Anda di halaman 1dari 10

Nama : Sarah Rani Sutejo

NIM : 131911133112

Kelas : A1 2019

RESUME PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA PASIEN CVA (Cerebrovascular


Accident) HEMORAGI

1. Definisi
CVA hemoragi atau stroke hemoragi adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan
disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh
karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan
kapiler (Widjaja, 1994).
2. Kasus
Seorang perempuan, usia 50 tahun, dirawat dengan CVA hemoragi. Pasien memiliki
riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Pada kepala pasien terdapat luka post
craniotomi yang tertutup kassa. Terdapat selang ICP, dan kondisi pasien dalam keadaan
tidak sadar. Pasien mengalami paraplegi di sebelah kanan. TD = 140/90 mmHg, nadi =
90 x/menit, suhu = 36,90C, ICP = 20 mmHg.
3. Anamnesa
a. Identitas Pasien
Nama : Anonim
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Keluhan Utama
Pasien dirawat dengan CVA hemoragi dan pada kepala pasien terdapat luka post
craniotomi yang tertutup kassa dengab kondisi tidak sadar. Pasien mempunyai
riwayat hipertensi sejak 5 tahun lalu.
4. Pemeriksaan Fisik
Pasien mengalami paraplegi kanan, TD = 140/90 mmHg, nadi = 90 x/menit, suhu =
36,90C, ICP = 20 mmHg.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
1) CT-Scan
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah  prosedur yang
menggunakan sinar X, dengan hasil yang diolah dengan komputer untuk
menghasilkan gambar dalam irisan-irisan, sehingga dapat melihat masing-
masing gambaran irisan yang diambil dengan lebih detail. Dengan teknik ini,
gambar yang dihasilkan jauh lebih detail dibandingkan rontgen biasa,
sehingga dapat membantu diagnosis dengan lebih akurat.
Tujuan
Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark. CT
Scan adalah alat bantu pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi
banyak hal. Misalnya untuk menilai kondisi pembuluh darah pada pasien
Penyakit Jantung Koroner, emboli paru, pembesaran pembuluh darah aorta,
dan kelainan pembuluh darah lainnya. CT Scan juga dapat digunakan untuk
mengamati metastasis (penyebaran) tumor atau kanker, letak, serta jenisnya.
Instrumen CT Scan

1. Meja Pemeriksaan
Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk
dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva dan terbuat dari
Carbon Graphite Fiber. Setiap scanning satu slice selesai, maka meja
pemeriksaan akan bergeser sesuai ketebalan slice ( slice thickness ).
2. Gantry
Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang didalamnya
terdapat :
 Tabung sinar-X, berfungsi sebagai pembangkit sinar-X.
 Kolimataor, Berfungsi untuk pengarah radiasi menuju ke
detektor, pengontrol radiasi hambur dan menentukan ketebalan
lapisan ( slice thickness ).
 Detektor dan DAS, berfungsi untuk menangkap sinar-x yang telah
menembua objek, mengubah sinar-x dalam bentuk cahaya
tampak, kemudian mengubah cahaya tampak tersebut menjadi
kedalam bentuk data digital.
3. Komputer
Berfungsi untuk melakukan proses scanning, rekonstruksi atau
pengolahan data, menaUmpilkan ( display ) gambar serta untuk
menganalisa gambar.
4. CPU
Merupakan pusat pengolahan dan pengolahan dari keseluruhan system
computer yang sedang bekerja.
5. Image Recording
Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja dari computer ketika
melakukan scanning, rekonstruksi dan display gambar menggunakan:
 Magnetic Disk
 Floppy Disk
6. Operator Terminal
Merupakan pusat semua kegiatan scanning atau pengoperasian system
secara umum serta berfungsi untuk merekonstruksi hasil gambaran sesuai
dengan kebutuhan.
7. Multiformat Kamera
Digunakan untuk memperoleh gambaran permanen pada film. Pada satu
film dapat dihasilkan beberapa irisan gambar tergantung jenis pesawat
CT dan film yang digunakan.
Prosedur Pelaksanaan
1 Pasien diminta melepas pakaian dan menggantinya dengan gaun khusus
dari rumah sakit.
2 Pasien diminta melepas barang-barang yang terbuat dari logam, seperti
ikat pinggang, perhiasan, gigi palsu, dan kacamata. Benda-benda ini
dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
3 Pasien berbaring di atas meja pemeriksaan yang akan bergerak masuk ke
dalam mesin CT scan yang berbentuk seperti terowongan atau donat.
4 Bantal dan tali pengikat dapat digunakan untuk memastikan pasien
berbaring pada posisi yang tepat. Bagi pasien yang melakukan prosedur
CT scan kepala, meja akan dipasangi cekungan khusus yang dapat
menahan kepala agar posisinya pas.
5 Ketika meja bergerak masuk ke dalam mesin CT scan, detektor dan
tabung X-ray akan bergerak memutari tubuh pasien. Tiap rotasi ini akan
menghasilkan beberapa gambar irisan tipis dari tubuh. Pasien juga
mungkin akan mendengar suara berdengung dari mesin.
Hasil CT Scan Pasien Stroke Hemoragi

2) MRI (Magnetic resonance imaging )


Magnetic resonance imaging (MRI) adalah jenis tindakan medis yang
menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menampilkan
gambar organ serta jaringan di dalam tubuh. Berbeda dari CT scan atau X-
ray, MRI tidak menggunakan radiasi dalam prosesnya.
Mesin MRI berbentuk seperti tabung besar dengan gaya magnet.
Ketika pasien berbaring dalam mesin tersebut, medan magnet akan
mengubah posisi molekul air dalam tubuh. Gelombang radio kemudian
menghasilkan sinyal yang dideteksi dan ditampilkan dalam bentuk gambar.
MRI akan menghasilkan gambar 3D (tiga dimensi) yang dapat dilihat dari
berbagai sisi. Dengan ini, proses diagnosis bisa lebih mendetail.
Prinsip Dasar MRI
Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat diluar medan magnet
mempunyai arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan. Kemudian
saat diletakkan dalam alat MRI (gantry), maka atom H akan sejajar dengan
arah medan magnet . Demikian juga arah spinning dan precessing akan
sejajar dengan arah medan magnet. Saat diberikan frequensi radio , maka
atom H akan mengabsorpsi energi dari frequensi radio tersebut. Akibatnya
dengan bertambahnya energi, atom H akan mengalami pembelokan,
sedangkan besarnya pembelokan arah, dipengaruhi oleh besar dan lamanya
energi radio frequensi yang diberikan. Sewaktu radio frequensi dihentikan
maka atom H akan sejajar kembali dengan arah medan magnet . Pada saat
kembali inilah, atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya.
Kemudian energi yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang
khusus dan diperkuat. Selanjutnya komputer akan mengolah dan
merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai irisan.
Instrumen MRI

Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:


1 Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet. Agar
dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui
tentang : tipe magnet, efek medan magnet, magnet shielding ;
shimming coil dari pesawat MRI tersebut ;
2 Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga
buah
Tujuan
Menunjukan adanya tekanan abnormal dan biasanya ada thrombosis, emboli,
dan TIA, tekanan meningkat dan cairan mengandung darah menunjukan,
hemoragi sub arachnois / perdarahan intakranial.
Persiapan Sebelum Prosedur
1 Tanya jawab riwayat medis
Sebelum MRI, informasikan pada dokter apabila pasien:
 Memiliki kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal atau hati
 Baru saja mengalami operasi
 Memiliki alergi terhadap makanan atau obat tertentu
 Mengidap asma
 Sedang hamil atau kemungkinan hamil
2 Pemeriksaan Benda Logam yang menempel pada tubuh
Semua alat yang terbuat dari logam tidak diperbolehkan berada dalam
ruang pemeriksaan MRI. Pasalnya, benda-benda ini bisa mengganggu
jalannya pemeriksaan. Medan magnet pada mesin pemindai juga dapat
menarik logam. Alat-alat tersebut meliputi:
 Katup jantung buatan
 Tindik pada tubuh
 Insulin pump
 Tambalan gigi
 Gigi palsu
 Implanted nerve stimulator
 Peluru atau serpihan logam
 Sendi atautungkai artifisial berbahan logam (metalic joint
prostheses)
 Alat pacu jantung (defibrilator jantung) yang ditanam
 Klip logam (metal clip) atau sekrup
3 Pemeriksaan tato
Beritahukan juga pada dokter apabila Anda memiliki tato. Pasalnya,
beberapa jenis tato mengandung komponen logam.
Prosedur Pemeriksaan
Secara umum, MRI biasanya memakan waktu sekitar 20 hingga 90 menit
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pasien berbaring di atas meja khusus yang akan bergerak masuk ke
dalam mesin MRI. Mesin ini berbentuk seperti tabung besar dengan
lubang di kedua sisi dan magnet yang mengelilinginya.
2. Tali pengikat bisa digunakan untuk memastikan posisi pasien tidak
bergeser selama pemeriksaan.
3. Keseluruhan atau sebagian badan pasien akan masuk ke dalam mesin.
4. Mesin MRI akan menghasilkan medan magnet yang kuat di dalam tubuh
pasien.
5. Komputer lalu menangkap sinyal yang dihasilkan oleh mesin untuk
menghasilkan serangkaian gambar. Tiap gambar memperlihatkan
potongan tipis tubuh pasien.
Hasil Pemeriksaan MRI pada Otak

3) Angiografi serebral
Angiografi serebral adalah prosedur yang melibatkan pencitraan sinar-X
untuk menghasilkan gambar pembuluh darah otak. Pemeriksaan ini dapat
mendeteksi adanya gangguan atau penyakit pada pembuluh darah otak,
seperti aneurisma dan arterosklerosis (plak).
Dalam prosedur ini, dokter akan menyuntikkan zat pewarna kontras
terlebih dahulu ke dalam tubuh pasien. Zat ini akan membantu dalam
menghasilkan gambar pembuluh darah yang lebih jelas. Dengan ini, kelainan
atau sumbatan pada pembuluh darah dapat diidentifikasi.
Tujuan
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seprti perdarahan,
obstruktif arteri, oklusi / nuptur,.
Persiapan Sebelum Prosedur
Beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum prosedur angiografi
serebral meliputi:
1. Pasien diminta untuk menghentikan konsumsi obat-obatan yang dapat
meningkatkan risiko pendarahan, seperti obat pengencer darah, aspirin,
dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
2. Bagi pasien yang sedang menyusui, pompa ASI Anda sebelum prosedur
dan hindari menyusui setidaknya 24 jam pasc Langkah ini dilakukan
untuk mencegah zat pewarna kontras memasuki tubuh bayi melalui ASI.
3. Beritahukan pada dokter apabila pasien memiliki alergi atau kondisi
medis tertentu, seperti penyakit ginjal atau diabetes melitus.
4. Beritahukan pada dokter jika pasien sedang hamil atau kemungkinan
5. Pasien akan diminta untuk berpuasa setidaknya semalam sebelum
menjalani angiografi serebral.

Prosedur Pelaksanaan

Angiografi serebral pada umumnya dilakukan di bawah pengaruh anestesi


(obat bius). Anestesi diperlukan karena pasien tidak boleh bergerak agar
prosedur berjalan dengan efektif. Dengan anestesi, pasien akan lebih relaks

dan mungkin tertidur selama angiografi. Dokter juga akan memasang tali
atau pengikat khusus di kepala untuk memastikan kepala tidak bergerak
selama prosedur. Setelah persiapan selesai, prosedur angiografi serebral akan
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Dokter akan membersihkan area di sekitar selangkangan pasien dengan


cairan antiseptik.
2. Kemudian, dokter memasukkan alat bernama kateter ke melalui
pembuluh darah di selangkangan, hingga mencapai arteri karotis
(pembuluh darah pada leher yang mengalirkan darah ke otak).
3. Zat pewarna kontras akan dimasukkan melalui kateter hingga ke arteri
karotis. Zat ini akan mengalir ke pembuluh darah di dalam otak.
4. Dokter akan mengambil gambar pencitraan kepala dan leher
menggunakan sinar-X.
5. Selama pencitraan dilakukan, pasien akan diminta untuk tetap diam atau
menahan napas selama beberapa detik.
6. Setelah itu, dokter akan melepas kateter dan memasang perban di lokasi
masuknya kateter.

Contoh Hasil Pemeriksaan Angiografi


b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan Lumbal
Tekanan normal biasanya ada thrombosis, emboli dan TIA. Sedangkan
tekanan yang meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan
adanya perdarahan subarachnoid atau intracranial. Kadar protein total
meninggal pada kasus thrombosis sehubungan dengan proses inflamasi.
2) Pemeriksaan kimia darah
Pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah mencapai 250 mg
dalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali (Doengoes,
2000).

Anda mungkin juga menyukai