Anda di halaman 1dari 6

Apa itu CT scan?

Computed tomography scan atau CT scan  adalah prosedur pemeriksaan yang


menggunakan komputer dan mesin X-ray. Mesin ini akan bergerak memutari
tubuh untuk menghasilkan serangkaian gambar dari struktur dan jaringan pada
tubuh Anda.

Gambar yang hasil CT scan akan lebih detail daripada rontgen biasa. Kondisi
jaringan lunak, pembuluh darah, dan tulang pada berbagai bagian tubuh dapat
diamati melalui gambar ini.

CT scan dapat digunakan untuk melihat kondisi kepala, bahu, tulang belakang,
jantung, perut, lutut, maupun dada Anda.

Prosedur pemindaian ini memiliki banyak kegunaan, namun biasanya dipakai


untuk memeriksa secara cepat pada pasien yang dicurigai mengalami cedera
dalam tubuh akibat kecelakaan. CT scan juga bisa digunakan untuk
memberikan visualisasi dari hampir seluruh bagian tubuh dan mendiagosis
penyakit atau cedera.

Tindakan medis ini seringkali menjadi pemeriksaan pilihan untuk mendiagnosis


penyakit kanker. Misalnya, kanker hati , kanker paru, dan kanker pankreas .

Melalui gambaran CT scan, dokter pun dapat merencanakan perawatan medis


yang cocok untuk pasien. Contohnya, operasi atau radiaoterapi.

Berapa biaya CT scan?


Besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan CT scan bervariasi,
tergantung dari rumah sakit, kelas perawatan, dan bagian tubuh mana yang
akan diperiksa. Secara umum, biaya CT scan di rumah sakit swasta dimulai dari
Rp 1.600.000.

CT scan juga ditanggung oleh asuransi kesehatan (BPJS Kesehatan ), asal sesuai
dengan ketentuan dan indikasi medis yang bersangkutan.

Kenapa CT scan diperlukan? 


Dokter akan merekomendasikan CT scan bagi pasien untuk beberapa tujuan
medis di bawah ini:

 Mendiagnosis gangguan tulang dan otot, seperti tumor atau patah


tulang .
 Menentukan lokasi tumor, infeksi, atau gumpalan darah.
 Sebagai bagian dari prosedur lain, misalnya bedah, biopsi, dan terapi
radiasi.
 Mendeteksi dan memantau penyakit tertentu, contohnya kanker,
penyakit jantung, benjolan pada paru, dan tumor hati.
 Memantau efektivitas pengobatan tertentu, seperti obat-obatan kanker.
 Mendeteksi cedera atau perdarahan di bagian dalam tubuh.

Siapa yang membutuhkan CT scan?


CT scan termasuk salah satu pemeriksaan penunjang paling cepat dan paling
akurat. Pasalnya, prosedur ini dapat menghasilkan gambar mendetail dari
potongan lintang tiap bagian tubuh.

Pemeriksaan CT scan umumnya dianjurkan untuk memeriksa orang dengan


kondisi-kondisi berikut:

 Mengalami cedera, seperti kecelakaan kendaraan bermotor.


 Mengalami gejala akut, misalnya nyeri perut, sakit dada, atau sesak
napas .
 Berpotensi memiliki tumor atau kanker. CT scan merupakan metode
terbaik untuk memastikan keberadaan, mengukur ukuran,
mengindentifikasi lokasi, serta penyebaran tumor secara pasti.
 Membutuhkan pemeriksaan untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan
menangani penyakit pembuluh darah, seperti emboli paru atau
aneurisma aorta.

CT scan juga digunakan pada pasien anak-anak untuk mengevaluasi penyakit-


penyakit di bawah ini:

 Limfoma
 Neuroblastoma
 Tumor ginjal
 Malformasi kongenital jantung, ginjal, dan pembuluh darah
 Cystic fibrosis
 Komplikasi radang usus buntu
 Komplikasi pneumonia
 Inflammatory bowel disease  (IBD)
 Cedera berat

Seberapa sering Anda harus menjalani CT scan?


Terkadang, CT scan ulang dapat dilakukan pada beberapa kondisi tertentu.
Misalnya, ketika ada kelainan yang ditemukan pada hasil pemindaian
sebelumnya dan membutuhkan evaluasi lebih lanjut.

CT scan ulang juga dapat dilakukan untuk melihat perubahan dari kelainan
yang ditemukan pada pemeriksaan sebelumnya. Dengan ini, dokter dapat
menentukan efektivitas pengobatan dan perkembangan kondisi pasien. 

Apa saja persiapan untuk menjalani CT scan?


Sebelum menjalani prosedur CT scan, Anda akan diminta untuk berpuasa (tidak
makan maupun minum) selama beberapa jam sebelum melakukan prosedur.

Untuk penderita claustrophobia atau fobia terhadap ruangan tertutup, dokter


mungkin akan memberikan obat penenang sebelum pasien menjalani CT scan.

Pada beberapa kasus, cairan pewarna khusus bernama cairan kontras bisa
digunakan. Cairan ini berfungsi memblokir X-ray agar pembuluh darah, usus,
dan struktur lainnya terlihat berwarna putih pada hasil pemindaian sehingga
dapat diamati dengan lebih jelas.

Cairan kontras dapat diberikan pada pasien melalui tiga cara yang meliputi:

 Lewat mulut

Apabila bagian tubuh yang akan diperiksa adalah lambung atau kerongkongan,
cairan kontras akan diminum oleh pasien.

 Lewat suntikan

Cairan kontras juga dapat dimasukkan dengan cara disuntik ke dalam


pembuluh darah vena di tangan. Cairan ini akan membantu dokter untuk
melihat kantung empedu, saluran kemih, hati, atau pembuluh darah dengan
lebih jelas.

 Lewat dubur (enema)

Untuk memeriksa bagian usus, dokter akan memasukkan cairan kontras ke


dalam dubur (rektum) pasien. 

Pasien yang memiliki alergi terhadap cairan kontras perlu memberi tahu dokter
sebelum pemeriksaan. Selain itu, riwayat penggunaan obat-obatan juga perlu
diinformasikan pada dokter karena beberapa jenis obat dapat memicu reaksi
alergi terhadap cairan ini.
Bagi pasien anak-anak, dokter akan merekomendasikan obat bius untuk
menjaga anak tetap diam dan tidak bergerak selama pemeriksaan. Pasalnya,
gerakan dapat mengganggu proses pemindaian sehingga hasilnya kurang
akurat.

Bagaimana prosedur CT scan dilakukan?


CT scan dapat dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain yang
menyediakannya. Prosedur ini tidak menyakitkan dan tidak butuh waktu lama.

Umumnya, keseluruhan proses CT scan memakan waktu sekitar 30 menit


dengan prosedur sebagai berikut:

 Pasien diminta melepas pakaian dan menggantinya dengan gaun khusus


dari rumah sakit.
 Pasien diminta melepas barang-barang yang terbuat dari logam, seperti
ikat pinggang, perhiasan, gigi palsu , dan kacamata. Benda-benda ini
dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
 Pasien berbaring di atas meja pemeriksaan yang akan bergerak masuk ke
dalam mesin CT scan yang berbentuk seperti terowongan atau donat.
 Bantal dan tali pengikat dapat digunakan untuk memastikan pasien
berbaring pada posisi yang tepat. Bagi pasien yang melakukan prosedur
CT scan kepala, meja akan dipasangi cekungan khusus yang dapat
menahan kepala agar posisinya pas.
 Ketika meja bergerak masuk ke dalam mesin CT scan, detektor dan
tabung X-ray akan bergerak memutari tubuh pasien. Tiap rotasi ini akan
menghasilkan beberapa gambar irisan tipis dari tubuh. Pasien juga
mungkin akan mendengar suara berdengung dari mesin.

Teknisi medis (radiolog) dapat melihat dan memantau pasien dari ruang
terpisah. Pasien bisa berkomunikasi dengan radiolog melalui interkom.

Radiolog akan meminta pasien untuk menahan napas pada saat-saat tertentu
guna menghindari buramnya gambar hasil pemeriksaan.

Pada pasien anak, orangtua bisa diizinkan untuk berdiri atau duduk di dekat
anak dengan mengenakan baju pelindung khusus guna menghindari paparan
radiasi.

Seperti apa hasil CT scan?


Hasil CT scan akan disimpan sebagai data elektronik dan biasanya dapat dilihat
di layar komputer. Dokter spesialis radiologi akan menganalisis gambar
pemindaian lalu mengirimkan laporannya ke dokter Anda.
Hasil pemindaian ini terbilang normal apabila dokter spesialis radiologi tidak
menemukan adanya tumor, gumpalan darah, patah tulang, atau kelainan lain.
Jika ditemukan kelainan tertentu pada hasil CT scan, pasien mungkin
memerlukan pemeriksaan atau penanganan lebih lanjut, tergantung dari
kondisi medisnya.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah CT


scan?
Setelah CT scan dilakukan, Anda umumnya dapat kembali beraktivitas seperti
biasa. Pada beberapa kasus, Anda bisa diminta untuk menunggu beberapa saat
sebelum meninggalkan rumah sakit. Langkah ini bertujuan memastikan kondisi
Anda baik-baik saja setelah pemeriksaan.

Pada pasien yang menjalani CT scan dengan cairan kontras, dokter akan
meminta Anda untuk banyak minum air putih . Langkah ini dilakukan supaya
membantu ginjal dalam mengeluarkan cairan tersebut dari tubuh Anda.

Sedangkan bagi pasien yang sedang menyusui dan telah mendapatkan


suntikan cairan kontras, proses menyusui baru dapat kembali dilakukan setelah
24 jam pascaprosedur. Pasalnya, cairan ini bisa masuk ke dalam air susu ibu
(ASI).

Apa saja risiko CT scan?


Secara umum, CT scan merupakan prosedur yang relatif aman dan jarang
menimbulkan risiko. Namun sederet risiko di bawah ini mungkin saja terjadi:

 Paparan radiasi

Selama prosedur CT scan dilakukan, pasien akan terpapar radiasi dalam waktu
singkat. Kadar radiasi pada pemindaian ini lebih besar dibandingkan prosedur
rontgen karena gambar yang dihasilkan juga lebih detail.

Akan tetapi, kadar radiasi pada CT scan cenderung rendah dan tidak
menimbulkan bahaya bagi kesehatan pasien. 

 Gangguan pada bayi dalam kandungan

Bagi pasien wanita yang sedang hamil, sebaiknya informasikan kehamilan Anda
pada dokter menjalani CT scan. Meski radiasinya tidak berbahaya bagi janin,
dokter bisa menganjurkan jenis pemeriksaan lain. Misalnya, USG atau MRI guna
meminimalisir paparan radiasi pada calon bayi.
 Reaksi terhadap cairan kontras

Meski sangat jarang, cairan kontras yang dimasukkan ke dalam tubuh sebelum
prosedur CT scan dapat menimbulkan masalah medis atau reaksi alergi.

Sebagian besar keluhannya meliputi ruam dan rasa gatal pada kulit . Sementara
cairan kontras yang mengalami kebocoran di bawah kulit akan menyebabkan
rasa nyeri, bengkak, dan merah pada kulit. 

Pada kondisi yang lebih jarang, alergi serius dan mengancam nyawa
(anafilaksis) juga dapat terjadi. Pasien dengan anafilaksis akan mengalami
kesulitan bernapas, gatal-gatal, ruam kulit , serta pembengkakan pada tubuh.

Gejala alergi terhadap cairan kontras biasanya terjadi sesaat setelah prosedur
dilakukan. Sedangkan keluhan alergi yang terjadi setelah pasien pulang dari
rumah sakit sangatlah jarang.

Namun apabila tetap mengalami gejala alergi terkait cairan kontras setelah
pulang ke rumah, Anda sebaiknya segera kembali menghubungi fasilitas
kesehatan tempat Anda menjalani CT scan.

Anda mungkin juga menyukai