dilakukan:

 Angiografi jantung
 Angiografi paru
 Angiografi otak (serebral)
Angiografi jantung-kateterisasi jantung

untuk mendeteksi adanya penyakit jantung dengan cara:

 Menentukan lokasi penyempitan atau sumbatan di pembuluh darah, yang dapat


menyebabkan nyeri dada (angiogram).
 Mengukur tekanan dan kadar oksigen pada masing-masing bagian jantung.
 Memeriksa fungsi pompa jantung (venticulogram).
 Mengambil jaringan dari jantung untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi
jantung).
 Mendiagnosis penyakit jantung bawaan..
Indikasi

bagi pasien dengan nyeri dada atau gejala lain yang meliputi sesak napas, pusing, atau lelah,
Beberapa kondisi yang memerlukan prosedur ini antara lain:
 Kardiomiopati
 Penyakit jantung bawaan, seperti atrial septal defects (ASD) atau ventricular septal defects
(VSD)
 Penyakit jantung koroner
 Gagal jantung
 Penyakit katup jantung
Angiografi otak

dilakukan untuk:

 Mengidentifikasi atau memastikan adanya kelainan pada pembuluh darah otak.


 Mengevaluasi kondisi arteri kepala dan leher sebelum operasi.
 Memberi informasi lebih lanjut terkait kelainan pada pembuluh darah pasien setelah
pemeriksaan lain dilakukan. Misalnya, kondisi mengenai aliran darah yang menyuplai
tumor.
 Persiapan sebelum prosedur invasif untuk mengatasi gangguan pembuluh darah
Angiografi serebral dapat membantu mendiagnosis beberapa kondisi medis di
bawah ini:

 Aneurisma, yaitu menonjolnya pembuluh darah otak


 Arterosklerosis, yaitu penyumbatan pembuluh darah otak
 Malformasi arteri-vena, yaitu kelainan pembuluh darah yang mengganggu aliran
darah normal pada otak
 Vaskulitis, yaitu peradangan pada pembuluh darah
 Tumor otak
 Gumpalan darah
 Luka pada dinding pembuluh darah arteri
Angiografi paru

 umumnya dilakukan untuk mendeteksi adanya gumpalan darah (emboli) dan kondisi lain
yang menyebabkan penyumbatan darah di paru-paru
Angiografi paru dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi medis pada
pembuluh darah paru. Beberapa di antaranya meliputi:

 Gumpalan darah (emboli paru)


 Aneurisma
 Malformasi arteri-vena
 Penyakit jantung dan pembuluh darah bawaan
 Benda asing di pembuluh darah
 Penyempitan dinding pembuluh darah (stenosis)
Sebelum menjalani angiografi, pasien perlu persiapan beberapa hal
berikut

 Anamnesa terkait penyakit yang sedang atau pernah dialami, misalnya alergi, hipertensi tidak
terkontrol, aritmia ventrikular, stroke akut, perdarahan lambung, gagal ginjal akut, serta gagal
jantung kongestif.
 Anamnesa terkait obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
 Pemeriksaan fisik dan tes darah. (Lab fungsi hati, ginjal, waktu pembekuan darah dsb)
 berpuasa
 Informed consent
Prosedur angiografi

 Lokal anesthesia
 Insisi di daerah femoralis atau pergelangan tangan
 Memasukkan kateter pada pembulu arteri, sampai posisi yang dituju
 Memasukkan kontras melalaui kateter
 Pengambilan gambar
 Kadang sekaligus dilakukan angioplasty( balon, cincin)
yang perlu diperhatikan setelah angiografi

 Monitor tanda-tanda vital


 Monitor perdarahan
 Istirahat beberapa jam.
 Minum banyak air putih
Risiko komplikasi angiografi umumnya meliputi :

 Lubang pada pembuluh darah (perforasi)


 Udara masuk ke dalam pembuluh darah (emboli udara)
 Reaksi alergi terhadap zat pewarna kontras
 Perdarahan
 Gumpalan darah
 Memar
 Serangan jantung
 Infeksi
 Kerusakan ginjal karena zat pewarna kontras
 Stroke
 Irama jantung yang tidak teratur (aritmia)
EEG (Electroencephalogram)
 Elektroensefalografi (EEG) adalah pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan gelombang
otak atau aktivitas elektrik abnormal yang terjadi di otak
 Pemeriksaan EEG merupakan prosedur utama untuk mendiagnosis epilepsy
untuk mendiagnosis beberapa penyakit sekaligus menyingkirkan kemungkinan penyakit lain
yang memiliki gejala yang mirip dengan penyakit otak, seperti:
 Penyakit epilepsi alias kejang
 Cedera otak
 Peradangan otak (ensefalitis)
 Tumor otak
 Ensefalopati (gangguan fungsi otak)
 Gangguan ingatan
 Gangguan tidur
 Stroke
 Demensia
Persiapan Sebelum pemeriksaan EEG

 Keramas pada malam sebelum pemeriksaan.


 Pasien tidak boleh memakai produk rambut, seperti gel atau spray, pada hari pemeriksaan.
 Beritahukan pada dokter terkait obat-obatan yang sedang dikonsumsi oleh
 Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein setidaknya
delapan jam sebelum EEG.
 Pada beberapa kasus, pasien akan diberi obat bius agar pasien tetap tenang dan tertidur
selama pemeriksaan
Selama pemeriksaan EEG

 Pasien diminta berbaring di tempat tidur atau kursi khusus.


 Teknisi medis akan mengukur ukuran kepala dan menandai lokasi pemasangan
 Lokasi pemasangan elektroda akan diolesi dengan krim khusus.
 Selama pemeriksaan dilakukan, elektroda akan bekerja dengan mengirimkan data aktivitas
listrik dari otak ke mesin perekam.
 Mesin tersebut akan mengubah aktivitas listrik menjadi gambar gelombang berpola yang
ditampilkan pada layar komputer.
 Teknisi medis bisa meminta pasien untuk melakukan beberapa hal selama pemeriksaan,
seperti menutup mata, menarik napas dalam, atau melihat stimulus cahaya.
 Setelah tes selesai, teknisi medis akan melepas elektroda-elektroda dari kulit kepala pasien
Setelah pemeriksaan EEG

 Pasien dapat kembali beraktivitas normal


 EEG tergolong aman
Lumbal Punctie (LP)
 Pengertian Prosedure Lumbal Fungsi Adalah suatu cara
pengambilan cairan cerebrospinal melalui pungsi pada daerah
lumbal

  Tujuan Tindakan Lumbal Fungsi Mengambil cauran


cerebrospinaluntuk kepentingan pemeriksaan/diagnostik maupun
kepentingan therapy
Indikasi dari Tindakan Lumbal Pungsi

 Untuk diagnostik
  kecurigaan meningitis
  Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
  Pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi
  Evaluasi hasil pengobatan
 Untuk Therapi
 Pemberian obat anti neoplastik atau anti mikroba intra tekal
 Pemberian anesthesi spinal
 Mengurangi atau menurunkan tekanan CSF
Persiapan Tindakan Lumbal Pungsi

 Persiapan pasien

 Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal pungsi


meliputi tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan
dialami dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang diperlukan
untuk mengurangi hal-hal tersebut
 Meminta izin dari pasien/keluarga dengan menadatangani formulir kesediaan
dilakukan tindakan lumbal pungsi.
 Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan
 Persiapan Alat
 Bak streil berisi jarum lumbal, spuit dan jarum, sarung tangan, kassa dan lidi
kapas, botol kecil (bila akan dilakukan pemeriksaan bakteriologis), dan duk
bolong.
 Tabung reaksi tiga buah
 Bengkok
 Pengalas
 Desinfektan (jodium dan alkohol) pada tempatnya
 Plester dan gunting
 Manometer
 Lidokain/Xilocain
 Masker. Gaun, tutup kepala
Prosedur Pelaksanaan Tindakan Lumbal Pungsi

 Posisi pasien lateral recumbent dengan bagian punggung di pinggir tempat tidur.  Lutut
pada posisi fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi kedepan dagunya menepel pada
dada (posisi knee chest)
 Pilih lokasi pungsi. Tiap celah interspinosus vertebral dibawah L2 dapat digunakan pada
orang dewasa, meskipun dianjurkan L4-L5 atau L5-S1 (Krista iliaca berada dibidang
prosessus spinosus L4). Beri tanda pada celah interspinosus yang telah ditentukan.
 Dokter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril.
 Desinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk lapangan steril dengan duk penutup
Prosedur …

 Anesthesi kulit dengan Lidokain atau Xylokain, infiltrasi jaringan lebih dapam
hingga ligamen longitudinal dan periosteum
 Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya  kedalam jaringan subkutis. Jarum
harus memasuki  rongga interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang vertebra.
 Tusukkan jarum kedalam rongga subarachnoid dengan perlahan-lahan, sampai
terasa lepas. Ini pertanda ligamentum flavum telah ditembus. Lepaskan stilet untuk
memeriksa aliran cairan serebrospinal. Bila tidak ada aliran cairan CSF putar
jarumnya karena ujung jarum mungkin tersumbat. Bila cairan tetap tidak keluar.
Masukkan lagi stiletnya dan tusukka jarum lebih dalam. Cabut stiletnya pada
interval sekitar 2 mm dan periksa untuk aliran cairan CSF. Ulangi cara ini sampai
keluar cairan.
Prosedur …

 Bila akan mengetahui tekananCSF, hubungkan jarum lumbal dengan manometer


pemantau tekanan, normalnya 60 – 180 mmHg dengan posisi pasien berrbaring
lateral recumbent. Sebelum mengukur tekanan, tungkai dan kepala pasien harus
diluruskan. Bantu pasien meluruskan kakinya perlahan-lahan.
 Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal, hindarkan mengedan.
 Untuk mengetahui  apakah rongga subarahnoid tersumbat atau tidak, petugas dapat
melakukan test queckenstedt dengan cara mengoklusi salah satu vena jugularis
selama I\10 detik. Bila terdapat obstruksi medulla spinalis maka tekanan tersebut
tidak naik tetapi apabila tidak terdapat obstruksi pada medulla spinalis maka setelah
10 menit vena jugularis ditekan, tekanan tersebut akan naik dan turun dalam waktu
30 detik
Prosedur …

 Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan. Masukkan cairan tesbut dalam 3


tabung steril dan yang sudah berisi reagen, setiap tabung diisi 1 ml cairan
CSF. Cairan ini digunakan untuk pemeriksaan hitung jenis dan hitung sel,
biakan dan pewarnaan gram, protein dan glukosa. Untuk pemeriksaan none-
apelt prinsipnya adalah globulin mengendap  dalam waktu 0,5 jam pada
larutan asam sulfat. Cara pemeriksaanya adalah kedalam tabung reaksi
masukkan reagen 0,7 ml dengan menggunakan pipet, kemudian masukkan
cairan CSF 0,5 . diamkan selama 2 – 3 menit perhatikan apakah terbentuk
endapan putih
 Cara penilainnya adalah sebagai berikut:

 (  - )    Cincin putih tidak dijumpai


 ( + )  Cincin putih sangat  tipis dilihat dengan latar belakang hitam
dan bila dikocok tetap putih
 ( ++ )   Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi
opolecement (berkabut)   
 ( +++ )    Cincin putih jelas dan bila dikocok cairan menjadi keruh
 ( ++++ )  Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi
sangat keruh
 Untuk test pandi bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan
globulin dan albumin, prinsipnya adalah protein mengendap pada larutan
jenuh fenol dalam air. cAranya adalah isilah tabung gelas arloji dengan 1
cc cairan reagen pandi kemudian teteskan 1 tetes cairan CSF, perhatikan
reaksi yang terjadi apakah ada kekeruhan.
 Bila lumbal pungsi digunakan untuk mengeluarkan cairan liquor pada
pasien dengan hydrocepalus berat maka maksimal cairan dikeluarkan
adalah 100 cc.
 Setelah semua tindakan selesai, manometer dilepaskan masukan kembali
stilet jarum lumbal kemudian lepaskan jarumnya. Pasang balutan pada
bekas tusukan.
 Setelah Prosedur
 Klien tidur terletang tanpa bantal selama 2 – 4 jam
 Observasi tempat pungsi terhadap kemungkinan pengeluaran cairan CSF
 Bila timbul sakit kepala, lakukan kompres  es pada kepala, anjurkan tekhnik
relaksasi, bila perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit kepala hilang.
  
Komplikasi

 a.      Herniasi Tonsiler
 b.      Meningitis dan empiema epidural atau sub dural
 c.      Sakit pinggang
 d.      Infeksi
 e.      Kista epidermoid intraspinal
 f.       Kerusakan diskus intervertebralis
TERIMA KASIH

 SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai