Anda di halaman 1dari 12

Muhammad Farhan Ramdhan

30140121012
D3 Keperawatan

1. CT Scan

CT scan atau computerized tomography scan adalah prosedur pemeriksaan medis


yang menggunakan kombinasi teknologi sinar-X dan sistem komputer khusus untuk
menghasilkan gambar organ, tulang, dan jaringan lunak di dalam tubuh. Gambar dari hasil
pemeriksaan CT scan dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan akurat daripada foto
Rontgen biasa. Prosedur medis ini juga biasanya tidak memakan waktu lama dan tidak
menimbulkan rasa sakit
Mempertimbangkan Faktor Risiko CT Scan
Selama proses CT scan, Anda akan terpapar oleh tingkat radiasi yang lebih tinggi
daripada foto Rontgen biasa. Radiasi ini kemungkinan akan sedikit meningkatkan risiko
terjadinya kanker. Meski demikian, CT scan memiliki lebih banyak manfaat dibandingkan
dengan risikonya. Dokter biasanya akan menggunakan tingkat radiasi serendah mungkin
untuk mendapatkan informasi medis yang dibutuhkan melalui CT scan. Terlebih lagi, mesin
dan teknik terbaru dapat membuat radiasi yang Anda peroleh semakin sedikit. Dengan tingkat
radiasi yang rendah, diketahui tidak ada efek negatif yang terjadi.
Namun, paparan radiasi CT scan sebaiknya dijauhi oleh ibu hamil dan bagi Anda
yang sedang menjalani program kehamilan. Pada ibu hamil, dokter biasanya akan
menyarankan jenis pemindaian yang tidak menggunakan radiasi, seperti USG, guna
menghindari bahaya pada janin.
Selain itu, anak-anak juga memiliki risiko yang lebih besar terhadap paparan radiasi
dibandingkan orang dewasa. Pada pasien anak-anak, CT scan dapat dilakukan jika memang
sangat diperlukan.
Kegunaan CT Scan
CT scan adalah mesin pemindai berbentuk lingkaran yang besar dan cukup untuk dimasuki
orang dewasa dengan posisi berbaring. CT scan umumnya digunakan untuk beberapa hal
berikut:
- Memperoleh diagnosis kelainan otot, tulang, dan sendi
- Menentukan lokasi dan ukuran tumor
- Menentukan lokasi infeksi dan bekuan darah
- Memandu prosedur medis, seperti operasi, biopsi, atau terapi radiasi
- Mendeteksi dan memantau perkembangan kondisi dan penyakit tertentu, seperti
kanker dan sakit jantung
- Mencari tahu lokasi cedera atau perdarahan internal
Persiapan Sebelum CT Scan
- Sebelum menjalani proses CT scan, persiapkanlah hal-hal berikut untuk
mempermudah pemeriksaan:
- Mengenakan pakaian yang nyaman dan longgar
- Melakukan puasa selama beberapa jam sebelum prosedur CT scan
- Melepas benda-benda logam, seperti perhiasan, kacamata, gigi palsu, jepit rambut,
jam tangan, sabuk, dan bra yang dilengkapi kawat, agar tidak mengganggu hasil
gambaran CT scan
- Membawa catatan tentang keluhan atau alergi tertentu yang dialami
- Membawa riwayat kesehatan medis
- Membawa catatan obat dan sumplemen yang dikonsumsi
Selama proses pemeriksaan CT scan, berikut adalah hal-hal yang perlu pasien ketahui:
- Pasien akan diminta untuk mengganti baju dengan pakaian khusus yang
disediakan pihak rumah sakit.
- Pasien bisa mulai berbaring telentang di atas meja CT scan menggunakan bantal
dan tali untuk membantu mempertahankan posisi badan yang benar dan tetap
diam selama pemeriksaan.
- Meja akan bergerak secara otomatis dan perlahan melalui mesin saat pemindaian
CT dilakukan.
- Jika pasien merasa tegang atau memiliki fobia berada di ruangan tertutup,
sebaiknya bicarakan terlebih dahulu pada petugas medis.
- Jika diperlukan pasien akan diberikan cairan kontras sebelum dilakukan CT scan
untuk membantu memperjelas gambar.
- Selama proses CT scan dilakukan, pasien harus tetap berbaring dan tidak
diperbolehkan bergerak.
- Pasien mungkin akan diminta menahan napas selama proses pemindaian, karena
setiap gerakan tubuh, termasuk pernapasan, bisa memengaruhi kualitas gambar.
Hasil CT scan tidak langsung tersedia usai pemeriksaan. Komputer akan memproses
seluruh gambar dari proses pemindaian, yang kemudian akan dianalisis oleh dokter spesialis
radiologi. Rangkuman analisis biasanya akan dikirimkan oleh dokter radiologi dalam waktu
30 menit.
2. Arteriogram
Arteriogram merupakan salah satu prosedur media tindakan medis yang dilakukan
untuk melihat gambar arteri dimana dokter akan memakai zat kontras atau pewarna dan juga
sinar X untuk mengamati aliran darah di arteri dan melihat apakah terjadi penyumbatan pada
arteri tersebut. Arteriogram yang juga dikenal dengan nama angiogram ini bisa dilakukan
pada beberapa bagian tubuh untuk melihat aliran darah lewat aorta yang merupakan arteri
utama di dalam tubuh.
Jenis jenis arteriogram
Arteriogram yang bisa digunakan untuk berbagai area tubuh ini memiliki beberapa
jenis yang paling umum dilakukan seperti:
- Aortic angiography (aorta)
- Angiografi serebral (otak)
- Angiografi koroner (jantung)
- Arteriografi ekstremitas (lengan, kaki dan tangan)
- Fluorescein angiography (bagian mata seperti retina dan choroid)
- Angiografi paru (paru paru)
- Arteriografi ginjal (ginjal)
Kegunaan arteriogram
Arteriogram akan membantu dokter untuk mendeteksi beberapa kelainan serta kondisi
seperti diantaranya:
- Mendeteksi aneurisma: Stenosis atau penyempitan atau vasospasme [kejang
pembuluh darah]
- Malformasi arteiovial yakni hubungan abnormal antara arteri dengan vena
- Trombosis yakni pembekuan darah pada pembuluh darah atau oklusi yakni
penyumbatan pembuluh darah
- Mendeteksi masalah otak yakni aniografi serebral melibatkan pembuluh darah
kepala dan leher yang dilakukan untuk melihat gambaran arteri karotid yakni 2
arteri yang ada di kedua sisi leher sebagai pemasok darah ke otak.
- Melihat pendarahan otak
- Identifikasi suplai darah ke tumor otak
- Menentukan operasi pengangkatan tumor
- Aterosklerosis yakni deposit lemak yang dikenal sebagai plak terbentuk di
sepanjang lapisan dalam pembuluh darah penyebab pembuluh darah keras dan
sempit sehingga aliran darah terbatas dan organ berhenti bekerja.
- Mendeteksi arteri koroner yakni 2 arteri utama yang memasok darah ke jantung.
- Mencari pendarahan internal
- Memeriksa pembuluh darah di organ vital seperti hati, ginjal dan aorta
- Mendeteksi aneurisma atau tonjolan dinding pembuluh darah yang terjadi karena
kelemahan dinding
- Mendeteksi tumor kanker dan non kanker, kista serta cacat bawaan
- Melihat luka organ dalam
- Aneurisma
- Penyumbatan
- Peradangan
- Pendarahan
- Penyempitan pembuluh darah
- Trombosis
Perawatan dan Risiko Komplikasi
Ahli radiologi intervensi kemudian akan membahas hasil pemeriksaan pasien dengan
dokter dan pasien bisa kembali ke kamar perawatan. Staf perawat nantinya akan membantu
pasien supaya merasa nyaman selama beberapa jam berikutnya. Pasien akan diminta untuk
tetap berbaring selama beberapa jam dan sesudah itu bisa pulang di hari yang sama dengan
diantar seseorang.
Sesudah diizinkan untuk pulang ke rumah, maka ada beberapa perawatan yang juga
harus dilakukan di rumah seperti:
-Melanjutkan minum obat
-Istirahat selama 24 jam
-Minum cairan lebih banyak
-Melanjutkan diet rutin
-Tidak melepas perban bekas kateter selama 24 jam
-Tidak melakukan aktivitas berat atau mengangkat sesuatu selama kurang lebih 2 hari
-Tidak mandi air panas selama 12 jam
Risiko Komplikasi
Seperti prosedur medis lainnya, arteriogram juga memiliki beberapa risiko umum yang bisa
terjadi seperti diantaranya:
-Pendarahan dan memar pada area bekas suntikan.
-Kerusakan pembuluh darah karena kateter
-Reaksi alergi pada media kontras
-Aritmia jantung yakni detak jantung yang tidak teratur namun bisa hilang tanpa pengobatan
-Hipotensi atau tekanan darah rendah
-Penumpukan darah atau cairan
-Timbul rasa sakit
-Pendarahan
-Infeksi pada area kateter dimasukkan
-Pembekuan darah
-Kerusakan pembuluh darah
-Reaksi alergi pada zat kontras
-Kerusakan ginjal karena zat kontras
-Stroke yang menjadi komplikasi paling serius akan tetapi jarang terjadi yang disebabkan
karena pendarahan otak. Jika terjadi maka bisa menyebabkan kelumpuhan permanen atau
kelemahan otot yang terjadi sekitar 1 dari 1000 kasus.
-Komplikasi serangan jantung
Arteriogram yang merupakan salah satu prosedur untuk memeriksa seluruh arteri di
dalam tubuh ini dilakukan untuk memeriksa berbagai masalah yang terjadi pada arteri dan ini
digunakan untuk menentukan pengobatan apa yang dibutuhkan untuk pasien yang sedang
ditangani. Semoga bisa bermanfaat khususnya bagi Anda yang hendak melakukan prosedur
arteriogram.
3. Neurosonografi

Neurosonografi, bagian diagnostik ultrasonografi yang mempelajari otak pada bayi


baru lahir, sekarang merupakan bagian integral dari neonatologi tradisional dan neurologi
perinatal, yang tanpanya tidak ada pemeriksaan terhadap ahli saraf anak dan / atau ahli
neonatologis yang dapat dilakukan. Teknik ini tidak berbahaya, dapat diterapkan berkali-kali,
memungkinkan untuk menilai struktur otak, keadaan jalur cairan serebrospinal dan untuk
mengidentifikasi berbagai perubahan patologis (perdarahan dan lesi iskemik, anomali
perkembangan bawaan, perubahan di otak selama infeksi).
Indikasi diagnosis nosokologis awal lesi otak pada bayi baru lahir sulit karena
kesamaan manifestasi neurologis klinis dalam berbagai kondisi patologis, yang dikaitkan
dengan ketidakdewasaan anatomis dan fungsional sistem saraf dan respons spesifik otak
terhadap berbagai proses patologis intrauterin. Di antara lesi otak yang menyebabkan
perkembangan ensefalopati perinatal pada anak-anak tahun pertama kehidupan, hari ini ada:
gangguan hipoksik-iskemik, perdarahan intrakranial dan lesi infeksi-toksik. Iskemia otak dan
perdarahan intrakranial dapat digabungkan, dan lesi infeksi dapat disertai oleh perdarahan
dan iskemia
Indikasi untuk penelitian neurosonografi adalah:
- Hydrocephalus (kepala membesar).
- Hematoma intrakranial.
- Kerusakan otak akibat hipoksemia.
- Meningocele dan anomali bawaan lainnya.
- Sindrom konvulsif.
4. Spinal Tap

Lumbal pungsi atau pungsi lumbal adalah prosedur pengambilan cairan tulang
belakang dan otak (serebrospinal) untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Prosedur ini
dilakukan dengan cara menusukkan jarum ke celah tulang belakang di punggung bagian
bawah. Lumbal pungsi disebut juga sebagai lumbar puncture atau spinal tap. Prosedur ini
biasanya digunakan untuk mendeteksi penyakit, seperti meningitis atau perdarahan
subarachnoid.
Tujuan dan Indikasi Lumbal Pungsi
Seperti yang disebutkan di atas, lumbal pungsi dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit
tertentu. Beberapa penyakit yang dapat didiagnosis dengan lumbal pungsi adalah:
Infeksi bakteri atau virus di otak, misalnya meningitis dan ensefalitis
Perdarahan subarachnoid, yaitu penumpukan darah di dalam lapisan pelindung otak
Kanker di otak atau sumsum tulang belakang
Infeksi sumsum tulang belakang (mielitis)
Perdarahan otak (perdarahan intrakranial)
Sindrom Guillain-Barre
Leukemia
Multiple sclerosis
Pseudotumor cerebri, yaitu peningkatan tekanan di dalam rongga selaput otak tanpa
sebab yang jelas
Penyakit Alzheimer
Peringatan dan Kontraindikasi Lumbal Pungsi
Untuk meminimalkan efek samping yang mungkin terjadi, pasien perlu memberi tahu dokter
bila memiliki kondisi berikut:
Sedang hamil
Mengonsumsi antibiotik
Mengonsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin atau warfarin
Memiliki alergi terhadap obat bius tertentu

Lumbal pungsi sangat tidak disarankan pada pasien dengan kondisi atau penyakit berikut:
Infeksi kulit di area suntikan lumbal pungsi
Ketidakseimbangan antara tekanan otak kiri dan kanan (herniasi otak)
Gangguan pembekuan darah
Abses otak
Tumor otak
Komplikasi dan Efek Samping Lumbal Pungsi
Lumbal pungsi umumnya aman untuk dijalani. Namun, prosedur ini dapat menimbulkan efek
samping atau komplikasi berupa:
Sakit kepala atau pusing
Rasa tidak nyaman atau sakit di punggung
Mual
Selain beberapa efek samping di atas, lumbal pungsi juga dapat menyebabkan herniasi otak.
Akan tetapi, komplikasi ini sangat jarang terjadi dan umumnya bisa dicegah dengan
melakukan pemindaian CT scan atau MRI sebelum memulai lumbal pungsi.
Efek samping lumbal pungsi berupa sakit kepala umumnya akan mereda setelah beberapa
hari. Kendati demikian, segera periksa ke dokter jika mengalami gejala, seperti:
Sakit kepala hebat
Keluar darah atau nanah dari area suntikan
Demam
Sulit buang air kecil atau buang air besar
Mati rasa di pinggang bagian bawah dan tungkai
Infeksi di kulit area suntikan
5. Myelogram
Myelogram adalah tes menggunakan sinar-X dan pewarna khusus (bahan kontras)
untuk mendapat gambar kanal tulang belakang pasien Kanal tulang belakang merupakan
bagian pada tulang belakang yang berisi sumsum tulang belakang, akar saraf, dan ruang
subarachnoid. Adapun ruang subarachnoid, yaitu ruang berisi cairan antara sumsum tulang
belakang dan membran yang menutupinya.
Selama tes, pewarna kontras disuntikkan ke dalam area kanal tulang belakang dengan
jarum tipis. Pewarna ini akan menyatu dengan cairan tulang belakang, sehingga area tersebut
dapat terlihat lebih jelas melalui tes pencitraan dengan sinar-X.
Adapun melansir dari MedlinePlus, ada dua prosedur pencitraan dengan sinar-X yang
umum untuk myelogram, yaitu fluoroskopi dan CT scan. Fluoroskopi merupakan jenis sinar-
X yang dapat menunjukkan pergerakan jaringan internal, struktur, dan organ secara real time.
Sementara CT scan, yaitu prosedur menggunakan sinar-X dan komputer untuk membuat
gambar tubuh, termasuk kanal tulang belakang, lebih detail.
Kegunaan myelogram
Biasanya, dokter merekomendasikan prosedur ini jika pemeriksaan dengan tes
pencitraan biasa tidak memberikan hasil yang jelas tentang masalah pada punggung pasien
Umumnya, tes ini dapat membantu dokter untuk mendiagnosis beberapa penyakit atau
kelainan yang terkait dengan tulang belakang, seperti:
herniated disc, yaitu kondisi ketika cakram menonjol dan menekan saraf serta
sumsum tulang belakang,
tumor sumsum tulang belakang atau tumor otak,
infeksi dan/atau peradangan jaringan pada sekitar saraf tulang belakang dan otak,
spinal stenosis, yaitu pembengkakan dan kerusakan pada tulang dan jaringan sekitar
sumsum tulang belakang yang menyebabkan penyempitan kanal,
arachnoiditis, yaitu peradangan pada membran halus yang menutupi sumsum tulang
belakang,
ankylosing spondylitis, yaitu penyakit yang mempengaruhi tulang belakang dan
menyebabkan tulang tumbuh bersamaan.
tumbuhnya taji tulang,
arthritis pada sendi tulang belakang,
penyakit cakram degeneratif,
kista pada area tulang belakang,
dan, cedera akar saraf tulang belakang.
Umumnya, pasien memerlukan tes ini jika memiliki gejala yang terkait dengan tulang
belakang, seperti:

nyeri atau sakit tulang belakang, leher, atau kaki, yang terjadi secara terus menerus,
kesemutan,
terasa lemah,
kesulitan berjalan
masalah dengan aktivitas yang melibatkan otot kecil, seperti mengancingkan baju.

6. PET (Positron Emission Tomography)

Positron Emission Tomography (PET) Scan dapat mendeteksi tanda awal kanker,
penyakit jantung dan otak dengan cara melacak zat radioaktif yang disuntikkan untuk
menandai sel-sel yang sakit. Dengan menggabungkan PET scan dan CT scan, gambaran 3
dimensi didapatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Positron Emission Tomography (PET) scan digunakan untuk memeriksa penyakit


pada organ dan jaringan tubuh Anda. Cara mendapatkan gambarnya adalah dengan
menyuntikkan bahan kimia radioaktif yang aman yang disebut radiotracer atau pelacak
radioaktif. Sel-sel sakit akan menyerap radiotracer yang akan terdeteksi ketika pasien
dipindai dengan alat PET. Bahan radioaktif mengeluarkan partikel kecil bermuatan positif
(positron), kemudian kamera pada alat PET merekam positron dan mengubah rekaman
menjadi gambar di kompute.

kegunaan PET Scan

PET Scan digunakan untuk penyakit seperti kanker, masalah jantung dan kelainan di otak.
Kanker seperti kanker payudara, paru dan tiroid
Sel kanker dapat memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi daripada sel non-
kanker. Karena aktivitas kimia tingkat tinggi ini, sel kanker sering muncul sebagai
titik terang pada PET scan. Untuk alasan ini, PET scan berguna untuk:
mendeteksi kanker
melihat apakah kanker telah menyebar
melihat apakah pengobatan kanker seperti kemoterapi berhasil
memeriksa kekambuhan kanker
Namun, pemindaian ini harus dibaca dengan cermat dan dijelaskan oleh dokter,
karena kondisi non-kanker mungkin saja terlihat seperti kanker pada pemindaian.
Tumor padat juga sering tidak muncul pada pemindaian PET
Masalah jantung

PET scan dapat melihat bila terjadi penurunan aliran darah di pembuluh darah jantung. Ini
karena jaringan jantung yang sehat cenderung menyerap lebih banyak radiotracer daripada
jaringan yang tidak sehat atau jaringan yang mengalami penurunan aliran darah. Warna dan
tingkat kecerahan yang berbeda pada pemindaian menunjukkan tingkat fungsi jaringan yang
berbeda. Informasi ini dapat membantu Anda dan dokter Anda memutuskan bagaimana
melanjutkan pengobatan.

Kelainan di otak

Glukosa adalah bahan bakar utama otak. Selama PET scan, glukosa dilekatkan pada
radiotracer. PET scan dapat mendeteksi glukosa radioaktif dan dapat menunjukkan area otak
mana yang menggunakan glukosa pada tingkat tertinggi. Dokter akan menilai hasil PET scan
Anda untuk memeriksa adanya kelainan di otak.

Pemindaian PET digunakan untuk membantu mendiagnosis dan mengelola banyak


gangguan sistem saraf pusat, termasuk:

penyakit Alzheimer
depresi
epilepsi
trauma kepala
penyakit parkinson

- Obat Obatan Gangguan Sistem Persarafan

ANASTAN FORTE merupakan obat dengan kandungan Asam Mefenamat yang


berfungsi sebagai anti nyeri pada tingkat ringan hingga sedang.
Manfaat: Obat yang bermanfaat untuk meredakan nyeri, seperti nyeri sendi, sakit gigi, sakit
kepala, nyeri setelah operasi, dan nyeri haid.
ANASTAN 500MG TAB merupakan obat golongan analgesik
Indikasi
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Meredakan nyeri
ringan hingga sedang pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid primer, nyeri reumatik,
nyeri otot, dan nyeri paska operasi
Kontra Indikasi
Tukak lambung, infeksi saluran cerna, gangguan ginjal, asma, hamil dan menyusui
Efek Samping
Gangguan pencernaan, anemia, asma
Neurotam (Piracetam)
Neurotam merupakan obat nootropic agent yang dapat menangani sindrom involusi
yang berhubungan dengan usia lanjut dan sindrom paska trauma. Sindrom paska
trauma memiliki gejala sakit kepala, agitasi, astenia, vertigo dan gangguan ingatan.
Neurotam merupakan obat golongan nootropic agent
Manfaat
Gejala paska trauma, kemunduran daya pikir, astenia, gangguan adaptasi, gangguan
reaksi psikomotorik, alkoholisme kronik dan adiksi, gangguan tingkah laku pada
anak.
Indikasi
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Sindroma
involusional (kemunduran) yang berkaitan dengan berkurangnya daya ingat akibat
penuaan (usia lanjut), astenia (lemah/tidak bertenaga). Penyakit serebrovaskuler
(pembuluh darah otak), insufisiensi sirkulasi darah dalam otak. Sindroma sesudah
trauma (terpukul, terbentur). Terapi pada anak-anak : meningkatkan daya intelektual.
Alkoholisme kronis & adiksi (ketagihan).
Kontra Indikasi
Kerusakan ginjal parah, hipersensitif
Depresan
Depresan merupakan jenis obat yang menurunkan aktivitas dari sistem saraf. Golongan obat
ini dapat menghilangkan rasa nyeri dengan cara menekan bagian otak yang mengatur rasa
nyeri. Disamping itu, penggunaan golongan obat ini dapat mengakibatkan ketergantungan.
Adapun, contoh obat depresan antara lain minuman keras, obat tidur, dan obat penenang.
Stimulan
Stimulan merupakan jenis obat yang dapat menstimulasi aktivitas sistem saraf. Obat-obatan
golongan stimulan dapat menimbulkan efek menjadi lebih aktif, tidak mengantuk, dan
memberikan kondisi prima dengan mengaktifkan sistem saraf pusat dan meningkatkan
kinerja otak. Adapun contoh dari obat-obatan golongan stimulan seperti amfetamin, kafein,
dan lain sebagainya.
Halusinogen
Halusinogen merupakan jenis obat yang menimbulkan efek halusinasi. Golongan ini
merupakan psikotropika yang paling berbahaya karena menimbulkan efek yang sama seperti
narkotika. Adapun contoh golongan obat ini antara lain lysergic acid diethylamide (LSD),
atropine, skopolamin, dan lain-lain.
Narkotika
Narkotika merupakan jenis obat yang menurunkan transmisi saraf pada lintasan sensorik
sumsum tulang belakang dan otak yang memberi isyarat rasa nyeri dan menghambat neoron
pada sumsum lanjutan. Misalnya, morfin, kodein, heroin dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai