PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
MUKHAMMAD TOHA
Pasien mungkin akan merasakan semacam rasa logam di mulut sesaat dan setelah
diberikannya kotras (jika diperlukan kontras saat pemeriksaan).
Beberapa pasien juga mungkin bisa mengalami sakit pada perut dan kepala mereka.
Merasa sulit bernafas, berkeringat, dan jantung berdebar-debar. Jika hal ini terjadi, pasien
harus menghubungi dokter.
Pasien dengan keadaan tertentu, seperti alergi pada yodium mungkin akan merasa mual
dan muntah, bersin, atau merasa gatal. Begitu juga dengan pasien dengan masalah ginjal
sebelumnya, mungkin akan diberikan cairan tambahan setelah melalui pemeriksaan ini
untuk membantu menghilangkan yodium dari tubuh
Referensi:
https://www.medicinenet.com/cat_scan/article.htm#why_are_ct_scans_performed
https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/computed-tomograp
hy-ct-or-cat-scan-of-the-brain
https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=headct
Pemeriksaan MRI: Fungsi, Persiapan, & Prosedurnya
Pemeriksaan MRI menggunakan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk
menghasilkan gambar penampang organ dalam dan struktur di tubuh secara detail. Mesin
pemindai MRI umumnya berbentuk tabung besar dengan meja di tengahnya untuk
dimasuki pasien dengan cara berbaring. MRI berbeda dengan CT scan dan sinar-X karena
tidak menggunakan radiasi yang bisa berbahaya bagi pasien
Angiografi jantung
Angiografi paru
Angiografi otak (serebral)
Angiografi jantung-kateterisasi jantung
bagi pasien dengan nyeri dada atau gejala lain yang meliputi sesak napas, pusing, atau lelah,
Beberapa kondisi yang memerlukan prosedur ini antara lain:
Kardiomiopati
Penyakit jantung bawaan, seperti atrial septal defects (ASD) atau ventricular septal defects
(VSD)
Penyakit jantung koroner
Gagal jantung
Penyakit katup jantung
Angiografi otak
dilakukan untuk:
umumnya dilakukan untuk mendeteksi adanya gumpalan darah (emboli) dan kondisi lain
yang menyebabkan penyumbatan darah di paru-paru
Angiografi paru dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi medis pada
pembuluh darah paru. Beberapa di antaranya meliputi:
Anamnesa terkait penyakit yang sedang atau pernah dialami, misalnya alergi, hipertensi tidak
terkontrol, aritmia ventrikular, stroke akut, perdarahan lambung, gagal ginjal akut, serta gagal
jantung kongestif.
Anamnesa terkait obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
Pemeriksaan fisik dan tes darah. (Lab fungsi hati, ginjal, waktu pembekuan darah dsb)
berpuasa
Informed consent
Prosedur angiografi
Lokal anesthesia
Insisi di daerah femoralis atau pergelangan tangan
Memasukkan kateter pada pembulu arteri, sampai posisi yang dituju
Memasukkan kontras melalaui kateter
Pengambilan gambar
Kadang sekaligus dilakukan angioplasty( balon, cincin)
yang perlu diperhatikan setelah angiografi
Untuk diagnostik
kecurigaan meningitis
Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
Pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi
Evaluasi hasil pengobatan
Untuk Therapi
Pemberian obat anti neoplastik atau anti mikroba intra tekal
Pemberian anesthesi spinal
Mengurangi atau menurunkan tekanan CSF
Persiapan Tindakan Lumbal Pungsi
Persiapan pasien
Posisi pasien lateral recumbent dengan bagian punggung di pinggir tempat tidur. Lutut
pada posisi fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi kedepan dagunya menepel pada
dada (posisi knee chest)
Pilih lokasi pungsi. Tiap celah interspinosus vertebral dibawah L2 dapat digunakan pada
orang dewasa, meskipun dianjurkan L4-L5 atau L5-S1 (Krista iliaca berada dibidang
prosessus spinosus L4). Beri tanda pada celah interspinosus yang telah ditentukan.
Dokter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril.
Desinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk lapangan steril dengan duk penutup
Prosedur …
Anesthesi kulit dengan Lidokain atau Xylokain, infiltrasi jaringan lebih dapam
hingga ligamen longitudinal dan periosteum
Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam jaringan subkutis. Jarum
harus memasuki rongga interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang vertebra.
Tusukkan jarum kedalam rongga subarachnoid dengan perlahan-lahan, sampai
terasa lepas. Ini pertanda ligamentum flavum telah ditembus. Lepaskan stilet untuk
memeriksa aliran cairan serebrospinal. Bila tidak ada aliran cairan CSF putar
jarumnya karena ujung jarum mungkin tersumbat. Bila cairan tetap tidak keluar.
Masukkan lagi stiletnya dan tusukka jarum lebih dalam. Cabut stiletnya pada
interval sekitar 2 mm dan periksa untuk aliran cairan CSF. Ulangi cara ini sampai
keluar cairan.
Prosedur …
a. Herniasi Tonsiler
b. Meningitis dan empiema epidural atau sub dural
c. Sakit pinggang
d. Infeksi
e. Kista epidermoid intraspinal
f. Kerusakan diskus intervertebralis
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT